Anda di halaman 1dari 36

WARNA dan

ZAT PEWARNA
Terjadinya WARNA
Cahaya :
terdiri dari vibrasi gelombang elektromagnetik dengan berbagai
panjang gelombang ( λ )
Penggolongan sinar berdasarkan λ :
Benda dapat menyerap sinar baik di daerah Uv maupun di daerah
visible. Mata hanya dapat melihat benda yang memantulkan
sinar pada daerah sinar tampak (visible).

sinar kosmis
sinar g sinar sinar tampak sinar gelombang radio
sinar x ultra violet (visible) infra merah gelombang mikro

100 nm 400 nm 780 nm


Bila seberkas cahaya mengenai benda, sinar dengan λ tertentu
akan diserap (warna terabsorpsi) sedangkan sinar yang lain
akan dipantulkan.
Kumpulan sinar yang dipantulkan menghasilkan warna
komplementer.
Warna komplementer inilah yang akan tertangkap oleh mata.

warna komplementer

benda

warna terabsorpsi
Warna dalam spektrum sinar tampak

Panjang Warna Warna tampak


gelombang (λ) ; terabsorpsi (warna komplementer)
nm
400 – 424 Ungu Kuning-hijau
424 – 491 Biru Kuning
491 – 570 Hijau Merah
570 – 585 Kuning Biru
585 – 647 Jingga Biru-hijau
647 - 700 Merah Hijau
The entire electromagnetic spectrum is used by chemists:

Frequency,  in Hz
~1019 ~1017 ~1015 ~1013 ~1010 ~105

Wavelength, 
~.0001 nm ~0.01 nm 10 nm 1000 nm 0.01 cm 100 m

Energy (kcal/mol)
> 300 300-30 300-30 ~10-4 ~10-6

-rays X-rays UV IR Microwave Radio


nuclear core electronic molecular molecular Nuclear Magnetic
excitation electron excitation vibration rotation Resonance NMR
(PET) excitation ( to *) (MRI)
(X-ray
cryst.)

Visible
Spektra Ultraviolet dan Visible
Sinar UV dan Visible (Vis.) mempunyai
panjang gelombang yang lebih pendek
daripada sinar IR.
Satuan panjang gelombang ( λ ) adalah
nanometer ( 1 nm = 10-7 cm ).
Spektrum UV dari 100 – 400 nm; sedangkan
spektrum Visible dari 400 nm (violet) sampai
750 nm (merah).
Besarnya energi yang terabsorpsi
berbanding terbalik dengan panjang gelombang,
dinyatakan dengan persamaan :

DE = energi terbsorpsi ( erg)


hc h = tetapan Plank; 6,6 x 10-27 erg-detik
DE = h v =
l v = frekuensi (Hz)
c = kecepatan cahaya, 3 x 1010 cm/detik
l = panjang gelombang (cm)

Absorpsi sinar UV dan Vis.


menyebabkan terjadinya transisi elektron
dalam suatu molekul.
Transisi elektron
Perpindahan elektron dari orbital keadaan dasar (energi rendah)
menuju orbital keadaan tereksitasi (energi lebih tinggi)
Perlu energi 40 – 300 kkal/mol. ; dapat berasal dari panas, sinar,
reaksi kimia)

Panjang gelombang sinar UV-Vis yang terabsorpsi tergantung


kemudahan perpindahan elektron :
– Molekul yang perlu energi lebih besar menyerap pada λ
lebih kecil
– Molekul yang perlu energi lebih kecil menyerap pada λ lebih
besar
– Molekul yang menyerap di daerah visible, lebih mudah
mengalami transisi elektron daripada yang menyerap di
daerah UV
Jenis transisi elektron
Molekul organik pada keadaan dasar mengandung
tiga macam elektron valensi, yaitu : elektron sigma
(σ); elektron pi (π), dan elektron bebas (n).
elektron s elektron p elektron n

