A. Pengertian Irigasi
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang
jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawahtanah, irigasi pompa dan irigasi
rawa.
Irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang tersedia kepada
sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Dengan demikian tujuan irigasi
adalah mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman pada saat persediaan lengas
tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bisa
tumbuh secara normal. Pemberian air irigasi yang efisien selain dipengaruhi oleh tatacara
aplikasi, juga ditentukan oleh kebutuhan air guna mencapai kondisi air tersedia yang
dibutuhkan tanaman.
C. Langkah-langkah Perencanaan
1. Persiapan peta dengan cara memberi warna untuk membedakan antara sungai dan
kampung.
2. Penentuan Trace Saluran
Dalam menentukan trace saluran, hal yang penting adalah
a. Saluran primer jangan dibuat terlalu terjal, karena debit yang dihasilkan akan terlalu
besar sehingga terjadi aliran yang sangat cepat yang dapat menggerus saluran.
b. Trace saluran diusahakan tidak memotong perkampungan, rel kereta api maupun
jalan raya karena akan menimbulkan biaya yang besar dalam pembuatannya.
c. Saluran sekunder diusahakan mengikuti jalan dan punggung kontur agar
memudahkan dalam pemeriharaan.
d. Saluran sekunder diusahakan dapat memberi air pada saluran tersier.
Q = A x C x NFR
e x 8,64
v = k. R2/3. S1/2
R = A
P
Q = v.A
Luas penampang berbentuk trapesium maka:
A = (b + my)y
P = b + 2y√1 + 𝑚2
𝐴
R=𝑃
Dengan :
v = Kecepatan air
Q = Debit rencana
A = Luas Penampang Basah
P = Keliling Basah
8. Saluran
Saluran berfungsi mengalirkan air dari sumber (sungai, waduk, mata air, bendung) menuju
ke lahan pertanian.
a. Saluran Primer
Merupakan saluran yang berfungsi mengalirkan air langsung dari bendung. Saluran
ini sebaiknya dibuat sependek mungkin sesuai kontur.
b. Saluran Sekunder
Berfungsi membagi aliran air dari saluran induk menuju daerah irigasi yang
direncanakan.
c. Saluran Tersier
Saluran yang masuk ke petak sawah, dalam hal ini petak tersier.
d. Saluran Pembuang
Saluran yang berfungsi untuk mengalirkan kelebihan air pada petak tersier ke daerah
yang lebih rendah, biasanya sungai.
Diketahui : Skala petak adalah 1 : 25.000. Artinya, 1 cm di peta = 25.000 cm jarak sebenarnya.
Dengan kata lain, 1 cm = 250 m.
Untuk petak tersier, batas petak 50 – 150 ha.
1 ha = 100 x 100 = 10000 m2
Untuk menghitung luas petak, dapat menggunakan aplikasi autocad, alat plainmeter atau dengan
bantuan milimeter blok. Dalam perhitungan ini saya menggunakan aplikasi autocad untuk
memudahkan perhitungan luas petak tersebut.
Untuk menghitung debit kebutuhan air irigasi harus dicari menggunakan persamaan berikut:
Q = A x IR
IR = C x NFR
e x 8,64
Contoh Perhitungan :
Diketahui : Kc = 1,1
Etc = 4,4 mm/hari (diambil dari tabel bulan Januari)
P = 2 mm/hari
WLR = 3,3 mm/hari
Re = (0,7 x P80)/15 Tanaman Padi
P80 = 49 mm/hari (Lihat tabel P80)
Re = 2,28667 mm/hari
Penyelesaian
:
Eto = Kc x Etc
= 1,1 x 4,4
= 4,84 mm/hari
Jadi debit total = 9,103968 m3/detik dan luas daerah irigasi = 7106,732209 Ha
SPT 69 0,09892
SPT 70 0,08811
SPT 71 0,08811
SPT 72 0,10589
SPT 73 0,06544
SPT 74 0,0636
SPT 75 0,06492
SPT 76 0,11429
SPT 77 0,11907
SPT 78 0,14565
SPT 79 0,14392
Jumlah 9,10397 9,10397
Dengan ketentuan harga b/h dan m diperoleh dari table dibawah ini dimana nilainya
tergantung dari debit (Q) pada saluran tersebut.
