Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS SAM RATULANGI REKAYASA SUNGAI

FAKULTAS TEKNIK
2018
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Tugas 2.1 Perubahan Bentuk karena Pemanfaatan Sungai


1. Scouring/Gerusan papa Pilar Jembatan
Gerusan adalah proses semakin dalamnya dasar sungai karena interaksi antara aliran
dengan dasar sungai. Pada Jembatan, gerusan sering terjadi pada pilar jembatan. Secara
umum Adanya gerusan dapat menjadi masalah yang bisa membahayakan kestabilan struktur
jembatan atau pun bangunan air lainnya. Jika didefinisikan secara umum, Gerusan (scouring)
merupakan suatu proses alamiah yang terjadi di sungai sebagai akibat pengaruh morfologi
sungai (dapat berupa tikungan atau bagian penyempitan aliran sungai) atau adanya bangunan
air ( hydraulic structur) seperti: jembatan, bendung, pintu air, dan lain-lain.
Menurut Laursen (1952) dalam Sucipto (2004:34), sifat alami gerusan mempunyai
fenomena sebagai berikut.

1. Besar gerusan akan sama selisihnya antara jumlah material yang diangkut keluar daerah
gerusan dengan jumlah material yang diangkut masuk ke dalam daerah gerusan.
2. Besar gerusan akan berkurang apabila penampang basah di daerah gerusan bertambah
(misal karena erosi). Untuk kondisi aliran bergerak akan terjadi suatu keadaan gerusan
yang disebut gerusan batas, besarnya akan asimtotik terhadap waktu.

Jembatan merupakan suatu struktur yang meneruskan jalan melewati suatu rintangan
dibawahnya yag dapat berupa sungai,jalan,selat maupun jurang. Pada jembatan yang
dibawahnya terdapat arus air dengan bentang yang relatif lebar, umumnya memerlukan
struktur pilar untuk menopangnya. Pilar yang ditanam pada dasar sungai memerlukan
kriteria disain sedemikian sehingga bila dasar saluran disekitar pilar jembatan tersebut
tergerus, maka gerusan tersebut tidak mencapai kedalaman yang membahayakan kestabilan
pilar.
Berikut ini adalah jenis – jenis scouring sebagai berikut.

a. Gerusan umum (general scour)


Gerusan umum ini merupakan suatu proses alami yang terjadi pada sungai sehingga
akan menimbulkan degradasi dasar. Gerusan Umum disebabkan oleh energi dari aliran
air. Gerusan akibat penyempitan di alur sungai (contraction scour)
b. Gerusan Lokal (Local Scour)
Gerusan lokal ini pada umumnya diakibatkan oleh adanya bangunan air, misal, tiang
atau pilar jembatan. Gerusan local disebabkan oleh sistem pusaran air (vortex system)
karena adanya gangguan pola aliran akibat rintangan. Ada dua macam gerusan lokal
yaitu:

1) Clear water scour

Pergerakan sedimen hanya terjadi pada sekitar pilar. Ada dua macam:

Gerusan lokal tidak terjadi dan proses transportasi sedimen tidak terjadi.
Gerusan lokal terjadi menerus dan proses transportasi sedimen tidak terjadi.

FRINSILIA JAGLIEN LIANDO (16021101158)


UNIVERSITAS SAM RATULANGI REKAYASA SUNGAI
FAKULTAS TEKNIK
2018
JURUSAN TEKNIK SIPIL

2) Live bed scour


Terjadi karena adanya perpindahan sedimen. Yaitu jika:
Gerusan terlokalisir terjadi karena adanya penyempitan penampang sungai oleh
adanya penempatan bangunan hidraulika.

c. Gerusan Total (Total Scour)


Merupakan kombinasi antara gerusan lokal (local scour) dan gerusan umum (general
scour). Bisa juga kombinasi antara gerusan lokal, gerusan umum dan gerusan terlokalisir
(localized scour/ constriction scour).

