Anda di halaman 1dari 12

LABORATORIUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2019/2020


JUDUL : Aplikasi Reverse Osmosis (RO) untuk Memenuhi
Kebutuhan Aquades di Laboratorium
PEMBIMBING : Dianty Rosirda, S.T, M.T

Tanggal Praktikum : 4 September 2019


Tanggal Penyerahan : 11
Oleh : September 2019
Oleh :
Kelompok : VII
Nama : 1. Siti Atika Mayapramesti (171431028)
2. Siti Fauziah (171431029)
3. Syahidah Ash-shoffi (171431030)
Kelas : 3 Analis Kimia

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Aquades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat pengotor
sehingga bersifat murni, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa.
Pada aplikasinya, aquades digunakan sebagai pelarut. Selain itu, aquades
dibutuhkan pula untuk membersihkan alat-alat laboratorium dari pengotor
(Khotimah, 2017). Parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas aquades
yaitu di antaranya TDS (Total Dissolved Solid), pH (Power of Hydrogen) dan
DHL (Daya Hantar Listrik) (Khotimah, 2017).
Kebutuhan aquades yang sangat banyak seringkali menjadi suatu kendala.
Proses pemurnian air menjadi aquades yang dilakukan dengan destilasi atau ion
exchange memerlukan proses yang cukup panjang dan seringkali tidak efektif.
Maka dari itu, digunakan metode lain dalam proses pemurnian air ini, yaitu
metode Reverse Osmosis.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM


1. Membuat kurva atau grafk hubungan antara kadar zat terlarut (solute) di
aliran permeat dan konsenrat terhadap waktu atau volume permeat.
2. Menentukan persen zat terlarut yang ditolak (% Reject).
3. Menentukan DHL, TDS, PH, dan kekeruhan pada air hasil pengolahan
Reverse Osmosis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 REVERSE OSMOSIS


Proses osmosis adalah proses berpindahnya massa pelarut melalui membran
semipermeabel dari larutan dengan konsentrasi rendah (TDS rendah) menuju
larutan dengan konsentrasi tinggi (TDS tinggi), sehingga terjadi kesetimbangan
konsentrasi. Adanya perpindahan massa melalui membran tersebut disebabkan
adanya driving force atau dinamakan tekanan osmosis yaitu berupa tekanan
hidrostatis (Said, 2003).
Apabila dalam suatu sistem tersebut diberikan tekanan yang lebih besar
dibandingkan tekanan osmosisnya, maka aliran perpindahan (difusi) akan berbalik
menjadi dari larutan dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah melalui
membran semipermeabel. Sementara, massa pelarut yang terdapat di dalam
larutan, misalnya garam dan kontaminan lainnya akan tertinggal sehingga menjadi
lebih pekat (Said, 2003). Perbedaan proses osmosis dan reverse osmosis dapat
dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Perbandingan proses osmosis dan reverse osmosis

Pada proses pemisahan menggunakan RO, membran akan mengalami


perubahan karena memampat dan menyumbat (fouling). Makin besar tekanan dan
suhu biasanya membran makin mampat dan menjadi tidak reversible. Normalnya
membran bekerja pada suhu 21-35oC. Fouling membran dapat diakibatkan oleh
zat-zat dalam air baku seperti kerak, pengendapan koloid, oksida logam, bahan
organik dan silika. Oleh sebab itu, cairan yang masuk ke proses RO harus
terbebas dari partikel-partikel besar agar tidak merusak membran. Pada
praktiknya, cairan sebelum masuk ke proses RO dilakukan serangkaian
pengolahan terlebih dahulu, biasanya dilakukan pre-treatment dengan koagulasi
dan flokulasi yang dilanjutkan dengan adsorbsi karbon aktif dan mikrofiltrasi.

Menurut Widayat (2007), standar kualitas air baku untuk air umpan unit RO
adalah seperti ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Standar Kualitas Air Baku Untuk Air Umpan Unit Reverse
Osmosis

No. Parameter Satuan Air Baku (Max)


1. Warna Pt. Co Scale 100
2. Bau - Relatif
3. Kekeruhan NTU 20
4. Besi mg/liter 2,0
5. Mangan mg/liter 1,3
6. Klorida mg/liter 4000
7. Bahan Organik mg/liter 40
8. TDS mg/liter 12000

