Oleh
Kelompok :8
Nama : Septiani Rasyidah (151411028)
Syifa Nur Ulla (151411029)
Syifa Siti Aisyah A (151411030)
Utari Dewi S. (151411031)
Kelas : 3A – D3 Teknik Kimia
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
Melakukan operasi pelayanan (in service) dan operasi backwash pada resin kation
dan anion.
Menganalisis nilai kekeruhan dan pH terhadap waktu operasi.
BAB II
DASAR TEORI
Gambar 2.1. Resin Penukar Kation (kanan) dan Resin Penukar Anion (kiri)
(Sumber: Shulamit Levin, AC,Medtechnica)
Untuk tipe penukaran kation asam kuat, gugus H berupa gugus asam sulfonat,
yang bersifat asam kuat seperti asam sulfat, sehingga reaksinya.
Sedangkan untuk tipe penukaran kation asam lemah, gugus H berupa gugus
fungsi karboksilat yang hanya terionisasi sebagian dengan reaksinya
(Lestari, 2007)
(Lestari, 2007)
Resin penukar kation asam kuat siklus hidrogen akan mengubah garam-garam
terlarut menjadi asam dan resin penukar anion basa kuat akan menghilangkan asam-
asam tersebut, termasuk asam silikat dan asam karbonat. Resin penukar anion basa
lemah hanya dapat memisahkan asam kuat seperti HCl dan H2SO4 , tetapi tidak dapat
menghilangkan asam lemah seperti asam silikat dan asam karbonat, oleh sebab itu
resin penukar anion basa lemah acap kali disebut sebagai acid adsorbers (Lestari,
2007).
Demineralisasi
Demineralisasi adalah proses pertukaran ion yang melibatkan proses kation
exchanger,dan anion exchanger (Loam, tanpa tahun).
Pada proses pertukaran kation ion-ion (Ca, Mg, dll) pada air akan digantikan
dengan ion H+, menggunakan penukar kation muatan hidrogen. Tahap kedua, asam
yang dihasilkan dihilangkan dengan penukar anion muatan hidroksida (OH-). Penukar
kation diregenerasi dengan asam dan penukar anion dengan alkali. Reaksinya adalah
Tahap pertukaran kation :
(Priambodo, 2009)
2.4 Tahap Proses Pada Ion Exchange
Tahap layanan
Tahap layanan adalah tahap dimana terjadi reaksi pertukaran ion. Sifat tahap
layanan ditentukan oleh konsentrasi ion yang dihilangkan terhadap waktu, atau
volume air produk yang dihasilkan. Hal yang penting pada tahap layanan adalah
kapasitas (teoritik dan operasi) dan beban pertukaran ion (ion exchange load).
Kapasitas pertukaran teoritik didefinisikan sebagai jumlah ion secara teoritik yang
dapat dipertukarkan oleh resin per satuan massa atau volume resin. Kapasitas operasi
adalah kapasitas resin aktual yang digunakan untuk reaksi pertukaran pada kondisi
tertentu (Setiadi, 2007).
Beban pertukaran ion adalah berat ion yang dihilangkan selama tahap layanan
dan diperoleh dari hasil kali antara volume air yang diolah selama tahap layanan
dengan konsentrasi ion yang dihilangkan (Setiadi, 2007). Tahap layanan ini dilakukan
dengan cara mengalirkan air umpan dari atas.
Tahap Regenerasi
Jumlah kation dan anion yang dpaat ditukar dengan resin tersebut sangat
tergantung pada kapasitas resin tersebut. Jika Resin telah mengikat sejumlah ion yang
melebihi kapasitas maksimum, maka resin tersebut telah jenuh sehingga resin harus
diregenerasi.