FRINSILIA JAGLIEN LIANDO (16021101158)


UNIVERSITAS SAM RATULANGI REKAYASA SUNGAI
FAKULTAS TEKNIK
2018
JURUSAN TEKNIK SIPIL

FRINSILIA JAGLIEN LIANDO (16021101158)


UNIVERSITAS SAM RATULANGI REKAYASA SUNGAI
FAKULTAS TEKNIK
2018
JURUSAN TEKNIK SIPIL

2. Erosi pada bagian bawah/hilir Bendung


Bendung adalah bangunan yang melintang disungai/saluran yang berfungsi untuk
menaikkan elevasi muka air dari sungai yang dibendung sampai kepada taraf tertentu,
sehingga air yang dibendung dapat mengalir secara aliran gravitasi sampai ke areal pertanian
yang akan diairi. Bagian - bagian dari bendung antara lain: tubuh bendung (terdiri dari mercu
dan kolam olakan), lantai depan, lantai belakang, tembok sayap (depan dan belakang),
bangunan penangkap sedimen, saluran pembilas dan sebagainya. Berdasarkan fungsi
bendung untuk menaikkan muka air, akan menyebabkan perbedaan elevasi muka air antara
hulu dan hilir bendung menjadi tinggi. Perbedaan elevasi ini akan menimbulkan limpasan
atau terjunan yang mempunyai energi besar dan kecepatan yang lebih tinggi dari aslinya,
sehingga mengganggu keseimbangan aliran. Konsentrasi kecepatan jatuh aliran yang besar
dengan gradien tekanan ke tanah yang abnormal, serta turbulensi aliran akan menyebabkan
peluang besar terjadi erosi. Aliran super kritis yang melimpas dari spillway akan
menyebabkan terjadinya profil loncatan hidraulik (hydraulic jump) dan hal ini akan
mempengaruhi juga besarnya penggerusan setempat dihilir bendung. Gejala yang terjadi
pada kaki bendung dengan hanyutnya material dasar sungai tersebut dikenal dengan gejala
penggerusan setempat (Local Scouring). Penggerusan setempat serta terjadinya rembesan
(seepage) dari hulu ke hilir tubuh bendung, sehingga secara keseluruhan mengurangi
kestabilan struktur bendung.

FRINSILIA JAGLIEN LIANDO (16021101158)


UNIVERSITAS SAM RATULANGI REKAYASA SUNGAI
FAKULTAS TEKNIK
2018
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Berikut ini adalah gambar Erosi di Hilir Bendung

FRINSILIA JAGLIEN LIANDO (16021101158)


UNIVERSITAS SAM RATULANGI REKAYASA SUNGAI
FAKULTAS TEKNIK
2018
JURUSAN TEKNIK SIPIL

3. Garis Pembendungan karena adanya Pemanfaatan Bantaran Sungai

FRINSILIA JAGLIEN LIANDO (16021101158)


UNIVERSITAS SAM RATULANGI REKAYASA SUNGAI
FAKULTAS TEKNIK
2018
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Tugas 2.2 Tampak Atas Sungai

Secara umum bentuk sungai dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) bentuk, antara lain :
meandering, lurus, dan brained. Namun sesungguhnya banyak kondisi transisi dari klasifikasi
yang disebutkan di atas. Untuk penjelasan dari ketiga klasifikasi di atas adalah sebagai berikut.

1. Sungai Meandering
Sungai yang berbentuk meander adalah sungai yang mempunyai belokan yang secara
(kurang lebih) teratur membentuk fungsi sinus pada bidang datarannya. Biasanya terdiri dari
beberapa seri belokan yang dihubungkan oleh bagian yang lurus yang disebut
dengan "crossing".
Umumnya meander sungai akan mempunyai kemiringan dasar yang sangat landai. Dasar
sungai pada sisi luar belokan umumnya akan lebih dalam karena adanya kecepatan yang
lebih besar pada sisi luar belokan tersebut. Kemudian gaya centrifugal pada belokan akan
menyebabkan timbulnya arus melintang sungai yang selanjutnya bersama-sama dengan
aliran utama akan membentuk aliran helicoidal. Erosi pada sungai yang bermeander akan
terjadi pada sisi luar belokan dan pengendapan akan terjadi pada sisi dalam belokan.

