Anda di halaman 1dari 68

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………………………..
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………………………..
1.4. Hipotesis Tindakan …………………………………………………………
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write ……. ……………………………
2.2. Belajar dalam Kelompok Kecil (Cooperative Learning) ……..………...…
III. PELAKSANAAN PENELITIAN
Lokasi dan waktu penelitian ……………………………………………..…
Faktor yang Diteliti …………………………………………………………
Pelaksanaan Penelitian ……………………………………………………..
Daftar Pustaka …………………………………………………………………….…
Lampiran ……………………………………………………………………. …...
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Komunikasi dan pemecahan masalah matematis merupakan bagian dari berpikir matematis tingkat tinggi yang bersifat kompleks,

karena itu pembelajaran yang berfokus pada kemampuan tersebut memerlukan prasyarat konsep dan proses dari yang lebih rendah.

Artinya kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis siswa tidak ada tanpa kemampuan pemahaman yang baik. Hal ini

meliputi materi maupun cara mempelajari atau mengajarkannya. Untuk itu dalam pembelajaran perlu dipertimbangkan tugas matematika

serta suasana belajar yang mendukung untuk mendorong kemampuan tersebut. Pertimbangan ini menyangkut pengambilan keputusan

pembelajaran yang digunakan di kelas yang diambil oleh guru.

Salah satu keputusan yang perlu diambil guru tentang pembelajaran adalah pemilihan pendekatan yang digunakan. Masih banyak

guru matematika pada sekolah-sekolah binaan penulis, yang menganut paradigma transfer of knowledge, yang beranggapan bahwa

siswa merupakan objek dari belajar. Dalam paradigma ini guru mendominasi dalam proses pembelajaran. Kenyataan ini telah

diungkapkan oleh Ruseffendi (1991:328), bahwa matematika yang dipelajari siswa di sekolah sebagian besar tidak diperoleh melalui

eksplorasi matematika, tetapi melalui pemberitahuan oleh guru. Walaupun dominasi guru dalam proses pembelajaran matematika tidak

selamanya tidak baik, karena terdapat guru yang karena ketegasannya di kelas membuat siswa menjadi lebih bersungguh-sungguh.

Namun menurut Sutiarso (2000) kondisi seperti ini menjadikan siswa pasif dalam belajar. Pembelajaran pada kondisi ini berpusat pada
keterampilan dasar yang menekankan pada latihan mengerjakan soal rutin (drill) dengan mengulang prosedur serta lebih banyak

menggunakan rumus atau algoritma tertentu. Model pembelajaran seperti ini menurut Brooks & Brooks (Ansari, 2004) disebut

pembelajaran mekanistik atau konvensional.

Kondisi pembelajaran dimana siswa belajar secara pasif, jelas tidak menguntungkan terhadap hasil belajarnya. Untuk itu perlu usaha

guru agar siswa belajar secara aktif. Sriyono (1992) mengatakan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah

dengan mengaktifkan siswa dalam belajar. Dan proporsi aktivitas siswa dalam belajar akan lebih produktif apabila siswa belajar dalam

kelompok. Sejalan dengan pendapat tersebut Sumarmo (2000) mengatakan agar pembelajaran dapat memaksimalkan proses dan hasil

belajar matematika, guru perlu mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam diskusi, bertanya serta menjawab pertanyaan, berpikir

secara kritis, menjelaskan setiap jawaban yang diberikan, serta mengajukan alasan untuk setiap jawaban yang diajukan. Pembelajaran

yang diberikan pada kondisi ini ditekankan pada penggunaan diskusi, baik diskusi dalam kelompok kecil maupun diskusi dalam kelas

secara keseluruhan. Meskipun kesimpulan tersebut diambil berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap siswa sekolah dasar, namun

pengembangannya sangat mungkin untuk siswa pada jenjang sekolah yang lebih tinggi.

Malone dan Krismanto (1997) mengatakan penggunaan kegiatan kelompok dalam belajar matematika direkomendasikan secara

tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong motivasi siswa dalam pembelajaran. Salah satu cara pengelompokkan yang disukai siswa
adalah berdasarkan keheterogenan siswa, sehingga pada tiap-tiap kelompok terdapat siswa yang pandai. Diharapkan mereka yang pandai

ini dapat membantu siswa lainnya yang kemampuannya lebih rendah.

Dengan mempertimbangkan beberapa pendapat di atas, penulis melakukan sebuah penelitian kolaboratif bersama guru-guru

matematika di lingkungan Dinas Diknas Kabupaten Dompu, dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan

Masalah Matematika Teorema Phytagoras Melalui Pembelajaran Think-Talk-Write dalam Kelompok Kecil pada SMP Negeri 1

Kempo”. Strategi pembelajaran yang digunakan ini mengharuskan siswa terlibat berpikir, berbicara, dan menulis dalam proses

pembelajaran. Sedangkan model yang dipilih adalah pembelajaran dalam kelompok kecil dengan anggota 4 sampai 6 orang siswa yang

dikelompokkan secara heterogen menurut kemampuan matematikanya. Pengelompokkan seperti ini dimaksudkan agar semua siswa

terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada pengembangan dua aspek kemampuan yaitu kemampuan komunikasi dan

pemecahan masalah matematika Teorema Phytagoras siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kempo melalui strategi think-talk-write dalam

kelompok kecil. Lebih jelasnya masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Apakah pembelajaran dengan strategi think-talk-write dalam kelompok kecil dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan

pemecahan masalah matematika Teorema Phytagoras siswa?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan ini ditujukan untuk mengetahui :

a. Peningkatan kemapuan guru dalam menerapkan pembelajaran yang inovatif dengan strategi think-talk-write dalam kelompok

kecil sebagai alternatif pemecahan masalah-masalah dalam pembelajaran matematika Teorema Phitagoras.

b. Meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika teorema Phytagoras siswa.

c. Meningkatkan kolaborasi yang sinergis antara pengawas dan guru-guru pada sekolah binaan.

Manfaat penelitian tindakan ini adalah:

a. Siswa lebih bebas mengekspresikan kemampuan komunikasi matematiknya, sehingga kemampuannya dalam pemecahan

masalah matematika menjadi lebih baik.

b. Guru menemukan pendekatan pembelajaran inovatif yang sesuai untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Sekolah mendapatkan dampak positif dari terselenggaranya penelitian ini, karena kualitas siswa, guru dan pembelajaran semakin

meningkat.
1.4. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:

Jika dalam pembelajaran matematika Teorema Phytagoras diterapkan strategi Think-Talk-Write, maka kemampuan komunikasi

dan pemecahan masalah matematika Teorema Phytagoras siswa meningkat.

1. Ai landasan dan keterkaitan konsep, strategi dan solusi) dalam bentuk tulisan (write) dengan bahasanya sendiri. Pada tulisan itu

siswa menghubungkan ide-ide yang diperolehnya melalui diskusi.

2. Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas materi yang dipelajari. Sebelum itu dipilih beberapa

(atau satu) orang siswa sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan jawabannya, sedangkan kelompok lain diminta

memberikan tanggapan.

