TINJAUAN PUSTAKA
Dilihat dari sisi kognitif, perkembangan anak usia sekolah berada pada
yang sama dengan orang lain. Sifat ego sentrik sudah mulai hilang, sebab
anak mulai memiliki pengertian tentang keterbatasan diri sendiri. Anak usia
mengelompokkan objek dalam situasi dan tempat yang berbeda. Pada periode
masalah secara nyata dan urut dari apa yang dirasakan. Sifat pikiran anak usia
sesutau dari arah sebaliknya atau dapat disebut anak memiliki dua pandangan
anak lebih bersifat logis dan dapat menyelesaikan masalah secara konkret.
2006).
8
2. Perkembangan Psikoseksual (Freud)
Pada perkembangan ini, anak usia sekolah berada pada fase laten
sendiri yang mulai terintegrasi dan anak sudah masuk pada masa pubertas.
Anak juga mulai berhadapan dengan tuntutan sosial seperti memulai sebuah
kelompok dengan teman sebaya. Anak usia sekolah mulai tertarik untuk
kelompok sosial dan dengan teman sebayanya, terutama dengan yang berjenis
3. Perkembangan Psikososial
Pada perkembangan ini, anak berada dalam tahapan rajin dan akan
tersebut bernilai sosial atau bermanfaat bagi kelompoknya. Pada tahap ini
anak untuk mengambil setiap peran yang ada di lingkungan sosial terutama
pencapaian yang nyata. Keberhasilan anak dalam pencapaian setiap hal yang
anak. Anak-anak yang tidak dapat memenuhi standar yang ada dapat
9
mengalami rasa inferiority (Muscari, 2005; Wong, 2009). Anak yang
memberikan berbagai label kepada periode ini dan label-label itu mencerminkan
ciri-ciri penting dari periode anak usia sekolah, yaitu sebagai berikut:
Suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan dimana
ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang tua
hanya beberapa saja yang taat, kecuali kalau orang tua mengharuskan
aspirasi baru, dengan lain perkataan akan muncul lebih banyak tuntutan dari
10
lingkungan maupun dari dalam anak sendiri yang kesemuanya ingin dipenuhi.
Beberapa ketrampilan yang perlu dimiliki anak pada fase ini meliputi antara lain:
mandi, berdandan, makan, sudah jarang atau bahkan tidak perlu ditolong lagi.
lain-lain.
yaitu:
yang umum
2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang
sedang tumbuh
dan berhitung
11
6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan
sehari-hari
lembaga
Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari
kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuannya adalah untuk
menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan
tangan merupakan salah satu cara untuk menghindari penyakit yang ditularkan
melalui makanan. Kebiasaan mencuci tangan secara teratur perlu dilatih pada
anak. Jika sudah terbiasa mencuci tangan sehabis bermain atau ketika akan
(Samsuridjal, 2009).
2013):
1. Mencegah risiko tertular flu, demam dan penyakit menular lainnya sampai
50%.
12
2. Mencegah tertular penyakit serius seperti hepatitis A, meningitis dan lain-
lain.
59%.
4. Jika mencuci tangan sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan,
Disamping manfaat secara kesehatan yang telah terbukti, jika tidak mencuci
tangan memakai sabun, kita dapat menginfeksi diri sendiri terhadap kuman
dengan menyentuh mata, hidung atau mulut. Kuman juga dapat menyebar ke
(common cold), flu dan beberapa kelainan system pencernaan seperti diare.
adalah cuci tangan yang dilakukan sesuai dengan prosedur/tata caranya. Menurut
WHO (2009) cuci tangan yang baik dan benar dilakukan selama 40-60 detik.
1. Basahi tangan dengan air mengalir, yaitu tangan dibasahi terlebih dahulu
13
2. Mengambil sabun yang cukup untuk semua permukaan tangan, yaitu tangan
3. Usap dan gosok punggung tangan secara bergantian, yaitu saat menggunakan
sabun bagian punggung tangan juga perlu dibersihkan dengan cara digosok.
4. Gosok telapak kanan atas ke tangan kiri pada sela-sela jari hingga bersih
secara bergantian, yaitu saat menggunakan sabun bagian telapak tangan dan
6. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian, yaitu teknik mencuci
7. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan, yaitu teknik
8. Membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir, setelah
9. Keringkan menggunakan tisu, setelah bilas tangan dengan air bersih tangan
10. Matikan kran, tahap terakhir adalah matikan kran air untuk penghematan air.
membutuhkan sabun dan hanya sedikit jumlah air. Air mengalir dari keran tidak
14
diperlukan, baskom kecil berisi air atau botol atau kaleng tekan berisi air
sudah cukup. Tata cara mencuci tangan mencakup membasahi tangan dengan
antara jari dan terutama di bawah kuku, paling tidak untuk 20 detik baik, bilas
dengan air mengalir (daripada membilas masih dalam air), dan kering baik di
pakai sabun yang meliputi pengetahuan, tradisi, sistem nilai yang dianut
perilaku hidup bersih seperti cuci tangan pakai sabun, faktor yang mendukung
timbulnya kemampuan anak untuk mencuci tangan pakai sabun yaitu berupa
dukungan dalam bentuk lingkungan fisik seperti sarana dan prasarana pendukung.
15
Untuk merubah kemampuan anak mencuci tangan pakai sabun juga diperlukan
2015).
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Definisi tersebut merujuk
mengungkapkan media secara lebih khusus yakni media dalam proses belajar
mencakup tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor (Arsyad, 2006). Ketiga tujuan
1. Tujuan Kognitif
16
a. Dapat mengembangkan kemampuan kognitif yang menyangkut
manusiawi.
2. Tujuan Afektif
Dengan menggunakan efek dan tekhnik, video dapat menjadi media yang
3. Tujuan Psikomotorik
ditampilkan.
17
2. Memperlihatkan secara nyata sesuatu yang pada awalnya tidak mungkin bisa
dilihat.
keadaan tertentu.
1. Kelebihan
menyertainya, dan
b. Video dapat menampilkan suatu fenomena yang sulit untuk dilihat secara
nyata.
dilihatnya,
18
c. Budget yakni proses pembuatan video membutuhkan biaya yang tidak
sedikit.
atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya tiruan. Sebagai metode penyajian,
demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam
2011).
mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi yaitu dengan cara
kenyataannya
19
2.4.3 Langkah-Langkah Penyampaian Demonstrasi
1. Tahap persiapan
kegagalan.
2. Tahap pelaksanaan
a. Langkah pembukaan
memperhatikan.
1) Memulai demonstrasi
yang menegangkan
20
Setelah selesai langkah demonstrasi maka siswa diberi tugas-tugas
dilakukan.
yang perlu mendapat perhatian pada Iangkah ini (Djamarah dan Aswan, 2010)
antara Iain:
ditonjolkan.
secara berurutan dari tertulis pada papan tulis atau pada kertas lebar, agar
21
2.4.5 Pelaksanaan Metode Demonstrasi
diperlukan.
mencapai sasaran.
lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk mengajukan
22