Anda di halaman 1dari 9

ABSTRAK

Banamtuan, Obi. Hubungan Kebiasaan Makan Jajan dengan Tingkat Pengetahuan


Orang Tua terhadap Konsumsi Sayur pada Anak di Pos PAUD Anggrek
Gang 8 Tlogomas Malang. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan,
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
Pembimbing I: Ani Sustriningsih, S.Kep., Ns., M.Kep. Pembimbing II:
Nudela Desnani Frman Yasin, S.Kep., Ns., M.Kep.

Pengetahuan adalah hasil tahu berkenaan dengan sesuatu hal melalui


penginderaan terhadap suatu objek. Menurut Harlock, pengetahuan dapat diperoleh
melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri dan orang lain, media masa serta
lingkungan. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui hubungan kebiasaan makan
jajanan dengan tingkat pengetahuan orang tua tentang konsumsi sayur pada anak di
Pos PAUD Anggrek Gang 8 Tlogomas Malang. Penelitian ini bersifat korelasional
dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh orang tua anak Pos PAUD Anggrek Gang 8 Tlogomas Malang sebanyak 38
orang, dan teknik sampling menggunkan total sampling. Instrumen yang digunakan
adalah kuesioner. Analisis yang digunakan chi square. Hasil penelitian membuktikan
bahwa kebiasaan konsumsi makanan jajajan pada anak sebagian besar dikategorikan
sering yaitu sebanyak 25 orang (65,8%). Pengetahuan orang tua tentang konsumsi
sayur hampir seluruhnya dikategorikan cukup yaitu sebanyak 29 orang (65,8%).
Hasil analisis chi square didapatkan nilai signifikan (Sig.) = 0,009 (p value ≤ 0,05)
yang berarti data dinyatakan signifikan dan H1 diterima, artinya ada hubungan
kebiasaan makan jajanan dengan tingkat pengetahuan orang tua tentang konsumsi
sayur pada Anak Pos PAUD Anggrek Gang 8 Tlogomas Malang. Orang tua siswa
perlu meningkatkan pengetahuan tentang konsumsi sayur dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi yang ada seperti gadget atau smartphone yang dimiliki
untuk mengakses informasi-informasi tentang makanan yang sehat bagi anak.
Dengan demikian orang tua dapat mempraktekan kepada anak untuk tidak
melakukan jajan sembarangan di luar rumah/sekolah yang belum tahu kandungan
gisi dan kebershan dari makanan itu sendiri.

Kata Kunci: Konsumsi Jajanan, Konsumsi Sayur, Pengetahuan Orang Tua.


PENDAHULUAN Surabaya), ditemukan 72,08% positif
mengandung zat berbahaya. Temuan lain
Anak adalah investasi dan harapan yang lebih mencengangkan lagi,
masa depan bangsa serta sebagai penerus berdasarkan data kejadian luar biasa
di masa yang akan mendatang. Dalam (KLB) keracunan pangan yang dihimpun
siklus kehidupan, masa anak-anak oleh Direktorat Surveilan dan
merupakan fase dimana anak mengalami Penyuluhan Keamanan Pangan-BPOM
tumbuh kembang yang menentukan RI dari Balai Besar/Balai POM di
masa depannya. Perlu adanya seluruh Indonesia pada tahun 2008-2010
optimalisasi perkembangan anak karena menunjukkan bahwa 17,26-25,15%
selain krusial juga pada masa itu anak kasus terjadi di lingkungan sekolah
membutuhkan perhatian dan kasih dengan kelompok tertinggi pada anak
sayang dari orang tua atau keluarga sekolah (Badan Intelegen Negara, 2012).
sehingga secara mendasar hak dan Pengetahuan adalah hasil tahu
kebutuhan anak dapat terpenuhi secara berkenaan dengan sesuatu hal melalui
baik (Puspareni, 2013). Tercapainya penginderaan terhadap suatu objek.
