Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS MOTIVASI TENAGA KEPERAWATAN DALAM

MENERAPKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI PUSKESMAS


RAWAT INAP KABUPATEN NGANJUK

DUWI WAHYUNI, SUMARJI

ABSTRAK

Salah satu bentuk pelayanan di Puskesmas adalah pelayanan rawat inap yang
membutuhkan perawat, dimana perawat memberikan pelayanan asuhan keperawatan
selama 24 jam. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menggunakan suatu
pendekatan yaitu standar asuhan keperawatan. Mutu asuhan keperawatan sangat
mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan dan menjadi salah satu faktor penentu
citra institusi pelayanan kesehatan agar tetap baik Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh faktor motivasi terhadap penerapan asuhan keperawatan. Jenis
penelitian ini adalah crossectional dengan jumlah sampel 75 perawat yang ada di
Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Nganjuk.
Berdasarkan uji t faktor motivasi berpengaruh secara parsial terhadap variable terikat
penerapan asuhan keperawatan (Y) dengan nilai t hitung masing-masing lebih besar dari t
tabel. Dari uji F didapatkan hasil secara simultan variable bebas (X) berpengaruh terhadap
variabel terikat (Y).
Sedangkan variable bebas (X) yang paling dominan berpengaruh terhadap variable
terikat (Y) yaitu variable kebutuhan aktualisasi diri (X5) dengan nilai koefisien Beta yaitu
0,966. Untuk meningkatkan penerapan asuhan keperawatan di Puskesmas di sarankan
kepada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Nganjuk lebih meningkatkan pembinaan
kepada perawat Puskesmas dan memberikan kesempatan kepada perawat untuk
meningkatkan pengetahuannya dengan mengikuti kegiatan ilmiah, bagi Kepala
Puskesmas diharapkan memberikan kebebasan kepada perawat untuk berinovasi dan
berimprovisasi dengan teori baru yang didapat dari kegiatan ilmiah.

Kata Kunci : Motivasi, Perawat, Asuhan Keperawatan

PENDAHULUAN yang optimal. Pembangunan bidang


Undang-Undang Nomor 17 tahun kesehatan diarahkan untuk mencapai
2007 tentang Rencana Pembangunan komitmen internasional, yang dituangkan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun dalam Millennium Development Goals
2005-2025, mengamanatkan pembangu- (MDGs). Dengan adanya Era globalisai ini
nan kesehatan diarahkan untuk mening- menyebabkan adanya perubahan men-
katkan kesadaran, kemauan dan kemam- dasar dalam industri pelayanan kesehatan
puan hidup sehat bagi setiap orang agar di Indonesia sehingga mendorong tingkat
terwujud derajat kesehatan masyarakat persaingan yang semakin tajam (Dinkes,
2012).

29
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 2, Nomor 3, September 2013

Aspek lain yang sangat berpengaruh di Puskesmas, sehingga Kinerja Puskesmas


terhadap industri pelayanan kesehatan lebih optimal (Dinkes Jatim, 2012)
adalah adanya kebijakan baru Pemerintah Salah satu bentuk pelayanan di
dibidang kesehatan, yaitu dengan diter- Puskesmas adalah pelayanan rawat inap
bitkannya UU No. 40 Tahun 2004 tentang yang membutuhkan perawat, dimana
Sistem Jaminan Sosial Nasional yang me- perawat memberikan pelayanan asuhan
rupakan salah satu bentuk perlindungan keperawatan selama 24 jam. Perawat
sosial yang diselenggarakan oleh Negara dalam memberikan pelayanan keperawa-
Republik Indonesia guna menjamin war- tan menggunakan suatu pendekatan yaitu
ganegaranya untuk memenuhi kebutuhan standar asuhan keperawatan. Mutu asu-
hidup dasar yang layak, dan juga UU No. han keperawatan sangat mempengaruhi
24 Tahun 2011 tentang Badan Penyeleng- kualitas pelayanan kesehatan dan menjadi
gara Jaminan Sosial (BPJS), yang semuanya salah satu faktor penentu citra institusi
akan di mulai pelaksanaannya pada awal pelayanan kesehatan agar tetap baik
tahun 2014 (Subur, dkk, 2013) dibutuhkan penampilan kerja yang baik.
Puskesmas sebagai sarana pelayanan Penampilan kerja (Kinerja) adalah akibat
strata pertama dalam pemberian pela- dari interaksi antara dua variabel yaitu
yanan kepada masyarakat mempunyai kemampuan melaksanakan tugas dan
peranan penting dalam mewujudkan motivasi dalam meningkatkan mutu pela-
derajat kesehatan masyarakat. Puskesmas yanan asuhan keperawatan di Unit Rawat
sebagai ujung tombak penyelenggara Inap Puskesmas dibutuhkan motivasi kerja
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan yang tinggi (Sumitro, 2004)
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) serta Tenaga keperawatan khususnya di
merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Instalasi Rawat Inap merupakan tenaga
Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertang- yang paling sering dan paling lama
gungjawab menyelenggarakan sebagian berhubungan dengan pasien, dengan jam
tugas pembangunan kesehatan di Kabu- kerja 24 jam terbagi atas tiga shift dalam
paten/Kota. Dalam rangka mengoptimali- sehari semalam, sehingga kinerja tenaga
sasikan dan mengintegrasikan semua keperawatan akan menjadi tolak ukur
upaya keperawatan kesehatan di Puskes- pertama dari seorang pasien/keluarganya
mas agar pelayanan yang diberikan terhadap pelayanan yang diberikan
bermutu, holistik dan komprehensif Puskesmas khususnya Rawat Inap. Tugas
(Permenkes 279, 2006). pokok perawat disini adalah memberikan
Upaya kesehatan yang diseleng- pelayanan keperawatan dalam bentuk asu-
garakan oleh Puskesmas meliputi upaya han keperawatan baik individu, keluarga,
kesehatan wajib dan upaya kesehatan kelompok dan masyarakat dengan tujuan
pengembangan. Kinerja Puskesmas, untuk mencapai kemandirian masyarakat
sebagai sarana pelayanan kesehatan dasar baik di sarana pelayanan kesehatan seperti
yang paling dekat dengan masyarakat rumah sakit dan puskesmas (Kepmenpan
sangat menentukan kinerja Kabupaten/ No. 94 tahun 2001). Sehingga pengukuran
Kota untuk mewujudkan masyarakat kinerja tenaga keperawatan melalui
sehat di wilayahnya. Prinsip penyeleng- Asuhan Keperawatan perlu selalu di moni-
garaan upaya kesehatan yang menyeluruh, tor dan di evaluasi secara berkala (Permen-
terpadu, terjangkau dan bermutu merupa- kes 279, 2006)
kan prinsip yang seharusnya diterapkan

