Anda di halaman 1dari 19

Contoh ungkapan permintaan maaf dalam kalimat permohonan.

Teman,
terkadang ucapan atau sikap yang kita lakukan membuat orang lain sedih dan
merasa sakit hati.

Watku masih SD dahulu, sering sekali melakukan kesalahan, dan melakukan


permohonan maaf kepada mereka yang sudah aku sakiti.

Baca juga: Rahasia dibalik indahnya saling memaafkan

Nah, kali ini aku akan berbagi beberapa kalimat permintaan maaf kepada
teman, kepada guru, atau orang tua dalam bahasa Indonesia.

Daftar Isi

Contoh ungkapan permintaan maaf


Meminta maaf memang tidak mudah, karena kita merasa malu atau ketakutan
bahwa teman tidak memaafkan kita.

Teman, jangan khawatir, dengan minta maaf kita sudah berusaha untuk
memperbaiki kesalahan, maka dari itu, dari pada masalah kita semakin lama,
mending langsung meminta maaf hari itu juga.

Cara meminta maaf yang baik


Ada banyak cara meminta maaf, tetapi aku menyukai dua hal ini, yang
pertama:

1. Kita mengirimkan pesan singkat, dengan kalimat permohonan maaf.


2. Kita menelepon langsung kepada teman yang pernah kita sakiti.
3. Bertemu atau mengunjungi langsung, tentunya dengan membawa makanan
kesukaannya, sehingga dia mau memaafkan kita.
Contoh kalimat permintaan maaf kepada
teman
Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat permintaan maaf anak SD, SMP,
SMA. Tapi, aku tidak membuat contoh permohonan maaf yang baku, karena
sepertinya akan kaku.

Jika kamu malu, contoh permintaan maaf Ini juga bisa kamu kirimkan melalui
pesan singkat, seperti WhatsApp, BBM, Line, dll.
1. Aku sadar, bahwa selama ini aku salah menilaimu, maka dari itu aku pernah
berburuksangka, aku minta maaf ya.
2. Atas ucapanku kemarin, mungkin sudah sangat menyakiti perasaanmu, aku
mohon maaf ya.
3. Perlakuanku kemarin memang sangat kelewatan, aku yakin sampai saat ini
kamu masih memikirkan dan jengkel kepadaku, maka dari itu, aku ingin
meminta maaf dari lubuk hati yang paling dalam.
Baca juga: Tetesan air mata misterius

Contoh kalimat permintaan maaf kepada Guru


dan orangtua
Terkadang tingkah laku kita di kelas, mungkin kelewatan, sehingga membuat
salah satu guru tersinggung. Nah, ini adalah contoh permohonan maafnya:

o Ibu Anna, saya memang murid yang kurang ajar, selalu membuat Ibu kelas,
untuk itu saya ingin memohon maaf atas kelakuan saya yang tentunya
membuat hati Ibu terluka.
Nah, yang kedua ini adalah kalimat permohon maaf kepada orangtua.

o Kelakuan aku memang tidak layak untuk dimaafkan, tetapi dengan ini aku
ingin bertaubat kepada Allah SWT dan meminta maaf kepadamu Ibu, dengan
hati yang tulus ini, maafkan lah aku Bu.
Hehe, dengan kalimat ini, dijamin deh, mereka akan memaafkanmu, tetapi
dengan catatan, kamu harus mengungkapkan perasaan dengan mimik muka
yang melas, jangan angkuh. xixixi