Tabel Karekteristik Saluran yang dipakai
Penyelesaian :
a) Menghitung Luas Penampang (A)
𝑄 0,1854
A=𝑉= = 0,5297 m2
0.35
T = 2y √1 + 𝑚2
B + 2my = 2y √1 + 𝑚2
𝐴
y2 =
2(√1+𝑚2 )−𝑚
𝐴
y =√
2(√1+𝑚2 )−𝑚
0,5297
y =√
2(√1+12 )−1
y = 0,55 m
A = y ( B + my )
0.352
I= 4
(352 )×(0,3315 ⁄3 )
I = 0,0004359
SPT 35 0,09282 0,3 0,3094 1 0,411 0,34 1,164 1,504 0,21 35 0,0006051 0,4
SPT 36 0,11981 0,3 0,3994 1 0,467 0,39 1,322 1,709 0,23 35 0,0005104 0,4
SPT 37 0,12439 0,3 0,4146 1 0,476 0,39 1,347 1,741 0,24 35 0,0004978 0,4
SPT 38 0,17227 0,35 0,4922 1 0,519 0,43 1,467 1,897 0,26 35 0,0006044 0,4
SPT 39 0,10387 0,3 0,3462 1 0,435 0,36 1,231 1,591 0,22 35 0,0005614 0,4
SPT 40 0,13024 0,3 0,4341 1 0,487 0,4 1,378 1,782 0,24 35 0,0004828 0,4
SPT 41 0,0679 0,3 0,2263 1 0,352 0,29 0,995 1,287 0,18 35 0,0007454 0,4
SPT 42 0,10459 0,3 0,3486 1 0,437 0,36 1,235 1,597 0,22 35 0,0005588 0,4
SPT 43 0,11633 0,3 0,3878 1 0,461 0,38 1,303 1,684 0,23 35 0,0005206 0,4
SPT 44 0,10232 0,3 0,3411 1 0,432 0,36 1,222 1,579 0,22 35 0,0005671 0,4
SPT 45 0,12821 0,3 0,4274 1 0,483 0,4 1,367 1,768 0,24 35 0,0004879 0,4
SPT 46 0,13722 0,3 0,4574 1 0,500 0,41 1,415 1,829 0,25 35 0,0004663 0,4
SPT 47 0,10859 0,3 0,362 1 0,445 0,37 1,258 1,627 0,22 35 0,0005450 0,4
SPT 48 0,11215 0,3 0,3738 1 0,452 0,37 1,279 1,654 0,23 35 0,0005334 0,4
SPT 49 0,15364 0,35 0,439 1 0,490 0,41 1,386 1,792 0,24 35 0,0006523 0,4
SPT 50 0,11211 0,3 0,3737 1 0,452 0,37 1,279 1,653 0,23 35 0,0005336 0,4
SPT 51 0,10377 0,3 0,3459 1 0,435 0,36 1,23 1,591 0,22 35 0,0005618 0,4
SPT 52 0,12005 0,3 0,4002 1 0,468 0,39 1,323 1,711 0,23 35 0,0005098 0,4
SPT 53 0,12721 0,3 0,424 1 0,482 0,4 1,362 1,761 0,24 35 0,0004904 0,4
SPT 54 0,1006 0,3 0,3353 1 0,428 0,35 1,211 1,566 0,21 35 0,0005735 0,4
SPT 55 0,1309 0,3 0,4363 1 0,488 0,4 1,382 1,786 0,24 35 0,0004812 0,4
SPT 56 0,11686 0,3 0,3895 1 0,462 0,38 1,305 1,688 0,23 35 0,0005190 0,4
SPT 57 0,11531 0,3 0,3844 1 0,459 0,38 1,297 1,677 0,23 35 0,0005236 0,4
SPT 58 0,13217 0,3 0,4406 1 0,491 0,41 1,388 1,795 0,25 35 0,0004781 0,4
SPT 59 0,10748 0,3 0,3583 1 0,443 0,37 1,252 1,619 0,22 35 0,0005488 0,4
SPT 60 0,07547 0,3 0,2516 1 0,371 0,31 1,049 1,356 0,19 35 0,0006946 0,4
SPT 61 0,15382 0,35 0,4395 1 0,490 0,41 1,387 1,793 0,25 35 0,0006518 0,4
SPT 62 0,08919 0,3 0,2973 1 0,403 0,33 1,141 1,475 0,2 35 0,0006214 0,4
SPT 63 0,10607 0,3 0,3536 1 0,440 0,36 1,244 1,608 0,22 35 0,0005536 0,4
SPT 64 0,11558 0,3 0,3853 1 0,459 0,38 1,298 1,679 0,23 35 0,0005228 0,4
SPT 65 0,16549 0,35 0,4728 1 0,509 0,42 1,438 1,86 0,25 35 0,0006208 0,4
SPT 66 0,11027 0,3 0,3676 1 0,448 0,37 1,268 1,64 0,22 35 0,0005395 0,4
SPT 67 0,13282 0,3 0,4427 1 0,492 0,41 1,392 1,799 0,25 35 0,0004766 0,4
