Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen Diperiksa oleh :
tanpa ijin dari Pengurus Jurusan PT Elektro
UJIAN TENGAH SEMESTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
membuat relai proteksi yang baik harus dengan biaya minimum dengan hasil maksimum
namun tetap sederhana tapi tidak melupakan fungsi dan keandalannya
2. Pemutus Tenaga
a. Apa fungsi Pemutus Tenaga (Circuit Breaker)
Pemutus Tenaga (PMT) merupakan suatau alat listrik yang berfungsi untuk
melindungi sistem tenaga listrik apabila terjadi kesalahan atau gangguan pada sistem
tersebut, terjadinya kesalahan pada sistem akan menimbulkan berbagai efek seperti efek
termis, efek magnetis dan dinamis stability.
Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu rangkaian
listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka atau menutup saat terjadi arus
gangguan ( hubung singkat ) pada jaringan atau peralatann lain.
b. Sebutkan jenis-jenis Pemutus Tenaga berdasarkan cara pemadaman busurnya
1) Pemutus Tenaga (PMT) Dengan Media Minyak.
PMT dengan media minyak terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen Diperiksa oleh :
tanpa ijin dari Pengurus Jurusan PT Elektro
UJIAN TENGAH SEMESTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
c. Di mana Pemutus Tenaga dipasang, kaitannya dengan piranti-piranti proteksi
digunakan? Mengapa?
Pemutus Tenaga di pasang pada pangkal penyedia atau sumber listrik, salah satu
contohnya PMT di pasang pada gardu induk agar ketika terjadi gangguan maka aliran
listrik akan terputus agar tidak menyebabkan kerusakan pada peralatan listrik yang letak
pada rangkaiannya sebelum pemutus.
d. Apa perbedaan Pemutus Tenaga dan Pemisah (Disconecting Switch)
Pemisah (Disconecting Switch) berbeda dengan pemutus tenaga (PMT), Pemisah
(Disconecting Switch) tidak mempunyai kemampuan untuk memutus tenaga, Pemisah
(Disconecting Switch) tidak mempunyai kemampuan untuk memutus arus hubung
singkat. Pemisah (Disconecting Switch) hanya mampu memutus arus beban sesuai
dengan kapasitas pengenalnya Pemisah (Disconecting Switch) juga mampu memikul
arus hunbung singkat dalam besar dan lama waktu tertentu Arus pengenal ( Current
rating ) pemutus beban yang ada mencapai 1200 A. Sedangkan PMT ini samadengan
prinsip saklar biasa. Pada dasarnya PMT dipakai untuk membebaskan PMT dari
tegangan yang mengalir pada PMT tersebut Agar dapat dilakukan perawatan atau
perbaikan pada PMT tersebut, maka PMT harus dibuka agar pada PMT tersebut tidak
terdapat tegangan dan PMT aman bagi teknisi yang akan melakukan perawatan.
Sistem proteksi tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan peralatan yang
terpasang pada sistem tenaga listrik, berdasarkan hal tersebut sistem proteksi bertujuan untuk
memperlancar aliran tenaga listrik dari pembangkit ke konsumen, untuk itu tujuan dari
sistem proteksi yaitu :
Pada sistem proteksi tenaga listrik, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi demi
pengamankan peralatan-peralatan listrik yang ada. Untuk itu ada beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi oleh suatu sistem proteksi, seperti
berikut ini :
a. Keterandalan (Reliability)
Pada kondisi normal (tidak ada gangguan) relay tidak bekerja. Jika terjadi gangguan
maka relay tidak boleh gagal bekerja dalam mengatasi gangguan. Kegagalan kerja
relay dapat mengakibatkan alat yang diamankan rusak berat atau gangguannya
meluas sehingga daerah yang mengalami pemadaman semakin luas. Relay tidak
boleh salah kerja, artinya relay yang seharusnya tidak bekerja, tetapi bekerja. Hal ini
menimbulkan pemadaman yang tidak seharusnya dan menyulitkan analisa gangguan
yang terjadi. Keandalan relay pengaman ditentukan dari rancangan, pengerjaan,
beban yang digunakan, dan perawatannya.
b. Selektivitas (Selectivity)
Selektivitas berarti relay harus mempunyai daya beda (discrimination), sehingga
mampu dengan tepat memilih bagian yang terkena gangguan. Kemudian relay
bertugas mengamankan peralatan. Relay mendeteksi adanya gangguan dan
memberikan perintah untuk membuka pemutus tenaga dan memisahkan bagian yang
terganggu. Bagian yang tidak terganggu jangan sampai dilepas. Jika terjadi
pemutusan hanya terbatas pada daerah yang terganggu.
Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen Diperiksa oleh :
tanpa ijin dari Pengurus Jurusan PT Elektro
UJIAN TENGAH SEMESTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
c. Sensitivitas (Sensitivity)
Relay harus mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap besaran minimal (kritis)
sebagaimana direncanakan. Relay harus dapat bekerja pada awalnya terjadinya
gangguan. Oleh karena itu, gangguan lebih mudah diatasi pada awal kejadian. Hal
ini memberi keuntungan dimana kerusakan peralatan yang harus diamankan menjadi
kecil. Namun demikian, relay juga harus stabil.
d. Kecepatan Kerja
Relay pengaman harus dapat bekerja dengan cepat. Jika ada gangguan, misalnya
isolasi bocor akibat adanya gangguan tegangan lebih terlalu lama sehingga peralatan
listrik yang diamankan dapat mengalami kerusakan. Namun demikian, relay tidak
boleh bekerja terlalu cepat (kurang dari 10 ms). Disamping itu, waktu kerja relay
tidak boleh melampaui waktu penyelesaian kritis (critical clearing time). Pada sistem
yang besar atau luas, kecepatan kerja relay pengaman mutlak diperlukan karena
untuk menjaga kestabilan sistem agar tidak terganggu. Hal ini untuk mencegah relay
salah kerja karena transient akibat surja petir.
e. Ekonomis
Satu hal yang harus diperhatikan sebagai persyaratan relay pengaman adalah masalah
harga atau biaya. Relay tidak akan diaplikasikan dalam sistem tenaga listrik, jika
harganya sangat mahal. Persyaratan reliabilitas, sensitivitas, selektivitas dan
kecepatan kerja relay hendaknya tidak menyebabkan harga relay tersebut menjadi
mahal.
Sistem interkoneksi adalah suatu sistem tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pusat
listrik (pembangkit) dan beberapa gardu induk (GI) yang saling terhubung (terinterkoneksi)
antara satu dengan yang lain melalui sebuah saluran transmisi dan melayani beban yang ada
pada semua gardu induk (GI) yang terhubung.
Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen Diperiksa oleh :
tanpa ijin dari Pengurus Jurusan PT Elektro
UJIAN TENGAH SEMESTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
Gambar diatas menunjukkan sebagian dari sistem interkoneksi yang terdiri dari pusat
pembangkit listrik, gardu induk (GI) beserta subsistem distribusinya. Tujuan dari sistem
interkoneksi yaitu untuk menjaga kontinuitas penyediaan tenaga listrik karena apabila salah
satu pusat pembangkit mengalami gangguan masih dapat disuplai dari pembangkit lain yang
terhubung secara interkoneksi.
Sistem proteksi pembangkit (Plant Protection System, PPS) pada PLTN meliputi rangkaian
mekanik dan elektrik yang diperlukan untuk membentuk keselamatan yang berhubungan
langsung dengan:
Sistem Proteksi Reaktor (reactor protection system, RPS)
RPS adalah bagian dari PPS yang melakukan pemadaman (trip) reaktor ketika
diperlukan
Sistem Pemicu Fitur Keselamatan Terekayasa (Engineered Safety Feature Actuation
System, ESFAS)
Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen Diperiksa oleh :
tanpa ijin dari Pengurus Jurusan PT Elektro
UJIAN TENGAH SEMESTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
ESFAS adalah bagian PPS yang mengaktifkan sistem fitur keselamatan terekayasa
(Engineered Safet Features, ESF)
Sistem Proteksi Lainnya (Diverse Protection System, DPS)
DPS adalah suatu sistem yang melakukan opsi lain untuk melakukan trip reaktor untuk
mengantisipasi adanya ATWS (Automatic Transient Wthout Scram) berfungsi untuk
memicu trip reaktor secara manual/otomatis yang didukung oleh beberapa sistem
pendukungnya.
Untuk memicu sinyal RPS, DPS dan ESFAS, sistem proteksi pembangkit dibantu
oleh beberapa peralatan pendukung yaitu:
Sensor yang merupakan alat ukur diletakkan pada lokasi tertentu
Kabinet Proses Instrumentasi. Kabinet ini merupakan peletakan perangkat proses
instrumentasi secara keseluruhan, baik pendukung proteksi maupun perangkat PPS.