Salah satu jenis kalimat menurut fungsinya adalah kalimat permintaan. Kalimat permintaan adalah
kalimat ajakan yang diperhalus dengan menggunakan kata mohon atau harap. Kalimat permintaan juga
disebut dengan kalimat permohonan. Berikut adalah beberapa contoh kalimat permintaan maaf dalam
bahasa Indonesia :
1. Aku mohon, maafkan aku.
2. Tolong, maafkan semua kesalahanku.
3. Maaf ya nak. Ibu belum bisa membelikanmu baju baru.
4. Maafkan aku, Bu. Aku berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
5. Mohon maaf, Pak. Rapat kami tunda hingga situasi membaik.
6. Aku minta maaf karena telah membuang bungkusan itu.
7. Saya sangat berharap kamu mau memaafkan dirinya.
8. Maafkan aku, Bu karena telah membuatmu kecewa.
9. Aku minta maaf karena telah menyakiti hatimu.
10. Semua ini adalah salahku dan aku minta maaf kepadamu.
11. Aku sadar aku telah memperlakukanmu dengan tidak baik. Aku minta maaf.
12. Sebagai ketua kelas, saya telah gagal membawa kelas kita menjadi juara lomba kebersihan. Saya minta
maaf pada kalian semua.
13. Kami mohon maaf atas keterlambatan ini.
14. Maaf Pak, saya terlambat datang ke sekolah karena harus merawat ibu saya yang sakit.
15. Aku sangat menyesal telah menyakitimu. Aku mohon maaf.
16. Aku berharap kau mau memaafkan aku.
17. Maafkan aku atas apa yang aku katakan kemarin malam.
18. Aku tidak sengaja memecahkan gelas ini.
19. Maaf, aku telah meragukan kemampuanmu.
20. Aku minta maaf karena telah membohongimu.
21. Saya mohon maaf karena belum bisa memberikan yang terbaik.
22. Saya menyesal telah meninggalkanmu. Saya mohon maaf.
23. Maafkan aku karena aku terlalu banyak berharap kepadamu.
24. Aku mohon maaf atas semua kesalahan yang telah aku lakukan.
25. Aku minta maaf karena aku tidak jujur kepadamu

Apa makna dari ungkapan permintaan maaf ?

Jawaban

Pendahuluan

Jika kita melakukan kesalahan kepada orang lain sudah seharusnya kita harus meminta maaf kepada
orang tersebut. Jika tidak meminta maaf maka kita akan diliputi rasa bersalah dan akan dihindari oleh
orang tersebut. Sebagai orang yang berbudi kita harus memulai dalam meminta maaf jangan sampai kita
tidak melakukan yang malah menjadikan pertikaian antara kedua belah pihak.

Pembahasan
Permintaan maaf memiliki makna bahwa seseorang mengakui kesalahannya dan merasa bahwa orang
yang disakiti harus mengikhlaskan hal yang sudah terjadi dalam artian tidak memperpanjang
masalahnya. Dalam konteks terkini permintaan maaf bisa dilakukan secara lisan tetapi sebaiknya baik
lisan maupun batin harus memaafkan semuanya.

Permintaan maaf mendorong seseorang untuk menghormati dan menghargai orang lain sebagai
manusia dan mengedepankan sikap peduli karena merasa memiliki kesalahan dengan orang tersebut
dan reaksinya direpresentasikan dengan meminta maaf.

Kesimpulan

Kita harus memaknai permintaan maaf sebagai keharusan dan jangan dikait - kaitkan dengan masa lalu
yang pernah terjadi karena hal tersebut akan menyakitkan baik salah satu maupun kedua belah pihak.
Dalam meminta maaf harus dilakukan secara tulus dan ikhlas dari hati karena nantinya akan berdampak
pada yang memberi maaf paakah diberi maaf atau dihiraukan saja.