Sungai Meandering

Gambar Morfologi Sungai Meandering (Berkelok-kelok)

FRINSILIA JAGLIEN LIANDO (16021101158)


UNIVERSITAS SAM RATULANGI REKAYASA SUNGAI
FAKULTAS TEKNIK
2018
JURUSAN TEKNIK SIPIL

2. Sungai Lurus (Straight)


Sungai yang lurus biasanya juga merupakan penghubung dari meander-
meander (crossing), sehingga seolah-olah merupakan bagian dari meander satu ke meander
berikutnya. Kedalaman air pada crossing relatif dangkal dibandingkan dengan bagian yang
dalam pada meander. Sebagian material hasil erosi pada sisi luar belokan kadang juga
terbawa ke crossing ini oleh arus melintang yang sesungguhnya belum hilang ketika
memsuki bagian yang lurus. Hal yang perlu dicatat bahwa arus melintang (biasa juga disebut
arus sekunder) dapat terjadi pada sembarang bentuk saluran/sungai.

Sungai Lurus (Straight)

Gambar Morfologi Sungai Straight (Lurus)

FRINSILIA JAGLIEN LIANDO (16021101158)


UNIVERSITAS SAM RATULANGI REKAYASA SUNGAI
FAKULTAS TEKNIK
2018
JURUSAN TEKNIK SIPIL

3. Sungai Braided
Bentuk sungai ini adalah sedemikian kompleksnya, sehingga pada debit kecil alur sungai
kadang-kadang akan terdiri dari satu atau lebih alur sungai yang dipisahkan oleh pulau-pulau
kecil di dalam sungai itu. Sungai biasanya lebar, alur-alur kecil serta formasi garis sedimen
sering berubah dengan berubahnya besar debit yang lewat, dan sulit untuk diramalkan.
Sungai semacam ini biasanya mempunyai kemiringan yang relatif terjal sehingga membawa
sedimen dengan konsentrasi tinggi.

Sungai Braided

FRINSILIA JAGLIEN LIANDO (16021101158)


UNIVERSITAS SAM RATULANGI REKAYASA SUNGAI
FAKULTAS TEKNIK
2018
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Tugas 2.3 Kegagalan Konstruksi Sungai Berkaitan dengan Scouring.


1. Kegagalan Konstruksi Jembatan Akibat Scouring
Penyebab utama dari rusaknya jembatan adalah pilar jembatan yang tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Kurang berfungsinya pilar jembatan tersebut terjadi karena
dipengaruhi oleh adanya proses gerusan lokal yang terjadi pada dasar sungai yang perlahan –
lahan dapat membahayakan konstruksi jembatan secara keseluruhan. Gerusan lokal pada
aliran tanpa sedimen terjadi apabila kecepatan air rata – rata lebih kecil daripada kecepatan
ambang yang dapat menyebabkan sedimen bergerak (sediment entrainment). Aliran yang
terjadi pada sungai biasanya disertai proses penggerusan/erosi dan endapan
sedimen/deposisi.

Berikut ini adalah gambar Kegagalan Konstruksi Jembatan Akibat Scouring

FRINSILIA JAGLIEN LIANDO (16021101158)


UNIVERSITAS SAM RATULANGI REKAYASA SUNGAI
FAKULTAS TEKNIK
2018
JURUSAN TEKNIK SIPIL

FRINSILIA JAGLIEN LIANDO (16021101158)


UNIVERSITAS SAM RATULANGI REKAYASA SUNGAI
FAKULTAS TEKNIK
2018
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Daftar Pustaka

http://ilmudasardanteknik.blogspot.com/2015/09/GerusanAtauScouringPadaJembatan.html
http://istiarto.staff.ugm.ac.id/docs/tsungai/TS09%20Gerusan%20Lokal.pdf
http://www.galeripustaka.com/2014/05/bentuk-sungai.html
file:///C:/Users/ACER/Downloads/diploma-2014-286342-chapter1.pdf
http://repo.polinpdg.ac.id/134/1/841-805-1-PB.pdf

