2015730089
Pembimbing
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Seorang perempuan menjadi subur dan dapat melahirkan segera setelah ia mendapatkan
haid yang pertama (menarke), dan kesuburan seorang perempuan akan terus berlangsung
sampai mati haid (menopause). Kehamilan dan kelahiran yang terbaik, artinya resikonya paling
rendah untuk ibu dan anak, adalah antara 20-35 tahun sedangkan persalinan
Pertama dan kedua paling rendah resikonya bila jarak antara dua kelahiran 2-4 tahun.
Dari data WHO (1990) di dapatkan bahwa di seluruh dunia terjadi lebih dari 100x10 (6)
sanggama setiap harinya dan terjadi 1 juta kelahiran baru per hari di mana 50% diantaranya
tidak direncanakan dan 25% tidak diharapkan. Dari 150.000 kasus abortus provokatus yang
terjadi perhari, 50.000 di antaranya abortus illegal dan lebih dari 500 perempuan meninggal
akibat komplikasi abortus tiap harinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan konsepsi yang
berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan.
Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat.
Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Sarwono,2002).
Pembuahan dapat terjadi bila beberapa syarat berikut terpenuhi yaitu adanya sel telur dan
sel sperma yang subur, kemudian cairan sperma harus ada di dalam vagina, sehingga sel sperma
yang ada di dalam vagina dapat berenang menuju ke serviks kemudian ke rahim lalu ke saluran
oviduk untuk membuahi sel telur. Sel telur yang telah dibuahi harus mampu bergerak dan turun ke
rahim yang akan melakukan nidasi, endometrium atau dinding rahim harus dalam keadaan siap
untuk menerima nidasi.
Cara ini merupakan cara kontrasepsi tertua yang di kenal manusia, dan mungkin masih
merupakan cara yang terbanyak yang di lakukan hingga kini. Walaupun cara ini merupakan
cara dengan banyak kegagalan, koitus interruptus merupakan cara utama dalam penurunan
angka kelahiran di prancis pada abd ke-17 dan abad ke-18.
Sanggama terputus ialah penarikan penis dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi. Hal
ini berdasarkan kenyataan , bahwa akan terjadinya ejakulasi disadari sebelumnyaoleh sebagian
besar laki-laki, dan setelah itu masih ada waktu kira-kira “detik” sebelum ejakulasi terjadi.
Waktu yang singkat ini dapat dipergunakan untuk menarik penis keluar dari vagina.
Keuntungan, cara ini tidak mengeluarkan biaya, alat-alat ataupun persiapan,tetapi
kekurangannya adalah untuk menyukseskan cara ini adalah dibutuhkan pengendalian diri yang
besar dari pihak laki-laki. Beberapa laik-laki karena factor jasmani dan emosional tidak dapat
mempergnakan car ini. Selanjutnya, penggunaan cara ini dapat menimbulkan neurasteni.
Efektivitas cara ini umumnya dianggap kurang berhasil, sungguhpun penyelidikan yang
dilakukan di amerika serikat dan Inggris membuktikan bahwa angka kehamilan dengan cara
ini hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan cara yang mempergunakan kontrasepsi
mekanis atau kimiawi. Kegagalan cara ini dapat disebabkan oleh (1) adanya pengeluaran air
mani sebelum ejakulasi (praejaculatory fluid); (2) terlambatnya pengeluaran penis dari vagina;
(3) pengeluaran semen dekat dengan vulva (petting), oleh karena adanya hubungan antara
vulva dan kanalis uteri melalui benang lender serviks uteri yang pada masa ovulasi mempunyai
spinbarkeit yang tinggi.
Pembilasan vagina dengan air biasa dengan antau tanpa tambahan larutan obat ( cuka
atau obat lain) segera setelah koitus merupakan salah satu cara yang telah lama sekali dlakukan
untuk tujuan kontrasepsi. Maksudnya ialah untuk mengeluarkan sperma secara mekanik dari
vagina. Penambahan cuka ialah untk memperoleh efek spermisida serta menjaga asiditas
vagina. Efektivitas cara ini mengurangi kemungkinan terjadinya konsepsi hanya dalam batas-
batas tertentu karena sebelum dilakukannya pembilasan spermatozoa dalam jumlah besar
sudah memasuki serviks uteri.