Selama kegiatan pembelajaran guru bertindak sebagai mediator dan jika diperlukan dapat memberikan arahan, petunjuk, serta

dorongan.
2.2. Belajar dalam Kelompok Kecil (Cooperative Learning)

Cooperative Learning merupakan model pembelajaran yang disetting secara sistematis mengelompokkan siswa agar tercipta

pembelajaran yang efektif serta dapat mengintegrasikan keterampilan sosial siswa yang bermuatan akademis. Dalam Cooperative

Learning, siswa dibagi dalam kelompok kecil yang saling bekerja sama untuk menyelesaikan suatu masalah atau suatu tugas dalam

mencapai tujuan bersama (Turmudi, 2001).

Dalam pembelajaran dengan Cooperative Learning siswa berlatih mendengar dan menghargai pendapat orang lain, saling

membantu dalam membangun pengetahuan baru dengan mengintegrasikan pengetahuan lama masing-masing individu. Sehingga

diharapkan dapat meningkatkan sikap positif siswa terhadap matematika serta dapat menerapkan nilai-nilai kerja sama dalam kehidupan

sehari-hari.

Malone dan Krismanto (1997) mengatakan bahwa terdapat fakta bahwa siswa mempunyai perkembangan sifat positif dan persepsi

yang baik tentang belajar matematika dengan pengelompokan. Bahkan berdasarkan penelitian yang mereka lakukan, penggunaan

kegiatan kelompok dalam belajar matematika direkomendasikan secara tinggi untuk mendorong motivasi siswa dalam pembelajaran.

Pada penelitian lain Duren dan Cherrington (1992) menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam ingatan jangka

panjang siswa (student’s long-term retention) antara siswa yang dalam belajarnya mengerjakan latihan secara kelompok dibandingkan
dengan siswa yang bekerja secara sendiri. Dengan memberikan soal kepada dua kelompok siswa tersebut beberapa bulan setelah proses

pembelajaran, diperoleh bahwa siswa yang dalam belajarnya bekerja dalam kelompok ternyata lebih mampu menguasai materi pelajaran

dibandingkan dengan siswa yang dalam belajarnya bekerja secara individu.

Terdapat dua teori yang mendukung bahwa prestasi siswa yang dalam belajarnya bekerja dalam kelompok lebih baik

dari siswa yang belajar secara tradisional yaitu Teori Motivasional dan Teori Kognitif (Slavin, 1995: 16).

Menurut teori motivasional terdapat tiga jenis motivasi orang dalam belajar yaitu: (1) kooperatif, yaitu seseorang yang dalam

mencapai tujuan belajarnya diarahkan untuk mendukung pencapaian tujuan (usaha) orang lain; (2) kompetitif, yaitu seseorang yang

dalam mencapai tujuan belajarnya diarahkan untuk menghalangi usaha orang lain dalam mencapai tujuannya; dan (3) individualistik,

yaitu seseorang yang dalam mencapai tujuan belajarnya tidak mempengaruhi pencapaian tujuan belajar orang lain.

Menurut pandangan teori motivasional, belajar kooperatif menciptakan situasi dimana satu-satunya cara anggota

kelompok agar tidak mengutamakan tujuan pribadinya adalah jika kelompoknya berhasil dengan baik. Oleh karena itu,

keberhasilan kelompok harus diusahakan secara bersama dengan maksimal. Untuk mempertemukan tujuan dari masing-

masing individu yang berbeda tersebut, setiap anggota kelompok harus membantu kelompoknya mengerjakan apapun

yang dapat membuat kelompok itu sukses dan mendorong kelompoknya untuk berusaha secara maksimal.
Teori kognitif menekankan pengaruh dari kerja kelompok terhadap diri masing-masing anggota kelompok yaitu apakah

kelompoknya sedang berusaha mencapai tujuan bersama yang merupakan gabungan dari tujuan masing-masing individu tersebut.

Terdapat beberapa teori kognitif, yang secara garis besar dapat dibedakan atas: Teori Perkembangan Mental dan Teori Elaborasi

Kognitif.

Menurut teori perkembangan mental pembelajaran terjadi saat anak bekerja pada suatu zona yang disebut zona perkembangan

proksimal (zone of proximal development), yaitu suatu tingkat perkembangan sedikit berada diatas tingkat perkembangan seseorang saat

ini. Vigotsky (Slavin, 1995:17; Kariadinata, 2001) mendefinisikan zona perkembangan proksimal sebagai jarak antara level

perkembangan nyata yang ditandai dengan kemampuan problem solving independent dan level perkembangan potensial ditentukan

melalui pemecahan masalah dibawah bimbingan atau kolaborasi dengan orang yang lebih mampu. Untuk mencapai zona tersebut tugas

guru adalah memberikan scaffolding, yaitu sejumlah bantuan kepada anak pada tahap awal pembelajaran, dan berangsur-angsur

menguranginya untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk bekerja secara mandiri pada saat mereka sudah mampu. Bantuan

dimaksud dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, mengaitkan masalah dengan langkah-langkah penyelesaian masalah, memberi

contoh, atau hal-hal lain yang memungkinkan anak untuk tumbuh mandiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa untuk mendapatkan keuntungan belajar dengan Cooperative Learning tidaklah

cukup dengan siswa duduk berkelompok kemudian mengerjakan tugasnya secara individu, atau menugaskan seseorang dalam
kelompoknya untuk menyelesaikan seluruh tugas kelompoknya. Pelaksanaan model ini haruslah didasari oleh filosofis getting better

together, yang artinya untuk mendapatkan hasil belajar yang terbaik hendaklah dilakukan secara bersama-sama.

Johnson & Johnson (Astuti, 2000: 20) mengemukakan syarat agar belajar kooperatif dapat berhasil, yaitu:

1. Adanya saling ketergantungan yang positif. Hal ni menuntut guru untuk menciptakan suasana belajar

mendorong siswa untuk saling membutuhkan.

2. Adanya interaksi tatap muka secara langsung sehingga dapat melakukan dialog dan dapat

mengembangkan komunikasi yang efisien.

3. Adanya akuntabilitas individu. Artinya setiap individu dituntut memberikan andil bagi keberhasilan

kelompok.

4. Adanya keterampilan menjalin hubungan interpersonal, yang berupa keterampilan sosial berupa: tenggang

rasa, bersikap sopan terhadap teman, mengkritik ide orang lain secara benar, berani mempertahankan pikiran dengan logis, dan

berbagai keterampilan lain yang bermanfaat untuk menjalin hubungan antar individu.

Untuk memenuhi tujuan tersebut perlu dipenuhi dalam Cooperative Learning hal-hal sebagai berikut bahwa para siswa yang

tergabung dalam kelompok harus merasa bahwa: 1) mereka adalah bagian dari tim dan tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan

bersama, 2) masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok dan berhasil tidaknya kelompok menjadi tanggung jawab bersama,
3) untuk mencapai hasil maksimal mereka harus berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah yang mereka hadapi, dan 4)

setiap pekerjaan siswa berakibat langsung pada keberhasilan kelompoknya (Turmudi, 2001).