tugas-tugas perkembangan dan Menurut Harlock, pengetahuan dapat
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang diperoleh melalui pendidikan,
sesuai dengan anak usia dini lewat pengalaman diri sendiri dan orang lain,
pertumbuhan fisik dan perkembangan media masa serta lingkungan (Rini,
kognitif, motorik, emosi, bahasa serta 2012). Menurut Baker dan Lopes (2010)
sosial merupakan beragam tugas dalam pengetahuan yang diperoleh dari
perkembangan yang harus dicapai oleh pendidikan, dimana semakin tinggi
anak usia dini dan harus dipenuhi pendidikan maka dapat memberikan
(Hidayat, 2009) pengetahuan lebih dibandingkan mereka
Makanan jajanan adalah makanan yang berpendidikan rendah, sehingga
dan minuman yang dipersiapkan dan yang berpengetahuan lebih paham
dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dengan materi strategi serta mampu
dan di tempat-tempat keramaian umum menerapkan apa yang dia ketahui.
lain yang langsung dimakan atau Sayuran merupakan sumber
dikonsumsi tanpa pengolahan atau vitamin, mineral, air, protein, lemak,
persiapan lebih lanjut. Ini mencakup serat, dan asam amino yang paling
jajanan yang dijual di luar wewenang mudah didapatkan dengan harga
daerah pasar untuk konsumsi langsung terjangkau. Mengkonsumsi sayuran
(WHO, 2015). Temuan Badan Pengawas hijau secara teratur dapat menurunkan
Obat dan Makanan (BPOM) dalam lima risiko penyakit kronis seperti penyakit
tahun terakhir menunjukkan, sebanyak kardiovaskuler, kanker, stres oksidatif,
48% jajanan anak di sekolah tidak diabetes melitus, kelebihan berat badan,
memenuhi syarat keamanan pangan anemia, dan sebagainya (Rahal et al.,
karena mengandung bahan kimia yang 2014). Tingkat konsumsi sayuran rakyat
berbahaya. Bahan tambahan pangan Indonesia termasuk yang paling rendah
(BTP) dalam jajan sekolah telah di dunia. Rakyat Indonesia hanya
melebihi batas aman serta cemaran mengonsumsi 35 kilogram sayuran per
mikrobiologi. Sedang berdasarkan kapita per tahun. Angka itu jauh lebih
pengambilan sampel pangan jajanan rendah dengan angka konsumsi sayuran
anak prasekolah yang dilakukan di 6 ibu yang dianjurkan organisasi pangan dan
kota provinsi (DKI Jakarta, Serang, pertanian dunia (Food and Agriculture
Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Organization/FAO), yaitu 75 kilogram
per kapita per tahun). Keadaan ini Malang, Jawa Timur. Terdapat 20 anak
berbeda dengan di negara maju, sejak memiliki kebiasaan makan jajanan
kecil anak-anak telah mendapat sedangkan tingkat pengetahuan orang
pendidikan gizi secara teratur melalui tua tentang komsumsi sayur kurang
pelajaran di kelas dan program makan sebanyak 18 orang. Dasar pertimbangan
siang di sekolah (school lunch), dan bahwa lokasi penelitian tersebut
hampir setiap hari diingatkan agar merupakan salah satu tempat yang biasa
menyukai beragam jenis makanan, di gunakan oleh pedagang kaki lima
terutama jenis sayuran. untuk menjajakan makanan atau
Berdasarkan informasi pangan dan minuman jajanannya yang banyak
gizi tahun 2014 dari Kementrian diminati oleh anak-anak. Sehingga setiap
Kesehatan RI mengatakan bahwa hari ramai dikunjungi oleh anak-anak.
terdapat perilaku yang kurang baik pada
anak yaitu kurang mengkonsumsi DESAIN PENELITIAN
sayuran dan anak jajanan setiap hari.
Berdasarkan data dari Prevention And Penelitian ini bersifat kuantitatif,
Population Health Branch Department dengan desain penelitian menggunakan
Of Health (2015) mengatakan bahwa di pra-experimental dengan rancangan one
Australia 22% dari responden anak group pre-test post test. Desain
berusia 4-8 cukup makan sayuran penelitian one group pre-test and post-
sedangkan sisanya sebanyak 78% tidak test. Populasi dalam penelitian ini adalah
cukup makan sayuran. Padahal sayuran siswa yang termasuk kedalam kelompok
sangat bermanfaat dalam membantu remaja awal umur 12-15 tahun yaitu
proses perkembangan dan pertumbuhan kelas VIII 40 siswa di SMP Sunan Giri
manusia, khususnya pada anak usia Malang, dan teknik sampling
prasekolah. Di Indonesia juga diperoleh menggunkan total sampling. Instrumen
data bahwa konsumsi sayur masyarakat yang digunakan adalah kuesioner.