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/13856663#readmore

Selanjutnya, di usia 2-3 tahun, anak tak lagi bicara egosentris dan menjadi lebih sosial. Ditambah
lagi di usia ini, pemahaman reseptif anak mulai jalan karena kemampuannya dalam mengeksplorasi,
observasi, untuk kemudian meniru sedang berkembang. Jadi memang inilah saatnya mengajarkan
kata "terima kasih", "permisi", "tolong", "maaf", dan sebagainya. Cara yang paling efektif adalah
memberi contoh langsung saat anak beraktivitas sehingga ia dapat sekaligus belajar menggunakan
kosakata tersebut pada momen yang tepat. * Tolong Gunakan kata “tolong” setiap kali
membutuhkan bantuan orang lain. Contoh: • “Adek, tolong dong botol susu yang kosong di kamar
diambil.” • “Mbak, tolong bantu Adek memakai sepatu ya.” • “Pa, tolong bantu gendong Adek ke
kamar mandi, ya.” * Terima kasih Gunakan kata “terima kasih” setiap selesai mengerjakan sesuatu.
Contoh: • “Terima kasih Sayang, sudah membantu membereskan mainan. Besok lagi kalau sudah
selesai bermain, masukkan lagi ke dalam kotaknya ya.” • “Terima kasih Mbak, sudah menyiapkan
susu Adek.” • “Terima kasih Papa sudah mengajak Adek berenang.” * Permisi Gunakan kata
“permisi” untuk suasana yang tepat, misalnya saat meminta jalan di supermarket karena trolley
terhalang, bertamu, melompati seseorang, dan sebagainya. Contoh: • “Permisi, kereta Adek mau
lewat ya, Pak.” • “Permisi Mbak, Adek mau lompat.” * Maaf Gunakan kata “maaf” untuk
menunjukkan rasa bersalah/penyesalan. Contoh: • “Maaf ya Sayang, Mama pulang terlambat
karena harus ke dokter dulu.” • “Ayo bilang, maaf ya Mbak, Adek memukul.” • “Maaf ya Pa, tidak jadi
berenang minggu ini.” Melalui pengenalan kosakata kesopanan saat berkomunikasi dengan orang
lain, anak juga akan terkondisikan untuk mengapresiasi nilai-nilai positif. Secara tidak langsung ia
belajar menghargai orang lain, berbesar hati mengakui kesalahan, serta menunjukkan empati
melalui kata-kata. Umpama, saat mengucapkan “maaf” karena telah melakukan suatu kesalahan,
orangtua bisa mencontohkan kontak mata sehingga anak bisa merasakan penyesalan yang
mengiringi permintaan maaf itu. Selain itu juga mendorong anak untuk “bertanggung jawab” atas
kesalahan yang dilakukannya. Ia menumpahkan susu temannya, selain minta maaf sodorkan susu
miliknya untuk diberikan pada temannya sebagai bagian dari pembelajaran tentang tanggung jawab.
Saat mengucapkan kata “tolong”, orangtua bisa mencontohkan bahwa ia sungguh-sungguh
meminta bantuan orang lain. Setelah dibantu, ucapkan “terima kasih” juga dilakukan dengan tulus.
Dari situ anak akan belajar ketulusan dan kesadaran bahwa ia membutuhkan orang lain.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ajarkan Anak Menggunakan Kata "Tolong",
"Terima Kasih'', dan
"Maaf"", https://lifestyle.kompas.com/read/2013/10/28/1904176/Ajarkan.Anak.Menggunakan.Kata.To
long.Terima.Kasih.dan.Maaf.?page=all.

Pengukuran panjang merupakan kegiatan yang dilakukan dengan mengukur


suatu benda dan ditetapkan dalam satuan.

Seperti contoh:

Jika kita mengukur sebuah papan, maka kita akan memerlukan sebuah
penggaris/mistar sebagai alat ukur untuk mengukur sebuah benda. Setelah
diukur anda akan mendapatkan suatu angka yang menunjukkan panjang benda
itu. Misal panjang papan 7 centimeter yang disingkat cm. Atau panjang sebuah
kayu 15 meter disingkat m.

Angka 7 dan 15 diatas menunjukkan panjangnya suatu benda tersebut.


Sedangkan sentimeter (cm) dan meter (m) merupakan satuan.

Satuan ukuran panjang digambarkan dengan tangga satuan:

Pengukuran Panjang
Alat ukur panjang ada 2 macam :

1. Alat ukur tidak baku

Misal : jengkal tangan, depa (dua tangan direntangkan), kaki/langkah

2. Alat ukur baku : alat ukur yang satuannya di gunakan secara internasional (cm, m,
km, mil, dan lainnya)

Contoh : Penggaris

Penggaris memiliki satuan centimeter (cm). Cara menggunakan penggaris adalah


dengan meletakan salah satu ujung tepat di angka 0 sedangkan ujung lain di ukur
panjangnya dengan melihat skala yang tertera.