Reaksinya : Rz – C + H+ ↔ Rz – H + C+
Reaksinya : Rz – A + OH- ↔ Rz – OH + A+
METODOLOGI PERCOBAAN
Alat Bahan
Kolom resin penukar kation Air Baku
pH meter
Turbidi meter
Selang
Kolom Kation
Terfluidisasi
Tinggi akhir
Tinggi awal 88 cm
60 cm
Tinggi akhir
Tinggi awal 59 96 cm
cm
3.2.2 In Service
Luas penampang = ¼ π D2
= ¼ x 3,14 x 0,122
= 0.0113 m2
= 3,3956 x 10-3m/s
Waktu Kekeruhan pH
(menit) (NTU)
0 3.72 6.99
3.37 3.28 7.00 7.01
10
3.325 7.005
*t0 menunjukkan waktu pengambilan sampel setelah air baku mengaliri kedua kolom resin
selama 40 menit
D = 12 cm
Luas penampang = ¼ π D2
= ¼ x 3,14 x 0,122
= 0,0113 m2
D = 12 cm = 0,394 ft
Luas penampang = ¼ π D2
= ¼ x 3,14 x 0,3942
= 0,122 ft2
e N 3.5
r T 3.4
u U
3.3
)
h
3.2
a
0 2 4 6 8 10 12 14 16
n
Waktu (menit)
Grafik 1. Hubungan Kekeruhan terhadap Waktu pada Proses Backwash Resin Anion
6
5
4
3
2
1
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Waktu (menit)
Grafik 2. Hubungan Kekeruhan terhadap Waktu pada Proses Backwash Resin Kation
Grafik nilai kekeruhan terhadap waktu
3.75
3.7
3.65
3.6
3.55
3.5
3.45
3.4
3.35
3.3
0 2 4 6 8 10 12
Grafik 3. Hubungan Kekeruhan terhadap Waktu pada Proses In Service Resin Kation
BAB V
PEMBAHASAN
Pertukaran ion merupakan proses pertukaran ion yang terdapat dalam air dengan resin
yang valensi ion sama. Proses pertukaran terjadi dengan proses adsorpsi kemudian terjadi
pertukaran ion. Sebelum melakukan proses pertukaran ion dengan resin penukar kation dan
anion, dilakukan backwash pada resin kation maupun anion. Backwash dilakukan untuk
menghilangkan partikulat yang menyelimuti ion aggar tidak mengahalangi proses adsorpsi.
Backwash dilakukan selama 15 menit, backwash yang dilakukan pada resin penukar
kation kekeruhan pada t = 0 didapatkan 3.72 NTU, terlihat pada grafik 2 semakin lama
waktu terjadi penurunan kekeruhan yang menunjukkan partikulat yang menyelimuti resin
terangkat. Ekspansi resin tidak mencapai 50% yaitu hanya 46.67%.
Pada backwash resin anion didapat kekeruhan pada t = 0 adalah 7.02 NTU, kekeruhan
ini sangat besar hal ini dikarenakan ekspansi resin yang terjadi sebesar 62.71%, selain itu
resin anion lebih kecil maka kontak dengan air lebih besar dan resinnya lebih ringan jadi
ekspansi resin lebih besar. Sehingga partikulat yang menyelimuti resin langsung terbawa oleh
aliran air yang membuat kekeruhan sangat besar. Laju alir saat proses backwash 3.39 m/s
pada saat ketinggian resin 96 cm. Pada grafik 1 terlihat penurunan kekeruhan pada proses
backwash.
Saat melakukan proses pertukaran ion, air baku dialirkan pada kolom resin penukar
kation dan anion sehingga proses yang terjadi adalah proses demineralisasi yaitu
penghilangan ion pada air yang tergantikan menjadi H2O atau air. Proses dilakukan pada laju
alir 3.328 gpm/ft2.
Dari hasil praktikum didapat hasil terbaik dari proses demineralisasi air baku dengan
kekeruhan sebesar 3.325 NTU dari keekeruhan awal 3.71 NTU. Hal ini menunjukkan
berkurangnya padatan tersuspensi yang terdapat dalam air baku karena proses demineralisasi
oleh resin penukar kation dan anion.
Umpan yang digunakan pada praktikum pertukaran ion ini adalah air tanah. Air ini
memiliki kekeruhan sebesar 3,71 NTU dengan pH sebesar 6,99. Air tanah ini yang akan
diolah dengan metode penukar ion yang menggunakan 2 kolom yaitu kolom resin kation dan
kolom resin anion. Air tanah yang digunakan harus tidak keruh karena pada proses
pertukaran ion akan dihilangkan ion-ion yang terlarut pada air tanah tersebut.