30
Duwi W., Sumarji, Analisis Motivasi Tenaga Keperawatan dalam Menerapkan Asuhan Keperawatan di Puskesmas...

Asuhan Keperawatan adalah tindakan 2008), Sedangkan menurut Hendrami


keperawatan yang diberikan kepada (2008), Bahwa insentif berpengaruh ter-
pasien mulai dari pengkajian masalah, hadap kinerja asuhan keperawatan dalam
penyusunan rencana keperawatan, melak- pengkajian dan implementasi perawat
sanakan tindakan dan prosedur keperawa- pelaksana, sedangkan tanggung jawab,
tan secara menyeluruh baik fisik, mental, kondisi kerja, dan supervisi tidak ber-
sosial, spiritual dan mengevaluasi hasil pengaruh.
tindakan keperawatan (Doenges, 1993). Dengan demikian pelayanan kepera-
Dalam menerapkan asuhan kepera- watan di masa mendatang harus dapat
watan dipengaruhi oleh faktor motivasi memberikan consumer minded terhadap
dari masing-masing perawat. Motivasi pelayanan yang diterima. Hal ini di-
sebagai suatu yang membuat orang dasarkan pada “trend” perubahan saat ini
bertindak atau berperilaku dalam cara- dan persaingan yang semakin ketat. Oleh
cara tertentu. Salah satu bentuk upaya karena itu perawat diharapkan dapat
yang mendorong tenaga perawat untuk mendefinisikan, mengimplementasikan,
berprestasi lebih baik adalah dengan jalan dan mengukur perbedaan bahwa praktik
memberikan motivasi secara langsung keperawatan harus dapat sebagai indi-
(Armstrong, 1988) kator terpenuhinya kebutuhan masyarakat
Motivasi yaitu kebutuhan fisik, akan pelayanan kesehatan yang profes-
kebutuhan keselamatan, kebutuhan sosial, sional di masa depan. Sementara itu
kebutuhan penghargaan dan kebutuhan kualitas layanan keperawatan di masa
aktualisasi secara simultan berpengaruh mendatang belum jelas, maka perawat
terhadap variabel kinerja guru yaitu professional di masa mendatang harus
kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan dapat memberikan dampak yang positif
dan ketepatan waktu. (Sudjarwo, 2002), terhadap kualitas system pelayanan
Faktor-faktor motivasi yang terdiri dari kesehatan di Indonesia. Ada 4 (empat) hal
prestasi, penghargaan, tanggungjawab, yang harus dijadikan perhatian utama
pengembangan diri, supervisi, gaji, hu- keperawatan di Indonesia, yaitu : (1) Me-
bungan antar pribadi, kondisi lingkungan mahami dan Menerapkan Peran Perawat,
kerja menunjukkan ada hubungan yang (2) Komitmen terhadap identitas kepera-
bermakna antara motivasi dengan kinerja watan, (3) Perhatian terhadap perubahan
perawat dalam penerapan asuhan kepera- dan trends pelayanan kesehatan kepada
watan Sumitro (2004), Pendidikan tentang masyarakat, dan (4) Komitmen dalam
asuhan keperawatan jiwa perawat diruang memenuhi tuntutan tantangan sistem
rawat inap klas III adalah kurang kompe- pelayanan kesehatan melalui upaya yang
ten sehingga perawat dalam penerapan kreatif dan inovatif (Nursalam, 2001).
asuhan keperawatan juga terbatas Karo Berdasarkan data laporan asuhan
(2006), Hasil penelitian hubungan antara keperawatan di Puskesmas Rawat Inap
beban kerja dan motivasi perawat dengan Kabupaten Nganjuk tahun 2011 – 2012
penerapan standar asuhan keperawatam melalui instrument Asuhan Keperawatan
oleh perawat pelaksana Puskesmas, di- diketahui bahwa penerapan asuhan
dapatkan hasil bahwa sebagian besar keperawatan di Instalasi Puskesmas Rawat
perawat mempunyai beban kerja ringan Inap masih belum maksimal, dari 11 Pus-
tetapi motivasi kerja baik dan penerapan kesmas Rawat Inap yang sudah melaksa-
standar asuhan keperawatan baik (Alfred, nakan baru 4 Puskesmas (36 %).

