Anda di halaman 1dari 4

POTENSI

DAN MASALAH DESA CIAPUS


Disusun Oleh Tim Kajian Desa Binaan
Asep Hidayat, Ganjar Turesna, Dudi Haryadi dan Riza Zulfikar

POTENSI SUMBER DAYA AIR


Sejalan dengan nama desa Ciapus yang artinya sumber air. Potensi mata air perlu
dikembangkan dan dioptimalkan kapasitasnya. Perlu kajian yang lebih bagus. Saat ini ada 30
tanki air perhari diambil dari mata air desa Ciapus, tetapi mata air ini dikuasi oleh individu-
individu atau pengusaha-pengusaha. Kontribusi untuk desa dari pemanfaatan ini kurang,
sumber air ini dianggap menjadi bisnis murni pemilik lahan oleh pihak-pihak yang a alahan.
Sehingga kontribusi ke wilayah belum ada, padahal mereka menggunakan jalan yang
dianggapnya milik umum.

BUMDES
Sejak lima tahun terakhir pemerintah Desa Ciapus telah membuat lahan mata air untuk
didistribusikan kepada masyarakat. Distribusi air bersih ini dilakukan oleh BUMDes ke Dusun
I dan II. Pembayaran berdasarkan pemakaian yang dipantau melalui meteran air (water
meter), seperti di PDAM. Air sangat potensial untuk dikembangkan, karena keterbatasan
finansial dan pengetahuan serta teknologi yang dimiliki oleh Desa. Masalah yang dihadapi
adalah pengembangan penampungan air yang lebih luas dan pipanisasi yang memiliki
cakupan lebih luas. Dengan potensi sungai yang bagus yang belum tercemar, Desa Ciapus
melalui BUMDes berencana untuk membuat pengolah air bersih untuk disalurkan ke
masyarakat. Tetapi ini membutuhkan biaya untuk pembangunan.

Unit usaha BUMDes saat ini sedang dikembangkan Toko Bangunan, Warung Sembako dalam
rangka Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)1 melalui e-Warung2, Simpan Pinjam, Distributor
Gas Elpiji 3 kg, dan Air Kemasan. Untuk bisa lebih berkembang, BUMDes memerlukan
pendampingan dan pemberdayaan dalam manajemen atau pengelolaan usaha dan
permodalan yang selama ini ditopang oleh dana desa belum bisa mandiri, dan pengembangan
potensi usaha. BUMDes harus besar dan diharapkan menjadi PADes (Pendapatan Asli Desa),
sehingga bisa mengakselerasi pembangunan kesejahteraan masyarakat desa. BUMDes punya
kewenangan untuk melakukan kemitraan dan kerjasama dengan pihak ketiga dari manapun,
asal ada regulasi dari Desa. BUMDes berencana bekerja sama dengan para pemilik mata air,
perbankan dan investor untuk memproduksi air kemasan.


1
Di Desa Ciapus ada 449 penerima rastra (Beras Sejahtra) melalui BPNT, yang menjadi potensi bisnis Warung
Sembako.
2
e-warung ini merupakan warung yang menyalurkan bantuan pangan non tunai (BPNT) bagi para peserta
Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementrian Sosial.

1
POTENSI PERTANIAN DAN PERIKANAN
Potensi pertanian cukup besar, karena 2/3 dari wilayah Desa Ciapus merupakan wilayah
pertanian. Areal pertanian dimiliki oleh berberapa warga masyarakat, dengan penguasaan
satu sampai dua hektar yang digarap oleh buruh atau penggarap secara “paroan”. Para
penggarap ini bisa menjadi kelompok tani yang dapat dikembangkan potensinya. Saat ini hasil
pertanian hanya digunakan untuk kebutuhan pribadinya, belum dijual ke daerah lain seperti
lumbung padi Karawang.

Sudah ada pemikiran dari pemerintah desa untuk melakukan peningkatan kesejahteraan para
petani penggarap dengan mengembangkan potensi pertanian melalui mina padi3 dengan
mengkolaborarikan dengan perikanan. Akan dilakukan penanaman ikan-ikan kecil atau baby
fish. Pembinaannya dilakukan oleh UPP Pertanian.

