Oleh:
Kelompok : VII
Nama : Siti Atika Mayapramesti 171431028
Kelas : 3 Analis Kimia
PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia.
Dengan perkembangan penduduk yang semakin meningkat. Maka kebutuhan akan air bersih
akan ikut meningkat. Sedangkan hal tersebut tidak sebanding dengan ketersediaan air bersih
di lingkungan sekitar. Ada banyak faktor yang menyebabkan sulitnya mendapatkan air
bersih. Salah satunya adalah karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam
limbah dari hasil kegiatan manusia seperti limbah dari hasil kegiatan rumah tangga. Ada
berbagai macam upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu
upayanya yaitu dengan metode filtrasi atau penyaringan. Filtrasi adalah suatu proses
pemisahan zat padat dari fluida ( gas maupun cair ) yang membawanya mengunakan suatu
medium berpori atau bahan berpori lain untuk menghilangkan sebanyak mungkin zat padat
halus yang tersuspensi dan koloid. Disamping mereduksi kandungan zat padat, filtrasi dapat
pula mereduksi bakteri, menghilangkan warna, rasa, bau besi, dan mangan.
1.1 Tujuan
1. Menentukan kecepatan laju optimum pada proses filtrasi.
2. Mengetahui pengaruh kekeruhan (NTU), derajat pH, dan TDS (Total Dissolved
Solids) pada hasil filtrasi setelah disampling.
3. Menentukan efisiensi penurunan konsentrasi.
1.2 Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan praktikan dalam memahami proses filtrasi.
2. Mengetahui prinsip kerja filtrasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 1. Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Media Air
untuk Keperluan Higiene Sanitasi
Berikut parameter kimia untuk keperluan higiene sanitasi :
Tabel 2. Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Media Air
untuk Keperluan Higiene Sanitasi
2.2 Filtrasi
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya
pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan akan terendapkan.
Filtrasi adalah suatu operasi pemisahan campuran antara padatan dan cairan dengan
melewatkan umpan (slurry) melalui medium penyaring. Untuk semua proses filtrasi,
umpan mengalir disebabkan adanya tenaga dorong berupa beda tekanan, sebagai contoh
adalah akibat gravitasi atau tenaga putar. Secara umum filtrasi dilakukan bila jumlah
padatan dalam suspensi relatif lebih kecil dibandingkan zat cairnya(Deep Bed Filter,
2013).
1. Selama proses filtrasi berlangsung, partikel yang terbawa air akan tersaring di media
filter. Sementara itu, air terus mengalir melewati media pasir dan penyangga, masuk
lubang/orifice, ke pipa lateral, terkumpul di pipa manifold, dan akhirnya air keluar
menuju bak penampung (gambar 2)
2. Partikel yang tersaring di media lama kelamaan akan menyumbat pori-pori media
sehingga terjadi clogging (penymbatan). Clogging ini akan meningkatkan headloss
aliran air media atau menurunnya debit filtrasi. Untuk menghilangkan clogging,
dilakukan pencucian media.
3. Pencucian dilakukan dengan cara memberikan aliran balik pada media (backwash)
dengan tujuan untuk mengurangi media dan mengangkat kotoran yang menyumbat
pori-pori media filter. Aliran air dari manifold, ke lateral, keluar orifice, naik ke
media hingga media terangkat dan air dibuang melewati gutter yang terletak di atas
media (gambar 3)
4. Bila media filter telah bersih, filter dapat dioperasikan kembali
Secara umum, filter pasir lambat hampir sama dengan filter pasir cepat. Filter pasir
lambat tersusun oleh bak filter, media pasir, dan sisten underdrain (Gambar 4)
2.4 Kekeruhan
Kekeruhan adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk
mengukur keadaan air baku dengan skala NTU (nephelometrix turbidity unit)atau JTU
(jackson turbidity unit) ,Makin tinggi kekuatan dari sinar yang terbesar,makin tinggi
kekeruhannya(Rohmah,t.t.).Bahan yang menyebabkan air menjadi keruh yaitu : tanah
liat, endapan (lumpur), zat organik dan bukan organik yang terbagi dalam butir-butir
halus, plankton, jasad renik (mahluk hidup yang sangat kecil).
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya
cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahanyang terdapat dalam
air.Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi
dan terlarut(misalnya lumpur dan pasir halus),maupun bahanan organik dan organik yang
berupa plankton dan mikroorganisem lain.Kekeruhan dinyatakan dalam satuan
turbiditas,yang setara dengan 1mg/liter SiO2.
Standar yang ditetapkan oleh U.S.Public health Service mengenai kekeruhan ini
adalah batas maksimal 10ppm dengans kala silikat,tetapi dalam angka praktik angka
standar ini umumnya tidak memuaskan.Kebanyakan pengolahan air yang modern
menghasilkan air dengan kekeruhan 1ppm atau kurang.Sebagian besar air baku untuk
penyediaan air bersih diambil dari air permukaan seperti sungai,danau dan
sebagainya.Salah satu langkah penting pengolahan untuk mendapatkan air bersih adalah
menghilangkan kekeruhan dari air baku tersebut.Kekeruhan ini sendiri diakibatkan oleh
adanya partikel-partikel kecil dan koloid yang berukuran 10 nm sampai 10 µm.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Praktikum
Lakukan kalibrasi dengan mengatur laju alir air yang masuk dan keluar
Mengukur nilai kekeruhan TDS dan pH akhir dari air hasil filtrasi
Masukkan sample ke dalam vial yang bersih dan kering hingga. Tutuplah vial
tersebut.