Cara ini mula-mula diperkenalkan oleh Kyusaku Ogino dari jepang dan Hermann
Knaus dari jerman, kira-kira pada waktu yang bersamaan, yaitu sekitar tahun 1931. Oleh karena
itu, cara ini sering di sebut cara Ogino-Knaus. Mereka bertitik tolak dari hasil hasil
penyelidikan mereka bahwa seorang perempuan hanya dapat hamil selama beberapa hari saja
dalam daur haidnya. Masa subur yang juga disebut “fase ovulasi” mulai 48 jam sebelum ovulasi
dan berakhir 24 jam setelah ovulasi. Sebelum dan sesudah masa itu perempuan itu tersebut
dalam masa tidak subur.
Kesulitan cara ini adalah sulit untuk menetukan waktu yang tepat dari ovulasi; ovulasi
umumnya terjadi 14+2 hari sebelum haid pertama hid yang akan dating. Dengan demikian,
pada perempuan dengan haid yang tidak teratur , sangat sulit atau sama sekali tidak dapat
diperhitungkan saat terjadinya ovulasi. Selain itu, pada perempuan dengan haid teratur pun ada
kemungkinan hamil, oleh salah satu sebab (misalnya sakit) ovulasi tidak datang pada waktunya
atau sudah datang sebelum semestinya.
Untuk perempuan-perempuan dengan daur haid tidak teratur, akan tetapi dengan variasi
yang tidak jauh berbeda, dapat ditetapkan masa suburnya dengan suatu perhitungan, dimana
daur haid terpendek dikurangi dengan 18 hari dan daur haid terpanjang dikurangi dengan 11
hari. Masa aman ialah sebelum daur haid terpendek yang telah dikurangi. Untuk dapat
mempergunakan cara ini, perempuan yang bersangkutan sekurang-kurangnya harus
mempunyai cattan tentang lama daur haidnya selama 6 bulan, atau lebih baik jika perempuan
tersebut mempunyai catatan tentang lama daur haidnya selama satu tahun penuh.
Kondom
Prinsip kerja kondom adlah sebagai perisai dari penis sewaktu melakukan koitus, dan
mencegah pengumpulan sperma dalam vagina. Bentuk kondom ialah silendris dengan pinggir
yang tebal pada ujung yang terbuka, sedang ujung yang berbunt mempunyai fungsi sebagai
penampung sperma. Biasanya diameternya kira-kira 31-36,5 mm dan panjangnya lebih kurang
19 cm.keuntungan kondom, selain untuk member perlindungan terhadap penyakit kelamin,
juga dapat digunakan untuk tujuan kontrasepsi. Kekurangannya ialah ada kalanya pasangan
yang menggunakannya merasakan selaput karet tersebut sebagai penghalang dalam
kenikmatan sewaktu melakukan koitus. Ada pula pasangan yang tidak menyukai kondom. Oleh
karena, adanya asosiasi dengan soal pelacuran.
Pessarium
Obat spermisida yang dipakai untuk kontrasepsi terdiri atas 2 komponen yaitu zat
kimiawi yang dapat mematikan spermatozoon, dan vehikulum yang nonaktif dan yang
diperlukan untuk membuat tablet atau cream/jelly. Makin erat hubungan antar zat kimia dan
sperma, makin tinggi efektivitas obat. Oleh sebab itu, obat yang paling baik adalah yang dapat
membuat busa setelah dimasukkan kedalam vagina., sehungga kelak dengan busanya dapat
mengelilingi serviks uteri dan menutup ostium uteri eksternum. Cara kontrasepsi dengan
menggunakan obat spermitisida umumnya digunakan bersama- sama dengan cara lain
(diafragma vaginal), atau apabila terdapat kontraindikasi terhadap cara lain.
Kontrasepsi Hormonal
Pil Kontrasepsi
Pil kontrasepsi yang sekarang digunakan tidak berisi estrogen dan progesterone
alamiah, melainkan steroid sintetik. Ada dua jenis progesterone sintetik yang dipakai, yaitu
yang berasal dari 19 nor-testosteron , dan yang berasala dari 17 alfaasetoksi-progesteron. Yang
berasal dari 17 alfa-asetoksi-progesteron, akhir ini di amerika serikat tidak dipergunakan lagi
untuk pil kontrasepsi oleh karena pada binatang percobaan (anjing) pil yang mengandung zat
ini, bila dipergunakan dalam waktu yang lama, dapat menimbulkan tumor mama. Derivate dari
19 nor-testosteron yang sekarang banyak dipergunakan untuk pil kontrasepsi ialah
noretinodrel, norethindron asetat, etinodiol diasetat, dan norgestrel.