FRINSILIA JAGLIEN LIANDO (16021101158)

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan
    Laporan
    Dokumen29 halaman
    Laporan
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Laporan Baja 2
    Laporan Baja 2
    Dokumen137 halaman
    Laporan Baja 2
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Tgs 1
    Tgs 1
    Dokumen10 halaman
    Tgs 1
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Laporan Baja 2
    Laporan Baja 2
    Dokumen137 halaman
    Laporan Baja 2
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Daftar Kue
    Daftar Kue
    Dokumen1 halaman
    Daftar Kue
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Malam Keakraban Raker Ragional Perkantas
    Malam Keakraban Raker Ragional Perkantas
    Dokumen2 halaman
    Malam Keakraban Raker Ragional Perkantas
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Daftar Kue
    Daftar Kue
    Dokumen1 halaman
    Daftar Kue
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Buletin Doa Oktober
    Buletin Doa Oktober
    Dokumen34 halaman
    Buletin Doa Oktober
    Friendsilia Jaglien
    Belum ada peringkat
  • Laporan Irigasi
    Laporan Irigasi
    Dokumen32 halaman
    Laporan Irigasi
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • DOAKAN
    DOAKAN
    Dokumen32 halaman
    DOAKAN
    Friendsilia Jaglien
    Belum ada peringkat
  • Laporan Baja 2
    Laporan Baja 2
    Dokumen11 halaman
    Laporan Baja 2
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Lampiran DDM
    Lampiran DDM
    Dokumen1 halaman
    Lampiran DDM
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Tugas Beton 1
    Tugas Beton 1
    Dokumen5 halaman
    Tugas Beton 1
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Tugas Beton 1
    Tugas Beton 1
    Dokumen5 halaman
    Tugas Beton 1
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • GEOMETRI RUNWAY
    GEOMETRI RUNWAY
    Dokumen86 halaman
    GEOMETRI RUNWAY
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Buletin Doa Oktober
    Buletin Doa Oktober
    Dokumen34 halaman
    Buletin Doa Oktober
    Friendsilia Jaglien
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1 ''Beton Bertulang II''
    Tugas 1 ''Beton Bertulang II''
    Dokumen13 halaman
    Tugas 1 ''Beton Bertulang II''
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Stabilitas Struktur (Frinsilia J. Liando)
    Stabilitas Struktur (Frinsilia J. Liando)
    Dokumen45 halaman
    Stabilitas Struktur (Frinsilia J. Liando)
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Detail Pondasi
    Detail Pondasi
    Dokumen1 halaman
    Detail Pondasi
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Kue Lontar Cokelat
    Kue Lontar Cokelat
    Dokumen6 halaman
    Kue Lontar Cokelat
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Jarak dan Sudut Jalan
    Jarak dan Sudut Jalan
    Dokumen48 halaman
    Jarak dan Sudut Jalan
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kelompok 3
    Tugas Kelompok 3
    Dokumen11 halaman
    Tugas Kelompok 3
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Tgs 1 Sungai
    Tgs 1 Sungai
    Dokumen27 halaman
    Tgs 1 Sungai
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Tgs 1 Sungai
    Tgs 1 Sungai
    Dokumen27 halaman
    Tgs 1 Sungai
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Mei Bulet PDF
    Mei Bulet PDF
    Dokumen34 halaman
    Mei Bulet PDF
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • LEMBAR EVALUASI BP. DOA (Februari-Maret 2019)
    LEMBAR EVALUASI BP. DOA (Februari-Maret 2019)
    Dokumen5 halaman
    LEMBAR EVALUASI BP. DOA (Februari-Maret 2019)
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Doa untuk Kegiatan di Fakultas Teknik UNSRAT
    Doa untuk Kegiatan di Fakultas Teknik UNSRAT
    Dokumen32 halaman
    Doa untuk Kegiatan di Fakultas Teknik UNSRAT
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat
  • Doa Mei
    Doa Mei
    Dokumen1 halaman
    Doa Mei
    Frinsilia Jaglien Liando
    Belum ada peringkat