PERTEMUAN 2:
Produk domestic Bruto (PDB atau GDP) ialah nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi
di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda
dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang
bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa
memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau
tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan. Produk Domestik
Bruto dapat dihitung dengan 3 pendekatan: Pendekatan Produksi, pendekatan pengeluaran, dan
pendekatan pendapatan. Pada dasarnya, dengan memakai pendekatan apapun, nilai Produk Domestik
Bruto tetap sama
Pendekatan produksi adalah kegiatan menciptakan atau menambah nilai tambah (value
added). Oleh karena itu, dalam perhitungan pendekatan produksi, hanya mencakup perhitungan nilai
tambah di setiap lahan produksi. Jadi, perhitungan bukan menggunakan produksi bahan mentah,
setengah jadi, dan barang baku yang berasal dari luar negeri. Dengan pendekatan produksi,
pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai tambah (value added) dari semua sektor
produksi selama satu periode tertentu (biasanya dalam satu tahun). Nilai tambah yang dimaksud
adalah selisih antara nilai produksi (nilai output) dan nilai biaya antara (nilai input), yang terdiri atas
bahan baku dan bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi.
Pada pendekatan ini, ada istilah yang dikenal sebagai double accounting. Double accounting
dapat menyebabkan pendapatan nasional (GDP) Indonesia tampak lebih besar. Salah satu akibatnya
adalah, seolah-olah negara Indonesia sudah cukup maju dan makmur (terlihat dari GDP
yang tampak besar), sehingga bantuan luar negeri akan dialihkan ke negara yang lebih
membutuhkan. Dengan demikian kita akan kehilangan kesempatan mendapatkan tambahan dana
pembangunan, sedangkan kita sesungguhnya masih sangat membutuhkannya.
Jenis pengeluaran dari masing-masing pelaku ekonoi terdiri dari belanja untuk konsumsi (C), belanja
untuk investasi (I), belanja untuk pemerintah (G), ekspor (X), dan impor (M).
Untuk Pendekatan Pendapatan sendiri, pertemuan kedua membahas materi tersebut dengan
langsung membuka berita resmi statistic. Pada berita Resmi statistic tersebut, diperlihatkan PDB
menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku dan konstan (ADHB dan ADHK). Terdapat 17 sektor
lapangan usaha yang tercatat di BRS. Dari data tersebut, ada beberapa hal yang dapat kita Analisa,
dari angka-angka yang ditunjukkan tersebut (baik meningkat ataupun menurun), apakah yang
menyebabkan terjadi seperti itu? Apakah pengaruh kebijakan? Kemudian kita dapat membandingkan
terhadap negara lain (khususnya negara rekan). Kita dapat melihat trend atas perkembangan data
tersebut, atau di sector apakah yang paling signifikan.
Pada tahun 2017 sendiri, pertumbuhan ekonomi tertinggi didapat dari industri, kemudian
disusul pertanian dan perdagangan. Sector lapangan usaha lain juga meningkat namun ada juga yang
tumbuh menurun, ataupun menurun. Industri menyumbang 0.91% dari pertumbuhan ekonomi
Indonesia sebesar 5.07%
Kemudian terhadap pendekatan pengeluaran sendiri juga dibahas dalam BRS itu sendiri. Dari
pendekatan pengeluaran, dapat disimpulkan bahwa konsumsi rumah tangga menyumbang
pertumbuhan ekonomi yang paling besar, sebesar 2.69%. semua factor tumbuh positif, termasuk
impor juga bertumbuh sehingga mengakibatkan beberapa perubahan terhadap expor – impor.
Pada Informasi APBN 2018, dijelaskan bagaimana postur APBN Indonesia pada tahun 2018 itu
sendiri. Terdapat juga ringkasan dari Asumsi dasar Ekonomi Makro Indonesia, dimana anggaran 2018
meningkat dibanding outlook 2017. Postur APBN sendiri terdiri atas Pendapatan Negara, Belanja
Negara, serta Pembiayaan Anggaran. Pada kesimpulannya, Pendapatan tertinggi ditargetkan melalui
pajak, Belanja tertinggi oleh Pemerintah Pusat, kemudian terjadinya deficit anggaran terhadap PDB
sebesar 2.19%, dimana angka ini menurun disbanding outlook 2017, kemudian berbagai pembiayaan
anggaran lainnya
Neraca pembayaran adalah catatan dari semua transaksi ekonomi internasional yang meliputi
perdagangan, keuangan dan moneter antara penduduk dalam negeri dengan penduduk luar negeri
selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun atau dikatakan sebagai laporan arus pembayaran
(keluar dan masuk) untuk suatu negara. Neraca pembayaran secara esensial merupakan sistem
akuntansi yang mengukur kinerja suatu negara. Pencatatan transaksi dilakukan dengan pembukuan
berpasangan (double-entry bookkeeping system), yaitu; tiap transaksi dicatat satu sebagai kredit dan
satu lagi sebagai debit.
Pada neraca pembayaran, terdapat akun eksport, import, dan item-item nya terbagi 3, yaitu
transaksi berjalan, transaksi modal, beserta transaksi finansial. Di dalam transaksi berjalan terdapat
sub akun barang dagangan beserta sub akun lain yang berhubungan dengan transaksi berjalan, modal
dengan penerimaan dan pembayaran, transaksi finansial lebih ke investasi.
Menurut data yang disajikan, Neraca pembayaran Indonesia mengalami sedikit penurunan
dibandingkan dengan tahun 2017