Misalnya mengukur panjang lidi dengan penggaris

Hasil pengukuran lidi di atas adalah 7 cm

Sehingga:

1. tali sepanjang 200 cm artinya panjang tali tersebut adalah 2 m


2. tinggi rumah 4 m sama dengan 400 cm

3. panjang jalan 1000 cm sama dengan 10 m

Membandingan Panjang Benda


Macam-macam Alat Ukur Sesuai dengan Fungsinya
1. Alat Ukur Panjang
Alat ukur yang biasa digunakan dalam mengukur lebar, panjang atau tinggi suatu benda
atau bangunan adalah meteran. Bentuk dan kegunaan meteran diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Meteran pita atau meteran kain

Meteran ini digunakan untuk mengukur panjang dan lebar lembaran kain.
b. Meteran rol besar

Meteran ini digunakan untuk mengukur panjang dan lebar tanah.


c. Meteran saku (rol saku)
Meteran ini digunakan untuk mengukur bangun atau benda yang panjangnya kurang dari 10 meter.
Orang yang sering menggunakan alat ini adalah tukang bangunan. Alat ini dinamakan meteran
saku karena dapat dimasukkan ke dalam saku dan dibawa kemana-mana.
d. Penggaris

Penggaris juga merupakan meteran. Penggaris digunakan sebagai alat untuk membantu
pengukuran dalam proses belajar mengajar.
e. Jangka Sorong

Alat ukur panjang ini memiliki ketelitian 0,1 mm. Bentuknya seperti kunci inggris. Semakin lebar
benda yang diukur semakin panjang pula ukurannya. Begitu juga sebaliknya.

2. Alat Ukur Berat


Alat ukur yang biasa digunakan dalam mengukur berat suatu benda adalah timbangan.
Penggunaan timbangan atau neraca disesuaikan menurut besar kecilnya benda yang timbang.
Bentuk dan kegunaan neraca diantaranya adalah:
a. Timbangan badan

Timbangan ini digunakan untuk menimbang berat badan hingga 100 kg.
b. Timbangan duduk

Timbangan duduk ini mempunyai kegunaan untuk menimbang berat benda di pasar, pabrik, tempat
penggilingan padi atau barang dalam karung atau peti. Berat benda maksimum hingga 50 kg.
c. Timbangan bayi

Timbangan bayi ini digunakan untuk menimbang berat badan bayi. Alat ini sering dijumpai di
rumah sakit, puskesmas, posyandu, dan rumah bersalin.
d. Timbangan gantung

Timbangan ini digunakan untuk menimbang berat kotor benda, seperti padi, beras, tepung, dan
benda yang basah seperti minyak kelapa, gabah, dll. Alat ini mudah dibawa kemana-mana karena
dapat diinjak. Berat benda maksimun hingga 1 kuintal.
e. Neraca

Timbangan neraca ini untuk menimbang benda-benda yang ringan. Misalnya berat emas dan bahan
obat-obatan. Satuan berat neraca dinyatakan dalam gram.
f. Timbangan warung
Timbangan ini digunakan di warung, kios atau di pasar tradisional. Berat benda maksimum hingga
50 kg.

3. Alat Ukur Waktu


Alat ukur yang biasa digunakan dalam mengukur lama kegiatan sehari-hari adalah jam.
Jenis jam ada dua macam, yaitu:
a. Jam analog

Pada jenis jam analog ini, waktu ditunjukkan oleh jarum jam atau jam yang menampilkan angka
1 sampai 12.
b. Jam digital

Pada jenis jam digital ini, waktu ditunjukkan oleh angka atau jam yang menampilkan angka-angka
pokoknya saja.