Dalam membentuk kelompok Malone dan Krismanto (1997) mengusulkan salah satu cara yang dalam penelitiannya terbukti

disukai siswa adalah berdasarkan keheterogenan kemampuan siswa dalam kelompok, sehingga pada setiap kelompok terdapat siswa

pandai yang dapat membimbing atau membantu siswa lain dalam kelompok yang berkemampuan kurang. Sebaliknya siswa yang lemah

tidak merasa enggan untuk berdiskusi dengan siswa yang pandai, sehingga dapat terjadi kolaborasi antar siswa tanpa melihat perbedaan

latar belakang.

2.3. Kemampuan Komunikasi Matematika


Kemampuan komunikasi matematika atau komunikasi dalam matematika adalah kemampuan:

 Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika

 Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik, secara lisan atau tulisan, dengan benda nyata, gambar, grafik, dan aljabar

 Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika

 Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika

 Membaca presentasi matematika tertulis dan menyusun pernyataan yang relevan

 Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi


2.4. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah kemampuan:

 Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan

 Merumuskan masalah matematik atau menyusun model matematik

 Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis dan masalah baru) dalam atau di luar matematika

 Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal

 Menggunakan matematika secara bermakna.

2.5 Teorema Phytagoras

III. METODOLOGI PENELITIAN


3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kempo pada Kelas VIII yang jumlah siswanya 40 orang, terdiri dari 25

perempuan dan 15 laki-laki. Penelitian ini berlangsung pada semester pertama Tahun Pelajaran 2007/2008. Siswa yang menjadi subyek

penelitian memiliki karakteristik yang beragam, baik dari segi kemampuan, motivasi maupun latar belakang pengetahuannya. Itulah

sebabnya penulis tertarik melakukan penelitian pada kelas tersebut.

3.2. Faktor yang Diteliti

Untuk berhasilnya tujuan penelitian, maka beberapa faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah:

a. Faktor Guru

Karena penelitian ini bersifat kolaboratif, maka hal-hal yang diamati selama berlangsungnya pembelajaran dalam penelitian ini

adalah: apakah guru berhasil dalam menyampaikan konsep, membimbing dan memotivasi siswa.

b. Faktor Pembelajaran

Faktor yang diteliti dalam hal pembelajaran adalah: apakah perencanaan, metode atau pendekatan pembelajaran dapat berjalan

sesuai yang direncanakan.


c. Faktor Siswa

Siswa menjadi sentral utama dari penelitian ini. Semua kegiatan siswa selama berlangsungnya pembelajaran diamati dan dicatat

perkembangannya untuk selanjutnya dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus pembelajaran selanjutnya.

Aktivitas siswa selama berlangsungnya pembelajaran diamati dengan menggunakan instrumen Lembar Observasi.

d. Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah dan pemecahan masalah matematika siswa.

Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah dan pemecahan masalah matematika siswa adalah hasil akhir

yang diharapkan terlihat setelah pemberian perlakuan. Oleh karena itu setiap akhir siklus, kemampuan ini diukur dengan

instrumen tes kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika untuk mengetahui apakah tujuan penelitian telah

tercapai.

e. Ketuntasan Belajar

Prosentase ketuntasan belajar siswa merupakan bagian penting yang diamati dalam penelitian ini. Siswa dianggap tuntas belajar

apabila penguasaan materinya lebih dari 65%, atau mendapat nilai rata-rata 6,5 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang

ditetapkan dalam kurikulum SMP Negeri 1 Kempo.


3.3. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Kegiatan pada masing-masing siklus diuraikan secara singkat berikut ini:

a. Siklus Pertama

Kegiatan perencanaan pada siklus pertama adalah tim peneliti berkolaborasi dengan guru matematika dalam mengembangkan

scenario pembelajaran dengan strategi think-talk-write. Selanjutnya tahap pelaksanaan pembelajaran. Pada tahap ini siswa belum

terbiasa dengan strategi think-talk-write. Masih banyak yang terlihat kebingungan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan

sekenanya. Beberapa siswa ( sekitar 10% ) mulai menyesuaikan diri dengan cara belajar “baru” ini, tetapi masih gagal dalam

memberikan respon yang diinginkan. Selanjutnya kekurangan-kekurangan tersebut menjadi bahan untuk perbaikan pada siklus

selanjutnya. Hasil formatif siswa menunjukkan bahwa upaya memperbaiki kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah

siswa masih terhambat karena pembelajaran dengan strategi think-talk-write tidak familiar dengan siswa.

b. Siklus Kedua

Pada siklus kedua dilakukan perbaikan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Suasana kompetisi dalam

memberikan penyelesaian masalah dalam setiap kelompok mulai muncul. Setiap siswa yang berusaha mengemukakan

pendapatnya diberi penghargaan dengan memberi perhatian dan meminta temannya untuk memberikan pendapatnya. Suasana
belajar mulai hidup dan siswa mulai terbiasa dengan belajar berkelompok dan mengemukakan pendapat. Dari setiap kelompok

diskusi mulai dihasilkan berbagai alternatif jawaban yang cukup kreatif. Pada tahap ini hasil tes kemampuan komunikasi dan

pemecahan masalah siswa meningkat walaupun belum merata.

c. Siklus Ketiga

Berdasarkan hasil refleksi dari kegiatan pembelajaran pada siklus kedua, maka perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran pada

siklus ketiga diarahkan untuk semakin meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika. Masalah-

masalah semakin dibuat sulit agar siswa tertantang untuk mengerahkan segala kemampuan matematiknya untuk dapat menjawab

masalah tersebut. Siswa nampak mulai aktif dalam diskusi setiap kali dihadapkan pada masalah. Siswa diminta membandingkan

dan mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan siswa lain, baik secara perorangan maupun kelompok. Hasil tes kemampuan

komunikasi dan pemecahan masalah matematika siswa pada siklus ini meningkat seperti yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Ansari, B.I (2004). Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematik Siswa SMU Melalui Strategi Think-
Talk-Write. Disertasi Doktor PPS UPI Bandung: Tidak dipublikasikan.

Astuti, W.W. (2000). Penerapan Strategi Koperatif Tipe STAD pada Pembelajaran Matematika Kelas II MAN Magelang. Tesis pada
PPS UPI Bandung: tidak dipublikasikan.

Duren, P.,E. dan Cherrington, A. (1992). “The Effective of Cooperative Group Work Versus Independent Practice on the Learning of
Some Problem Solving Strategies”. Official Journal of School Science and Mathematics, 92 (2). 80-83.

Hudoyo, H. (1990). Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang: IKIP Malang.

Huinker, D. dan Laughlin, C. (1996). “Talk Your Way into Writing”. Dalam Communication in Mathematicss K-12 and Beyond, 1996
year book. National Council of Teachers of Mathematics.

Kariadinata, R. (2001). Peningkatan Pemahaman dan Kemampuan Analogi Matematika Siswa SMU melalui Pembelajaran Kooperatif.
Tesis PPS UPI Bandung: tidak dipublikasikan.