Pendukung proteksi kabinet. Kabinet ini berisi sistem penghitungan DNBR, posisi
CEA, perangkat isolasi, saluran keselamatan sistem sensor kecepatan pompa
pendingin reaktor, dan remote input multiplexer untuk sistem monitor. Kabinet ini
berdiri sendiri dan terdapat empat saluran isolasi listrik dan fisik.
Kabinet perangkat PPS. Kabinet ini meliputi penggambar proses sinyal saluran
keselamatan sistem monitor fluks neutron luar teras, bistable circuit, matrik logika,
sirkuit awal, sirkuit bypass, sirkuit tes, panel kondisi lokal, dan catu daya. Kabinet ini
berdiri sendiri dan memberikan empat saluran isolasi termal dan fisik. Indikator dan
modul jarak jauh pada ruang kendali memberikan semua informasi dan kendali yang
diperlukan bagi operator.
Modul pengendali PPS yang berfungsi untuk memberitahu operator terkait dengan
Bypass, Trip dan pretrip
Peralatan pemicu, yang terdiri dari:
Switchgear untuk trip reaktor
Kabinet rele pendukung ESFAS
Penggerak batang kendali (Control Element Drive Mechanism, CEDM)
Beberapa komponen pemicu ESF
Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen Diperiksa oleh :
tanpa ijin dari Pengurus Jurusan PT Elektro
UJIAN TENGAH SEMESTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
6. Proteksi Trafo
Di suatu Gardu Induk Distribusi akan dipasang transformator daya. Anda diminta
membuat rancangan dan memasang instalasi proteksi tersebut. Berkaitan dengan hal
tersebut:
b. Piranti proteksi apa saja yang perlu ada pada transformator? Jelaskan sistem
kerjanya.
Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen Diperiksa oleh :
tanpa ijin dari Pengurus Jurusan PT Elektro
UJIAN TENGAH SEMESTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
Untuk melakukan sistim proteksi pada transformator agar terhindar dari gangguan
adalah dengan memasang relai berikut relai yang digunakan :
1) Rele Bucholz
Rele bucholz adalah alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap
gangguan di dalam transformator yang menimbulkan gas
2) Rele Pengaman Tekanan Lebih (Explosive Membrane/Pressure-Relief Vent)
Alat ini berupa membrane yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup
berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki transformator terhadap kenaikan
tekanan gas yang timbul di dalam tangki (yang akan pecah pada tekanan tertentu)
dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki transformator.
3) Rele Tekanan Lebih
Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni pengaman terhadap
gangguan di dalam transformator. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan
tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung menjatuhkan PMT.
4) Relai Arus Lebih
Berfungsi mengamankan transformator dari arus yang melebihi dari arus yang
telah diperkenankan lewat dari transformator tersebut dan arus lebih ini dapat
terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.
5) Relai Diferensial
Berfungsi mengamankan transformator dari gangguan di dalam transformator
antara lain, Flash Over antara kumparan dengan kumparan atau kumparan
dengan tangki atau belitan dengan belitan didalam kumparan ataupun beda
kumparan.
6) Relai Hubung Tanah Berfungsi untuk mengamankan transformator bila terjadi
gangguan satu phasa ke tanah.
7) Relai Thermis
Berfungsi untuk mencegah/mengamankan transformator dari kerusakan isolasi
kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan akibat arus lebih.
Besarnya yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan temperatur.
8) Lightning Arrester
Berfungsi untuk melindungi transformer dari tegangan surja yang sangat besar,
yang disebabkan oleh petir. Tegangan surja ini akan langsung disalurkan ke
Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen Diperiksa oleh :
tanpa ijin dari Pengurus Jurusan PT Elektro
UJIAN TENGAH SEMESTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
tanah oleh Lightning Arrester, sehingga transformer aman dari tegangan dan
arus kejut yang sangat besar.
Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen Diperiksa oleh :
tanpa ijin dari Pengurus Jurusan PT Elektro
UJIAN TENGAH SEMESTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
5) Relai Diferensial
Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen Diperiksa oleh :
tanpa ijin dari Pengurus Jurusan PT Elektro
UJIAN TENGAH SEMESTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
7) Lightning Arrester
Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen Diperiksa oleh :
tanpa ijin dari Pengurus Jurusan PT Elektro
UJIAN TENGAH SEMESTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
dimana berasal dari tegangan menengah untuk menuju ke gardu distribusi yang berada
di area sekitar.
b. Sebutkan komponen-komponen utama sistem tenaga listrik yang ada di GID
1) Switch Yard
Adalah bagian dari gardu induk yang dijadikan sebagai tempat peletakan
komponen utama gardu induk.