C. Alat Ukur Tidak Baku dan Baku


1. Pengukuran Tidak Baku
Pengukuran tidak baku merupakan pengukuran yang hasilnya berbeda karena menggunakan
alat ukur yang tidak baku atau tidak standar. Pengukuran tidak baku yang dapat di pelajari adalah:
a. Digit adalah pengukuran yang disesuaikan dengan lebar sebuah jari.
b. Jengkal adalah ukuran yang disesuaikan dengan jarak paling panjang antara ujung jempol tangan
dengan ujung kelingking tangan.
c. Depa adalah pengkuran yang disesuaikan dengna ukuran sepanjang kedua belah tangan dari ujung
jari tengah kanan sampai ke ujung jari tangan kiri.
d. Kaki adalah pengukuran yang disesuaikan dengan ukuran panjang sebuah kaki.
Contoh alat ukur tidak baku:
Contoh penerapan pengukuran panjang dengan suatu yang ada dalam kegiatan anak-anak SD di
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan aktifas, yaitu:
Pengukuran seperti mengukur meja, tinggi teman dan lainnya dengan pensil, pena, tangan, manik-
manik atau alat lainnya yang bisa di gunakan sebagai pengukuran panjang yang bersifat tidak baku.

2. Pengukuran Baku
Pengukuran baku merupakan pengukuran yang hasilnya tetap atau baku (standar). Terdapat
dua sistem pengukuran yang baku yaitu pengukuran sistem inggris dan metric.
a. Ukuran dalam sistem inggris, ukuran panjang:
 1 kaki = 12 inchi
 1 yard = 3 kaki
 1 yard = 36 inchi
 1 ml = 5.280 kaki
 1 ml = 1.760 yard
b. Ukuran berat sistem inggris
 1 pound/pon (lb) = 16 ounces (oz)
 1 ton (Ton) = 200 pounds/pon (lb)
Contoh penerapan pengukuran panjang dengan suatu yang ada dalam kegiatan anak-anak SD di
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan aktifas, yaitu:
Pengukuran seperti mengukur meja, tinggi teman atau benda lainnya dengan alat ukur panjang
seprti penggaris, meteran dan lainnya.
c. Dalam pengukuran panjang satuan standar yang berlaku adalah :
 Km = Kilometer
 Hm = Hektometer
 Dam = Dekameter
 M = Meter
 Dm = Desimeter
 Cm = Sentimeter
 Mm = Milimeter

D. Penerapan Alat Ukur dalam Kehidupan Sehari-hari


1. Contoh pengukuran dengan alat ukur berat
Penggunaan alat ukur harus sesuai antara jenis alat ukur serta manfaatnya. Pada gambar di
atas, dapat kita lihat bahwa pedagang ikan di pasar menggunakan jenis alat ukur berat berupa
timbangan pasar. Ini sudah sesuai dengan manfaatnya.
2. Contoh pengukuran dengan alat ukur panjang

Pada gambar diatas, tampak seorang ibu yang sedang mengukur tangan seorang laki-laki dengan
meteran pita atau kain. Hal ini sudah benar karena sudah sesuai dengan jenis alat ukurnya.
3. Contoh pengukuran dengan alat ukur tidak baku

Pada gambar diatas tampak seorang anak menggunakan jengkalnya untuk mengukur panjang kura-
kura. Selain dengan menggunakan jengkal, kita juga bisa menggunakan bolpoin, depa dan benda
lainnya untuk mengukur meja tersebut.
4. Contoh pengukuran dengan alat ukur waktu
Kegiatan yang dilakukan setiap hari seperti mandi, makan, tidur, sekolah, aktivitas yang dilakukan
setiap hari dll. Kegiatan yang dilakukan ada yang membutuhkan waktu lama dan waktu sebentar.
Kita bisa membandingkan berapa lama kegiatan yang kita lakukan dengan alat ukur waktu yaitu
jam, menit dan detik. Contohnya seperti gambar diatas siswa dan siswi sma sedang mengikuti ujian
yang berlangsung di sekolahannya. Dalam ujian tersebut guru memberikan waktu untuk
mengerjakan ujian yang berlangsung.