masih relatif rendah, padahal di Analisis yang digunakan paired t test
Indonesia merupakan negara agraris dengan menggunakan SPSS 16.
dengan komoditi sayur lokal yang
melimpah. HASIL PENELITIAN
Konstipasi menjadi salah satu
penyakit yang akan dialami bila anak 1. Data Umum
kurang mengkonsumsi sayur. Jurnalis et
al (2013) mengatakan bahwa didapatkan a. Karakteristik Orang Tua
prevalensi konstipasi pada anak sampai
usia 1 tahun mencapai 29% dan Tabel 1 Karakteristik Orang Tua Anak
meningkat pada tahun kedua, yaitu di Pos PAUD Anggrek Gang 8
sekitar 10,1 %. Eva (2015) mengatakan Tlogomas Malang Tahun 2018
bahwa berdasarkan penelitian yang
pernah dilakukan pada anak sekolah di Karakteristik
No F %
taman kanak-kanak diwilayah Senen, Orang Tua
Jakarta, didapatkan prevalensi konstipasi Usia:
yakni sebesar 4,4%. 1 20-29 tahun 22 57,9
Berdasarkan studi pendahuluan 2 30-39 tahun 13 34,2
pada tanggal 14 maret 2018 di Pos 3 >40 tahun 3 7,9
PAUD Anggrek Gang VIII Tlogomas Total 38 100
Malang Kecamatan Lowokwaru, Kota Jenis Kelamin:
1 Laki-laki 12 31,6 Jenis Kelamin:
2 Perempuan 26 68,4 1 Laki-laki 19 50,0
Total 38 100 2 Perempuan 19 50,0
Pendidikan: Total 38 100
1 SD 1 2,6
2 SMP 4 10,5 Berdasarkan Tabel 2, menunjukan
3 SMA 29 76,3 bahwa sebagian besar anak di Pos PAUD
4 D3 1 2,6 Anggrek Gang 8 Tlogomas Malang
5 S1 3 7,9 berusia 3 tahun, yaitu sebanyak 20 orang
Total 38 100 (52,6%) dan separuhnya berjenis
Pekerjaan: kelamin laki-laki sebanyak 19 orang
1 IRT 19 50,0 (50%) dan separuhnya lagi berjenis
2 Pedagang 4 10,5 kelamin perempuan sebanyak 19 orang
3 Swasta 15 39,5 (50%).
Total 45 100
Pendapatan Orang Tua: 2. Data Khusus
1 < Rp 1.000.000 21 55.3
2 > Rp 1.000.000 17 44.7 a. Identifikasi Kebiasaan
Total 45 100 Konsumsi Makanan Jajanan

Berdasarkan Tabel 1, menunjukan Tabel 3 Kategori Kebiasaan Konsumsi


bahwa sebagian besar orang tua anak di Makanan Jajanan pada Anak di
Pos PAUD Anggrek Gang 8 Tlogomas Pos PAUD Anggrek Gang 8
Malang berusia 29-29 tahun, yaitu Tlogomas Malang Tahun 2018
sebanyak 22 orang (57,9%); Sebagian
besar adalah perempuan (ibu) yaitu Kebiasaan
sebanyak 26 orang (68,4), hampir No Konsumsi F %
seluruhnya berpendidikan SMA yaitu Jajanan
sebnyak 29 orang (756,3%), setengahnya 1 Selalu - 0
perrofesi sebagai ibu rumah tangga 2 Sering 25 65,8
(IRT) yaitu sebanyak 19 orang (50%), 3 Kadang-kadang 6 15,8
dan sebagian besar berpenghasilan 4 Jarang 7 18,4
kurang dari Rp 1.000.000 yaitu sebanyak 5 Tidak pernah - 0
21 orang (55,3%). Total 38 100

b. Karakteristik Anak Berdasarkan Tabel 3,


menunjukkan bahwa kebiasaan
Tabel 2 Karakteristik Anak di Pos konsumsi makanan jajajan pada anak di
PAUD Anggrek Gang 8 Pos PAUD Anggrek Gang 8 Tlogomas
Tlogomas Malang Tahun 2018 Malang sebagian besar dikategorikan
sering yaitu sebanyak 25 orang (65,8%).