2.2 APLIKASI PENGGUNAAN REVERSE OSMOSIS


Beberapa aplikasi penggunaan reverse osmosis dalam industri yaitu
desalinasi air payau dan air laut, demineralisasi untuk air umpan boiler (Boiler
Feed Water), pemisahan protein dari whey, treatment khusus untuk industri kimia,
makanan, tekstil dan kertas, pervaporasi (pervarporation), misalnya permisahan
alkohol-air (Ghozali, 2008). Selain itu, proses reverse osmosis pun dilakukan
untuk pemurnian aquades untuk keperluan laboratorium. Kualitas aquades yang
dapat digunakan untuk keperluan laboratorium tersebut dapat diketahui
berdasarkan beberapa parameter, yaitu TDS (Total Dissolved Solid), pH (Power of
Hydrogen) dan DHL (Daya Hantar Listrik) (Khotimah, 2017).
Standar mutu aquades yang menjadi acuan yaitu standar mutu air demineral
menurut SNI 01- 3553-2006 dan SNI 01-6241-2000 ditunjukkan pada Tabel 2.
Air demineral merupakan air yang diperoleh melalui proses pemurnian seperti
destilasi, deionisasi dan proses yang setara.
Tabel 2. Standar Mutu Air Demineral
Parameter Standar Mutu Sumber
TDS Maksimal 10mg/L SNI 01- 3553-2006
pH 5,0-7,5 SNI 01- 3553-2006
DHL Maksimal 1,3 mS/cm SNI 01-6241-2000

2.3 PENENTUAN KOEFISIEN REJECTION


Untuk menentukan keberhasilan proses pemisahan dengan cara tersebut,
maka dapat dilakukan dengan cara menentukan koefisien rejection (R) yang
menyatakan hubungan antara konsentrasi atau kadar garam di aliran influent dan
di aliran effluent (permeat) yang ditulis sebagai berikut:
𝐶𝑚−𝐶𝑝 𝐶𝑚−𝐶𝑝
𝑅= atau %𝑅 = × 100 %
𝐶𝑚 𝐶𝑚

Dengan: Cm = konsentrasi zat terlarut di aliran influen


Cp = konsentrasi zat terlarut di aliran permeat.
Semakin besar nilai R, maka proses pemisahan semakin baik, artinya
permeat semakin murni. Efisiensi penyisihan membran RO yang tinggi
menyebabkan terjadinya penyisihan mineral-mineral alami pada air baku.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 ALAT DAN BAHAN


3.1.1 Alat 3.1.2 Bahan
Seperangkat alat reverse osmosis Air kran
Alat ukur TDS dan DHL
Alat ukur pH meter / indikator pH
universal
Gelas Kimia
Stopwatch

3.2 LANGKAH KERJA

Pelajari alat Reverse


Osmosis yang terdiri dari
5 tabung filter yang berisi Sambungkan alat RO ke Buka semua valve (kran)
media filter, periksa sumber listrik di aliran influen
influen, permeat, dan
konsentrat.

Bila aliran berjalan


normal, maka mulai
mengukur DHL, TDS, pH Ukur DHL, TDS, pH, dan Catat tekanan operasi
dan laju alir di aliran kekeruhan di aliran pada skala antara 1-3 Bar
permeat dan konsentrat umpan. (15-45 psi).
(lakukan tiap selang 10
menit)

Aliran permeat
Setelah didapat 5 data,
ditampung ke bak Setelah selesai, tutup
lakukan pengulangan
penampung, sedangkan semua kran, lalu cabut
proses RO dengan
aliran konsentrat di kembali alat RO dari
mengurangi laju alir
buang ke saluran sumber listrik
influent
pembuangan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PRAKTIKUM
DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Mukhtar. 2008. Reverse Osmosis. Program D-IV Teknik Perancangan


Sanitasi Permukiman, Kerjasama Pusat Pendidikan Keahlian Teknik BPSDM
Departemen KIMPRASWIL-POLBAN.

Khotimah, Husnul dkk. 2017. Karakterisasi Hasil Pengolahan Air Menggunakan


Alat Destilasi. Jurnal Chemurgy, Vol. 01, No. 2, Desember 2017.

Said, Nusa Idaman. 2003. Aplikasi Teknologi Osmosis Balik untuk Memenuhi
Kebutuhan Air Minum di Kawasan Pesisir Atau Pulau Terpencil. Kelompok
Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair, Pusat Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Lingkungan, BPPT.

Standard Nasional Indonesia. 01-3553-2006. Air Minum Dalam Kemasan. Badan


Standardisasi Nasional, Jakarta.

Standard Nasional Indonesia. 01-6241-2000. Air Demineral. Badan Standardisasi


Nasional, Jakarta.

Widayat, Wahyu. 2007. Aplikasi Teknologi Pengolahan Air Asin Desa Tarupa
Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Selayar. JAI Vol. 3, No.1 2007.