Efek yang sering terjadi adalah adanya rasa mual, terjadi retensi cairan, sakit kepala,
nyeri pada mamae, atau flour albus. Rasa mual kadang-kadang disertai muntah , diare dan perut
terasa kembung. Retensi cairan disebabkan oleh kurangnya pengeluaran air dan natrium, dan
dapat meningkatkan bertambahnya berat badan. Sakit kepala sebagian juga disebabkan oleh
retensi cairan. Pemberian garam pada penderita perlu dikurangi, dan dapat diberikan obat
diuretic.
Progesterone dalam dosis yang berlebihan dapat menyebabkan perdarahan tidak teratur,
bertmbahnya nafsu makan disertai bertambahnya berat badan, akne, alopesia, kadang-kadang
mamma mengecil, flaou albus dan hipomenorea. Bertambahnya berat badan karena
progestagen meningkatkan nafsu makan dan efek metabolic hormone dari hormone itu sendiri.
Bahaya yang dikawatirkan dengan pil terutama dengan pil kombinasi ialah trmbo-
emboli, termasuk tromboflebitis, emboli paru-paru, dan thrombosis otak.namun dampak
tersebut masih menimbulkan silang pendapat diantara kalangan ahli. Yang dapat dipakai
sebagai pegangan ialah, bahwa kemungkinan untuk terjadinya trombo-emboli pada perempuan
yang meminum pil , lebih besar apabila ada factor yang memberikan pradisposisi, seperti
minum-minuman keras, merokok, dan hipertensi, diabetes dan obesitas.
Kontraindikasi
Kontra indikasi mutlak : termasuk adanya tumor-tumor yang dipengaruhi estrogen, penyakit
hati yang aktif, baik akut maupun menahun; pernah mengalami trombo-flebitis, tromb-emboli,
kelainan serebro-vaskuler, diabetes militus dan kehamilan.
Kontra indikasi relative : depresi, migrant, mioma uteri, hipertensi, oligomenorea dan
amenorea. Pemberian pil kombinasi pada perempuan yang mempunyai kelainan tersebut diatas
harus diawasi secara teratur ddan terus menerus, sekurang-kurangnya 3 bulan sekali.
Efektivitasnya dapat dipercaya ( daya guna teoritis hamper 100%, daya guna pemakain
95-98%)
Frekuensi koitus tidak perlu diatur
Siklus haid jadi teratur
Keluhan-keluhan dismenorea yang primer menjadi berkurang atau hilang sama sekali.
Kekurangan pil kombinasi antara lain :
Mekanisme Kerja
- Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi denganjalan menekan pembentukan
gonadotropin releasing hormone dari hipotalamus.
- Lender serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi sperma melalui
serviks uteri.
- Implantasi ovum dalam endometrium di halangi.
- Mempengaruhi transport pvum di tuba.
Keuntungan kontrasepsi suntikan berupa depo ialah : efektivitas yang tinggi; pemakaiannya
sederhana; cukup menyenangkan bagi ekseptor ( injeksi hanya 4x setahun); reversible; dan
cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak. Kekurangan metode depot ialah sering menimbulkan
perdarahan yang tidak teratur (spooting,breakthrough bleeding) dan lain-lain; dapat
menimbulkan amenorea. Obat suntikan cocok digunakan oleh ibu-ibu yang baru saja
melahirkan dan sedang menyusui anaknya.
Pada IUD bioaktif mekanisme kerjanya selain menimbulkan peradangan seperti pada
IUD biassa, juga oleh karena “ionisasi” ion logam atau bahan lain yang terdapat pada IUD
mempunyai pengaruh terhadap sperma. Menurut penelitian, ion logam yang paling efektif ialah
ion logam tembaga (Cu); yang lambat laun aktifnya terus berkurang dengan lama pemakaian.
Jenis-Jenis IUD
Hingga kini telah terdapat berpuluh-puluh jenis IUD; yang paling banyak digunakan
dalam program keluarga berencana di Indonesia ialah IUD jenis Lippes loop. IUD dapat dibagi
dalam bentuk yang terbuka linear dan bentuk tertutup sebagai cincin. Yang termasuk dalam
golonganbentuk terbuka dan linear antara lain adalah Lippes loop. Saf-T-coil, Dalkon Shield,
Cu-7, Cu-T, Spring coil, dan Margulies spiral; sedangkan yang termasuk dalam golongan
bentuk tertutup dengan bentuk dasar cincin ialah ; Ota ring, Antigon F, Ragab ring, Cincin
Hall-Stone, Birnberg bow, dan lain-lain.
Keuntungan-Keuntungan IUD
IUD mempunyai keunggulan bila dibandingkan dengan cara kontrasepsi lainnya seperti;
Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan dan dengan demikian satu kali
motivasi.