SPT 68 0,12404 0,3 0,4135 1 0,476 0,39 1,345 1,739 0,24 35 0,0004988 0,4
SPT 69 0,09892 0,3 0,3297 1 0,425 0,35 1,201 1,553 0,21 35 0,0005800 0,4
SPT 70 0,08811 0,3 0,2937 1 0,401 0,33 1,134 1,466 0,2 35 0,0006265 0,4
SPT 71 0,08811 0,3 0,2937 1 0,401 0,33 1,134 1,466 0,2 35 0,0006265 0,4
SPT 72 0,10589 0,3 0,353 1 0,439 0,36 1,243 1,607 0,22 35 0,0005543 0,4
SPT 73 0,06544 0,3 0,2181 1 0,345 0,29 0,977 1,263 0,17 35 0,0007639 0,4
SPT 74 0,0636 0,3 0,212 1 0,341 0,28 0,963 1,245 0,17 35 0,0007786 0,4
SPT 75 0,06492 0,3 0,2164 1 0,344 0,28 0,973 1,258 0,17 35 0,0007680 0,4
SPT 76 0,11429 0,3 0,381 1 0,456 0,38 1,291 1,669 0,23 35 0,0005268 0,4
SPT 77 0,11907 0,3 0,3969 1 0,466 0,39 1,318 1,704 0,23 35 0,0005126 0,4
SPT 78 0,14565 0,3 0,4855 1 0,515 0,43 1,457 1,884 0,26 35 0,0004481 0,4
SPT 79 0,14392 0,3 0,4797 1 0,512 0,42 1,449 1,873 0,26 35 0,0004517 0,4
Elevasi muka air di setiap saluran dan bangunan dihitung dengan cermat sesuai dengan
kriteria perencanaan.Salah satu faktor penting dalam menentukan elevasi muka air di saluran
atau bangunan adalah tinggi tekanan hilang (head loss). Secara umum, untuk menghitung elevasi
muka air di saluran dapat didekati dengan persamaan;
Elevasi muka air di saluran hulu = tinggi muka air di hilir saluran + kehilangan tinggi
tekanan (head loss) sepanjang saluran.
Secara rinci perhitungan elevasi muka air di setiap bangunan, melalui tahapan berikut:
1) Hitung tinggi muka air dibangunan sadap tersier.
2) Hitung kehilangan di saluran kuarter dan tersier serta bangunan, dijumlahkan menjadi tinggi
muka disawah yang diperlukan dalam petak tersier.
3) Tentukan kehilangan tinggi energi di bangunan sadap tersier dan persediaan untuk variasi
muka air akibat eksploitasi jaringan utama.
Contoh Perhitungan:
Saluran Tersier 1
Kemiringan Dasar Saluran (I) = 0,0006577
Elevasi Bangunan Sadap = 13 m
Tinggi air di sawah = Elevasi Bangunan Sadap + 0,1 m
Tinggi M.A.T = 13,1m
Kehilangan Tekanan pada Saluran Tersier = 0,1 m
Tinggi Muka Air di Saluran Tersier dekat Sawah = Tinggi M.A.T + 0,1 m = 13,2 m
Jarak Sawah Tertinggi dengan Bangunan Sadap = 0
Beda Tinggi = Kemiringan dasar Saluran (I) x Jarak Sawah Tertinggi = 0
Kehilangan Tekanan pada Pintu Ukur = 0,1 m
Tinggi Muka air dekat Pintu masuk di :
Hilir = Tinggi M.A.T Saluran Tersier + Beda Tinggi
= 13,2 + 0 = 13,2 m
Hulu = Kehilangan Tekan dekat Pintu Masuk + Hilir
= 0,1 + 15,2 = 15,3 m
Saluran Primer 1
Kemiringan Dasar Saluran (I) = 0,0001795
Panjang Saluran = 17,0756 m
Beda Tinggi Saluran = Kemiringan dasar Saluran (I) x Panjang Saluran
= 0,0001795 x 17,0756 m
= 0,003065 m
Tinggi Muka air
Hilir = diambil pada tabel Elevasi Saluran Primer 1 Bagian Hilir
Hulu = Beda Tinggi+ Hilir
= 0,003065 m + 12,868 m
= 12,87 m