Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN PEREKONOMIAN INDONESIA

PERTEMUAN 5:

TRANSFORMASI EKONOMI: PROSES DISTRIBUSI DAN DEMOGRAFI PEREKONOMIAN INDONESIA

Kuznets (1963) mengutarakan bahwa peningkatan pendapatan perkapita di awal pembangunan


secara bersamaan dengan distribusi pendapatan antar kelompok masyarakat yang memburuk,
sebelum kemudian pada titik tertentu peningkatan pendapatan akan disertai oleh pemerataan
distribusi

Ketimpangan distribusi pendapatan disebabkan 2 hal :

1. Perbedaan produktivitas faktor produksi di sektor pertanian dan non pertanian

2. Pendapatan di sektor industri dan jasa biasanya tidak merata

Selain dengan adanya proses output pembangunan seiring meningkatnya pendapatan, ada juga
perubahan output pembangunan yang berasal dari non-pendapatan, perubahan non pendapatan ini
bisa diukur dari tinkat kelahiran, tingkat kematian dan juga tingkat Fertilitas penduduk. Ketiga fakroe
ini adalah variabel-variabel pokok yang mempengaruhi perkembangan penduduk

Proses pembangunan ekonomi biasanya tidak hanya ditandai dengan terjadinya perubahan atau
pergeseran pada struktur permintaan dan penawaran barang dan jasa yang diproduksi, namun juga
ditandai oleh terjadinya proses demografi (Chenery dan Syrquin)

Proses demografi itu sendiri ialah perubahan dari struktur penduduk serta ketenagakerjaan.
Terjadinya perubahan proses demografi itu akibat perubahan dari struktur permintaan, struktur
produksi, dan perbaikan gasilitas kesehatan, gizi serta pendidikan yang timbul akibat pertumbuhan
pendapatan per kapita.

Kita dapat mencontohkan perubahan terhadap struktur produksi , dimana perubahan kepadatan
penduduk diakibatkan oleh tumbuhnya pabrik-pabrik, seiring dengan bertumbuhnya pabrik, maka
masyarakat tentunya akan bergerak ke daerah dekat pabrik, sehingga membentuk demografi yang
baru.

Begitu juga dengan struktur permintaan, dengan meningkatnya pendapatan penduduk, maka
konsumsi pun akan semakin meningkat. Sehingga supply pun akan semakin meningkat juga. Penduduk
akan berkumpul di suatu titik untuk mendapatkan supply yang cepat, senhingga akan membentuk
demografi yang baru. Contohnya jakarta, dimana demografi berpusat di jakarta.

Dengan meningkatnya pendapatan juga akan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap


kesehatan. Meningkatnya pendapatan akan meningkatkan keinginan masyarakat untuk menjaga
kesehatan dan gizi nya. Dibukanya rumah sakit, atau puskesmas menjadikan masyarakat berkumpul
di daerah tersebut.
Dengan meningkatnya tingkat kesehatan, maka tingkat kelahiran akan semakin baik, tingkat kematian
yang menurun, serta fertilisasi yang semakin baik. Faktor-faktor tersebut dapat dibuktikan dengan
melihat data BPS mengenai angka harap. an hidup Indonesia yang semakin membaik tiap tahunnya.

Pada teori ekonomi regional disebutkan, bahwa perkembangan suatu ekonomi itu dimulai dari core
nya, dan setelah core selesai berkembang, maka akan menyebar. Contohnya seperti jakarta yang
menjadi core, sehingga pertumbuhan akan berkembang ke arah depok, tangerang, bekasi dan lain
sebagainya (kota satelit)

Kota-kota terbesar di Indonesia ditemukan di pulau Jawa. Disini kita menemukan ibu kota Jakarta yang
memiliki lebih dari 10 juta penduduk menurut sensus resmi terbaru (data dari 2011). Angka yang tidak
resmi kemungkinan besar jauh lebih tinggi. Selain itu, setiap pagi sejumlah besar pekerja erjalan dari
dareah perkotaan satelit menuju Jakarta untuk melakukan pekerjaan mereka. Pada sore atau malam
hari mereka berjalan pulang ke kota-kota satelit di sekitar Jakarta. Arus harian yang besar ini
menyebabkan kemacetan lalu lintas yang parah di Jakarta.