31
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 2, Nomor 3, September 2013

Sehubungan dengan fakta tersebut, 2. Kriteria Eksklusi


penulis ingin mengetahui faktor-faktor apa Kriterian eksklusi adalah meng-
saja yang mempengaruhi belum maksi- hilangkan/mengeluarkan subyek yang
malnya penerapan asuhan keperawatan memenuhi kriteria inklusi dari studi
yang dilaksanakan oleh tenaga kepera- karena pelbagai sebab (Nursalam, 2003).
watan. Dalam penelitian ini diasumsikan Kriteria eksklusinya adalah :
bahwa kemampuan tenaga keperawatan - Tidak berada ditempat saat pengam-
sama, karena bekerja di instansi pemerin- bilan data
tah. Oleh karena itu karena itu penulis
menganalisa faktor motivasi sebagai faktor - Tidak bersedia menjadi responden
yang mempengaruhi penerapan asuhan Berdasarkan rumus Solvin besar sampel
keperawatan. adalah :

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Keterangan :
Jenis Penelitian ini adalah penelitian
n = Sampel
non eksperimental yaitu penelitian yang
observasinya dilakukan terhadap sejumlah N = Populasi
variabel subyek menurut keadaan apa e = Perkiraan tingkat kesalahan (0,05)
adanya (in nature), tanpa ada manipulasi/
Berdasarkan rumus diatas maka
intervensi peneliti. Metode yang diguna-
besar sampel dalam penelitian ini
kan adalah metode survey epidemiologic
adalah 75 responden
analitik yaitu menggali bagaimana dan
mengapa fenomena kesehatan itu terjadi
yaitu dengan melakukan analisis dinamika Metode Analisis Data
korelasi antar fenomena. Sedangkan Model untuk menganalisis data yang
model/rancangan penelitian ini adalah digunakan dalam penelitian ini adalah
crossectional, yaitu melihat suatu kejadian dengan menggunakan Regresi Linear
pada waktu/saat tertentu (point time ap- Berganda. Bentuk hubungan dinyatakan
proach) (Watik, 2007) dalam model persamaan regresi yang
signifikan, yang mana variabel tak bebas
Teknik Pengambilan Sampel (dependent variabel) yaitu Y, merupakan
fungsi dari variabel bebas (independent
Adapun sampel ditentukan berdasar-
variabel) yaitu X (Solimun, 2002). Secara
kan kriteria sebagai berikut :
aljabar hubungan tersebut dapat diru-
1. Kriteria Inklusi muskan seperti mangacu pada persamaan-
Kriteria inklusi adalah karakteristik persamaan model syofian (2013), dengan
umum subyek penelitian dari suatu rumus sebagai berikut :
populasi target yang terjangkau yang
akan diteliti. (Nursalam, 2003 ). Kriteria Y = a + b1X1 + b2X2 + b2X3 + … + ßnXn
inklusinya adalah :
Dimana :
- Perawat PNS di Puskesmas Rawat
Inap Kabupaten Nganjuk Y = Variabel terikat
- Sehat jasmani dan rohani X1 = Variabel bebas pertama

32
Duwi W., Sumarji, Analisis Motivasi Tenaga Keperawatan dalam Menerapkan Asuhan Keperawatan di Puskesmas...

X2 = Variabel bebas kedua ANALISA DATA DAN


X3 = Variabel bebas ketiga PEMBAHASAN
Xn = Variabel bebas ke-n A. Analisis Hasil Penelitian
a dan b1 serta b2 = konstanta 1. Uji Validitas Data
Dari hasil uji validitas dan realibilitas
Pengaruh variabel bebas terhadap
dengan menggunakan korelasi Pearson
variabel tak bebas ditunjukkan oleh tanda
Product Moment, suatu butir pertanyaan
(+/-), dan besarnya koefisien arah regresi.
dikatakan valid jika terdapat korelasi yang
Tanda (+) menyatakan pengaruh searah,
signifikan yang ditunjukkan dengan nilai
sedangkan tanda (-) menyatakan pengaruh
signifikansi kurang dari nilai α = 0,05
berlawanan arah.
antara butir pertanyaan yang diukur
validitasnya dengan skor total butir
pertanyaan. Hasil uji validitas disajikan
pada tabel dibawah ini sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Signifikansi untuk Variabel Motivasi Kebutuhan
Fisiologis (X1)

Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas dan Signifikansi untuk Variabel Motivasi Kebutuhan Rasa
Aman (X2)

Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas dan Signifikansi untuk Variabel Motivasi Kebutuhan
Dicintai dan Mencintai (X3)

Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

33
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 2, Nomor 3, September 2013

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas dan Signifikansi untuk Variabel Motivasi Kebutuhan
Harga Diri (X4)

Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas dan Signifikansi untuk Variabel Motivasi Kebutuhan
Aktualisasi Diri (X5)

Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas dan Signifikansi untuk Variabel Penerapan Asuhan
Keperawatan (Y)

Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

Berdasarkan data diatas dapat diketahui dari waktu ke waktu. Suatu konstuk atau
bahwa seluruh butir item pertanyaan memiliki variabel dikatanan reliabel jika memberi-
nilai rhitung > rtabel yaitu > 0,227 dan signifikansi kan nilai cronbach alpha > 0,6 (Syofiyan,
kurang dari 0,05, sehingga dikatakan valid. 2013).

2. Uji Realibilitas Data Tabel 4.7 Nilai Cronbach’s Alpha


Variabel Motivasi Kebutuhan
Uji Realibilitas digunakan untuk me-
Fisiologis (X1)
ngukur suatu kuisioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk.
Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil
Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

34
Duwi W., Sumarji, Analisis Motivasi Tenaga Keperawatan dalam Menerapkan Asuhan Keperawatan di Puskesmas...

Tabel 4.8 Nilai Cronbach’s Alpha Dari hasil uji reliabilitas didapatkan
Variabel Motivasi Kebutuhan nilai > 0,6 untuk semua item pertanyaan
Rasa Aman (X2) sehingga dapat dikatakan bahwa kuisioner
pada penelitian ini adalah reliabel.

3. Koefisien Korelasi (R) dan


Determinasi Simultan (R2)
Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS Koefisien korelasi mengkur tingkat
keeratan hubungan antara variabel bebas
Tabel 4.9 Nilai Cronbach’s Alpha yaitu motivasi yang terdiri dari kebutuhan
Variabel Motivasi Kebutuhan fisiologis (X1), kebutuhan rasa aman (X2),
Dicintai dan Mencintai (X3) kebutuhan dicintai dan mencintai (X3),
kebutuhan harga diri (X4) dan kebutuan
aktualisasi diri (X5) dengan variabel terikat
yaitu penerapan asuhan keperawatan (Y)
di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten
Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS Nganjuk. Jika nilai dari korelasi tersebut
mendekati +1 maka dikatakan terjadi
Tabel 4.10 Nilai Cronbach’s Alpha Variabel
hubungan yang kuat searah. Artinya
Motivasi Kebutuhan Kebutu-
variabel independen naik, maka variabel
han Harga Diri (X4)
dependen juga akan naik.
Nilai koefisien determinasi simultan
yang merupakan hasil pengkuadratan
koefisien korelasi menunjukkan kontribusi
prosentase pengaruh variabel bebas
Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS
motivasi secara simultan yang terdiri dari
Tabel 4.11 Nilai Cronbach’s Alpha kebutuhan fisiologis (X1), kebutuhan rasa
Variabel Motivasi Kebutuhan aman (X 2 ), kebutuhan dicintai dan
Aktualisasi Diri (X5) mencintai (X3), kebutuhan harga diri (X4)
dan kebutuan aktualisasi diri (X5) terhadap
variabel terikat yaitu penerapan asuhan
keperawatan (Y) di Puskesmas Rawat Inap
Kabupaten Nganjuk. Prosentase pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat
Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS
yang ditunjukkan oleh koefisien deter-
Tabel 4.12 Nilai Cronbach’s Alpha Variabel minasi simultan (Rsquared) / (R2).
Penerapan Asuhan Keperawa-
tan (Y) 4. Persamaan Regresi Linier Berganda
Persamaan regresi mengukur p-
engaruh dari masing-masing variabel
independen/bebas yaitu variabel motivasi
yang terdiri dari kebutuhan fisiologis (X1),
Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS kebutuhan rasa aman (X 2), kebutuhan
dicintai dan mencintai (X3), kebutuhan

35
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 2, Nomor 3, September 2013

harga diri (X4) dan kebutuan aktualisasi (Y) di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten
diri (X5) terhadap variabel dependent/ter- Nganjuk. Adapun hasil dari pengeolahan
ikat yaitu penerapan asuhan keperawatan SPSS untuk uji regresi linier berganda ini
dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 4. 15 Koefisien Regresi Berganda

Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS

Dari tabel diatas, maka dapat dibuat 5. Pengujian Hipotesis


persamaan regresi berganda sebagai 1. Hipotesis 1
berikut : H1 : Motivasi secara parsial dan simultan
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 berpengaruh terhadap penerapan
Y = 5,173 - 0,004X1 + 0,036X2 + 0,076X3 + Asuhan Keperawatan
0,924X4 + 0,966X5
a. Pengujian hipotesis Parsial
Untuk mengukur secara parsial
pengaruh variabel bebas motivasi ter-
hadap variabel terikat yaitu penerapan
asuhan keperawatan dipergunakan Uji
t. Adapun hasil dari Uji t dan signifi-
kansi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4. 17 Nilai t Hitung dan Signifikansi

Menentukan nilai ttabel Adapun pengaruh dari tiap-tiap


α = 5% = 0,05 variabel bebas terhadap variabel terikat
df = n-k-1 = 75 – 5 - 1 = 69 yaitu :
ttabel = ttabel (α) (k,dk) = t(0,05)(5, 69) = 1,995 1. Dari hasil perhitungan diketahui
bahwa variabel motivasi kebutuhan
fisiologis (X1) memiliki nilai thitung = -

36
Duwi W., Sumarji, Analisis Motivasi Tenaga Keperawatan dalam Menerapkan Asuhan Keperawatan di Puskesmas...

0,012 < ttabel = 1,995, nilai signifikanya 4. Dari hasil perhitungan diketahui
adalah 0,990 > α = 0,05, nilai ini bahwa variabel motivasi kebutuhan
menunjukkan variabel motivasi harga diri (X4) memiliki nilai thitung =
kebutuhan fisiologis (X 1 ) tidak 2,982 > t tabel sebesar 1,995, nilai
berpengaruh terhadap variabel signifikanya adalah 0,004 < α = 0,05,
penerapan asuhan keperawatan (Y) yang berarti bahwa variabel motivasi
di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten kebutuhan harga diri (X4) berpe-
Nganjuk, dengan demikian Ho ngaruh terhadap penerapan asuhan
diterima. keperawatan (Y) di Puskesmas
2. Dari hasil perhitungan diketahui Rawat Inap Kabupaten Nganjuk,
bahwa variabel motivasi kebutuhan dengan demikian Hi diterima
kebutuhan rasa aman (X2) memiliki 5. Dari hasil perhitungan diketahui
nilai thitung = 2,131 > ttabel =1,995, nilai bahwa variabel motivasi kebutuan
signifikanya adalah 0,037 < α = 0,05, aktualisasi diri (X5) memiliki nilai
yang berarti bahwa variabel motivasi t hitung = 2,690 > t tabel = 1,995, nilai
kebutuhan rasa aman (X2) berpenga- signifikanya adalah 0,009 < α = 0,05,
ruh terhadap variabel penerapan yang berarti bahwa variabel motivasi
asuhan keperawatan (Y) di Puskes- kebutuhan aktualisasi diri (X5) berpe-
mas Rawat Inap Kabupaten Nganjuk, ngaruh terhadap variabel penerapan
dengan demikian H1 diterima asuhan keperawatan (Y) di Puskes-
3. Dari hasil perhitungan diketahui mas Rawat Inap Kabupaten Nganjuk,
bahwa variabel motivasi kebutuhan dengan demikian H1 diterima.
dicintai dan mencintai (X3) memiliki
nilai thitung = 0,255 < ttabel sebesar 1,995, b. Pengujian Hipotesis Simultan
nilai signifikanya adalah 0,799 > α = Untuk mengukur secara bersama/
0,05, yang berarti bahwa variabel simultan pengaruh variabel bebas moti-
motivasi kebutuhan dicintai dan vasi terhadap variabel terikat penerapan
mencintai (X3) tidak berpengaruh asuhan keperawatan digunakan Uji F
terhadap variabel penerapan asuhan (Uji Simultan). Adapun hasil dari Uji F
keperawatan (Y) di Puskesmas dan signifikansi dapat dilihat pada tabel
Rawat Inap Kabupaten Nganjuk, berikut :
dengan demikian H0 diterima.

Tabel 4.16 Nilai F Hitung dan Signifikansi

37
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 2, Nomor 3, September 2013

Dapat diketahui bahwa F hitung > F 2. Hipotesis 2


tabel (288,246 > 2,348) dan signifikansi < α H2 : Kebutuhan aktualisasi diri
(0,000 < 0,05), jadi H 0 ditolak. Dapat memiliki pengaruh dominan terhadap
disimpulkan bahwa secara simultan penerapan Asuhan Keperawatan
variabel bebas motivasi yang terdiri dari Untuk mengetahui variabel mana
kebutuhan fisiologis (X1), kebutuhan rasa yang paling dominan diantara variabel
aman (X 2 ), kebutuhan dicintai dan bebas motivasi yang terdiri dari kebutu-
mencintai (X3), kebutuhan harga diri (X4) han fisiologis (X1), kebutuhan rasa aman
dan kebutuan aktualisasi diri (X5) berpe- (X2), kebutuhan dicintai dan mencintai (X3),
ngaruh terhadap variabel terikat yaitu kebutuhan harga diri (X4) dan kebutuan
penerapan asuhan keperawatan (Y) di aktualisasi diri (X5) terhadap variabel ter-
Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Ngan- ikat yaitu penerapan asuhan keperawatan
juk, sehingga Ho di tolak dan H1 diterima. (Y) di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten
Nganjuk, maka dilakukan dengan melihat
ranking koefisien regresi yang di standar-
kan (ß) atau Standardized of Coefficients Beta
dari masing-masing variabel bebas yang
signifikan. Darihasil perhitungan SPSS
mengenai koefisien regresi yang distandar-
kan (ß) atau Standardized of Coefficients Beta
dapat ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 4. 18 Koefisien Regresi yang Distandarkan (ß) atau Standardized of Coefficients


Beta

Dari hasil SPSS diatas dapat diketahui terikat yaitu penerapan asuhan
bahwa variabel X 5 yaitu kebutuhan keperawatan (Y) di Puskesmas Rawat Inap
aktualisasi memiliki nilai koefisien regresi Kabupaten Nganjuk, sehingga H1
yang distandarkan (ß) atau Standardized of diterima.
Coefficients Beta tertinggi yaitu 0,966 Dari hasil perhitungan SPSS yang
dibandingkan dengan variabel bebas yang dilakukan terhadap koefisien korelasi dan
lain, maka variabel X 5 yaitu variabel determinasi ditunjukkan oleh tabel
aktualisasi diri merupakan variabel bebas dibawah ini.
yang dominan mempengaruhi variabel

38
Duwi W., Sumarji, Analisis Motivasi Tenaga Keperawatan dalam Menerapkan Asuhan Keperawatan di Puskesmas...

Tabel 4.19 Koefisien Korelasi dan Determinasi Simultan

Pada tabel 4.18 tersebut diketahui b. Variabel motivasi kebutuhan kebutuhan


bahwa Prosentase pengaruh variabel bebas rasa aman (X2)
yaitu motivasi yang terdiri dari kebutuhan Variabel motivasi kebutuhan rasa
fisiologis (X1), kebutuhan rasa aman (X2), aman (X2) berpengaruh terhadap varia-
kebutuhan dicintai dan mencintai (X3), bel penerapan asuhan keperawatan (Y)
kebutuhan harga diri (X4) dan kebutuan di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten
aktualisasi diri (X5) terhadap variabel ter- Nganjuk. Pekerjaan sebagai tenaga
ikat yaitu penerapan asuhan keperawatan paramedis bukanlah pekerjaan yang
(Y) di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten mudah dan tanpa resiko, rasa aman dan
Nganjuk, ditunjukkan oleh koefisien nyaman dalam melaksanakan tindakan
determinasi simultan (R squared) adalah keperawatan sangat diperlukan karena
sebesar 0,954 atau 95,4%. Hal ini berarti perlindungan diri baik tenaga keseha-
bahwa naik turunya variabel terikat yaitu tan maupun pasien dari infeksi nosoko-
penerapan asuhan keperawatan (Y) di mial akan sangat menunjang keber-
Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Ngan- hasilan penerapan asuhan keperawatan
juk, dipengaruhi oleh variabel bebas sesuai standart. Lingkungan kerja yang
motivasi sebesar 95,4%. Sedangkan sisanya tidak aman akan membuat perawat
sebesar 4,6% dipengaruhi oleh variabel lain maupun pasien was-was sehingga akan
di luar penelitian ini. berpengaruh terhadap proses kesem-
buhan pasien.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Berdasarkan Hasil Uji t (Uji Parsial) c. Variabel motivasi kebutuhan dicintai
dan mencintai (X3)
a. Variabel Kebutuhan Fisiologis (X1)
Variabel motivasi kebutuhan dicin-
Variabel motivasi kebutuhan fisio-
tai dan mencintai (X 3) tidak berpe-
logis (X1) tidak berpengaruh terhadap
ngaruh terhadap variabel penerapan
variabel penerapan asuhan kepera-
asuhan keperawatan (Y) di Puskesmas
watan (Y) di Puskesmas Rawat Inap
Rawat Inap Kabupaten Nganjuk.
Kabupaten Nganjuk, hal ini dapat
Tenaga kesehatan dalam memberikan
disebabkan karena seluruh responden
pelayanan kesehatan kepada masyara-
mempunyai kedudukan dan status
kat tidaklah bekerja secara individu
yang sama yaitu sebagai Pegawai
melaikan bekerja secara tim. Suasana
Negeri Sipil (PNS), sehingga secara
saling membutuhkan dalam suatu tim
otomatis hak dan kewajiban yang
work harus tercipta secara baik karena
diterima adalah sama berdasarkan
pada dasarnya seorang perawat tidak
kepangkatan dan golongan.
akan dapat bekerja secara individual,

39
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 2, Nomor 3, September 2013

mereka membutuhkan rekan kerja yang tan (Y) di Puskesmas Rawat Inap
saling berkolaborasi untuk memberikan Kabupaten Nganjuk. Menerapkan ilmu
asuhan keperawatan pada pasien, dan tori baru yang didapat dari hasil
sehingga tanpa disadari rasa saling penelitian, seminar maupun workshoop
mencintai itupun terbentuk dengan dalam praktek kerja sehari-hari
sendirinya. Setiap perawat dimanapun memang tidahkh mudah, tentangan
dia ditempatkan harus dapat beradap- dan tantangan banyak didapat dari
tasi dan menyesuaikan diri dengan rekan kerja maupun lain profesi dan ini
cepat terhadap lingkungan yang baru merupakan satu hal yang harus dihi-
karena hal tersebut akan sangat langkan oleh seluruh tenaga kesehatan
menunjang keberhasilan perawat dalam khususnya tenaga medis dan
memberikan asuhan keperawatan paramedis. Keberhasilan dalam asuhan
kepada pasien. keperawatan adalah tanggungjawab
seluruh anggota tim. Untuk itu diberi-
d. Variabel motivasi kebutuhan harga diri kan kesempatan untuk beraktualisasi
(X4) diri merupakan harapan bagi semua
Variabel motivasi kebutuhan harga orang, karena dengan beraktualisasi
diri (X 4) berpengaruh terhadap akan memberikan rasa pada individu
penerapan asuhan keperawatan (Y) di berkesempatan untuk mengembangkan
Puskesmas Rawat Inap Kabupaten diri dan berprestasi. Perawat akan lebih
Nganjuk. Bekerja dengan banyak orang leluasa mengembangan ketrampilan
dengan pelbagai latar belakang profesinya dan akan memberikan ke-
pendidikan yang berbeda, kemampuan puasan pelayanan kepada masyarakat
akademik yang berbeda dan skill/ yang sesuai dengan standart.
ketrampilan yang berbeda pula, hal ini
membuat perawat untuk termotivasi 2. Berdasarkan Hasil Uji F (uji
dengan menunjukkan kemampuan Simultan)
yang dipunyai untuk nantinya menda- Sesuai dengan tabel 4.19 yang
patkan pengakuan atas profesinya. merupakan hasil perhitungan Uji F yang
Setiap individu mempunyai kebutuhan dilakukan dengan bantuan program SPSS
untuk dihargai dan diberikan reward diperoleh nilai Fhitung = 288,246 > nilai Ftabel
atas apa yang dikerjakannya. Reward = 2,348 dengan nilai signifikan sebesar
yang diberikan dapat berupa fasilitas 0,000. Nilai ini lebih kecil dari pada á = 0.05,
kerja, kedudukan maupun hanya sehingga artinya secara simultan variabel
sekedar piagam penghargaan. Apapun bebas motivasi yang terdiri dari
bentuk reward yang diberikan tentunya kebutuhan fisiologis (X1), kebutuhan rasa
akan sangat memotivasi perawat dalam aman (X 2 ), kebutuhan dicintai dan
meningkatkan kerjanya. mencintai (X3), kebutuhan harga diri (X4)
e. Variabel motivasi kebutuan aktualisasi dan kebutuan aktualisasi diri (X 5 )
diri (X5) berpengaruh terhadap variabel terikat
yaitu penerapan asuhan keperawatan (Y)
Variabel motivasi kebutuhan aktua- di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten
lisasi diri (X5) berpengaruh terhadap Nganjuk, sehingga Ho di tolak dan H1
variabel penerapan asuhan keperawa- diterima.

40
Duwi W., Sumarji, Analisis Motivasi Tenaga Keperawatan dalam Menerapkan Asuhan Keperawatan di Puskesmas...

3. Variabel Motivasi Yang Dominan kebutuhan rasa aman (X2) di peroleh


Berdasarkan nilai koefisien regresi nilai t hitung = 2,131 > t tabel = 1,995,
yang distandarkan (ß) atau Standardized of kebutuhan dicintai dan mencintai (X3)
Coefficients Beta diketahui bahwa variabel di peroleh nilai thitung = 0,255 < ttabel =
X4 yaitu kebutuhan harga diri memiliki 1,995, kebutuhan harga diri (X 4) di
nilai tertinggi yaitu 0,966 dibandingkan peroleh nilai thitung = 2,982 > ttabel = 1,995
dengan variabel bebas yang lain, dengan dan kebutuan aktualisasi diri (X5) di
demikian variabel X 5 yaitu variabel peroleh nilai thitung = 2,690 > ttabel = 1,995,
aktualisasi diri merupakan variabel bebas jadi variabel bebas motivasi X1 dan X3
yang dominan mempengaruhi variabel secara parsial menunjukkan tidak
terikat yaitu penerapan asuhan berpengaruh hubungan terhadap vari-
keperawatan (Y) di Puskesmas Rawat Inap able bebas (Y), sedangkan X2, X4, dan X5
Kabupaten Nganjuk. berpengaruh terhadap variable bebas
(Y).
4. Keeratan Hubungan Antar Variabel
2. Uji F (Uji Bersama)
Dapat dilihat dari nilai koefisien
Hasil Uji F yang dilakukan dengan
korelasi (R) dan determinasi simultan (R2),
program SPSS diperoleh nilai Fhitung =
yaitu jika nilai dari korelasi tersebut
286, 246 > Ftabel = 2,348. Dengan nilai
mendekati +1 maka dikatakan terjadi
signifikansi sebesar 0,000 < α = 0,005,
hubungan yang kuat searah. Artinya
sehingga artinya secara simultan
variabel independen naik, maka variabel
variabel bebas motivasi yang terdiri dari
dependen juga akan naik. Koefisien
kebutuhan fisiologis (X1), kebutuhan
determinasi simultan (R squared) adalah
rasa aman (X2), kebutuhan dicintai dan
sebesar 0,954 atau 95,4%. Hal ini berarti
mencintai (X3), kebutuhan harga diri
bahwa naik turunya variabel terikat yaitu
(X4) dan kebutuan aktualisasi diri (X5)
penerapan asuhan keperawatan (Y) di
secara simultan berpengaruh terhadap
Puskesmas Rawat Inap Kabupaten
variabel terikat yaitu penerapan asuhan
Nganjuk, dipengaruhi oleh variabel bebas
keperawatan (Y) di Puskesmas Rawat
motivasi sebesar 95,4%. Sedangkan sisanya
Inap Kabupaten Nganjuk.
sebesar 4,6% dipengaruhi oleh variabel lain
di luar penelitian ini. 3. Dari hasil SPSS didapatkan bahwa
variabel X5 yaitu kebutuhan aktualisasi
KESIMPULAN DAN SARAN diri memiliki nilai koefisien regresi yang
distandarkan (ß) atau Standardized of
A. Kesimpulan
Coefficients Beta tertinggi yaitu 0,966
Dari hasil pengujian yang dilakukan, dibandingkan dengan variabel bebas
maka dapat disimpulkan sebagai berikut : yang lain, maka variabel X 5 yaitu
1. Uji t (Uji Parsial) variabel kebutuhan aktualisasi diri me-
Dari hasil uji t dengan SPSS rupakan variabel bebas yang dominan
diketahui bahwa variabel motivasi mempengaruhi variabel terikat yaitu
kebutuhan fisiologis (X1) di peroleh nilai penerapan asuhan keperawatan (Y) di
thitung = -0,12 < ttabel = 1,995, kebutuhan Puskesmas Rawat Inap Kabupaten
Nganjuk

41
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 2, Nomor 3, September 2013

