Anda di halaman 1dari 33

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behaviour).10

2.1.2 Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif

Pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:10

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang

yang telah paham terhadap objek atau materi baru dapat

6
7

menjelaskan, meyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi

atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih

di dalam satu struktur organisasi, dan ini masih ada kaitannya

satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi

yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang


8

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang telah ada.

2.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Pengetahuan dipengaruhi oleh:10

a. Umur

Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh kepada

pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada

umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan

penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

b. Intelegensi

Intelegensi merupakan kemampuan belajar dan berfikir abstrak

untuk menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru dan

merupakan faktor yang mempengaruhi proses belajar. Dengan

demikian bahwa perbedaan intelegensi berpengaruh terhadap

tingkat pengetahuan. .

c. Lingkungan

Seseorang dapat mempelajari hl-hal yang baik tergantung sifat

kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh

pengalaman yang akan berpengaruh kepada cara berfikir

seseorang.

d. Sosial budaya

Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya

dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami

proses belajar dan memperoleh pengetahuan.


9

e. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses pembelajaran untuk

meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan

itu dapat berdiri sendiri.

f. Informasi

Mendapatkan informasi dari berbagai media misalnya TV, radio

atau surat kabar maka hal itu dapat meningkatkan pengetahuan.

g. Pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, dan pengalaman

itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Ini

dapat diperoleh dari pengalaman pribadi maupun orang lain.

2.2 Tumbuh Kembang

2.2.1 Pengertian tumbuh kembang

Menurut Soetjiningsih pertumbuhan (growth) berkaitan

dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi

tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran

berat, panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik. Sedangkan

perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan

(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam

pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses

pematangan.4

Berdasarkan Depkes RI pertumbuhan adalah bertambahnya

ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, bertambahnya


10

ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan.

Sedangkan yang dimaksud dengan pengertian perkembangan adalah

bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam

kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta

sosialisasi dan kemandirian.5

2.2.2 Ciri–ciri tumbuh kembang anak

a. Ciri-ciri Pertumbuhan

Ciri-ciri pertumbuhan pada anak sebagai berikut:11

1. Perubahan ukuran

Perubahan ini terlihat secara jelas pada pertumbuhan fisik yang

dengan bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat

badan, tinggi badan, lingkaran kepala dan lain-lain. Organ tubuh

seperti jantung, paru-paru atau usus akan bertambah besar,

sesuai dengan peningkatan kebutuhan tubuh.

2. Perubahan proporsi

Selain bertambahnya ukuran-ukuran, tubuh juga

memperlihatkan perubahan proporsi. Anak bukanlah dewasa

kecil, tubuh anak mmperlihatkan perbedaan proporsi bila

dibandingkan dengan tubuh orang dewasa.

3. Hilangnya ciri-ciri lama


11

Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi

perlahan-lahan, seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya

gigi susu dan menghilangnya refleks-refleks primitif.

4. Timbulnya ciri-ciri baru

Timbulnya ciri-ciri baru sebagai akibat pematangan fungsi-

fungsi organ. Perubahan fisik yang penting selama pertumbuhan

adalah munculnya gigi tetap yang menggantikan gigi susu yang

telah lepas.

b. Ciri-ciri perkembangan

Ciri-ciri perkembangan anak adalah sebagai berikut:5

1. Perkembangan menimbulkan perubahan

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap

pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya

perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai

pertumbuhan otak dan serabut saraf.

2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal

menentukan perkembangan selanjutnya

Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan

sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh,

seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri.

Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan

bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak


12

terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa

kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.

3. Tumbuh kembang mempunyai kecepatan yang berbeda

Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai

kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik

maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada

masing-masing anak.

4. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun

demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar,

asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah

berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.

5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum

yang tetap, yaitu:

a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala,

kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola

sefalokaudal).

b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak

kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang

mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).

6. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan


13

Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur

dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik,

misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran

sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri

sebelum berjalan dan sebagainya.