Tidak menimbulkan efek sistemik.
Alat itu ekonomis dan cocok untuk penggunaan saca missal.
Efektivitas cukup tinggi.
Reversible
Perdarahan
Rasa nyeri dan kejang pada perut dapat terjadi segera setelah pemasangan IUD.
Biasanya rasa nyeri ini berangsur-angsur menghilang dengan sendirinya. Rasa nyeri dapat
dikurangi atau dihilangkan dengan jalan member analgetika. Jika keluhan berlangsung terus,
sebaiknya IUD dikeluarkan dan diganti dengan IUD yang mempunyai ukuran yang lebih kecil.
Ekspulsi IUD dapat terjadi untk sebagian atau seluruhnya. Ekspulsi biasanya terjadi waktu
haid dan dipengaruhi oleh hal-hal berikut;
Komplikasi IUD
Infeksi
IUD itu sendiri , atau benangnya yang berada dalam vagina, umumnya tidak
menyebabkan terjadinya infeksi jika alat-alat yang digunakan disterilkan, yakni tabung
penyalur, pendorong, dan IUD. Jika terjadi infeksi, hal ini mungkin disebabkan oleh
adanya infeksi yang subakut dan menahun pada traktus genitalis sebelum pemassangan
IUD.
Perforasi
Umumnya perforasi terjadi sewaktu pemasangan IUD walaupun bisa terjadi pula
kemudian. Pada pemulaan hanya ujung IUD saja yang menembus dinding uterus, tetapi
lama kelamaan dengan adanya kontraksi uterus, IUD terdorong lebih jauh menembus
dinding uterus, sehingga akhirnya sampai ke rongga perut. Kemungkinan adanya
perforasi harus di perhatikan apabila pada pemeriksan dengan speculum benang IUD
tidak kelihatan. Dalam hal ini dengan pemeriksaan menggunakan sonde uterus atau
mikrokuret tidak dirasakan IUD dalam rongga uterus. Jika ada kecurigaan kuat tentang
terjadinya perforasi, sebaiknya di buat foto rontgen, dan jika tampaka di foto IUD dalam
rongga panggul , hendaknya dilakukan histerografi untuk menentukan apakah IUD
terletak di dalam atau di luar kavum uteri.
Kehamilan
Jika timbul kehamilan dengan IUD in situ, tidak akan timbul cacat pada bayi oleh
karena IUD terletak antara selaput ketuban dan dinding rahim. Angka keguguran
dengan IUS in siytu tinggi. Jika di temukan kehamilan dengan IUD in situ yang
benangnya masih terlihat, sebaiknya IUD di keluarkan sehingga kemungkinan
terjadinya abortus setelah IUD itu di keluarkan lebih kecil dari pada jika IUD di biarkan
terus berada dalam rongga uterus. Jika benang IUD tidak terlihat, sebaiknya IUD
dibiarkan saja berada dalam uterus.
Waktu Pemasangan IUD
Sewaktu haid sedang berlangsung.
Pemasangan IUD pada waktu ini dapat dilakukan pada hari-hari pertama atau pada hari-
hari terakhir haid. Keuntungan pemasangan IUD pada waktu ini antara lain ialah
- Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada waktu ini agak terbuka dan
lembek.
- Tidak terlalu nyeri.
- Perdarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak terlalu di rasakan.
- Kemungkinan pemasangan IUD pada uterus yang sedang hamil tidak ada.
Sewaktu Post partum
- Secara dini ( immediate insertion) yaitu IUD di pasang pada perempuan yang
melahirkan sebelum dipulangkan dari rumah sakit.
- Secara langsung ( direct insertion) yaitu IUD di pasang dalam masa tiga bulan
setelah partus atau abortus.
- Secara tidak langsung ( indirect insertion) yaitu IUD dipasang sesudah masa tiga
bulan setelah partus atau abortus, atau pemasangan IUD dilakukan pada saat yang
tidak ada hubungannya sama sekali dengan partus atau abortus.
Sewaktu post abortus
Sebaiknya IUD di dipasang segera setelah aburtus, oleh karena dari segi fisiologi dan
psikologi waktu itu ialah paling ideal. Namun, pada keadaan ditemukannya septic
abortion maka tidak di benarkan memasang IUD.
Sewaktu melakukan seksio sesaria.
Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba falopii perempuan atau kedua vas
deferens laki-laki, yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat hamil atau tidak dapat
menyebabkan kehamilan lagi. Hippocrates menyebutkan bahwa tindakan sterilisasi itu
dilakukan terhadap orang dengan penyakit jiwa. Dahulu tindakan sterilisasi pada laki-laki
diselenggarakan sebagai hukuman, misalnya pada mereka yang melakukan pemerkosaan.