B. Saran ———. 2012. Pedoman Penilaian Kinerja


1. Supaya pekerjaan yang dilakukan Puskesmas. Surabaya : Dinkes
perawat tidak merupakan suatu Provinsi Jatim
rutinitas perlu adanya peningkatan sta- ———. 2004. UU No. 40. Tentang Sistem
tus dari Puskesmas, salah satunya Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Jakarta
dengan mengikuti akreditasi
Puskesmas dan menjadikannya ———. 2009. UU No. 36. Tentang Kesehatan.
Puskesmas ISO. Jakarta
2. Perlu adanya kesempatan kepada ———. 2011. UU No. 44. Tentang Badan
perawat untuk berinovasi dan Penyelenggara Jaminan Sosial. Jakarta
berimprovisasi dengan teori baru yang Anwar Prabu M, Dr.,M.Si. 2007. Evaluasi
didapat dari kegiatan ilmiah seperti Kinerja SDM. Bandung : PT. Refika
seminar, workshop, pelatihan dan lain- Aditama
lain.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
3. Perlu adanya reward atas kinerja Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
perawat ditingkat kabupaten sebagai Jakarta : Rineka Cipta
support awal mereka sebelum terpilih
untuk tingkat provinsi maupun Asnawi. 2007. Teori Motivasi. Jakarta :
nasional. Rineka Cipta
4. Asuhan Keperawatan yang diterapkan Benu, Alfred O.F. 2008. Hubungan antara
dimasukkan dalam billing sehingga beban kerja dan motivasi perawat dengan
memotivasi perawat untuk selalu penerapan standar asuhan keperawatam
meningkatkan mutu pelayanan dan oleh perawat pelaksana Puskesmas di
bekerja sesuai standar. kota madya Semarang. http://
5. Perlu adanya pengembangan penelitian www.fkm.undip.ac.id. Diakses
lanjutan dengan obyek yang berlainan. tanggal 4 Juni 2013.
Dr. Juliansyah Noor, SE., MM. 2011.
Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis,
Disertasi, dan Karya Ilmiah. Ed. 1.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : Kencana
Alimul, Azis. 2003. Riset Keperawatan dan E. Doenges, Marilyn and Friends. 1993.
Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman
Salemba Medika Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan. Jakarta
Armstrong, Michael. 1988. Manajemen
: EGC
Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT.
Eltek Media Computindo Effendy, Nasrul, Drs. 1995. Pengantar Proses
Keperawatan. Jakarta : EGC
Anonimouse.1984. Sinopsis Dasar-dasar
Keperawatan. Jakarta : Depkes RI Erni Br Karo. 2006. Analisis Sumber Daya
Ditjen Manusia (SDM) perawat dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan jiwa di
———. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
ruang Rawat Inap klas III Rumah Sakit
Timur. Surabaya : Dinkes Provinsi
Daerah Medan. http://
Jatim

42
Duwi W., Sumarji, Analisis Motivasi Tenaga Keperawatan dalam Menerapkan Asuhan Keperawatan di Puskesmas...

repository.usu.ac.id. Diakses tanggal Kedokteran.Seminar Sehari HUT


4 Juni 2013. Kabupaten Nganjuk ke-1076
Gujarati D. 1997. Basic Econometric. Third Sardiman A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi
edition. Mc graw Hill International Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja
Edition Grafindo Persada.
Hair et al. 2009. Multivariate Data Anaysis. Singarimbun, Masri. 1993. Metode
7th Edition. Prentice Hall Higher Edu- Penelitian Sosial. Jakarta : Gunung
cation. Agung.
Keliat, Budi Ana. 1991. Proses Keperawatan. Stoner, James A.F.R. Edward Freeman,
Jakarta : Arcan Daniel R. Gilbert Jr. 1996. Manajemen.
Lynda Juall Carpenito. 1999. Rencana Ed. Indonesia. Jakarta : PT.
Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Prehalindo
Ed. 2. Jakarta : EGC Sugiyono. 1999. Validitas dan Reliabilitas.
Maslow, Abraham H. 1984. Motivasi dan Bandung : Tarsito
Kepribadian. Jakarta : PT. Gramedia Sudjarwo. 2002. Pengaruh Motivasi Terhadap
Nazir, M. 2003. Metodologi Penelitian. Kinerja Guru di SLTP Negeri 2 Blitar.
Jakarta : Ghalia Indonesia Surabaya : STIE Artha Bodhi Iswara

Notoadmodjo, S. 2005. Metodologi Sumitro. (2004). Hubungan faktor motivasi


Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka dengan kinerja perawat dalam penerapan
Cipta asuhan keperawatan di unit rawat inap
Puskesmas Gajah Kabupaten Demak.
Nursalam dan Pariani. (2001), Pendekatan http://www.fkm.undip.ac.id. Diakses
Praktis Metode Riset Keperawatan. tanggal 4 Juni 2013.
Jakarta : Sagung Seto.
Syofian Siregar, Ir., M.M. (2013). Statistik
Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Parametrik Untuk Penelitian
Keperawatan. Jakarta : Salemba Kuantitatif. Jakarta : Bumi Aksara
Medika
Swanburg. 2006. Motivasi. Jakarta: Bintang
——— . 2003. Konsep dan Penerapan pustaka
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Salemba Medika : Watik Praktiknya, Ahmad, Dr. 2007. Dasar
jakarta – Dasar Metodologi Keperawatan
Konsep dan Praktik. Jakarta : Salemba
Permenkes No. 279/Menkes/SK/IV/2006. Medika
Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Upaya Keperawatan Kesehatan Wiwik Hendrami. 2008. Pengaruh motivasi
Masyarakat di Puskesmas. Jakarta kerja terhadap kinerja asuhan
keperawatan dalam pengkajian dan
Purwanto. 2008. Unsur Motivasi. Jakarta : implementasi perawat pelaksana di
Balai Pustaka rumah sakit Bhayangkara Medan. http:/
Prof. Dr. Subur, dkk. 2013. Persiapan PPK / /repository.usu.ac.id. Diakses tanggal
Fasilitas Pelayanan Kesehatan 4 Juni 2013.
Menjelang Era BPJS Dengan Pelayanan
Yang Sesuai Dengan Etika

43
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 2, Nomor 3, September 2013

44

Anda mungkin juga menyukai