Dari hasil praktikum yang dilakukan, diperoleh data penurunan nilai kekeruhan pada
proses backwash yang dapat dilihat pada grafik 1 dan grafik 2. Backwash ini bertujuan untuk
menenyahkan partikel pengotor yang menyelimuti resin agar proses adsorbsi tidak terhambat.
Dari proses backwash ini dapat dilihat bahwa nilai kekeruhan terbaik yang didapat dari
praktikum yang telah praktikan lakukan adalah 3,26 NTU pada resin kation dan 3,31 NTU
pada resin anion. Dari table 1 dilihat bahwa penurunan nilai kekeruhan anion pada saat t0
menuju t5 sangat derastis yaitu 7,02 saat t0 dan 3,44 saat t5 dengan laju alir sebesar 3,3956 x
10-3 m/s. Hal ini dikarenakan pada kolom anion, ekspansi resin sebesar 62,71% sehingga
dapat dikatakan bahwa besarnya ekspansi resin mempengaruhi besar penurunan nilai
kekeruhan. Resin anion lebih ringan dan memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga dapat
terfluidisasi lebih tinggi jika dibandingkan dengan kation.
Dari data pada table 3 yaitu data hasil proses in service dapat di simpulkan bahwa
proses pertukaran ion baru mulai berlangsung pada menit ke-10 setelah sebelumnya sistem
dibiarkan berjalan selama 40 menit (sebagai waktu tinggal), hal ini ditandai dengan mulai
naiknya pH pada waktu tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem memerlukan
waktu ± 40 menit untuk dapat beroperasi dengan laju alir air baku sebesar 2,266 x10-3 m/s,
dengan kata lain air baru terproses dengan resin anion setelah 40 menit proses berjalan yaitu
saat air tanah telah mengisi kolom kation dan anion.
Ion exchange atau pertukaran ion merupakan salah satu metode penghilangan mineral
air yang ditujukan untuk mengambil semua ion kation dan anion dalam air. Media pertukaran
ion di dalam kolom yang digunakan adalah resin. Terdapat dua jenis resin, resin kation untuk
pertukaran ion bermuatan positif dan resin anion untuk ion bermuatan negatif.
Pada praktikum yang dilakukan, sebelum melakukan pertukaran ion (in service)
praktikan melakukan proses backwash terlebih dahulu. Backwash dilakukan untuk
mengambil partikular yang melapisi resin di unggun sehingga proses adsorpsi yang terjadi
sebelum proses pertukaran ion dapat berjalan baik. Pada backwash kolom kation, praktikan
tidak mendapatkan data laju alir, namun didapatkan bahwa tinggi awal resin sebesar 60 cm
dan terfluidisasi oleh air yang dialirkan dari bawah sehingga didapatkan ketinggian akhir
resin sebesar 88 cm dengan persen ekspansi resin sebesar 46,67%. Sedangkan pada kolom
anion, didapat laju alir air backwash sebesar 3,3956 x 10-3 m/s dan mengekspansi resin dari
ketinggian 59 cm menjadi 96 cm sehingga didapat persen ekspansi resin sebesar 62,71%.
Proses backwash ini dilakukan selama 15 menit untuk masing-masing kolom dan
diamati nilai kekeruhan sampelnya setiap 5 menit. Pada kolom resin kation dan anion terlihat
bahwa nilai kekeruhan dari waktu ke waktu menurun sehingga dapat disimpulkan bahwa
proses backwash sudah berjalan baik. Namun, pada kolom resin anion terjadi penurunan
kekeruhan yang sangat signifikan, tidak seperti penurunan kekeruhan pada kolom resin
kation, yaitu dari kekeruhan pada 0 menit sebesar 7,02 NTU menjadi 3,44 NTU pada menit
ke-5, sedangkan penurunan kekeruhan pada resin kation adalah pada 0 menit sebesar 3,72
NTU menjadi 3,39 NTU pada menit ke-5. Hal ini disebabkan karena resin anion lebih kecil
daripada resin kation sehingga kontak resin anion lebih banyak dibandingkan dengan resin
kation, selain itu resin anion juga lebih ringan sehingga terekspansi lebih besar.