Untuk mengembangkan potensi pertanian dan potensi air, pemerintah Desa berinisiatif untuk
mulai mengembangkan beberapa Kampung Lauk di Dusun II dan III. Kampung Lauk ini dicoba
dikembangkan dengan pertimbangan tersedianya lahan, sumberdaya air, dan minat
masyarakat dengan melihat prospek perikanan ke depan. Saat ini sudah terbetuk beberapa
kelompok perikanan dari Karang Taruna Desa yang sedang berjalan, atas binaan dari UPP
Pertanian dan Dinas Pertanian. Jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan nila, ikan koi dan
gurame. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan Kampung Lauk adalah
penerapan teknologi untuk memantau kualitas air, pengelolaan usaha dan pengembangan
usaha ke arah Wisata Kampung Lauk. Objek wisata yang dijual adalah wisata tematik yaitu
ikan, seperti kolam memberi makan dan menangkap ikan, memasak ikan, saung tempat
bercengkrama keluarga dan makan, produk perikanan, merasakan menjadi petani ikan dan
lainnya. Perlu pendampingan untuk standar pelayanan minimum setiap Kampung Lauk.

Lahan yang digunakan milik masyarakat, yang disewa oleh kelompok. Selain membuka lahan
yang dikhususkan, Kampung Lauk juga menggunakan lahan pertanian dengan sistem mina
padi, baik sebagai penyeleng maupun tumpang sari. Dengan demikian pertanian tetap ada,
tidak alih fungsi pertanian menjadi perikanan. Hanya yang tidak bisa dicegah oleh desa adalah
alih fungsi pertanian menjadi perumahan, khusunya di kampung Sawahlega. Sepuluh tahun
kedepan, kampung Sawahlega diprediksi akan menjadi pemukiman atau perkampungan. Di
sini harus ada penataan penggunaan lahan untuk pemukiman, sehingga tertata lebih baik dan
tidak menimbulkan permasalahan lingkungan dikemudian hari. Alih fungsi lahan pertanian
tidak bisa dihindari, karena lahan milik pribadi dan mereka terdesak oleh kebutuhan hidup
dan tempat tinggal.


3
Dalam teknik budidaya mina padi kita mengenal dengan sistem penyelang dan sistem tumpang sari. Pada dasar
kedua sistem tersebut menggabungkan dua komoditas berupa perikanan dan pertanian, perbedaannya terletak
pada lama masa pemeliharaan ikan dan hasil produksi ikan yang siap dipanen. Sistem mina padi dengan teknik
penyelang lama pemeliharaannya tidaklah lama hanya kisaran waktu 20 harian, dan ikan yang dipanen pun
ukuran 3-5 cm atau kita sering menyebutnya dengan nama Baby Fish atau anak ikan. Sistem mina padi dengan
teknik tumpang sari mempunyai waktu pemeliharaan ikan lebih lama dengan kisaran waktu 90 hari, dan ikan
yang dipanenpun merupakan ikan dengan ukuran besar (pendederan).
Sumber: http://www.sampulpertanian.com/2017/12/mengenal-mina-padi-teknik-sistem.html)

2
Selain mina padi, saat ini di desa Ciapus telah berkembang produksi padi organik tanpa pupuk
dan telah memiliki sertifikat nasional. Padi organik ini pengembangan dan permodalannya
diberikan oleh Indonesia Power melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)4,
kepada para petani yang lahannya dilintasi jaringan SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi). Padi organik ini prospeknya cukup besar, pemasaran sudah sampai ke Jakarta.
Permasalahan yang dihadapi rendahnya kapasitas produksi yang disebabkan oleh terbatasnya
lahan pertanian dan persepsi para petani. Persepsi petani terhadap padi organik yang
pengelolaannya sulit dan memiliki produktivitas rendah walaupun memiliki nilai ekonomi
yang sangat tinggi, tetapi dianggap merugikan. Pengembangan padi organik ini dilakukan
melalui penelitian dari berbagai perguruan tinggi, seperti UNPAD, ITB dan IPB.

POTENSI INDUSTRI KECIL


Di Desa Ciapus ada 17 kelompok industri kecil yang memerlukan pembinaan. Misalnya untuk
industri makanan. Perlu ada pembinaan dan penelitian tentang Produksi Industri Rumah
Tangga, baik berupa pengolaha, kemasan, pemasaran maupun registrasi untuk memperoleh
sertifikasi P-IRT dan sertifikasi halal. Keterbatasan yang dihadapi pengetahuan, pemahaman
dan kesempatan. Sampai saat ini, industri kecil desa Ciapus belum memiliki ciri khas mereka
mengikuti atau meniru produk yang sudah ada. Belum ada inovasi produk.

POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA


Di desa Ciapus terdapat empat SD, satu SMP dan dua SMA. Secara infrastruktur sudah
memadai. Masalah dalam pendidikan yang dihadapi oleh desa Ciapus adalah drop out dan
banyaknya anak usia sekolah yang tidak sekolah. Masyarakat desa membutuhkan bantuan
untuk mengakses bantuan pendidikan, berupa beasiswa baik dari pemerintah maupun
nonpemerintah. Keterbatasan dana dan pemahaman masyarakat menyebabkan pendidikan
hanya sampai SMA/SMK, kemudian bekerja di pabrik. Sementara untuk bekerja di tempat
yang lebih baik dibutuhkan skill yang lebih baik, khususnya untuk lulusan SMA. Keterbatasan
skill ini menyebabkan banyak yang menganggur. Pemerintah desa mencoba mengatasi
masalah ini kelompok-kelompok usaha seperti Kampung Lauk yang mampu menyerap tenaga
kerja yang banyak dan pengembangan industri-industri kecil. Pengembangan kelompok usaha
salah satunya didukung Dana Desa untuk Padat Karya (30% dari Dana Desa).

POTENSI LINGKUNGAN
Pengelolaan sampah di desa Ciapus melibatkan Karang Taruna sebagai kelompok usaha,
sehingga alternatif pemecahan masalah pengangguran. Desa menyediakan satu buah mesin
pembakar sampah atau incinerator sampah rumah tangga (sedang dipesan dua unit lagi),
kelompok usaha ini bisa melakukan pemilahan sampah organik dan nonorganik sehingga
menjadi income, dan retribusi pengambilan sampah dari masyarakat. Masalah yang dihadapi
adalah polusi dari incinerator. Saat ini sudah dicoba diatasi dengan meninggikan cerobong


4
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) berasal dari BUMN, sedangkan untuk perusahaan swasta
disebut Corporate Social Responsibility (CSR).

3
asap dan mengikat asapnya dengan semprotan air, sehingga menjadi embun. Residunya akan
diolah lagi menjadi pupuk.

POTENSI KEPENDUDUKAN
Ada suatu harapan, akurasi dan integrasi data kependudukan. Harus ada teknologi yang bisa
mengatasi masalah ini dan bisa menggambarkan data demografi dan potensi ekonomi.
Sehingga database yang ada bisa diandalkan untuk mengambil kebijakan dan perencanaan
pembangunan. Misalnya untuk pilkades, pilkada tinggal melihat data tersebut. Tidak perlu
pendataan ulang. Desa perlu pendampingan untuk merancang database yang bisa
terintegrasi dengan database di kecamatan dan kabupaten.

MASALAH SOSIAL DAN POLITIK


Masalah lainnya adalah perkawinan dini dan perceraian dini. Untuk perkawinan dini,
sebenarnya Kepala Desa tidak bisa memberikan surat pengantar nikah ke KUA bila usianya di
bawah 18 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki. Tetapi dari sisi agama
diperbolehkan bila telah memenuhi syar’i., yang memerlukan penanganan secara sinergis dari
peran ulama, orang tua dan pemerintah desa. Perkawinan dini ini menimbulkan
permasalahan, walaupun ketika sudah mencapai syarat usia bisa disahkan melalui sidang
isbat dan diterbitkan surat nikah. Permasalahan dari perkawinan dini diantaranya tidak bisa
diterbitkan akta kelahiran untuk anak yang dilahirkan dari kawin siri dengan menyertakan
nama ayah biologis anak.

Tingkat kriminalitas seperti pencurian, perkelahian antar desa dan masalah narkoba bisa
dikatakan secara umum minim. Dusun I berpenduduk 7.000 hampir setengahnya dari Desa
Ciapus merupakan pendudukan pendatang atau penduduk musiman. Dari sisi positif, tindakat
pendidikan dan ekonomi mereka lebih tinggi dari pada Dusun II dan III. Sisi negatifnya,
kepedulian terhadap lingkungan dari penduduk pendatang (pada umumnya tinggal di kos-
kosan atau kontrakan) kurang, seperti sampah, kriminalitas, prostitusi terselubung, keluar-
masuk penduduk tinggi dan lainnya. Desa membutuhkan pendampingan untuk penataan
tempat kos-kosan dan kontrakan dan pendataan kependudukan.

Dari sisi politik, penduduk desa Ciapus lebih demokratis dan tidak ada pengkubuan pada
partai atau kelompok tertentu. Misalnya pada Pilkades atau pemilihan BPD tidak ada
benturan.

----- 2018.03.05 -----

Anda mungkin juga menyukai