Contoh soal:
1. Paman adalah seorang penjahit. Saat mengukur panjang kain, paman menggunakan alat ukur. Alat
yang tepat untuk paman adalah meteran atau meteran pita.
2. Panjang rumah Lina 16 m dan lebanya 7 m. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang
dan lebar rumah Lina adalah rol besar.
3. Bibi pergi ke pasar membeli 5 kg gula pasir, 10 kg bawang merah, 3 kg cabe, dan 2 pon bawang
putih. Ketika akan pulang bibi membeli lagi 5 kg kentang.
4. Ibu membeli 1 0ns bawang putih dan 500 gram bawang merah. Manakah yang lebih berat
antara bawang putih dengan bawang merah?
5. Jawab: Bawang merah lebih berat dari bawang putih, karena 1 ons adalah 100 gram
6. Hari Minggu Riani pergi ke perpustakaan daerah. Ia berangkat pukul 8 pagi. Riani pulang ke
rumah pada pukul 12 siang. Berapa lamakah Riani di perpustakaan?
Pembahasan: berangkat pukul 8 pagi dan pulang pukul 12 siang. Jadi lama di perpustakaan adalah
12 ̶ 8= 4 jam..
7. Fitri membeli pita sepanjang 5 m dan Rita membeli pita 3000 mm. Mana yang lebih panjang?
Berapa m selisihnya?
Pembahasan: Fitri = 5 m. Rita = 3000 mm = 3 m.
Jadi, Pita Fitri lebih panjang dari pada pita Rita. Selisihnya 5 – 3 = 2 m.

A. mengukurf panjang dengan satuan tidak baku


tujuan pembelajaran
setelah mempelajari sub bab berikut siswa diharapkan mampu

 menyebutkan alat ukur tidak baku


 mengukur menggunakan jengkal
 mengukur menggunakan depa
 mengukur menggunakan telapak kai
 mengukur mengunakan langkah dan
 membandingkan panjang benda

sebelum mengukur panjag, mari membandingkan panjang benda. benda dapat dibandingkan dengan
kata lebih panjang, lebih pendek, atay sama panjang.
misalnya:

paku lebih pendek dari spidol

pensil lebih panjang daripada paku


spidol sama panjang dengan pensil

mengukur panjang dengan satuan tidak baku


panjang benda, tinggi benda atau ketebalan benda dapat diuur
kamu dapat mengukur menggunakan satuan tidak baku, seperti berikut

1 batang pensil
B. mengukur panjag dengan satuan baku
tujuan pembelajaran
setelah mempelajari sub bab berikut siswa diharapkan mampu

 menyebutkan alat-alat ukur yang memiliki satuan baku (cm, m)


 mengukur panjang benda menggunakan penggaris
 mengukur panjang benda menggunakan
 menentukan hasil pengukuran panjang
alat ukur panjang tidak baku kadang kurang tepat.setiap ukuran yang digunakan juga tidak sama.
misalnya satu jengkal anal-anak tidak sama dengan satu jengkal orang dewasa.
oleh karena itu, digunakan alat ukur panjang dengan satuan baku
ada beberapa alat ukur panjang baku
antara lain penggaris, rol meter, dan pita meter

Penggaris

pita meter
rol meter

pada alat ukur, satuan baku yang digunakan sentimeter (cm) dan meter (m)
untuk mengukur panjang baku, pensil atau kuas digunakan penggaris.
untuk mengukur penjang meja, bambu, atau besi digunakan rol meter
untuk mengukur lingkar pinggang digunakan pita meter.

dalam pengukuran panjang terdapat hubungan antara meter dan sentimeter setiap panjang 100cm sama
dengan 1 meter atau dapat ditulis

1 m = 100 cm
C. membandingkan dan mengurutkan berdasarkan panjang benda
tujuan pembelajaran
setelah mempelajari sub bab berikut siswa diharapkan mampu:

 membandingkan 2 benda atau lebih


 menggunakan benda dari yang terpanjang
 mengunakan benda dari yang terpendek
 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan panjang benda

sebelum membandingkan panjang benda, benda harus diukur panjangnya terlebih dahulu
27 cm

19 cm

gunting lebih panjang 8 cm


pisau lebih pendek 8 cm

Anda mungkin juga menyukai