Kemudian, praktikan melakukan proses in service dengan laju alir air baku sebesar
2,266 x10-3 m/s, laju alir ini didapat pada saat ketinggian resin pada kolom kation dan kolom
anion setara. Sebelum pengambilan sampel, praktikan membiarkan proses pertukaran
berlangsung selama 40 menit, kemudian pengambilan sampel diambil pada menit ke-0 dan
menit ke-10. Dari pengambilan sampel sebanyak 3 kali (pada menit ke-10 dilakukan duplo),
terlihat bahwa nilai kekeruhan (NTU) menurun berdasarkan waktu, yaitu nilai kekeruhan
pada menit ke-0 sebesar 3,72 NTU dan pada menit ke-10 menurun menjadi sebesar 3,325
NTU. Hal ini menunjukkan bahwa proses pertukaran ion sudah berjalan dengan baik.
Pada kedua operasi backwash, baik kation maupun anion, awalnya meningkatkan
kekeruhan air tanah yang menjadi umpan. Hal tersebut dikarenakan pada keluaran backwash
yang pertama, partikulat-partikulat kotor di dalam resin terangkat dan terbawa oleh air
sehingga air keluaran lebih keruh dibanding air umpan. Selanjutnya jumlah partikulat-
partikulat tersebut berkurag seiring dengan waktu operasi sehingga hasil akhir keluaran
proses backwash lebih jernih daripada air umpan maupun keluaran backwash pertama.
Saat operasi backwash anion dilakukan, peningkatan nilai kekeruhan pada air keluaran
pertama lebih tinggi dibanding dengan kation. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan
waktu yang sama, backwash anion lebih banyak menghilangkan partikel antar resin. Hal
tersebut dikarenakan sifat fisik resin anion yang lebih kecil dan lebih ringan sehingga lebih
mudah terekspansi dan luas kontak antara resin dan air lebih banyak.
Selanjutnya dilakukan operasi service. Air yang digunakan bersumber dari air tanah
yang sama dengan umpan backwash. Pengambilan sampel pertama dilakukan setelah 40
menit pengaliran air ke resin. Waktu 40 menit diambil sebagai waktu tinggal air melalui
kedua kolom resin. Setelah proses service terhitung 10 menit, diambil sampel kedua. Dari
data kekeruhan dan pH air produk service, dapat dilihat bahwa air menjadi lebih jernih
dengan nilai kekeruhan 3,325 NTU dan pH menjadi lebih netral dengan nilai 7,005.
BAB VI
KESIMPULAN
Lee, Sunggyu. 2006. Encyclopedia of Chemical Processing. New York : Taylor and
Francis.
Lestari, Diyah Erlina. 2007. Karakteristik Kinerja Resin Penukar Ion pada Sistem Air
Bebas Mineral (GCA 01) RSG-GAS. Tangerang : Pusat Reaktor Serba Guna-
BATAN.
Martono, M. Ikhsan. 2009. Prinsip Penentuan Kapasitas Resin Sistem Demineralisasi Air.
Jakarta Utara : CV. Formasi Tangguh.
Priambodo, Dedi. Alimah, Siti. Dewita, Erlan. 2009. Studi Banding Sistem
Demineralisasi Air pada PLNT OPR 1000 dan AP 1000. Pusat Pengembangan
Energi Nuklit (PPEN)-BATAN : Jakarta.
R.M Wheaton and L.J Lefevre. tanpa tahun. Fundamentals of Ion Exchange. Dow
Chemcal U.S.A.
Shulamit Levin. tanpa tahun. Ion Exchange and Reaction. Texas: Analythical Consulting,
Medtechnica.
Venkateswarlu, K.S. 1996. Industrial and Power Station Water Treatment. New Delhi:
New Age International.