Dahulu sterilisasi dilakukan dengan jalan laparatomi atau pembedahan vaginal. Sekarang
dengan alat-alat dan teknik baru, tindakan ini diselenggarakan secara lebih ringan dan tidak
memerlukan perawatan di rumah sakit.
- Motivasi hanya dilakukan satu kali saja, sehingga tidak di perlukan motivasi yang
berulang-ulang.
- Efektivitas hamper 100%
- Tidak mempengaruhi libido seksualis.
- Tidak adanya kegagalan dari pihak pasien.
Teknik Sterilisasi
Cara Pomeroy
Cara pomeroy banyak di gunakan. Cara ini dilakukan dengan mengangkat bagian
tengah tuba sehingga membentuk suatu lipatan terbuka., kemudian dasarnya di ikat dengan
benang yang dapat di serap, tuba di atas dasar itu di potong, setelah benang pengikat diserap,
maka ujung-ujung tuba akhirnya terpisah satu sama lainnya. Angka kegagalan berkisar 0-0,4%.
Cara Irving
Pada cara ini tuba di potong antara dua ikatan benang yah dapat diserap, ujung
proksimal tuba ditanamkan ke dalam miometrium, sedangkan ujung distal di tanamkan ke
dalam ligamentum latum.
Cara Uchida
Pada cara ini, tuba di tarik ke luar abdomen melalui suatu insisi kecil (minilaparatomi)
di atas simfisis pubis. Kemudian dilakukan suntikan di daerah ampulla tuba dengan larutan
adrenalin dalam air garam di bawah serosa tuba. Akiat suntikan ini, mesosalping di daerah
tersebut mengembung. Lalu dibuat sayatan kecil di daerah yang kembung tersebut. Serosa di
bebaskan dari tuba sepanjang kira0kira 4-5 cm, tuba di di cari dan setelah di temukan di jepit,
di ikat lalu di gunting. Ujung tuba yang proksimal akan tertanam dengan sendirinya di bawah
serosa, sedangkan ujung tuba yang distal dibiarkan berada di luar serosa. Luka sayatan dijahit
secara kantong tembakau. Angka kegagalan dari cara ini adalah 0%.
Cara Kroener
Bagian fimbrida dari tuba di keluarkan dari lubang operasi. Suatu ikatan dengan benang
sutera di buat melalui bagian dari mesosalping di bawah fimbria. Jahitan ini di ikat dua kali,
satu mengelilingi tuba dan yang lain mengelilingi tuba sebelah proksimal dari jahitan
sebelumnya. Seluruh fimbria di potong. Setelah pasti tidak ada perdarahan, maka tuba di
kembalikan ke dalam rongga perut. Teknik ini banyak di gunakan. Keuntungan dari cara ini
antara lain ialah sangat kecil kemungkinan kesalahan mengikat ligamentum rotundum. Angka
kegagalan 0,19%.
Indikasi Vasektomi
Pada dasarnya indikasi untuk melakukan vasektomi ialah bahwa pasangan suami-istri tidak
menghendaki kehamilan lagi dan pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi dilakukan
pada dirinya.
Kontra indikasi Vasektomi
Sebetulnya tidak ada kontra indikasi untuk vasektomi, hanya apabila ada kelainan local atau
umum yang dapat mengganggu sembuhnya luka operasi, kalainan itu harus di sembuhkan
terlebih dahulu. Keuntungan vasektomi ialah :
- Tidak menimbulkan kelaianan baik fisik maupum mental.
- Tidak mengganggu libido seksualis.
- Dapat dikerjakan secara poliklinis.
Komplikasi Vasektomi
Infeksi pada sayatan, rasa nyeri/sakit, terjadinya hematoma oleh karena perdarahan
kapiler, epididimitis, terbentuknya granuloma.
Kegagalan Vasektomi
Terjadinya rekanalisasi spontan, gagal mengenai dan memotong vas deferens tidak
diketahui adanya anomaly dari vas deferensmisalnya ada 2 vas di sebelah kanan atau kiri,
koitus dilakukan sebelum vesikula seminalisnya betul-betul kosong.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirahardjo, Sarwono. 2011. Buku Ajar Ilmu Kandungan Edisi ke III: P.T. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
2. Iswarti, Rachmadewi. Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi, Gender, dan
Pembangunan Kependudukan, Buku sumber untuk advokasi, UNFPA, 2003