RANGKUMAN PEREKONOMIAN INDONESIA

TRANSFORMASI PEREKONOMIAN: PERSPEKTIF REGIONAL

Meningkatnya pendapan masyarakat suatu perekonomian akan disertai oleh perubahan -

perubahan yang terkait dengan fungsi ekonomi dan sosial secara berkesinambungan. Transformasi
perekonomian dapat dikelompokkan ke dalam proses akumulasi, proses alokasi, dan proses distribusi
demografi dan pendapatan.

Pertemuan 6 masih membahas mengenai transformasi perekonomian, namun lebih berpusat

terhadap perspektif regional atau masing-masing daerah. Telah kita pelajari sebelumnya bahwa
setiap daerah mempunyai pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh
berbagai aspek, baik Dari internal maupun eksternal sendiri. Dengan adanya penjajahan oleh
belanda, maka daerah yang langsung terkena penjajahan akan mempunyai perkembangan yang
berbeda dengan yang secara tidak langsung dijajah. Daerah dataran tinggi akan berbeda dengan
dataran rendah, perkotaan berbeda dengan pedesaan, Kawasan industry berbeda dengan Kawasan
agrarian

Dengan bertambahnya pendapatan seseorang, maka ada efek langsung dan tidak langsung.
Efek langsung adalah dicontohkan oleh kecenderungan agregat Keynesian untuk menghemat atau
mengkonsumsi atau elastisitas kurva engel untuk permintaan konsumen. Semakin tinggi pendapatan
seseorang, maka Ia akan berpikir untuk memenuhi kebutuhan lainnya selain pangan. Mereka mulai
berpikir terhadap Pendidikan, kesehatan dan lainnya. Efek tidak langsung berasal dari perubahan
komposisi produksi, perdagangan, pekerjaan, lokasi, dan fitur struktural lainnya yang terkait dengan
kenaikan pendapatan

Pertemuan 6 memfokuskan ke beberapa daerah, salah satunya adalah Jawa Barat. Dijelaskan
dari slide, bahwa dengan semakin tingginya pendapatan seseorang, maka mereka akan mulai
meningkatkan kesehatan dan juga savings mereka. Dengan semakin tingginya kualitas kesehatan
seseorang, maka penduduk juga akan bertumbuh positif. Perbandingan penduduk jawa barat dari
tahun 1990 ke 2016 naik hampir 70% dari 29 juta ke 47 juta. Ini disebabkan oleh kesehatan yang
semakin baik dan birth rate yang baik, sehingga penduduk semakin bertambah.

Selain itu, selain dengan penduduk bertambah, maka para investor juga akan berpikiri untuk
mengembangkan daerah tersebut, dengan penduduk yang banyak maka potensi profit akan
meningkat, sehingga daerah tersebut semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan daerah,
maka banyak industry yang dibangun sehingga menyediakan lapangan kerja dan produksi, sehingga
yang dulunyadaerah tersebut banyak pedesaan akan berubah menjadi perkotaan

Definisi kota sendiri ialah merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh
kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk
mendukung kehidupan warganya secara mandiri. Kota dibedakan secara kontras
dari desa ataupun kampungberdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status
hukum Desa atau kampung didominasi oleh lahan terbuka bukan pemukiman. Untuk lebih jelasnya
mengenai kota dapat dilihat di https://id.wikipedia.org/wiki/Kota

Bukan hanya dari tata kota saja, PDRB Jawa barat juga berubah sesuai dengan meningkatnya
pendapatan masyarakat. Pada tahun 90-an, masyarakat kebanyakan bekerja di bidang pertanian, dan
pengolahan, mencapai 25%, sehingga presentasi PDRB juga otomatis akan tinggi di sector itu juga.
Setelah memasuki tahun 2016, terdapat perbedaan yang signifikan dimana sector pertanian agrarian
turun drastic menjadi 9%, dibandingkan dengan industry pengolahan yang mencapai 40 persen, serta
kenaikan di bidang jasa juga. Ini diakibatkan akan kesadaran masyarakat akan kebutuhan yang lain
seiring kenaikan pendapatan mereka.

Dalam tabeli pengeluaran rata-rata tahun 2016, masyarakat jawa barat menghabiskan
pendapatan mereka ke sector bunga makanan, angka2 yang ditunjukkan naik drastic daripada tahun
tahun sebelunya, dimana pada golongan > Rp1000.000 bahkan menghabiskan pendapatan mereka
ke non makanan lebih banyak daripada makanan itu sendiri.

Dari bidang tenaga kerja, dapat disimpulkan juga bahwa dengan terjadinya pergeseran jenis
konsumsi pada masyarakat, maka sector industry pun akan bergerak ke arah yang lebih
mendominasi. Dengan sector industry yang bergerak, maka tenaga kerja pun akan mengikuti. Di table
lapangan kerja jabar 1990 bisa dilihat bahwa sector yang menyerap tenaga kerja paling banyak
adalah di sector agrarian, dibandingkan dengan tahun 2016 keatas, tenaga kerja bergerak kearah
industry manufaktur, perdagangan dan jasa, dimana rasio agrarian yang paling kecil.

Seiring dengan pertumbuhan pendapatan, maka pendidikna juga akan semakin baik
kualitasnya. Pada tahun 2015, masyarakat yang mencapai program diploma/sarjana sudah semakin
banyak dibandingkan dengan tahun 90 an yang masih kebanyakan sampai smp/sma. Namun data ini
juga masih belum menghitung masyarakat yang mengambil Pendidikan privat seperti les dsb.

Pada bagian eksport juga terjadi pergeseran, dimana pada tahun 1990 Jawa barat
mengekspor bahan-bahan pertanian seperti pupuk, hasil panen, atau kehutanan. Dibandingkan
dengan tahun 2015-2016, hasil eksport Jawa barat sudah berupa Industry tekstil atau jasa, berpuluh
kali lipat dibanding sector agrarian

Selain itu pada sector kesehatan, dapat dilihat dari data bps IPM 2016, menunjukkan kualitas
hidup Jawa Barat semakin meningkat dan semakin baik. Baiknya tingkat harapan hidup dan kecilnya
tingkat kematian serta birth rate yang baik menjadikan jumlah penduduk jawa barat yang tumbuh,
memberikan bonus demografi yang besar.

Perkembangan ini juga dapat disbandingkan dengan provinsi lain, dimana telah dijelaskan di
awal bahwa pertumbuhan perekonomian di tiap-tiap daerah berbeda-beda, sehingga pengaruh
terhadap berbagai bidang juga berbeda-beda. Jawa, yang sudah merupakan pusat perkembangan di
Indonesia mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan pertumbuhan di luar jawa,
seperti Sumatera ataupun Kalimantan. Namun walaupun pertumbuhan yang berbeda, Arah
pertumbuhan dan distribusi nya sama. Dari yang dulu lebih ke agrarian, kini lebih kea rah industry
dan jasa.