H : CH3 CH3 : : CH3 CH3 O H

Elektron pada orbital σ dan π mempunyai bentuk orbital antibonding


masing-masing σ* dan π*.
Elektron n tidak mempunyai bentuk orbital antibonding.
Transisi elektron yang dapat terjadi adalah dari keadaan dasar
(σ, π, dan n ) ke keadaan tereksitasi (σ* dan π*).
Ada enam kemungkinan transisi elektron yang dapat terjadi;
empat di antaranya merupakan transisi yang penting.
Transisi elektron dan energi yang diperlukan :
s*
n s*
p * n p * < 150 kkal
( > 185 nm) s*
< 105 kkal p * s
p
( > 270 nm) > 170 kkal
n < 170 kkal ( < 165 nm)
( > 165 nm)

s
Daerah terpenting pada spektrum UV pada λ > 200 nm
( bila < 200 nm terdapat gangguan serapan O2 dan CO2 udara)
Transisi elektron tak bermanfaat :
100 – 200 nm : π  π* (ikatan rangkap dua terisolasi)
σ  σ* (ikatan tunggal C-C )
Transisi elektron yang bermanfaat :
200 – 400 nm : π  π* (ikatan rangkap dua terkonyugasi)
beberapa jenis transisi n  σ* dan n  π*
Absorpsi oleh Poliena
Transisi elektron π pada senyawa 1,3-butadiena memerlukan
energi yang lebih rendah dibandingkan transisi elektron π pada
etena. Akibatnya 1,3-butadiena akan menyerap sinar pada λ
yang lebih besar dibandingkan etena.

H2C = CH2 CH2 = CH - CH = CH2

p 2* p 2*
p 1* p 1*
p 1* p 1*
DE lebih besar DE lebih kecil
p2 p2
p1 p1
p1 p1
Makin banyak ikatan rangkap dua yang terkonyugasi,
energi yang dibutuhkan untuk transisi elektron makin
kecil, dan akan terjadi pada λ yang lebih besar.
Lycopene, senyawa berwarna merah yang terdapat
pada tomat, mempu-nyai 11 ikatan rangkap
terkonyugasi

lycopene ( l max = 505 nm )


Absorpsi oleh sistem aromatis
Pada senyawa aromatis juga terdapat ikatan rangkap
terkonyugasi, oleh karena itu akan menyerap sinar di daerah
UV-Vis.

benzena naftalena fenantrena antrasena


l max = 260 nm l max = 280 nm l mx = 350 nm l mx = 375 nm

koronena
l mx = 400 nm
naftasena pentasena
(kuning)
l mx = 450 nm (kuning) l mx = 575 nm (biru)
Peningkatan absorpsi oleh transisi
elektron n
Senyawa yang mengandung atom oksigen nitrogen, sulfur, fosfor,
atau halogen; selalu mempunyai pasangan elektron bebas
(elektron n).

Bila senyawa tidak mempunyai ikatan π, maka elektron n hanya


akan mengalami transisi n  σ*. Karena tingkat energi elektron
n lebih tinggi daripada elektron σ dan π; maka energi untuk
transisi elektron n lebih kecil, akibatnya akan berlangsung pada λ
yang lebih besar.

Orbital π* lebih rendah energinya daripada σ*, sehingga dapat


diprediksi bahwa energi transisi n  π* lebih rendah daripada n
 σ*.
Berikut adalah transisi elektron yang terjadi pada aseton yang
mengandung ikatan π dan elektron n.
Terjadi transisi elektron π  π* dan n  π*.
Aseton menunjukkan absorpsi pada 187 nm (π  π*) dan pada 270 nm
(n  π*).

p* p*

n n

p p

keadaan tereksitasi keadaan tereksitasi


n p* p p*

p*

p
keadaan dasar
Senyawa berwarna, Zat warna,
dan Indikator
Sebelum teori tentang transisi elektron dikembangkan, telah
diamati bahwa dari strukturnya beberapa senyawa organik
akan berwarna, sedang senyawa lainnya tak berwarna.
Bagian struktur yang harus ada supaya senyawa berwarna
(gugus tak jenuh yang dapat mengalami transisi elektron π 
π* dan n  π*) disebut gugus kromofor.