Karakteristik
No F % b. Identifikasi Pengetahuan Orang
Anak
Usia: Tua tentang Konsumsi Sayur
1 2 tahun 15 39,5
2 3 tahun 20 52,6
3 4 tahun 3 7,9 Tabel 4 Kategori Kebiasaan Konsumsi
Total 38 100 Makanan Jajanan pada Anak di
Pos PAUD Anggrek Gang 8 Analisis statistik pada penelitian
Tlogomas Malang Tahun 2018 untuk untuk membuktikan hipotesis
menggunakan analisis Chi Square.
Pengetahuan Analisis teknik ini dengan tingkat
No tentang F % signifikasi (α) sebesar 0,05. Adapun data
Konsumsi Sayur disajikan sebagai berikut.
1 Baik 9 23,7
2 Cukup 29 76,3
3 Kurang - - Tabel 6. Analisis Chi Square
Total 38 100
Variabel N Sig.
Berdasarkan Tabel 4, Kebiasaan makan jajanan
menunjukkan bahwa pengetahuan orang Tingkat pengetahuan orang 38 0,009
tua tentang konsumsi sayur pada anak di tua tentang konsumsi sayur
Pos PAUD Anggrek Gang 8 Tlogomas
Malang, hampir seluruhnya Berdasarkan Tabel 6,
dikategorikan cukup yaitu sebanyak 29 menunjukkan bahwa hasil analisis chi
orang (65,8%). square didapatkan nilai signifikan (Sig.)
= 0,009 (p value ≤ 0,05) yang berarti data
c. Kebiasaan Makanan Jajajan dinyatakan signifikan dan H1 diterima,
dengan Pengetahuan Orang Tua artinya ada hubungan kebiasaan makan
tentang Konsumsi Sayur jajanan dengan tingkat pengetahuan
orang tua tentang konsumsi sayur pada
Hasil analisis Uji T Berpasangan Anak Pos PAUD Anggrek Gang 8
(Paired-Samples T Test) dapat Tlogomas Malang.
ditampilkan sebagai berikut.
PEMBAHASAN
Tabel 5 Tabulasi Silang antara
Kebiasaan Makan Jajanan 1. Identifikasi Kebiasaan Konsumsi
dengan Pengetahuan Orang Tua Makanan Jajanan
tentang Konsumsi Sayur
Berdasarkan hasil penelitian,
Variabel
Pengetahuan Orang Tua tentang
Konsumsi Sayur Total
diketahui bahwa kebiasaan konsumsi
Baik Cukup Kurang makanan jajajan pada anak di Pos PAUD
Selalu - - - -
Kebiasaan Sering 4 (10,5%)
21 (55,3%)
-
25 Anggrek Gang 8 Tlogomas Malang
(65,8%)
Makan
Jananan
Kadang-kadang 2 (5,3%) 4 (10,5%) - 6 (15,8%) sebagian besar dikategorikan sering
Jarang 3 (7,9%) 4 (10,5%) - 7 (18,4%)
Tidak pernah - - - - yaitu sebanyak 25 orang (65,8%). Anak
Total 9 (23,7%) 29 (76,3%) - 38 (100%) yang masih melakukan kegiatan makan
jajanan sekolah merupakan anak yang
Berdasarkan Tabel 5, tidak membawa bekal dari rumah
menunjukkan bahwa kebiasaan sehingga mengakibatkan anak membeli
konsumsi makanan jajajan pada anak di jajanan untuk mengurangi rasa lapar. Hal
Pos PAUD Anggrek Gang 8 Tlogomas tersebut didukung dengan pendapat
Malang sebagian besar dikategorikan Putra dalam hasil penelitiannya yang
sering yaitu sebanyak 25 orang (65,8%) mengemukakan bahwa anak
terdapat sebagian besar pengetahuan mengkonsumsi jajanan yaitu untuk
orang tua yang kurang tentang konsumsi mengurangi rasa lapar setelah beberapa
sayur yaitu sebanyak 21 orang (55,3%). jam belajar di kelas. Berdasarkan hasil
temuan tersebut maka dapat dikatakan standar gizi. Berdasarkan hasil temuan
bahwa anak yang tidak membawa bekal tersebut maka dapat dikatakan bahwa
dari rumah sangat rentan terhadap anak makan jajanan di sekolah dapat
kebiasaan makan jajanan di kantin atau dikarenakan kebiasaan orang tua yang
di luar skeolah. slelau memberikan uang jajan yang lebih
Makanan jajanan adalah makanan sehingga uang tersebut dipakai untuk
dan minuman yang dipersiapkan dan membeli jajanan.
dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan
dan di tempat-tempat keramaian umum 2. Identifikasi Pengetahuan Orang
lain yang langsung dimakan atau Tua tentang Konsumsi Sayur
dikonsumsi tanpa pengolahan atau
persiapan lebih lanjut. Ini mencakup Berdasarkan hasil penelitian,
jajanan yang dijual di luar wewenang diketahui bahwa pengetahuan orang tua
daerah pasar untuk konsumsi langsung tentang konsumsi sayur pada anak di Pos
(WHO, 2015). Kebiasaan jajan pada PAUD Anggrek Gang 8 Tlogomas
anak sekolah dipengaruhi oleh Malang, hampir seluruhnya
lingkungan, teman sebaya, orang tua, dikategorikan cukup yaitu sebanyak 29
media massa, jenis jajanan anak. orang (65,8%). Pengetahuan yang cukup
Lingkungan berperan penting dalam merupakan keluarga. Kategori
menyediakan jajanan yang beraneka pengetahuan orang tua tentnag konsumsi
ragam sehingga dengan banyaknya sayur yang cukup dapat dipengaruhi oleh
pilihan jajanan yang tersedia akan beberapa faktor seperti tingkat
mempengaruhi keinginan anak untuk pengetahuan orang tua akan pentingnya
membeli jajanan tersebut. Selain pemenuhan nutrisi kepada anak, tingkat
lingkungan teman sebaya juga pengetahuan sendiri dipengaruhi oleh
berpengaruh pada kebiasaan jajan anak, pendidikan orang tua. Astuti, et al.,
hal ini dikarenakan teman sebaya sering (2011) mengungkapkan bahwa tingkat
mengajak anak untuk membeli makanan pendidikan yang lebih tinggi akan
jajanan yang tersedia dilingkungan mempermudah seseorang atau
sekolah. Sedangkan orang tua berperan masyarakat untuk memperoleh dan
penting dalam membentuk kebiasaan menerima informasi dalam menerapkan
jajan anak, salah satu faktornya adalah hidup sehat. Sehingga dapat dikatakan
kebiasaan orang tua memberikan uang bahwa tingkat pengetahuan yang
saku kepada anak untuk membeli jajanan dimiliki orang tua yang cukup dapat
disekolah (Sinta, 2015). mempengaruhi tingkat pengetahuan
Hasil penelitian dalam data umum orang tua tentang pemberian makan pada
orang tua anak di Pos PAUD Anggrek anak yang dapat berdampak pada praktik
Gang 8 Tlogomas Malang sebagian sehari hari, dimana anak diberi asupan
besar berpenghasilan kurang dari Rp makanan yang seimbang yang teridi dari
1.000.000 yaitu sebanyak 21 orang makanan pokok, lauk, sayuran, buah-
(55,3%). Sinta, (2015) menyatakan buahan, dan air putih.
bahwa anak-anak tertarik dengan jajanan Hasil penelitian dalam data umum
sekolah karena warnanya yang menarik, diketahui bahwa orang tua anak di Pos
rasanya yang menimbulkan selera dan PAUD Anggrek Gang 8 Tlogomas
harga yang terjangkau. Anak-anak tidak Malang berusia 29-29 tahun, yaitu
memperhitungkan lagi berapa uang saku sebanyak 22 orang (57,9%).
yang mereka gunakan untuk membeli Notoatmodjo (2012) yang
makanan jajanan yang kurang memenuhi mengungkapkan bahwa semakin
bertambah usia akan semakin 21 orang (55,3%). Hasil analisis chi
berkembang pula daya tangkap dan pola square didapatkan nilai signifikan (Sig.)
pikirnya, sehingga pengetahuan yang = 0,009 (p value ≤ 0,05) yang berarti data
diperolehnya semakin membaik. dinyatakan signifikan dan H1 diterima,
Berdasarkan hasil temuan tersebut, maka artinya ada hubungan kebiasaan makan
dapat dikatakan bahwa tingkat jajanan dengan tingkat pengetahuan
pengetahuan orang tua tentang konsumsi orang tua tentang konsumsi sayur pada
sayu dapat dipengaruhi oleh faktor usia, Anak Pos PAUD Anggrek Gang 8
dimana semakin berkembang dan Tlogomas Malang.