Malone, J.A. dan Krismanto, A. (1997). “Indonesian Students’ Attitudes and Perceptions Towards Small-Group Work in Mathematics”.
Journal of Science and Mathematics Educations in Southeast Asia. XVI (2). 97-103

Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan
CBSA. Bandung: Tarsito.

Silver, E.A. dan Smith, M.S. (1996). “Building Discourse Communities in Mathematics Classrooms: A Worthwhile but Challenging
Journey”. dalam Communication in Mathematicss K-12 and Beyond. 1996 year book. National Council of Teachers of
Mathematics.

Slavin, R. E. (1994). Educational Psychologi: Theory and Practice. Massachusetts: Allyn and Bacon Publisher.

Sriyono (1992). Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rinika Cipta.
Sumarmo, U. (2000). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Intelektual Tingkat Tinggi
Siswa Sekolah Dasar. Laporan Penelitian. Bandung: Lembaga Penelitian UPI.

Sutiarso, S. (2000). Problem Posing, Strategi Efektif Meningkatkan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: tidak
diterbitkan.

Turmudi (Ed)(2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, UPI Bandung: JICA, FPMIPA-UPI.
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII (Delapan)
Pokok Bahasan : Teorema Pythagoras
Sub Pokok Bahasan : Menemukan Teorema
Pythagoras
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan ke : 1(satu)

A. Tujuan Pembelajaran:
Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat:
1. Menyelesaikan soal-soal tentang kuadrat, akar kuadrat, dan luas persegi yang diketahui panjang sisi-sisinya.
2. Menjelaskan dan menemukan teorema Pythagoras dan syarat-syarat berlakunya.
3. Menuliskan terorema Pythagoras untuk sisi-sisi segitiga.

B. Sumber Pembelajaran
1. LKS 1
2. Buku siswa

C. Kegiatan Belajar Mengajar


a) Model Pembelajaran : Kooperatif
b) Strategi : Think-Talk-Write.

I. Pendahuluan
Guru menginformasikan materi, model pembelajaran, dan tugas-tugas yang akan dikerjakan siswa dalam pembelajaran.
Untuk motivasi siswa, guru dapat mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.
II. Kegiatan Inti
a) Siswa sendiri-sendiri membaca LKS membuat catatan kecil tentang materi, kemungkinan jawaban, serta hal-hal
yang tidak dipahaminya.
b) Siswa diskusi dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam LKS. Guru memantau jalannya diskusi
dan memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kesulitan.
c) Siswa secara individu menulis penyelesaian yang diperoleh dalam diskusi.
d) Dipilih satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Anggota kelompok lain
memberikan tanggapan. Guru membimbing siswa menuju jawaban yang benar.

III. Penutup
a) Siswa dmembuat rangkuman materi pelajaran yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.
b) Memberikan pekerjaan rumah.
Pokok Bahasan : Teorema Pythagoras
Topik : Menemukan Teorema Pythagoras
Waktu : 2 jam pelajaran

Petunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa tugas yang harus diselesaikan. Kegiatan yang harus kamu lakukan pada setiap
bagian tugas itu adalah:
1. Membaca dan memikirkan cara untuk menyelesaikan tugas, kemudian tuliskan hasilnya berupa apa yang
diketahui, ditanya, kemungkinan penyelesaian, serta apa yang tidak kamu ketahui dari tugas tersebut.
2. Setelah itu diskusikan dalam kelompokmu. Setiap orang dalam kelompok harus mendapat giliran
mengeluarkan pendapat serta mendengarkan dengan seksama ide dari temanmu. Jika dalam kelompokmu mendapat
masalah yang tidak dapat kamu selesaikan, kamu dapat bertanya kepada guru.
3. Setelah selesai, masing-masing siswa menuliskan jawabannya pada bagian yang disediakan.

Bagian A: Mengingat Kembali Kuadrat dan Akar Kuadrat Suatu Bilangan, Luas Persegi.
1. Pak Amin dan Pak Amat masing-masing mempunyai sebuah kolam ikan berbentuk persegi. Pak Amin hanya tahu luas
kolamnya yaitu 256m2, sedangkan pak Amat hanya tahu panjang sisi kolamnya yaitu 4,2 m. bagaimana kamu
menjelaskan pertanyaan berikut?
a. Berapa panjang sisi kolam pak Amin?
b. Berapa luas kolam pak Amat?

2. Kartu pelajar Selvi berukuran 6 cm x 8 cm. Jelaskan bagaimana caranya ia menghitung panjang diagonal kartu itu?
Adakah cara lain?

Penyelesaian:

Bagian B: Menemukan Teorema Pythagoras


1. Tiga orang warga desa mempunyai tanah berbentuk persegi dengan ukuran lebar masing-masing 9m, 12m, dan 15m. Posisi tanah
mereka adalah seperti Gambar 1

a. Tentukan luas masing-masing bagian tanah tersebut!


15 m
b. Jika ukuran tanah tersebut diganti masing-masing dengan lebar I: 5m, II: 12m, dan
III
III: 13m, tentukan luas setiap bagian9tanah.
m
I
c. Bagaimanakah hubungan luas setiap bagian tanah itu?
12 m
d. Bangun yang terdapat di antara ketiga bagian tanah tersebut adalah …….
Sisi yang terpanjang dari bangun itu disebut hipotenusa.
Gambar 1
II
Sebutkan dengan bahasa kamu hubungan hipotenusa dengan 2 sisi yang lain!
……………………………………………………………………………….
Hubungan yang kamu dapatkan merupakan bunyi Te o r e m a Pythagoras
D a G b C
2. Perhatikan Gambar 2 di bawah. Persegi EFGH terdapat di dalam persegi ABCD dan Persegi EFGH membagi sisi-sisi
b
persegi ABCD kedalam a dan b satuan. Tentukan
H a
a. Luas ABCD.
b. Luas segitiga AEH.
a F
c. Luas daerah yang diarsir.
b
d. Luas daerah EFGH.
A b E a B
e. Jika panjang sisi EFGH kita
Gambar 2
namakan dengan c, tentukan hubungan a, b, dan c.
Jika kita ambil salah satu segitiga yang diarsir:
Kita peroleh
a c
…. = … + ….
b
3. Tentukan hubungan ketiga sisi segitiga beikut:

k l x P

z y
m R Q

4. Gunakan hubungan diatas untuk menentukan panjang sisi segitiga siku-siku berikut yang belum diketahui;

10 7,5 A 14 B
m
l 10
9 k 8,5
16
12 C

Penyelesaian:
Bagian C. Soal-Soal Latihan
5. Tuliskan rumus Pythagoras dari segitiga siku-siku dibawah ini dan lukiskan pembentukan rumus tersebut.

A
c b
B
a
C

c<b<a
6. Misalkan sebidang kebun berbentuk persegi panjang ukurannya dinyatakan 3x meter dan 4x meter, serta

panjang diagonalnya 50 meter. Berapakah nilai x?