Beberapa gugus kromofor :

N N
O

C C C
C C
NO2
Selain itu juga teramati bahwa keberadaan
beberapa gugus lain akan meningkatkan
intensitas warna; disebut gugus auksokrom.
Gugus auksokrom tidak dapat mengalami
transisi π  π* ; sebaliknya akan terjadi
transisi n  π*.

Beberapa gugus auksokrom

OH OR NH2 NHR NR2 X


Senyawa berwarna alami
Bahan alam yang memang berwarna
Contoh :
Senyawa golongan naftokuinon dan antrakuinon

CH3 O OH O OH
OH O O
C (CH)4CH3
OH

HO OH

O COOH O OH
O
juglon lawsone asam karminat
(pemerah rambut) (untuk makanan dan kosmetika)
Zat Pewarna
Senyawa organik berwarna yang dipakai untuk mewarnai
benda atau serat kain.
Beberapa zat warna alam, misalnya :
Indigo (dari tanaman Indigofera sp) untuk mewarnai baju
mumi di Mesir
Tyrian purple (dari sejenis keong yang terdapat dekat kota
Tyre) untuk mewarnai toga kaisar Roma

O O
H H
N Br
N

Br N N
H H
O O
Tyrian purple Indigo
Kelompok Antosianin
Warna merah dan biru pada bunga biasanya
disebabkan oleh glukosida kelompok antosianin.
Bagian non-gula dari glukosida tersebut adalah
antosianidin.
Hingga kini masih terus diketemukan berbagai
antosianin baru dari berbagai macam tumbuhan.
Antosianin yang sama dapat memberikan warna
berbeda pada dua jenis bunga. Ini disebabkan
perbedaan pH pada kedua bunga.
Contohnya sianin, dalam bunga mawar berwarna
merah, sedangkan dalam bunga cornflower berwarna
biru karena berada dalam bentuk anionnya setelah
melepaskan satu proton.

dalam suasana basa


proton ini dilepaskan OH
O

HO O

O Glukosa
O
Glukosa
sianin
Contoh zat warna organik alami yang banyak
digunakan oleh masyarakat kita untuk pewarna
makanan ialah kurkumin yang banyak terdapat dalam
tumbuhan kunyit (Curcuma domestica).
Wortel (Daucus carota) banyak mengandung
senyawa organik berwarna kuning yang diberi nama
-karoten.

CH3
CH3 CH3 CH3
H3C

CH3
CH3 CH3 CH3
CH3 -karoten
Zat Pewarna Azo
Kelompok zat pewarna yang terbesar (jumlahnya
mencapai ribuan) ialah zat pewarna azo. Zat warna ini
memiliki struktur dasar seperti di bawah ini.

N N R dengan R = alkil, aril, dll.

Zat pewarna azo terbentuk dari reaksi kopling antara suatu


senyawa aromatik dengan suatu garam diazonium.
Pada Praktikum Kimia Sintesis anda akan mencoba reaksi
pembuatan senyawa azo.
Beberapa contoh zat pewarna azo
CH3 CH3
N N N HO3S N N N
CH3 CH3
aniline yellow orange III (methyl orange)
(pewarna mentega) (indikator asam-basa)

HO HO

HO3S NN O2N N N

orange II para-red
(indikator asam-basa) (pewarna katun)
Indikator asam-basa

Indikator asam-basa ialah senyawa organik


yang berubah warna dengan adanya perubahan
pH. Indikator asam-basa banyak digunakan
dalam titrasi, yakni sebagai indikator titik
akhir titrasi.
Perubahan warna pada indikator terjadi karena
berubahnya pH mengakibatkan perubahan
sistem kromofornya melalui reaksi asam-basa.
Methyl Orange
Jingga metil (methyl orange) berwarna merah pada pH < 3,1
dan berwarna kuning pada pH > 4,4.
Dalam suasana asam (pH < 3,1) terprotonkan sehingga terdapat
sebagai hibrida resonansi yang berwarna merah.
Pada pH > 4,4 proton dilepaskan kembali sehingga terjadi
perubahan struktur elektronik dan warna berubah menjadi
kuning.
CH3
O3S N N N
CH3
kuning dalam asam
jingga metil
OH H