bertumbuhnya usia, maka semakin tinggi Hasil penelitian ini sejalan dengan
pula pengetahuannya tentang konsumsi penelitian Sukatmi dan Firsada (2012),
sayur. membuktikan bahwa ada hubungan
Hasil penelitian dalam data umum pengetahuan ibu tentang jajanan yang
diketahui bahwa hampir seluruhnya mengandung zat kimia berbahaya
orang tua anak di Pos PAUD Anggrek dengan perilaku jajan anak pra sekolah di
Gang 8 Tlogomas Malang berpendidikan TK Dharma Wanita Rejomulyo, Kota
SMA, yaitu sebnayak 29 orang Kediri. Penelitian yang dilakukan oleh
(756,3%). Menurut Harlock, Triasari (2015) yang membuktikan
pengetahuan dapat diperoleh melalui bahwa ada hubungan pengetahuan dan
pendidikan, pengalaman diri sendiri dan sikap mengenai jajanan aman dengan
orang lain, media masa serta lingkungan perilaku memilih jajanan pada siswa
(Rini, 2012). Menurut Baker dan Lopes kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota
(2010) dalam pengetahuan yang Depok.
diperoleh dari pendidikan, dimana Banyak jajanan yang kurang
semakin tinggi pendidikan maka dapat memenuhi syarat kesehatan sehingga
memberikan pengetahuan lebih mengancam kesehatan anak.
dibandingkan mereka yang Ditemukannya kandungan zat berbahaya
berpendidikan rendah, sehingga yang dalam jajanan anak yang dijual di
berpengetahuan lebih paham dengan sejumlah Sekolah. Kebiasaan anak
materi strategi serta mampu menerapkan sekolah untuk mengkonsumsi jajan yang
apa yang dia ketahui. Berdasarkan hasil ada di sekitar sekolah yang belum
temuan tersebut maka dapat dikatakan diketahui kebersihannya dapat
bahwa tingkat pengetahuan orang tua berpengaruh terhadap kesehatan dan
tentang konsumsi sayur. dapat menimbulkan suatu masalah
kesehatan (Amourisva, 2014).
3. Hubungan Kebiasaan Makan Sayuran merupakan sumber
Jajajanan dengan Tingkat vitamin, mineral, air, protein, lemak,
Pengetahuan Orang Tua tentang serat, dan asam amino yang paling
Konsumsi Sayur mudah didapatkan dengan harga
terjangkau. Mengkonsumsi sayuran
Tabulasi diketahui bahwa hijau secara teratur dapat menurunkan
kebiasaan konsumsi makanan jajajan risiko penyakit kronis seperti penyakit
pada anak di Pos PAUD Anggrek Gang kardiovaskuler, kanker, stres oksidatif,
8 Tlogomas Malang sebagian besar diabetes melitus, kelebihan berat badan,
dikategorikan sering yaitu sebanyak 25 anemia, dan sebagainya (Rahal et al.,
orang (65,8%) terdapat sebagian besar 2014). Kebiasaan jajan dapat
pengetahuan orang tua yang kurang meningkatkan asupan energi sehingga
tentang konsumsi sayur yaitu sebanyak berlebih dibandingkan dengan energi
yang keluar (energy expenditure) dan 2. Pengetahuan orang tua tentang
kebiasaan jajan dapat meningkatkan total konsumsi sayur, hampir seluruhnya
energi yang berasal dari asupan lemak dikategorikan cukup.
sehingga memicu kenaikan berat badan 3. Ada hubungan kebiasaan makan
dan penurunan berat badan bila tidak jajanan dengan tingkat pengetahuan
sesuai dengan energi yang keluar, orang tua tentang konsumsi sayur
sehingga dapat mempengaruhi status gizi pada Anak Pos PAUD Anggrek
seseorang yaitu karena kurangnya Gang 8 Tlogomas Malang..
konsumsi sayur (Candra, 2013).