7. Pada gambar berikut terdapat beberapa buah segitiga. Sebutkan pada segitiga mana saja berlaku teorema Pythagoras?

Mengapa?

Sebutkan hubungan itu!


A B

G F C

D
Penyelesaian:
E
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : II (Dua)
Pokok Bahasan : Teorema Pythagoras
Sub Pokok Bahasan : Penggunaan Teorema Pythagoras
pada Bangun Datar
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan ke : 2 (dua)

A. Tujuan Pembelajaran:

Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat:


1. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menghitung sisi segitiga siku-siku.
2. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal-soal pada bidang datar.
3. Menyelesaikan soal cerita tentang penggunaan terorema Pythagoras pada bidang datar.

B. Sumber Pembelajaran
1. LKS 2
2. Buku siswa

C. Kegiatan Belajar Mengajar


a) Model Pembelajaran : Kooperatif
b) Strategi : Think-Talk-Write.

I Pendahuluan
a) Guru bersama siswa mendiskusikan pekerjaan rumah yang dianggap sulit.
b) Guru menjelaskan materi, model pembelajaran, dan tugas-tugas yang akan dikerjakan siswa dalam pembelajaran.

II. Kegiatan Inti


a) Siswa sendiri-sendiri membaca LKS membuat catatan kecil tentang materi, kemungkinan jawaban, serta hal-hal
yang tidak dipahaminya.
b) Siswa diskusi dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam LKS. Guru memantau jalannya diskusi dan
memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kesulitan.
c) Siswa secara individu menulis penyelesaian yang diperoleh dalam diskusi.
d) Dipilih satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Anggota kelompok lain
memberikan tanggapan. Guru membimbing siswa menuju jawaban yang benar.

III. Penutup
a) Siswa membuat rangkuman materi pelajaran yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.
b) Memberikan pekerjaan rumah.
Pokok Bahasan : Teorema Pythagoras
Topik : Penggunaan Teorema Pythagoras
Waktu : 2 jam pelajaran

Petunjuk: Dibawah ini terdapat beberapa tugas yang harus diselesaikan. Kegiatan yang harus kamu lakukan pada setiap
tugas itu adalah:
1. Membaca dan memikirkan cara untuk menyelesaikan tugas, kemudian tuliskan hasilnya berupa apa yang diketahui,
ditanya, kemungkinan penyelesaian, serta apa yang tidak kamu ketahui dari tugas tersebut.
2. Setelah itu diskusikan dalam kelompokmu. Setiap orang dalam kelompok harus mendapat giliran mengeluarkan
pendapat serta mendengarkan dengan seksama ide dari temanmu. Jika dalam kelompokmu mendapat masalah yang
tidak dapat kamu selesaikan, kamu dapat bertanya kepada guru.
3. Setelah selesai, masing-masing siswa menuliskan jawabannya pada bagian yang disediakan.

Bagian A: Penggunaan Teorema Pythagoras pada Bangun Datar


1. Untuk mengecat dinding rumahnya Dedi menggunakan tangga setinggi 5 meter. Ujung tangga diletakkan di tanah
sejauh 4 meter dari dinding.
a. Gambarlah posisi tangga terhadap dinding.
b. Tentukan tinggi ujung tangga dari lantai.
A
2. Sebuah layang-layang ABCD seperti gambar di samping, BD = 48 cm, AC = 24 cm, dan
BE = 16 cm. Hitunglah panjang AB dan AD
D E B

3. Sebuah kapal berlayar dari pelabuhan A ke jurusan


C 090 0 menuju pelabuhan B yang jaraknya 68 mil. Dari pelabuhan B,
kapal berlayar ke jurursan 000 0 menuju pelabuhan C. Jika jarak pelabuhan A ke pelabuhan C adalah 85 mil, berapa mil
jarak pelabuhan B ke pelabuhan C? 26 cm
24 cm
4. Perhatikan gambar berikut: 42 cm
Hitunglah luas daerah yang diarsir.

Penyelesaian:
Bagian B: Soal-Soal Latihan 5m

5. Gambar di samping adalah rumah tampak dari depan.Tentukan tinggi rumah dari dasar lantai
sampai ke puncak atap!
6m

8m
6. Persegi PQRS mempunyai dua titik sudut P(2,1) dan R(6,5). Gambarlah persegi itu pada kertas berpetak, kemudian tentukan panjang
diagonal dan panjang sisinya.

9
8
7
6
5
4
-1 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 X
2
7. Pada gambar1 berikut, tentukan nilai p dan q
K

16 cm
q cm

N p cm
12 cm L
Penyelesaian: M 15 cm

Satuan Pendidikan : SMP


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : II (Dua)
Pokok Bahasan : Teorema Pythagoras
Sub Pokok Bahasan : Penggunaan Teorema Pythagoras
pada Bangun Ruang
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan ke : 3 (tiga)

A. Tujuan Pembelajaran:

Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat:


1. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal-soal pada bangun ruang.

2. Menyelesaikan soal cerita tentang penggunaan terorema Pythagoras pada bangun ruang.

B. Sumber Pembelajaran
1. LKS 3
2. Buku siswa

C. Kegiatan Belajar Mengajar


2 Model Pembelajaran : Kooperatif
2 Strategi : Think-Talk-Write.

I Pendahuluan
a) Guru bersama siswa mendiskusikan pekerjaan rumah yang dianggap sulit.
b) Guru menjelaskan materi, model pembelajaran, dan tugas-tugas yang akan dikerjakan siswa dalam pembelajaran.

II. Kegiatan Inti


a) Siswa sendiri-sendiri membaca LKS membuat catatan kecil tentang materi, kemungkinan jawaban, serta hal-hal
yang tidak dipahaminya.
b) Siswa diskusi dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam LKS. Guru memantau jalannya diskusi dan
memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kesulitan.
c) Siswa secara individu menulis penyelesaian yang diperoleh dalam diskusi.
d) Dipilih satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Anggota kelompok lain
memberikan tanggapan. Guru membimbing siswa menuju jawaban yang benar.

III. Penutup
c) Siswa membuat rangkuman materi pelajaran yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.
d) Memberikan pekerjaan rumah.
Pokok Bahasan : Teorema Pythagoras
Topik : Penggunaan Teorema Pythagoras
Waktu : 2 jam pelajaran

Petunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa tugas yang harus diselesaikan. Kegiatan yang harus kamu lakukan pada setiap
tugas itu adalah:

1. Membaca dan memikirkan cara untuk menyelesaikan tugas, kemudian tuliskan hasilnya berupa apa yang
diketahui, ditanya, kemungkinan penyelesaian, serta apa yang tidak kamu ketahui dari tugas tersebut.
2. Setelah itu diskusikan dalam kelompokmu. Setiap orang dalam kelompok harus mendapat giliran
mengeluarkan pendapat serta mendengarkan dengan seksama ide dari temanmu. Jika dalam kelompokmu mendapat
masalah yang tidak dapat kamu selesaikan, kamu dapat bertanya kepada guru.
3. Setelah selesai, masing-masing siswa menuliskan jawabannya pada bagian yang disediakan.

Bagian A: Penggunaan Teorema Pythagoras pada Bangun Ruang


1. Suatu ruang kelas berukuran panjang 8 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 3 meter.
a. Berbentuk bangun geometri apakah ruang kelas tersebut? Buat gambarnya!
b. Tentukan panjang salah satu diagonal ruangnya!
H G
2. Kubus ABCD.EFGH seperti terlihat pada gambar di samping. Panjang sisinya = 8 cm.
E F
Tentukan panjang garis HI
D C
I
A B
3. Perhatikan limas T.ABCD pada gambar di samping. Jika TA = TB = TC = TD = 15 cm, dan AB =
T
BC = CD = AD = 10cm. Tentukan tinggi limas!
D
Penyelesaian: C
A
B
Bagian B: Soal-Soal Latihan
4. Sebuah kubus mempunyai panjang rusuk p dan diagonal ruang q.
a. Buat gambar kubus dan diagonal ruang itu!
b. Tentukan hubungan p dengan q
5. Sebuah balok mempunyai perbandingan ukuran panjang : lebar : tinggi = 1 : 2 : 3. Jika panjang diagonal ruangnya
126, berapakah ukuran panjang, lebar, dan tinggi balok tersebut?
12 meter
6. Sebuah kolam bentuk penampang dan ukurannya adalah seperti gambar di samping. Tentukan
selisih panjang penampang atas dengan panjang penampang
1,4 meter dasar kolam!
2,2 meter

Penyelesaian:
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : II (Dua)
Pokok Bahasan : Teorema Pythagoras

Sub Pokok Bahasan : Tripel Pythagoras


Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan ke : 4 (empat)
A. Tujuan Pembelajaran:

Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat:


1. Menentukan pasangan-pasangan tiga bilangan yang merupakan tripel Pythagoras.
2. Menunjukkan bahwa suatu segitiga siku-siku dengan cara mengetahui ketiga sisinya.

B. Sumber Pembelajaran
1. LKS 4
2. Buku siswa

C. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Model Pembelajaran : Kooperatif
2. Strategi : Think-Talk-Write.

I Pendahuluan
a) Guru bersama siswa mendiskusikan pekerjaan rumah yang dianggap sulit.
b) Guru menjelaskan materi, model pembelajaran, dan tugas-tugas yang akan dikerjakan siswa dalam pembelajaran.

II. Kegiatan Inti


a) Siswa sendiri-sendiri membaca LKS membuat catatan kecil tentang materi, kemungkinan jawaban, serta hal-hal
yang tidak dipahaminya.
b) Siswa diskusi dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam LKS. Guru memantau jalannya diskusi dan
memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kesulitan.
c) Siswa secara individu menulis penyelesaian yang diperoleh dalam diskusi.
d) Dipilih satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Anggota kelompok lain
memberikan tanggapan. Guru membimbing siswa menuju pada jawaban yang benar.

III. Penutup
a) Siswa membuat rangkuman materi pelajaran yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.
b) Memberikan pekerjaan rumah.
Pokok Bahasan : Teorema Pythagoras
Topik : Tripel Pythagoras
Waktu : 2 jam pelajaran

Petunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa tugas yang harus diselesaikan. Kegiatan yang harus kamu lakukan pada setiap
tugas itu adalah:

1. Membaca dan memikirkan cara untuk menyelesaikan tugas, kemudian tuliskan hasilnya berupa apa yang
diketahui, ditanya, kemungkinan penyelesaian, serta apa yang tidak kamu ketahui dari tugas tersebut..
2. Setelah itu diskusikan dalam kelompokmu. Setiap orang dalam kelompok harus mendapat giliran
mengeluarkan pendapat serta mendengarkan dengan seksama ide dari temanmu. Jika dalam kelompokmu mendapat
masalah yang tidak dapat kamu selesaikan, kamu dapat bertanya kepada guru.
3. Setelah selesai, masing-masing siswa menuliskan jawabannya pada bagian yang disediakan.

Bagian A
1. a. Gambarlah dengan teliti segitiga dengan sisi-sisi sebagai berikut:
i) 3, 4, 5 cm. ii) 5, 12, 13 cm. iii) 6, 8, 10 cm.
b. Segitiga apa yang kamu dapatkan? (gunakan busur).
c. Hubungan apa yang terdapat pada sisi-sisi setiap segitiga itu?
d. Dari (a), (b), dan (c), Tuliskan kesimpulan yang dapat kamu ambil!

2. Cari 5 pasang bilangan yang memenuhi kesimpulan yang kamu peroleh pada soal nomor 1(d).
Pasangan-pasangan bilangan yang kamu peroleh disebut Tripel Pythagoras

3. Manakah pasangan bilangan dibawah ini yang merupakan tripel Pythagoras?

a. 4, 7, 8. b. 12, 16, 20. c. 8, 15, 17. d. 12, 15, 9.

4. Apakah segitiga dengan panjang sisi-sisinya sebagai berikut adalah siku-siku?


a. 3, 4, 5. b. 9, 10, 11. c. 1, 2, 5. d. 25, 30, 40.
Penyelesaian:
Bagian B:
1. Sebuah segitiga mempunyai koordinat titik sudut ( -3,7), (2,7), dan (2,1).
a. Buat gambarnya.
b. Selidiki apakah segitiga tersebut siku-siku! Jelsakan!
2. Pada gambar berikut MKL adalah siku-siku.
K
Berapakah luas segitiga tersebut?

Penyelesaian: N 4 cm 9 cm
M
L
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : II (Dua)
Pokok Bahasan : Garis-Garis Sejajar
Sub Pokok Bahasan : Sifat-Sifat Garis Sejajar
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan ke : 5 (lima)

A. Tujuan Pembelajaran:

Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat:


1. Menyebutkan sifat-sifat dua garis yang sejajar.
2. Menyelesaikan soal menggunakan sifat-sifat garis sejajar.

B. Sumber Pembelajaran
1. LKS 5
2. Buku siswa

C. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Model Pembelajaran : Kooperatif
2. Strategi : Think-Talk-Write.

I Pendahuluan
a) Guru bersama siswa mendiskusikan pekerjaan rumah yang dianggap sulit.
b) Guru menjelaskan materi, model pembelajaran, dan tugas-tugas yang akan dikerjakan siswa dalam pembelajaran.
II. Kegiatan Inti
a) Siswa sendiri-sendiri membaca LKS membuat catatan kecil tentang materi, kemungkinan jawaban, serta hal-hal
yang tidak dipahaminya.
b) Siswa diskusi dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam LKS. Guru memantau jalannya diskusi dan
memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kesulitan.
c) Siswa secara individu menulis penyelesaian yang diperoleh dalam diskusi.
d) Dipilih satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Anggota kelompok lain
memberikan tanggapan. Guru membimbing siswa menuju jawaban yang benar.

III. Penutup
a) Siswa membuat rangkuman materi pelajaran yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.
b) Memberikan pekerjaan rumah.
Pokok Bahasan : Garis-Garis Sejajar
Topik : Sifat-Sifat Garis Sejajar
Waktu : 2 jam pelajaran

Petunjuk :Dibawah ini terdapat beberapa tugas yang harus diselesaikan. Kegiatan yang harus kamu lakukan pada setiap
tugas itu adalah:

1. Membaca dan memikirkan cara untuk menyelesaikan tugas, kemudian tuliskan hasilnya berupa apa yang
diketahui, ditanya, kemungkinan penyelesaian, serta apa yang tidak kamu ketahui dari tugas tersebut..
2. Setelah itu diskusikan dalam kelompokmu. Setiap orang dalam kelompok harus mendapat giliran
mengeluarkan pendapat serta mendengarkan dengan seksama ide dari temanmu. Jika dalam kelompokmu mendapat
masalah yang tidak dapat kamu selesaikan, kamu dapat bertanya kepada guru.
3. Setelah selesai, masing-masing siswa menuliskan jawabannya pada bagian yang disediakan.

Bagian A. Pengertian Garis-Garis Sejajar


1.Perhatikan gambar berikut:
a. Tunjukkan dengan menebalkan garis-garis yang saling sejajar pada gambar.
b. Tuliskan pengertian garis-garis sejajar menurut pendapat kamu!
c. Sebutkan contoh-contoh lain dari garis-garis sejajar.

Bagian B: Sifat-Sifat Garis Sejajar l


2. a.Buat sebuah garis melalui titik A sejajar dengan garis l.
b.Adakah garis lain sejajar l melalui titik A? Jelaskan! A
c.Tuliskan Kesimpulanmu beradasarkan (b)!

3. Apakah yang terjadi jika satu garis memotong salah satu dari dua garis yang sejajar?
Jelaskan jawabanmu dan buat gambarnya!
l
4. Perhatikan gambar berikut: Garis l sejajar dengan garis m (l//m). Jika garis n//m,
m
apakah hubungan garis l dengan garis n?
n
5. Berdasarkan soal nomor 2 sampai 4, sebutkan 3 sifat garis-garis sejajar!
Penyelesaian:

Bagian C.
5. H G Perhatikan gambar balok disamping.
E F a. Sebutkan garis-garis yang sejajar dengan EB dan EF.
b. Apakah AD // CD, EH //BC?
D C
Mengapa?
A B
6. Benar atau salahkah pernyataan dibawah ini? Berikan alasan!
a. Melalui dua titik berbeda hanya dapat dibuat satu garis lurus.
b. Melalui sebuah titik di luar suatu garis lurus hanya dapat dibuat satu garis lurus.
c. Apabila garis h // I dan I // j maka pasti h // j.
Penyelesaian:

Bagian D:
7. Jika di antara dua garis sejajar terdapat sebuah titik, dapatkah dibuat sebuah garis yang memotong kedua garis
tersebut? Jelaskan dan buat gambarnya.

8. Terdapat dua garis sejajar misalkan garis x dan y. Garis z memotong garis x membentuk sudut 600.
a. Buat gambarnya.
b. Apakah garis z memotong garis y? Mengapa?
c Jika z memotong y tentukan semua sudut yang terjadi pada garis y!
Penyelesaian:
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : II (Dua)
Pokok Bahasan : Garis-Garis Sejajar
Sub Pokok Bahasan : Sudut-Sudut yang terjadi Jika Dua
Garis sejajar Dipotong Sebuah Garis
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan ke : 6 (enam)

A. Tujuan Pembelajaran:

Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat:


1. Menyebutkan sudut-sudut yang sehadap, berseberangan luar atau dalam, dan sepihak dalam
atau luar dari sebuah gambar yang disajikan.
2. Menyebutkan hubungan antara sudut-sudut sehadap, berseberangan dalam atau luar, dan
sepihak luar atau dalam.
3. Menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan hubungan antara sudut-sudut sehadap,
berseberangan dalam atau luar, dan sepihak luar atau dalam.

B. Sumber Pembelajaran
1. LKS 6
2. Buku siswa

C. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Model Pembelajaran : Kooperatif
2. Strategi : Think-Talk-Write.
I Pendahuluan
a) Guru bersama siswa mendiskusikan pekerjaan rumah yang dianggap sulit.
c) Guru menjelaskan materi, model pembelajaran, dan tugas-tugas yang akan dikerjakan siswa dalam pembelajaran.

II. Kegiatan Inti


a) Siswa sendiri-sendiri membaca LKS membuat catatan kecil tentang materi, kemungkinan jawaban, serta hal-hal
yang tidak dipahaminya.
b) Siswa diskusi dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam LKS. Guru memantau jalannya diskusi dan
memberikan bantuan seperlunya pada kelompok yang mengalami kesulitan.
c) Siswa secara individu menulis penyelesaian yang diperoleh dalam diskusi.
d) Dipilih satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Anggota kelompok lain
memberikan tanggapan. Guru membimbing siswa menuju jawaban yang benar.

III. Penutup
a) Siswa membuat rangkuman materi pelajaran yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.
b) Memberikan pekerjaan rumah.
Kisi-Kisi Soal Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematis
Sekolah/Kelas : SLTP/II Alokasi Waktu : 80 menit
Mata Pelajaran : Matematika Jumalh Soal : 10 Butir
A. Kisi-Kisi Soal Komunikasi Matematis

A. Sub Pokok Aspek yang No.


Diukur
I n d i k a t o r Soal
Bahasan
1. Penggunaan Komunikasi Siswa dapat membuat ilustrasi gambar dan membuat perkiraan dari soal 1
Teorema cerita yang memuat perhitungan dengan teorema Pythagoras.
Pythagoras pada
Bangun Datar
2. Peng. Teo. Komunikasi Siswa dapat membuat gambar dan rumusan hubungan sisi-sisi dengan 2
Pythagoras pada diagonal ruang suatu balok.
Bangun Ruang
3. Kebalikan Teo. Komunikasi Siswa dapat membuat gambar dan menentukan panjang sisi yang belum 3
Pythagoras diketahui dari suatu segitiga sehingga segitiga tersebut siku-siku dari
soal yang disajikan dalam bentuk cerita.
4. Sifat-Sifat Garis- Komunikasi Siswa dapat membuat gambar datar dari soal cerita garis-garis sejajar 4
Garis Sejajar yang dipotong garis lain dan menjelaskan hubungan sudut yang
5. Hubungan Sudut- terbentuk.
Sudut yang Komunikasi Siswa dapat memeriksa apakah dua penggal garis sejajar apabila posisi 5
Terbentuk jika titik yang dilaluinya diketahui.
Sepasang Garis Komunikasi Siswa dapat membuat gambar dan menentukan besar suatu sudut dari 6
Sejajar dipotong soal cerita garis-garis sejajar dipotong garis lain
Garis Lain

B. Kisi-Kisi Soal Pemecahan Masalah Matematis


B. Sub Pokok Aspek yang No.
Diukur
I n d i k a t o r Soal
Bahasan
Pemecahan Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan, 1
Masalah membuat rencana dan penyelesaian soal, serta memeriksa kebenaran 2
jawaban dalam soal cerita yang memuat perhitungan tidak rutin tentang 3
teorema Pythagoras
Pemecahan Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan, 4
Masalah membuat rencana dan penyelesaian jawaban, serta memeriksa kebenaran 5
jawaban dari soal tentang garis-garis sejajar dalam suatu bangun geometri.
Tes I

Mata Pelajaran : Matematika


Topik : 1. Teorema Pythagoras
2. Garis-Garis Sejajar
Kelas : II SLTP
Waktu : 60 menit
Petunjuk :

1. Selesaikan soal-soal dibawah ini dengan teliti dan lengkap.

2. Kemukakan setiap alasanmu dengan lengkap dan jelas.


3. Kerjakan terlebih dahulu soal yang menurut kamu lebih mudah

1. Adi dan Edo akan memasukkan daun meja yang berbentuk


lingkaran ke kamarnya. Pintu kamar itu berbentuk persegi panjang
dengan tinggi dan lebarnya masing-masing 192 cm dan 80 cm.
a. Gambarkan pada posisi mana meja dapat melewati pintu itu!
b. Berapakah paling besar diameter daun meja yang dapat
dimasukkan melalui pintu? Jelaskan!

2. Lima orang anak berlomba lari pada lapangan yang berbentuk persegi
dengan panjang sisinya 40 m. Sudut-sudut lapangan dinamakan A, B,
C, dan D, dan semua anak mulai lari dari titik A dan berakhir di titik
berbeda sebagai berikut: adi di titik D, Budi di titik tengah sisi CD, Cika
di titik C, Dio titik tengah sisi BC, dan Fahri ti titik B. Andaikan kondisi
jalan yang ditempuh sama dan lintasan lari berbentuk garis lurus.
c. Gambarlah rute lari kelima anak itu!
d. Adilkah aturan seperti itu? Kalau adil, mengapa? Kalau tidak adil,
bagaimana supaya adil?
3. Sebuah pesawat udara dari bandara A terbang ke bandara B sejauh
120 km. Kemudian terbang lagi ke bandara C sejauh 150 km. Dari
bandara C langsung terbang lagi ke bandara A. Jika posisi bandara A,
B, dan C adalah titik sudut sebuah segitiga siku-siku, tentukan jarak
bandara A dan C! Jelaskan dan buat gambarnya.
4. Pada persegi panjang KLMN, titik P, Q, dan R masing-masing

terletak pada tengah-tengah sisi KL, LM, dan MN. Sedangkan titik S

terletak pada perpanjangan sisi LM sedemikian hingga QM=MS.

a. Periksa apakah RS//PQ? Jelaskan jawabanmu!


b. Jika garis h melalui titik tengah PL sejajar PQ,
dimanakah titik potong garis h dengan LM!

5. Pada suatu acara perkemahan, dua regu pramuka mendirikan tenda


pada dua tempat. Dari tenda regu I terlihat tenda regu II pada arah
0400.
a. Buat gambar posisi kedua tenda sesuai jurusan tiga angka.
b. Pada arah manakah posisi tenda regu I bila dilihat dari tenda regu
II?
Tes II

Mata Pelajaran : Matematika


Topik : 1. Teorema
Pythagoras
2.
Garis-Garis Sejajar
Kelas : II SLTP
Waktu : 60 menit

Petunjuk :

1. Selesaikan soal-soal dibawah ini dengan teliti dan lengkap.

2. Setiap jawaban harus memuat apa yang diketahui dan ditanya, apa yang
dapat digunakan, serta pemeriksaan kembali jawaban yang diperoleh.

3. Kemukakan setiap alasanmu dengan lengkap dan jelas.


4. Kerjakan terlebih dahulu soal yang menurut kamu lebih mudah

1. Didi mempunyai selembar kertas gambar berbentuk persegi


panjang. Dia mengukur kertas itu dengan pensilnya dan
mendapatkan panjang dan lebar kertas masing-masing 4 kali dan 3
kali pensil. Jika pada kertas itu tertulis keliling kertas 140 cm,
berapakah panjang diagonal kertas itu?
2. Sebuah kue tar berbentuk lingkaran mempunyai diameter 30 cm
dipotong menurut garis lurus sejauh 9 cm dari titik tengahnya.
Tentukan panjang garis pemotongan pada kue tersebut!

3. Anton ingin memasang kaki meja tempat menyeterika


dengan dua kayu sama panjang, sehingga daun
mejanya sejajar dengan lantai. Jarak kedua ujung
kaki di meja 80cm dan di lantai 120cm. Tinggi meja
dari lantai 110cm dan kedua kaki berpotongan pada
ketinggian 80cm dari lantai. Berapakah panjang
kayu pembentuk kaki meja itu? Tunjukkan langkah-
langkah penyelesaianmu!

4. ABFE adalah sisi balok ABCDEFGH. Titik P dan Q masing-masing


terletak antara E dan F serta A dan B, sehingga AP//QF. Jika besar
sudut EAP adalah a0 dan sudut EFQ adalah b0. Tentukan nilai a + b
5. Di suatu gang berdinding tinggi yang sejajar, dua tangga bersandar
kedinding yang berseberangan dari pojok dinding di lantai. Ujung
tangga yang pertama membentuk sudut 60 0 dengan lantai. Kedua
tangga berpotongan tegak lurus. Berapakah besar sudut yang
dibentuk oleh ujung atas tangga ke-2 dengan dinding?
Format Observasi Kegiatan Siswa dalam
Pembelajaran
Kelompok : Pengamat:

Tgl/Pertemuan ke:

C.
K e g ia t a n : A sp ek Pengamatan
Keterangan
N
ya ng D i a ma t i
B C K
1 Think: Membaca dan mencari Jika informasi yang diper
lukan yang dapat
informasi yang berkenaan diungkap siswa:
dengan tugas. ³70% = Baik
70%-45% = Cukup
< 45% = kurang

2 Talk: B jika

a) Mengajukan pertanyaan/ semuanya


Mengemukakan pendapat/ selalu terjadi.
Menanggapi pendapat
C jika salah

satu atau

semuanya

hanya

kadang-

kadang terjadi

K jika salah satu


atau semuanya
jarang sekali
terjadi
b) Mencari informasi yang B jika semua
siswa aktif
berkenaan dengan tugas C jika sebagian /
seluruh siswa
(bertanya dan membaca) kurang aktif
K jika sebagian /
seluruh siswa
tidak aktif
c) Penyelesaian tugas B tuntas tepat waktu
C tuntas tidak tepat
waktu
K tidak tuntas
d) Keterlibatan Anggota dalam B Semua anggota
terlibat
C ada yang
kegiatan Kelompok melakukan kegiat-
an diluar tugas
K banyak yang
melakukan kegiat-
an diluar tugas
3 Write: Menulis B menulis jawaban be-
nar dengan bahasa
yang benar
C menulis jawaban be-
nar dengan bahasa
yang kurang benar
atau jawaban hampir
benar bahasa benar
K menulis jawaban
tidak benar
Catatan Pengamat:
, …………………. 2007
Pengamat

Anda mungkin juga menyukai