Indonesia yang merupakan negara berkembang mempunyai pertumbuhan penduduk yang cepat
seiring dengan pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan Penduduk (Crude Birth Ratio dan Crude Death Ratio)


Dalam demografi, ada istilah transisi demografi, di mana istilah tersebut mengacu pada proses
pergeseran dari suatu keadaan tingkat kelahiran dan tingkat kematian tinggi ke keadaan tingkat
kelahiran dan tingkat kematian rendah.

Lebih jelasnya adalah suatu peralihan dari keadaan awal di mana dialami tingkat fertilitas tinggi
dengan tingkat mortalitas tinggi pula (penduduk pada tahap ini lebih kurang stabil).

Keadaan ini disusul dengan tahap di mana penduduk bertambah dengan laju yang pesat, karena
tingkat kematian menurun, akan tetapi tidak disertai dengan menurunnya tingkat kelahiran. Akhirnya
pada tahap yang lebih lanjut perkembangan menuju pada suatu “keseimbangan” perihal masalah
penduduk.

Dengan keadaan seperti diatas, maka Indonesia memiliki bonus Demografi. Bila merujuk pada Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), bonus demografi mengandung arti bonus yang
dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64
tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya.Pada periode itu, jumlah usia angkatan kerja,
yakni yang berusia 15 tahun—64 tahun, diperkirakan mencapai sekitar 70%.

Bonus demografi juga menghasilkan jumlah usia tanggungan yang dibebankan kepada jumlah usia
produktif sangat sedikit. Adapun jumlah penduduk lainnya memasuki usia tidak produktif, yakni usia
di bawah 14 tahun dan usia di atas 65 tahun.

Dengan adanya bonus demografi ini, maka Indonesia mendapatkan keuntungan seperti usia produktif
yang banyak, pendapatan yang akan meningkat, Saving yang juga akan meningkat, dan dependency
ratio yang akan menurun, sehingga akan menaikkan kesejahteraan masyarakat. Namun kerugian dari
bonus demografi ini adalah bisa jadi akan semakin banyak tercipta pengangguran akibat kurangnya
tenaga kerja.
Transformasi ketenagakerjaan
Pulau jawa merupakan Pulau yang memiliki paling banyak penduduk dari seluruh Indonesia. Data BPS
menyebutkan bahwa 5 provinsi dengan populasi tertinggi adalah Jawa barat, Jawa Timur, Jawa
Tengah, Sumatera Utara dan Banten. Berdasarkan data ini, sudah tentu ketenagakerjaan juga
berpusat pada daerah-daerah yang padat penduduk. Data ini menyebabkan banyak kejadian yang
mengubah demografi Indonesia, seperti ruralisasi dan urbanisasi.

Selain itu, dengan bertambahnya pendapatan, maka bentuk tenaga kerja akan berubah juga. Dimana
dulu bekerja di bidang agrarian, maka sekarang menjadi sector industry. Seperti telah dijelaskan
diatas, pembangunan akan dilaksanakan pada daerah core, setelah itu akan berkembang ke kota
satelit. Maka banyak pabrik akan didirkan di daerah core, seperti Jakarta, kemudian akan menyebar
ke kota satelit, seperti Tangerang. Dengan banyaknya industry di daerah ini, maka masyarakat akan
pindah menuju kota dari desa (urbanisasi), dan transformasi desa yang menjadi kota. Kemudian jenis
ketenagakerjaan pun akan bertransformasi menjadi ke sector industry.

Kondisi Demografi Indonesia saat ini:

 Penyebaran penduduk tidak merata, sangat padat di Jawa -sangat jarang di Kalimantan dan
Irian.
 Piramida penduduk masih sangat melebar, kelompok balita dan remaja masih sangat besar.
 Angkatan kerja sangat besar, perkembangan lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding
dengan jumlah penambahan angkatan kerja setiap tahun.
 Distribusi Kegiatan Ekonomi masih belum merata, masih terkonsentrasi di Jakarta dan kota-
kota besar dipulau Jawa.
 Pembangunan Infrastruktur belum merata
 Indeks Kesehatan masih rendah; Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi masih tinggi

Distribusi pendapatan
Koefisien Gini atau Indeks Gini merupakan indikator yang menunjukkan tingkat ketimpangan
pendapatan secara menyeluruh. Nilai Koefisien Gini berkisar antara 0 hingga 1. Koefisien Gini bernilai
0 menunjukkan adanya pemerataan pendapatan yang sempurna, atau setiap orang memiliki
pendapatan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai