Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rico Rivaldo

Kelas : B 2017

Prodi : D3 Teknik Elektro

Nim : 17506134033
menegakkan hukum dan keadilan,
Pancasila telah menjadi kesepakatan
menegakkan hak asasi manusia (HAM),
nasional bangsa Indonesia sebagai dasar
memberantas korupsi, kolusi dan
negara Negara Kesatuan Republik
nepotisme (KKN), melaksanakan otonomi
Indonesia, namun dalam upaya
daerah dan perimbangan keuangan
implementasinya mengalami berbagai
antara pemerintah pusat dan daerah,
hambatan, baik pada masa Pemerintahan
serta
Presiden Soekarno maupun pada masa
menata kembali peran dan kedudukan TNI
Pemerintahan Presiden Soeharto, dan
dan POLRI. Dalam perkembangannya,
lebih-lebih lagi pada era
gerakan reformasi yang sebenarnya
reformasi.dewasa ini. Gerakan reformasi
memang amat diperlukan itu, tampak
yang digulirkan sejak tumbangnya
seolah-olah tergulung oleh derasnya arus
kekuasaan Pemerintahan Presiden
eforia kebebasan, sehingga sebagian
Soeharto, pada hakikatnya merupakan
masyarakat seperti lepas kendali dan
tuntutan untuk melaksanakan
tergelincir ke dalam perilaku yang
demokratisasi di segala bidang,
anarkis, timbul berbagai konflik sosial
yang tidak kunjung teratasi, dan bahkan di
berbagai daerah timbul gerakan yang
mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa serta keutuhan NKRI. Bangsa
Indonesia sedang dilanda krisis
multidimensional di segenap aspek
kehidupan masyarakat dan bangsa,
bahkan menurut beberapa pakar dan
pemuka masyarakat, yang sangat serius
ialah krisis moral, masyarakat dan bangsa
sedang mengalami demoralisasi.
Hal ini sebenarnya dapat dihindari dan rambu-rambu yang jelas bagi
apabila setiap anggota masyarakat, pembangunan masyarakat Indonesia masa
utamanya para penyelenggara negara dan depan yang dicita-citakan. Masalahnya
para elit politik, dalam melaksanakan ialah bagaimana mengaktualisasikan
gerakan reformasi secara konsekuen, dasar dan rambu-rambu tersebut ke dalam
mewujudkan Indonesia Masa Depan yang kehidupan nyata setiap pribadi warga
dicita-citakan, senantiasa berdasarkan negara, sehingga bangsa ini tidak
pada kesadaran dan komitmen yang kuat kehilangan norma moral sebagai
terhadap Pembukaan UUD 1945, yang di penuntun dan pegangan dalam
dalamnya mengandung nilai-nilai melaksanakan gerakan reformasi,
Pancasila yang harus dijadikan pedoman. mengatasi krisis multidimensional
Selama beberapa tahun terakhir ini, termasuk krisis moral yang sedang
Pancasila, yang mengandung nilai-nilai melanda bangsa dan negara untuk
budaya bangsa dan bahkan menjadi roh menjangkau masa depan yang dicita-
bagi kehidupan bangsa serta menjadikan citakannya.
bangsa Indonesia bangsa yang
Kita pahami bersama bahwa Pancasila,
bermartabat, nampak dilupakan, sehingga
yang sila-silanya diamanatkan dalam
bangsa ini seolah-olah kehilangan norma
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,
moral sebagai pegangan dan penuntun
telah menjadi kesepakatan nasional
dalam kehidupan berbangsa dan
bangsa dan ditetapkan sebagai dasar
bernegara. Pancasila yang diamanatkan
negara sejak tanggal 18 Agustus 1945,
dalam Pembukaan UUD 1945, tidak saja
dan berlanjut di sepanjang sejarah
mengandung nilai budaya bangsa,
Negara Republik Indonesia. Hal ini dapat
melainkan juga menjadi sumber hukum
disimak dalam Pembukaan atau
dasar nasional, dan merupakan
Mukadimah UUD atau Konstitusi yang
perwujudan cita-cita luhur di segala aspek
pernah berlaku di Indonesia. Kesepakatan
kehidupan bangsa. Dengan perkataan
bersama ini merupakan perjanjian luhur,
lain, nilai-nilai yang terkandung di
atau kontrak sosial bangsa, suatu
dalamnya juga harus dijabarkan menjadi
kesepakatan yang mengikat warga
norma moral, norma pembangunan,
negaranya untuk dipatuhi dan
norma hukum, dan etika kehidupan
dilaksanakan dengan semestinya.
berbangsa. Dengan demikian,
sesungguhnya secara formal bangsa
Indonesia telah memiliki dasar yang kuat
Diakui bahwa kata Pancasila memang bangsa Indonesia yang memiliki dasar
tidak tertulis secara eksplisit, tetapi jiwa negara Pancasila, berusaha untuk
dan semangat substansinya senantiasa mendudukkan setiap pihak pada peran
terdapat dalam Pembukaan atau dan fungsinya secara selaras atau
Mukadimah UUD tersebut. Baru harmonis. Yang diutamakan bukan
kemudian, jiwa dan semangat serta posisi kepentingan setiap pihak, tetapi
dan peranannya dalam kehidupan terpenuhinya kepentingan semua pihak
bernegara ditegaskan melalui Ketetapan yang terlibat dalam kehidupan
MPR RI No. XVIII/MPR/1998, Pasal 1 masyarakat berbangsa dan bernegara.
yang menyatakan : “Pancasila Adalah wajar bila dalam hidup berbangsa
sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan dan bernegara kita sebagai warga
UUD 1945, adalah dasar negara NKRI, negara-bangsa menyerahkan sebagian
dan harus dilaksanakan secara konsisten dari kepentingan dan kebebasan kita demi
dalam kehidupan bernegara.” kelestarian dan kebesaran negara-bangsa.
Sebagai contoh adalah dipandang wajar
Kenyataan sejarah tersebut kiranya perlu
suatu negara-bangsa menuntut pemuda-
dilengkapi dengan berbagai justifikasi
pemudanya untuk mengambil bagian
untuk membuktikan bahwa Pancasila
dalam bela negara, seperti bentuk wajib
sebagai kesepakatan bangsa memiliki
militer. Bahkan ada suatu negara-bangsa
legalitas yang kuat, bahwa substansinya
yang terpaksa mengambil tindakan secara
mengandung kebenaran dan memiliki
tegas bagi warganegaranya yang menolak
keabsahan ditinjau dari berbagai
wajib militer tersebut. Tanpa
justifikasi baik yuridik, filsafati dan
menyerahkan sebagian dari kepentingan
teoritik, maupun sosiologik dan historic.
dan kebebasan individu tidak mungkin
Dalam kehidupan masyarakat berbangsa
terbentuk suatu masyarakat yang disebut
dan bernegara, manusia tentu berhadapan
negara-bangsa. Inilah konsep humanitas
dengan manusia lain sebagai individu,
dan nasionalitas bangsa Indonesia yang
dengan berbagai jenis kelompok atau
harus dijadikan pedoman dalam
golongan, dengan suatu kelompok khusus
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
yang disebut negara-bangsa, dan dengan
bernegara.
masyarakat dunia. Dalam hubungan ini
pasti timbul kepentingan tertentu, dan Dewasa ini negara-negara di dunia
masing-masing pihak berusaha untuk sedang dilanda oleh demam demokrasi.
memperjuangkan kepentingannya. Bagi Masing-masing negara berusaha untuk
membuktikan dirinya sebagai negara negara yang disepakati oleh the founding
demokrasi. Namun bila kita cermati, maka fathers. Inilah konsep sovereinitas bangsa
pelaksanaan demokrasi di berbagai Indonesia yang harus dijadikan pedoman
negara tersebut berbeda-beda. Tidaklah dalam kehidupan bermasyarakat,
salah bila UNESCO berkesimpulan bahwa berbangsa dan bernegara.
idee demokrasi dianggap ambiguous, atau
Yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia
memiliki dua makna.
dalam mendirikan negara adalah
Terdapat ambiguity atau kekaburan dalam
kesejahteraan bagi seluruh rakyat
sekurang-kurangnya dua segi, yakni
Indonesia. Tidak ada maknanya suatu
mengenai lembaga-lembaga atau cara-
kesejahteraan jika hanya untuk sebagian
cara yang dipergunakan untuk
kecil dari rakyat Indonesia, karena
melaksanakan idee demokrasi ini, dan
akhirnya yang tidak memperoleh
mengenai latar belakang kultural dan
kesejahteraan ini akan menjadi beban dan
historis yang mempengaruhi istilah, idee
tanggungan negara. Oleh karena itu
dan praktek demokrasi. Oleh karena itu
konsep keadilan sosial bagi seluruh rakyat
suatu negara-bangsa yang ingin
Indonesia merupakan suatu konsep yang
memberikan makna demokrasi sesuai
dapat dipertanggung jawabkan sebagai
landasan filsafat yang dianutnya dan
penerjemahan dari faham kebersamaan
mendasarkan diri pada sejarah
serta faham persatuan dan kesatuan.
perkembangan bangsanya dipandang
Inilah faham sosialitas bangsa Indonesia
wajar-wajar saja. Memaksakan suatu
yang harus dijadikan pedoman dalam
sistem demokrasi yang diterapkan pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
suatu negara-bangsa tertentu untuk
bernegara.
diterapkan pada negara lain yang
memiliki latar belakang budaya yang
berbeda dipandang suatu pelanggaran
hak asasi. Oleh karena itu dipandang sah-
sah saja bila bangsa Indonesia memiliki
konsep demokrasi sesuai dengan dasar
filsafat negara-bangsanya dan latar
belakang budayanya, yakni kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, yang
diterapkan melalui lembaga-lembaga

Anda mungkin juga menyukai

  • A
    A
    Dokumen76 halaman
    A
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Teddy Irawan
    Teddy Irawan
    Dokumen12 halaman
    Teddy Irawan
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Teddy Irawan
    Teddy Irawan
    Dokumen5 halaman
    Teddy Irawan
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Teddy Irawan
    Teddy Irawan
    Dokumen12 halaman
    Teddy Irawan
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Teddy Irawan - Tugas 3
    Teddy Irawan - Tugas 3
    Dokumen2 halaman
    Teddy Irawan - Tugas 3
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Ospek
    Ospek
    Dokumen7 halaman
    Ospek
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Uts - Proteksi Tenaga Listrik
    Uts - Proteksi Tenaga Listrik
    Dokumen15 halaman
    Uts - Proteksi Tenaga Listrik
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • PROPOSAL
    PROPOSAL
    Dokumen19 halaman
    PROPOSAL
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Makalah Pancasila
    Makalah Pancasila
    Dokumen9 halaman
    Makalah Pancasila
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Ospek
    Ospek
    Dokumen7 halaman
    Ospek
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Tabel Panel
    Tabel Panel
    Dokumen2 halaman
    Tabel Panel
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Teddy Irawan
    Teddy Irawan
    Dokumen34 halaman
    Teddy Irawan
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • TUGAS_MK_PP
    TUGAS_MK_PP
    Dokumen6 halaman
    TUGAS_MK_PP
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Sifat
    Sifat
    Dokumen2 halaman
    Sifat
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Ospek
    Ospek
    Dokumen7 halaman
    Ospek
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum
    Laporan Praktikum
    Dokumen38 halaman
    Laporan Praktikum
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • ACCU
    ACCU
    Dokumen10 halaman
    ACCU
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Alternator 1 Phase
    Alternator 1 Phase
    Dokumen6 halaman
    Alternator 1 Phase
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Alternator 1 Phase
    Alternator 1 Phase
    Dokumen6 halaman
    Alternator 1 Phase
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Print Autocad PDF
    Print Autocad PDF
    Dokumen1 halaman
    Print Autocad PDF
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Staffing, Directing
    Staffing, Directing
    Dokumen7 halaman
    Staffing, Directing
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA
    PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA
    Dokumen9 halaman
    PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • "Sistem Tenaga": Sistem Mekanikal Elektrikal Plumbing
    "Sistem Tenaga": Sistem Mekanikal Elektrikal Plumbing
    Dokumen13 halaman
    "Sistem Tenaga": Sistem Mekanikal Elektrikal Plumbing
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Sistem Pentanahan
    Sistem Pentanahan
    Dokumen23 halaman
    Sistem Pentanahan
    Andung
    Belum ada peringkat
  • Terjemah Fiks
    Terjemah Fiks
    Dokumen66 halaman
    Terjemah Fiks
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Pembangkit
    Gangguan Pembangkit
    Dokumen13 halaman
    Gangguan Pembangkit
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Generator
    Generator
    Dokumen3 halaman
    Generator
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat
  • Teddy Irawan
    Teddy Irawan
    Dokumen3 halaman
    Teddy Irawan
    Teddy Irawan
    Belum ada peringkat