2) Transformator Daya
Berfungsi mentranformasikan daya listrik, dengan merubah besaran tegangannya,
sedangkan frequensinya tetap
3) Neutral Grounding Resistance (NGR)
Komponen yang dipasang antara titik neutral trafo dengan pentanahan.
4) Circuit Breaker (CB)
Adalah peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus rangkaian listrik dalam
keadaan berbeban (berarus).
5) Disconnecting Switch (DS)
Adalah peralatan pemisah, yang berfungsi untuk memisahkan rangkaian listrik
dalam keadaan tidak berbeban.
6) Lightning Arrester
7) Current Transformator(CT)
Berfungsi merubah besaran arus dari arus yang besar ke arus yang kecil atau
memperkecil besaran arus listrik pada sistem tenaga listrik, menjadi arus untuk
sistem pengukuran dan proteksi.
8) Potential Transformer (PT)
Berfungsi untuk merubah besaran tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah atau memperkecil besaran tegangan listrik pada sistem tenaga listrik,
menjadi besaran tegangan untuk pengukuran dan proteksi.
9) Trafo Pemakaian Sendiri (TPS)
10) Rel (Busbar)
Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen Diperiksa oleh :
tanpa ijin dari Pengurus Jurusan PT Elektro
UJIAN TENGAH SEMESTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
Circuit Breaker (CB) adalah salah satu peralatan pemutus daya yang berguna
untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik dalam kondisi
terhubung ke beban secara langsung dan aman, baik pada kondisi normal maupun
saat terdapat gangguan.
2) Relay – Relay Proteksi
Rele/Relay berasal dari teknik telegrafi, dimana sebuah coil di- energize oleh arus
lemah, dan coil ini menarik armature untuk menutup kontak. Rele merupakan
jantung dari proteksi Sistem Tenaga Listrik, dan telah berkembang menjadi
peralatan yang rumit. Rele dibedakan dalam dua kelompok :
3) Komparator
Mendeteksi dan mengukur kondisi abnormal, dan membuka atau menutup kontak
(trip).
4) Auxiliary Relays
Dirancang untuk dipakai di auxiliary circuit yang dikontrol oleh rele komparator,
dan membuka / menutup kontak-kontak lain (yang umumnya berarus kuat).
5) Trafo arus (Current Transformer, CT)
Current Transformer (CT) adalah suatu perangkat listrik yang berfungsi
menurunkan arus yang besar menjadi arus dengan ukuran yang lebih kecil. CT
digunakan karena dalam pengukuran arus tidak mungkin dilakukan langsung pada
arus beban atau arus gangguan, hal ini disebabkan arus sangat besar dan
bertegangan sangat tinggi. Karakteristik CT ditandai oleh Current Transformer
Ratio (CT) yang merupakan perbandingan antara arus yang dilewatkan oleh sisi
primer dengan arus yang dilewatkan oleh sisi sekunder.
6) Trafo tegangan (Potential Transformer, PT)
Potential Transformer adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi menurunkan
tegangan yang tinggi menjadi tegangan yang lebih rendah yang sesuai dengan
setting relay. Trafo ini juga memiliki angka perbandingan lilitan atau tegangan
primer dan sekunder yang menunjukkan kelasnya.
7) Lightning Arrester
Berfungsi untuk melindungi (pengaman) peralatan listrik di gardu induk dari
tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir (lightning surge) pada kawat
transmisi, maupun disebabkan oleh surya hubung (switching surge).
Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen Diperiksa oleh :
tanpa ijin dari Pengurus Jurusan PT Elektro
UJIAN TENGAH SEMESTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
Dalam keadaan normal (tidak terjadi gangguan), LA bersifat isolatif atau tidak
bisa menyalurkan arus listrik. Dalam keadaan terjadi gangguan yang
menyebabkan LA bekerja, maka LA bersifat konduktif atau menyalurkan arus
listrik ke bumi.
Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen Diperiksa oleh :
tanpa ijin dari Pengurus Jurusan PT Elektro