Widaninggar (2010) menyatakan DAFTAR PUSTAKA
bahwa anak usia prasekolah beresiko
mengalami masalah gizi karena tidak Astuti, W. P., Herniyatun, Yudha, H. T.
mengkomsumsi sayur, ini berkaitan (2011). Hubungan Pengetahuan
dengan kebiasaan jajan. Banyak Ibu Ten tang San itasi Makanan
sedikitnya makanan jajanan yang Dengan Kejadian Diare Pada
dikomsumsi anak akan memberikan Balita. Jurnal Ilmiah Kesehatan
kontribusi atau sumbangan zat gizi pada Keperwatan, Vol. 7, No.3 : 151-
status gizi seseorang. Kecenderungan 158.
anak mengalami masalah gizi http://ejournal.stikesmuhgombong
dikarenakan kebiasaan jajan yang tidak .ac.id/index.php/JIKK/article/view
tepat. Hal tersebut didukung oleh /11. Online, Akses tanggal 4
beberapa pendapat antara lain yaitu Agustus 2018, Pk.13:10.
masalah gizi yang diakibatkan karena
kebiasaan jajan yang tidak tepat atau Badan Intelegen Negara. 2012.
karena komsumsi sayur yang kurang. Penyuluhan Keamanan Pangan
Status gizi pada anak dipengaruhi oleh [serial online]. Tersedia dari :
kebiasaan jajan anak, anak yang biasa URL: http://www.bin.go.id
jajan memiliki risiko sebesar 7 kali lebih [Diakses 05 November 2014].
besar terhadap terjadinya status gizi
Baker, H. & Lopez, H. 2010. Early
lebih atau gizi kurang. Kebiasaan jajan
Childhood Stimulation
anak juga memberikan sumbangan yang
Interventions in Developing
cukup berati dalam pemenuhan gizi anak
Countries: A Comprehensive
dan sebagai alternatif pemenuhan gizi
Literature Review. http: //ftp.
harian anak, namun anak harus selektif
iza.org/dp5282.pdf. Diakses
dalam memilih jajan yang akan dimakan,
tanggal 3 Juli 2014.
jajanan yang dianjurkan untuk dimakan
adalah jajanan yang bersih/higienis, Hidayat, A. 2009. Pengantar Ilmu
sehat dan memiliki nilai gizi (Ayuniyah, Keperawatan Anak 1. Jakarta:
2015). Salemba Medika Kaitannya
dengan Teknologi Pengawetan dan
SIMPULAN Pengolahan. Jurnal Visi, Vol 21,
No. 3.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan pada bab sebelumnya, maka Notoattmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi
dapat disimpulkan sebagai berikut. Kesehatan dan Perilaku kesehatan
1. Kebiasaan konsumsi makanan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
jajajan, sebagian besar Cipta.
dikategorikan sering.
Puspareni. 2014. Impian anak jalanan Foods [serial online]. Tersedia dari
(studi eksplorasi tentang orientasi : URL: http://www.who.int
masa depan anak jalanan). Diakses [Diakses 07 Juli 2015].
pada tanggal 30 april 2014.
Rini,I.D. 2012. Gambaran Pengetahuan
Ibu Tentang Perkembangan
Bicara dan Bahasa Serta
Stimulasinya Pada Anak Usia
Dini. https:// www.
google.com/search?output=search
&sclient=psyab&q=Stimulasi+pa
da+anak+usia+dini+pdf&btnG=#
&psj=1. Diakses 4 Mei 2013
Sukatmi dan Firsada, M. 2012.
Hubungan Pengetahuan Ibu
tentang Jajanan yang
Mengandung Zat Kimia
Berbahaya dengan Perilaku Jajan
Anak Pra Sekolah di TK Dharma
Wanita Rejomulyo, Kota Kediri.
Jurnal AKP, NO.6, 1 Juli-31
Desember 2012.
http://lppm.akperpamenang.ac.id/
wp-
content/uploads/2015/05/0603.pdf
. Online, Akses tanggal 4. Agustus
2018. Pk.13:20.
Triasari, Rifka. 2015. Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Mengenai
Jajanan Aman dengan Perilaku
Memilih Jajanan pada Siswa kelas
V SD Negeri Cipayung 2 Kota
Depok. Skripsi, Program Studi
Ilmu Keperawatan, Fakultas
Keodkteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspac
e/bitstream/123456789/38027/1/R
IFKA%20TRIASARI-FKIK.pdf.
Online, Akses tanggal 4 Agustus
2018, Pk.13:15.
World Health Organization (WHO).
2015. Essential Safety
Requirements for Street-Vended

Anda mungkin juga menyukai