CH3 CH2
O3S N N N O3S N N N
CH3 H CH3
H
merah dalam asam
Gambar berikut menunjukkan spektra sinar tampak
dari jingga metil pada pH=1 (asam) dan pH=13 (basa).
Fenolftalein
Dalam suasana asam (pH < 8,3) fenolftalein berada
dalam bentuk lakton, sehingga tidak terjadi konjugasi
antar ketiga cincin aromatik, akibatnya tidak timbul
warna.
Pada pH > 8,3 salah satu proton dari gugus hidroksi
akan terlepas, cincin lakton terbuka, hibridisasi atom
karbon pusat berubah menjadi sp2, sehingga terjadi
konjugasi di antara cincin-cincin aromatik yang
mengakibatkan timbul warna merah.
Dalam suasana basa kuat, atom karbon pusat
menerima gugus hidroksi sehingga berubah kembali
ke hibridisasi sp3, akibatnya tidak ada lagi konjugasi
antar cincin sehingga larutan menjadi tidak berwarna.
Fenolftalein
HO OH O O O O
OH
C C C
O H
O O

O O O
merah dalam basa
tak berwarna dalam asam

H OH

O O
fenolftalein
C
OH
O

O
tak berwarna dalam basa kuat
Fluoresensi dan khemiluminesensi
Bila molekul menyerap sinar UV atau tampak, satu elektron
dipromosikan dari keadaan dasar ke keadaan singlet tereksitasi.
Segera setelah itu, elektron turun ke keadaan singlet tereksitasi
dengan energi terendah.
Ketika molekul kembali dari keadaan tereksitasi energi terendah
ke keadaan dasar, energi dilepaskan dalam bentuk cahaya.
Energi yang dilepaskan ini sedikit lebih rendah dibanding energi
yang diserap semula, sehingga cahaya dipancarkan pada panjang
gelombang yang sedikit lebih panjang.
Senyawa yang menyerap sinar tampak akan tampak berwarna.
Bila senyawa tersebut memancarkan cahaya pada panjang
gelombang yang berbeda, maka senyawa tersebut tampak
berwarna dua, atau berfluoresensi.
keadaan singlet tereksitasi
keadaan singlet tereksitasi terendah

E terserap
E terpancarkan

keadaan dasar

NaO O O
Contoh senyawa yang
berfluoresensi ialah
fluoresein, yang dalam air CO2Na
berwarna merah dengan
fluoresensi kuning-hijau.
fluoresein
Khemiluminesensi
terjadi bila suatu reaksi kimia menghasilkan produk-produk

yang mengandung molekul tereksitasi, dan kembalinya


molekul tereksitasi ke keadaan dasar diikuti dengan
pancaran cahaya. Sebagai contoh pada kunang-kunang,
oksidasi enzimatik terhadap lusifesin diikuti dengan
pancaran cahaya.

O2
N N CO2R N N O
lusiferase
+ CO2
HO S S HO S S

h
Pewarna Serat kain
Syarat pewarna kain : tidak boleh luntur; artinya
harus membentuk ikatan dengan serat.
Cara interaksi pewarna tergantung dari jenis seratnya.
Serat polipeptida; paling mudah diwarnai karena
mengandung banyak gugus polar yamg akan
berinteraksi dengan molekul pewarna.
-
OH O

NO2 NO2

H2N serat
H3N+ serat

NO2 NO2

Martius Yellow
Serat katun, suatu selulosa, akan membentuk
ikatan hidrogen antara gugus –OH dari unit
glukosa dengan gugus pada molekul pewarna

ikatan hidrogen

NH2 NH2
N N N N

SO3Na SO3Na
Serat polipropilena sukar diwarnai karena tidak
mengandung gugus fungsi yang dapat mengikat
pewarna.
Diatasi dengan cara pembentukan kompleks antara
logam-pewarna kemudian diinteraksikan pada serat.

serat

O O
Al
O O
kompleks Alizarin-Al

OH

Anda mungkin juga menyukai