Yoshi, Linda A. dan I Nyoman Widiasa. 2016. Sistem Desalinasi Membran


Reverse Osmosis (RO) untuk Penyediaan Air Bersih. Prosiding Seminar
Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”, Pengembangan Teknologi Kimia untuk
Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia.
LAMPIRAN

A. Data Pengamatan
Aliran umpan/influent :
- TDS = 197 mg/L
- pH = 6
- Rata-rata laju alir 1 = 812,8 mL/menit
- Rata-rata laju alir 2 = 779,6 mL/menit

a. RUN 1
Tabel ... Data Pengamatan pada Laju Alir 812,8 mL/menit
Konsentrasi di aliran Konsentrasi di aliran
Permeat Konsentrat Tekanan
Waktu TDS DHL TDS DHL Operasi
(menit) (mg/L) (µS/cm) (mg/L) (µS/cm) (Bar)
0
10 60 39,9 320 541 0,7
20 10 43,7 327 568 0,8
30 10 49,9 63 603 0,76
40 9 74,5 251 592 0,72
50 0 29,5 248 564 0,74

b. RUN 2
Tabel ... Data Pengamatan pada Laju Alir 779,6 mL/menit
Konsentrasi di aliran Konsentrasi di aliran
Permeat Konsentrat Tekanan
Waktu TDS DHL TDS DHL Operasi
(menit) (mg/L) (µS/cm) (mg/L) (µS/cm) (Bar)
0
10 0 67 246 611 0,75
20 0 54,3 245 568 0,75
30 0 20,4 247 579 0,76
40 0 23,1 245 616 0,72
50 0 32,5 245 638 0,76
B. Grafik Hasil Data Pengamatan
1) Hubungan Konsentrasi, DHL pada Permeat dan Konsentrat selama waktu
Proses
RUN 1

Grafik DHL terhadap Waktu untuk Permeat dan


Konsentrat pada RUN 1
700
600
Konsentrasi,TDS(mg/l

500
400
300 Permeat
200 Konsentrat
100
0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu, t(menit)

Grafik Hubungan Konsentrasi, DHL terhadap Waktu untuk


Permeat dan Konsentrat pada laju alir pada RUN 1

RUN 2

Grafik DHL terhadap Waktu untuk Permeat dan


Konsentrat pada RUN 2
700
600
Konsentrasi,TDS(mg/l

500
400
300 Permeat
200 Konsentrat
100
0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu, t(menit)

Grafik Hubungan Konsentrasi, DHL terhadap Waktu untuk


Permeat dan Konsentrat pada laju alir pada RUN 2
2) Hubungan Konsentrasi, TDS pada Permeat dan Konsentrat selama waktu
Proses

RUN 1

Grafik TDS terhadap Waktu untuk Permeat dan


Konsentrat pada RUN 1
400
350
Konsentrasi,TDS(mg/l)

300
250
200
Permeat
150
100 Konsentrat

50
0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu, t(menit)

Grafik Hubungan Konsentrasi, TDS terhadap Waktu untuk Permeat dan


Konsentrat pada laju alir pada RUN 1

RUN 2

Grafik TDS terhadap Waktu untuk Permeat dan


Konsentrat pada RUN 2
300
Konsentrasi,TDS(mg/l

250

200

150
Permeat
100
Konsentrat
50

0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu, t(menit)

Grafik Hubungan Konsentrasi, TDS terhadap Waktu untuk


Permeat dan Konsentrat pada laju alir pada RUN 2
C. Menghitung Efisiensi

𝐶𝑚 − 𝐶𝑝
%𝑅 = × 100 %
𝐶𝑚
Contoh perhitungan
RUN 1 pada waktu 10 menit :

𝑚𝑔
197− 60 𝑚𝑔/𝐿
%𝑅 = 𝐿 × 100 %
𝑚𝑔
197
𝐿
%𝑅 = 69,54 %

D. Efisiensi Pemisahan (% Reject)

RUN 1
Efisiensi
Waktu TDS Influen TDS Permeat
Pemisahan
(menit) (mg/L) (mg/L)
(%)
10 197 60 69,54
20 197 10 94,92
30 197 10 94,92
40 197 9 95,43
50 197 0 100

RUN 2
Efisiensi
Waktu TDS Influen TDS Permeat
Pemisahan
(menit) (mg/L) (mg/L)
(%)
10 197 0 100
20 197 0 100
30 197 0 100
40 197 0 100
50 197 0 100

Anda mungkin juga menyukai