2.2.3 Prinsip tumbuh kembang anak

Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang

saling berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:5

a. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan

belajar

Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan

sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar

merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.

Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan

sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.

b. Pola perkembangan dapat diramalkan.

Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan

demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan.

Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik,

dan terjadi berkesinambungan.

2.2.4 Pentingnya menilai tumbuh kembang anak

Penilaian tumbuh kembang perlu dilakukan untuk:4


14

a. mengetahui pertumbuhan fisiknya nomal atau tidak, baik dilihat dari

segi medis maupun statistik.

b. mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal-hal yang

merupakan resiko terjadinya kelainan perkembangan tersebut.

c. mengetahui berbagai masalah perkembangan yang memerlukan

pengobatan atau konseling genetik.

d. Mengetahui kapan anak perlu dirujuk ke senter yang lebih tinggi.

2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan

perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor

yang mempengaruhi. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:5

1. Faktor dalam (internal)

a. Ras/etnik atau bangsa.

Anak yang dilahirkan dari ras atau bangsa Amerika, maka ia

tidak memiliki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau

sebaliknya.

b. Keluarga.

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi,

pendek, gemuk atau kurus.

c. Umur.

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal,

tahun pertama kehidupan dan masa remaja.

d. Jenis kelamin.
15

Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih

cepat dari pada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas,

pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.

e. Genetik.

Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu

potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa

kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak

seperti kerdil.

f. Kelainan kromosom.

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan

pertumbuhan seperti pada sindroma Down’s dan sindroma

Turner’s.

2. Faktor luar (eksternal).

a. Faktor prenatal

1. Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir

kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin.

2. Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan

kongenital seperti club foot.

3. Toksin/zat kimia
16

Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid

dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti

palatoskisis.

4. Endokrin

Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia,

kardiomegali, hiperplasia adrenal.

5. Radiasi

Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan

kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida,

retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan

kongential mata, jantung.

6. Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH

(Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes

simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin:

katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan

kelainan jantung kongenital.

7. Kelainan imunologi

Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan

darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk

antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui

plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan

menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan


17

hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

8. Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi

plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu.

9. Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan

salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain.

b. Faktor Persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala,

asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.

c. Faktor pascasalin

Faktor pascasalin meliputi:

1. Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan

yang adekuat.

2. Penyakit kronis/ kelainan kongenital

Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan

mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.

3. Lingkungan fisis dan kimia.

Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak

tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan


18

dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang

baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif,

zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai

dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.

4. Psikologis

Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak

yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang

selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di

dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

5. Intelegensi

Pada umumnya anak yang mempunyai intelegensi tinggi,

mempunyai perkembangan lebih baik.

6. Hormon

Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak

yaitu: Somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah

sel tulang, merangsang sel otak pada masa pertumbuhan.

Berkurangnya hormon ini dapatmenyebabkan gigantisme;

hormon tiroid, mempengaruhi pertumbuhan tulang.

Berkurangnya hormon ini dapat menyebabkan

kreatinisme; Hormon gonadotropin, merangsang

testosteron dan merangsang perkembangan seks laki-laki

dan memproduksi spermatozoid. Sedangkan estrogen

merangsang perkembangan seks sekunder wanita dan


19

produksi sel telur: kekurangan homon gonadotropin dapat

menyebabkan terhambatnya perkembangan seks.

7. Sosio-ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,

kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan

menghambat pertumbuhan anak.

8. Lingkungan pengasuhan

Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat

mempengaruhi tumbuh kembang anak.

9. Emosi

Hubungan yang hangat dengan orang lain seperti dengan

ayah, ibu, saudara, teman sebaya serta guru akan memberi

pengaruh terhadap perkembangan emosi, sosial dan

intelektual anak.

10. Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi

khususnya dari dalam keluarga, misalnya penyediaan alat

mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota

keluarga lain terhadap kegiatan anak.

11. Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat

pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat


20

perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan

terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

2.2.6 Aspek-aspek perkembangan yang dipantau

Aspek-aspek tersebut meliputi:5

a. Gerak kasar atau motorik kasar


Motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang

melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan

sebagainya.
b. Gerak halus atau motorik halus
Motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-

bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi

memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu,

menjimpit, menulis dan sebagaianya.


c. Kemampuan bicara dan bahasa
Bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan yang

berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon

terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah

dan sebagainya.
d. Sosialisasi dan kemandirian
Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan

maianan selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak,

bersosialisasi, berinteraksi dengan lingkungannya dan

sebagainya.
21

2.3 Deteksi dini tumbuh kembang anak

2.3.1 Pengertian deteksi dini tumbuh kembang anak

Pengertian deteksi dini tumbuh kembang anak adalah merupakan

kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya

penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah,

maka intervensi akan lebih mudah dilakukan. Disamping itu tenaga

kesehatan juga mempunyai “waktu” dalam membuat rencana

tindakan/ intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu

atau keluarga. Apabila penyimpangan terlambat diketahui, maka

intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada

tumbuh kembang anak.5

2.3.2 Jadwal kegiatan dan jenis skrining

Jadwal dan jenis skrining deteksi dini penyimpangan tumbuh

kembang balita dan anak prasekolah oleh tenaga kesehatan adalah:8

Tabel 2.1
Jadwal kegiatan dan jenis skrining deteksi
tumbuh kembang usia 36-60 bulan

Jenis deteksi tumbuh kembang anak yang harus dilakukan


22

Deteksi Dini Penyimpangan Deteksi Dini Penyimpangan


Pertumbuhan Perkembangan
Umur Anak
BB/TB LK KPSP
36 bulan √ √ √
42 bulan √ √
48 bulan √ √ √
54 bulan √ √
60 bulan √ √ √
5
Sumber:

Keterangan:

BB/TB : Berat Badan terhadap Tinggi Badan

LK : Lingkaran Kepala

KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan

2.3.3 Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan

A.Cara deteksi dini penyimpangan pertumbuhan

Cara deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, meliputi:5

1. Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB)

Tujuan pengukuran BB / TB adalah untuk menentukan

status gizi anak, normal, kurus, kurus sekali atau gemuk. Jadwal

pengukuran BB / TB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini

tumbuh kembang balita. Pengukuran dan penilaian BB/TB

dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. Pengukuran berat

badan anak menggunakan timbangan injak sedangkan

pengukuran tinggi badan dengan cara berdiri.5

a. Pengukuran berat badan (BB):5

1. Letakkan timbangan dilantai yang datar sehingga tidak

mudah bergerak
23

2. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka

3. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak

memakai alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan

tidak memegang sesuatu

4. Anak berdiri diatas timbangan tanpa dipegangi

5. Lihat jarum timbangan sampai berhenti

6. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau

angka timbangan

7. Bila angka terus-menerus bergerak, perhatikan gerakan

jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan jarum

ke kanan dan ke kiri.

Pengukuran dapat dilakukan dengan tepat

menggunakan timbangan elektronik, anak memakai baju

dalam saja. Timbangan lain yang dapat digunakan dengan

tepat adalah timbangan yang menggunakan dacain, atau

timbangan injak yang secara teratur ditera untuk menjaga

ketepatannya. Usahakan agar jarum penunjuk selalu pada

angka 0 setiap akan dilakukan penimbangan.11

b. Pengukuran Tinggi Badan (TB):5

1. Anak tidak akan memakai sandal atau jepit


24

2. Berdiri tegak menghadap kedepan

3. Punggung, pantat, dan tumit menempel pada tiang

pengukur

4. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-

ubun

5. Baca angka pada batas tersebut.

Anak diatas 2 tahun dengan berdiri menggunakan

alat stadiometer, microtoise, tinggi duduk. Tujuan

pengukuran adalah mendapat catatan jarak tinggi dari

permukaan puncakkepala hingga telapak kaki, atau

hingga ujung tulang sacrum pada tinggi duduk. Posisi

standar pada kepala secara rutin ipakai pada bidang

horizontal (Frankfurt Plane) melewati bagian eksternal

meatus telinga.11

Disarankan pada posisi berdiri menggunakan

pemberat pada kepala ± 0,5 kg untuk menekan rambut

agar datar dan mencegah perbedaan dan pergerakan alat

keatas dan kebawah disaat mengukur. Pada posisi yang

benar subyek diinstruksikan untuk menarik nafas dalam-

dalam dan berdiri tegak, untuk meluruskan terhadap

kyfosis atau lordosis. Pada saat yang sama pengukur

menekan pada tulang mastoid yang menonjol untuk

menahan pada posisi saat menarik nafas dalam tadi,


25

kemudian diinstruksikan untuk menghembuskan nafas

dan relaksasi menurunkan bahunya.11

Apabila pengukuran dilapangan tidak mungkin

mengguanakn stadiometer yang ditempelkan [ada

dinding, pra pengukurantropometri dapat memilih

alternatif lain yaitu:11

a. Menggunakan stadiometer yang portabel

b. Alat pengukur panjang (infantomter)

c. Anthropometer

d. Alat dengan desain sendiri

Diperlukan dua orang untuk mengukur tinggi badan,

seorang mengatur posisi dan memberi instruksi pada

subyek, yang lain memegang, mencek posisi dan

mengatur alat pengukur.11

c. Penggunaan Tabel BB/TB (Direktorat Gizi Masyarakat):5

1. Ukur tinggi dan timbang berat badan anak, sesuai cara

diatas

2. Lihat kolom tinggi badan anak yang sesuai dengan hasil

pengukuran

3. Pilih kolom berat badan untuk laki-laki atau perempuan

sesuai jenis kelamin anak, cari angka berat badan yang

terdekat dengan berat badan anak


26

4. Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom

untuk mengetahui angka Standar Deviasi (SD).

d. Interpretasi BB/TB:5

1. Normal jika – 2 SD s/d 2 SD atau gizi baik,

2. Kurus < - 2 SD s/d – 3 SD atau gizi kurang,

3. Kurus sekali jika < – 3 SD atau gizi buruk,

4. Gemuk > 2 SD atau gizi lebih.

2. Pengukuran Lingkaran Kepala Anak (LKA)

Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk

mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas normal atau

diluar batas normal. Pada anak yang lebih besar 12 - 72 bulan

pengukuran dilakukan setiap 6 bulan. Pengukuran dan penilaian

lingkaran kepala anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. 5

pengukuran pada lingkaran occipitofrontal merupakan ukuran

pertumbuhan kepala dan otak.

Rerata dari 3 kali pengukuran dipakai sebagai standarnya.

Ukuran ini penting sekali pada keadaan keterlambatan

perkembangan dan kecurigaan hydrocephalus. Pengukuran

dilakukan dengan mengukur lingkaran yang terbesar.11

a. Cara mengukur lingkaran kepala:5

1. Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati

dahi, menutupi alis mata, diatas kedua telinga, dan bagian

belakang kepala yang menonjol, tarik agak kencang


27

2. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0

3. Tanyakan tanggal lahir anak, hitung umur anak

4. Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala

menurut umur dan jenis kelamin anak

5. Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu

dengan ukuran sekarang.

b. Interpretasi lingkaran kepala anak:5

1. bila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam “jalur

hijau” maka lingkaran kepala anak normal.

2. bila ukuran lingkaran kepala anak diluar “jalur hijau”

maka lingkaran kepala anak tidak normal.

3. Jika lingkaran kepala anak tidak normal ada dua yaitu,

makrosefal bila berada diatas “jalur hijau” dan mikrosefal

bila berada dibawah “jalur hijau”.

c. Intervensi lingkaran kepala anak bila ditemukan makrosefal

maupun mikrosefal segera dirujuk ke rumah sakit.5

2.3.4 Deteksi dini penyimpangan perkembangan

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

Tujuan pemeriksaan perkembangan menggunakan KPSP adalah

untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada

penyimpangan. Jadwal skrining atau pemeriksaan KPSP rutin adalah

pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72.
28

Formulir berisi 9-10 tentang kemampuan perkembangan anak yang

telah dicapai.5

a. Interpretasi hasil KPSP adalah:5

1. Hitunglah jumlah jawaban Ya.

a. Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab anak bisa

atau pernah atau sering atau kadang-kadang

melakukannya.

b. Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh anak menjawab anak

belum pernah melakukan atau tidak pernah atau

ibu/pengasuh anak tidak tahu.

2. Jumlah jawaban “Ya” = 9 sampai 10, perkembangan anak

sesuai dengan tahap perkembangannya (S).

3. Jumlah jawaban “Ya” = 7 sampai 8, perkembangan anak

meragukan (M).

4. Jumlah jawaban “Ya” = 6 atau kurang, kemungkinan ada

penyimpangan (P).

5. Apabila terdapat jawaban “Tidak”, perlu dirinci jumlah

jawaban “Tidak” menurut jenis keterlambatan (gerak kasar,

gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

b. Intervensi hasil KPSP adalah:5

1. Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan

berikut:
29

a. Beri pujian pada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan

baik.

b.Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan

anak.

c. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering

mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak.

d. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan

kesehatan di posyandu secara teratur sebulan sekali dan

setiap ada kegiatan Bina Kelurga Balita (BKB). Jika anak

sudah memasuki usia prasekolah anak dapat diikutkan pada

kegiatan di Pusat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),

Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak.

e. Lakukan pemeriksaan skrining rutin menggunakan KPSP

setiap 3 bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan

setiap 6 bulan pada anak berumur 24 sampai 72 bulan.

2. Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan

berikut:

a. Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi

perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan

sesering mungkin.

b. Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi

perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan atau

mengejar ketertinggalannya.
30

c. Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari

kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan

penyimpangan perkembangannya.

d. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan

menggunakan daftar KPSP yang sesuai umur anak.

e. Jika hasil KPSP ulang jawaban “Ya” tetap 7 atau 8 maka

kemungkinan ada penyimpangan (P).

3. Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan

tindakan berikut :

Rujukan ke rumah sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah

penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus,

bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

Kemajuan perkembangan pada anak ditentukan oleh

pencapaian kemampuan fungsionalnya dengan prinsip-prinsip

sebagai berikut:11

a. Terdapatnya pola kemajuan perkembangan yang nyata dan

konsisten yang dapat digambarkan dalam patokan

kemampuan perkembangan berjenjang yang penting.

b. Kemajuan perkembangan untuk tiap kemampuan selalu

dipertimbangkan dalam jangka panjang terhadap waktu.

c. Terdapat skala waktu yang lebar dalam rentang yang

normal.
31

d. Angka median umur untuk kemampuan menunjukkan

bahwa 50% populasi standar akan mencapai tingkatan

kemampuan tersebut, akan tetapi tidak menunjukkan

apakah seseorang berda diluar rentang normal.

e. Batasan usia menunjukkan bahwa suatu patokan

kemampuan sudah harus dicapai, batas ini penting untuk

memonitor perkembangan, bila gagal mencapainya

memberikan petunjuk untuk segera melakukan penilaian

yang lebih rinci, pemeriksaan dan intervensi.

2.4 Cara agar anak tumbuh kembang optimal

Supaya anak tumbuh kembang secara optimal harus dicukupi tiga

kebutuhan-kebutuhan pokok yaitu:12

1.

2.

2.4

2.4.1 Kebutuhan Fisik-Biologis

Kebutuhan fisik-biologis adalah kebutuhan: nutrisi (ASI,

makanan pendamping ASI), imunisasi, kebersihan tempat tinggal,

pengobatan, bergerak dan bermain. Kebutuhan fisik-biologis terutama

berpengaruh pada pertumbuhan fisik, terutama otak, alat

penginderaan, dan alat gerak untuk mengeksplorasi lingkungan,

sehingga berpengaruh pada berbagai kecerdasan anak.


32

2.4.2 Kebutuhan Asih (Kasih Sayang)

Kebutuhan kasih sayang terutama: rasa dilindungi, rasa aman

dan nyaman, diperhatikan dan dihargai, didengar keinginan atau

pendapatnya, tidak mengutamakan hukuman dengan kemarahan,

tetapi lebih banyak memberikan contoh-contoh dengan penuh kasih

sayang dan kegembiraan. Kebutuhan kasih sayang besar pengaruhnya

pada kemandirian dan kecerdasan emosi.

2.4.3 Kebutuhan Asah (Stimulasi Bermain Sejak Dini)

Kebutuhan stimulasi bermain meliputi berbagai permainan yang

merangsang semua indera (pendengaran, penglihatan, sentuhan,

membau, mengecap), merangsang gerakan kasar dan halus,

berkomunikasi, emosi-sosial, kemandirian, berpikir dan berkreasi.

Kebutuhan stimulasi bermain sejak dini akan besar pengaruhnya pada

berbagai kecerdasan anak.

Prinsip dasar dalam melakukan stimulasi/rangsangan anak:13

a. Stimulasi/rangsangan dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan

kasih sayang.

b. Selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan

meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya.

c. Stimulasi/rangsangan sesuai dengan kelompok umur anak

d. Stimulasi/rangsangan dengan cara mengajak anak bermain,

bernyanyi, bervariasi, menyenangkan tanpa paksaan dan tidak ada

hukuman.
33

e. Stimulasi/rangsangan bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak.

f. Menggunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada

di sekitar anak.

g. Memberikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan

perempuan.

h. Memberikan anak pujian, bila perlu diberi hadiah dan

keberhasilannya.

Ketiga kebutuhan tersebut harus diberikan secara bersamaan

sejak janin di dalam kandungan karena akan saling berpengaruh. Bila

kebutuhan fisik-biologis tidak tercukupi, gizinya kurang, sering sakit,

maka perkembangan otaknya tidak optimal. Bila kebutuhan emosi dan

kasih sayang tidak tercukupi, maka kecerdasan emosi (inter dan

antarpersonal) juga rendah. Bila stimulasi bermain sehari-hari kurang

bervariasi, maka perkembangan kecerdasan juga kurang bervariasi.

Oleh karena itu, ketiganya harus diberikan bersamaan sejak di dalam

kandungan.13

Sedangkan kebutuhan pokok tersebut harus diberikan bersamaan

terutama sampai umur 3 tahun, karena pertambahan jumlah sel dan

percabangan sel-sel syaraf paling cepat sampai umur 3 tahun,

kemudian melambat sampai umur 6-8 tahun, dan lebih lambat lagi

sampai remaja. Oleh karena itu, kebutuhan-kebutuhan tersebut harus

dilanjutkan sampai remaja.12


34

2.5 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

2.5.1 Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan penjabaran

dari sebuah pendidikan yang bermula dari seluruh negara di dunia

yang dalam bahasa inggrisnya disebut dengan Early Childhood

Education (ECD). PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang

ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar

anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU

No. 20 Tahun 2003), secara umum anak yang paling banyak di PAUD

berusia 3-5 tahun. Sementara Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak dalam pasal 4 menyatakan bahwa setiap

anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi

secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta

mendapat perlindungan dan kekerasan dan diskriminasi.14

PAUD sebagai upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak

sejak dini yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. PAUD

merupakan lembaga terdekat dengan kehidupan anak yang sangat

mempengaruhi kehidupan dan tingkah laku anak hingga dewasa.14

2.5.2 Tujuan PAUD


35

PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah

pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan

motorik kasar), bicara bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.9

Secara umum, tujuan PAUD adalah mengembangkan berbagai

potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup agar dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Secara spesifik tujuan

PAUD yaitu pertama, membentuk tumbuh kembang anak yang

berkualitas sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga

memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar

dan dalam mengarungi kehidupan di masa dewasa. Kedua, tujuan

penyerta adalah untuk membantu menyiapkan anak mencapai

kesiapan belajar (akademik) sekolah.9

2.5.3 Pendidik PAUD

Standar kompetensi pendidik PAUD adalah program

Pendidikan Kursus, Pendidikan Life Skill, dan Pendidikan Anak Usia

Dini. Sedangkan pelatihan-pelatihan yang harus diikuti pendidik

PAUD seperti menejemen kelembagaan, metode pengajaran tentang

anak, dan kurikulum.9 Penanaman karakter di sekolah membutuhkan

pendidik PAUD yang dapat dijadikan tokoh sekaligus perancang

dalam proses perkembangan. Peran pendidik PAUD dalam proses

menanamkan karakter anak dapat dijadikan sebagai berikut:14

a. Pendidik PAUD sebagai pendidik


36

Pendidik PAUD bukan hanya mentransfer ilmu ke anak-

anak, tetapi juga memberikan konsep ilmu bahkan pembentukan

sikap dan perilaku. Pendidik pada tingkat PAUD secara

langsung membuat rancangan pengembangan perilaku karakter

pada anak, melaksanakan, dan mengembangkannnya sehingga

menjadi cara hidup anak.


b. Pendidik PAUD sebagai panutan
Pendidik PAUD adalah salah satu orang yang paling dekat

dengan hidup anak, karena setiap sikap akan dicontoh anak.

Anak belum mampu memilih perilaku mana yang boleh ditiru

atau tidak. Pendidik perlu memahami bagaimana bersikap dan

berperilaku yang boleh ditiru di depan anak-anak dengan cara

pembiasaan perilaku yang baik dalam setiap aktivitas anak.


c. Pendidik PAUD sebagai perancang pengembangan
Pembiasaan yang perlu dirancang meliputi kepedulian dan

empati, kerjasama, berani, suka menolong, kejujuran dan

integritas, mandiri dan percaya diri, sabar, rasa bangga,

tanggung jawab, serta toleran. Semua kegiatan ini dapat

dirancang dalam kegiatan yang bersifat individu atau kelompok.


d. Pendidik PAUD sebagai konsultan dan mediator
Pendidik dijadikan tempat mengadukan segala

kesulitan yang dialaminya. Pendidik dijadikan tempat berbagi

paling aman. Maka, pendidik perlu memiliki kemampuan

menyelesaikan permasalahan anak ketika mereka mengadu. Jika

ada konflik diantara sesama anak, guru perlu mencari penyebab


37

dan mengatasinya. Disini akan tertanam sikap jujur, berani dan

bertanggung jawab.

2.6 Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan gambaran dari teori dimana suatu problem

riset berasal atau dikaitkan.

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Pendidik PAUD :
PAUD (Pendidikan Anak - Pendidikan terakhir
Usia Dini) -Pelatihan PAUD

Deteksi Gangguan
Pertumbuhan dan
Perkembangan (Kriteria
Diagnosis Depkes RI)

-Penyimpangan
pertumbuhan
-Penyimpangan
perkembangan
Sumber: 5
2.7 Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep dalam suatu penelitian adalah kerangka yang

berhubungan antara konsep-konsep yang akan diteliti atau diukur melalui

penelitian yang akan dilakukan.

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Pengetahuan pendidik anak PAUD


tentang deteksi gangguan pertumbuhan Kriteria diagnostik Depkes RI
dan perkembangan
38

-Deteksi gangguan pertumbuhan


anak (3-5 tahun)
-Deteksi gangguan perkembangan
anak (3-5 tahun)

Berdasarkan kerangka konsep diatas maka peneliti akan mencari pengetahuan

pendidik anak PAUD tentang deteksi pertumbuhan dan perkembangan anak

(3-5 tahun) di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung tahun 2014.

Anda mungkin juga menyukai