Bersihkan vial dengan kain pembersih yang disediakan untuk membersihkan tetsan air
dan sidik jari.
Lakukan kalibrasi dengan mengatur laju alir air yang masuk dan keluar
Mengukur nilai kekeruhan TDS dan pH akhir dari air hasil filtrasi
Mengukur Nilai Kekeruhan
Masukkan sample ke dalam vial yang bersih dan kering hingga. Tutuplah vial
tersebut.
Bersihkan vial dengan kain pembersih yang disediakan untuk membersihkan tetsan air
dan sidik jari.
Tekan tombol HOLD lalu tekan tombol CAL C untuk mengukur nilai TDS
Tekan tombol HOLD lalu tekan tombol CAL C untuk mengukur nilai TDS
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1 Data Pengamatan
Kekeruhan (NTU)
12
10
8
6
4
2
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Waktu (menit)
172
170
168
166
164
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Waktu (menit)
20
19.5
19
18.5
18
17.5
17
16.5
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Waktu (menit)
Grafik TDS terhadap Waktu (Run 2)
180
178
176
TDS (mg/L)
174
172
170
168
166
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Waktu (menit)
4.1 Pembahasan
Filtrasi adalah suatu operasi pemisahan campuran antara padatan dan cairan dengan
melewatkan umpan (slurry) melalui medium penyaring. Untuk semua proses filtrasi, umpan
mengalir disebabkan adanya tenaga dorong berupa beda tekanan, sebagai contoh adalah
akibat gravitasi atau tenaga putar. Pada praktikum kali ini dilakukan proses filtrasi, yaitu
pemisahan partikel padat yang tersuspensi melalui media penyaringan. Prinsip kerjanya
adalah air yang mengandung zat tersuspensi dialirkan melalui media penyaringan dengan
gaya grafitasi sehingga partikel padat akan tertahan dalam media penyaring dan cairan akan
turun melewati media penyaring.Pada proses filtrasi ini digunakan media penyaring yang
terdiri dari empat lapisan dengan susunan dari atas ke bawah yaitu ijuk untuk menahan
kotoran yang bersifat mikro seperti bakteri dan mikroba lain yang mungkin terdapat dalam
air, pasir silika yang berfungsi untuk menghilangkan sifat fisik seperti kekeruhan, karbon
aktif untuk menghilangkan bau dan yang paling bawah berisi kerikil yang berfungsi untuk
menjernihkan air. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan efisiensi proses filtrasi
menggunakan filter multi media, menentukan nilai kekeruhan, pH serta nilai total padatan
terlarut (TDS) pada influent dan effluent dari proses filtrasi.
Proses filtrasi pada praktikum ini dilakukan dengan air baku yaitu campuran dari 15 gram
tepung terigu dalam 25 L air kran dimana pada percobaan ini dilakukan dua kali percobaan
dan dilakukan pengujian setiap 2 menit sekali. Konsentrasi air baku yang digunakan tidak
terlalu tinggi dikarenakan konsentrasi yang tinggi menghasilkan kekeruhan yang tinggi
sehingga dapat menyebabkan tersumbatnya lubang pori dari media filter (clogging). Baik
tidaknya effluen yang dihasilkan dari proses filtrasi biasanya dinyatakan dalam satuan
kekeruhan (NTU). Dimana semakin kecil nilai kekeruhan pada effluen, maka efisiensi proses
filtrasi yang berlangsung semakin baik. Menurtu literatur menunjukan bahwa kurva turbiditas
terhadap waktu bahwa nilai kekeruhan akan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya
waktu filtrasi. Karena semakin lama waktu filtrasi maka peluang lolosnya partikel halus dari
media filtrasi akan semakin kecil sehingga nilai kekeruhan effluen akan semakin kecil.
Nilai rata-rata TDS Run 1 sebesar 174,2 mg/L dan Run 2 sebesar 174,1 mg/L
kemudain nilai rata-rata turbiditas dalam proses filtrasi ini ialahRun 1 sebesar 10,93 NTU dan
Run 2 sebesar 19,58 NTU. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan no. 492 tahun 2010,
standar maksimum nilai TDS sebesar 30 ppm, sedangkan nilai turbiditas maksimum sebesar
5 NTU. Bila dibandingkan antara nilai standar dan hasil praktikum, air tidak layak untuk
dikonsumsi, karena masih banyak nya zat zat pengotor atau partikel-partikel yang lolos ketika
melewati media filter.Dari data hasil percobaan dapat dilihat bahwa semakin lama proses
filtrasi maka nilai TDS akan berkurang. Hal tersebut menunjukkan bahwa partikel tepung
terigu tertahan di media penyaringan menyebabkan nilai TDS berkurang.
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Nilai kekeruhan sebelum dilakukan filtrasi pada percobaan pertama sebesar 10,93
NTU sedangkan pada percobaan kedua sebesar 19,58 NTU
2. Nilai TDS percobaan pertama setelah filtrasi sebesar 174,2 ppm dan pada percobaan
kedua setelah filtrasi sebesar 174,1 ppm.Semakin lama waktu yang digunakan dalam
proses filtrasi maka nilai TDS akan semakin berkurang
3. Nilai pH yang dihasilkan sebelum proses filtrasi maupun setelah proses filtrasi
memiliki nilai yang sama yaitu 6-7
4. Pada percobaan pertama menghasilkan nilai efisiensi penurunan konsentrasi sebesar
31,20% sedangkan pada percobaan pertama sebesar 63,90%.
5.3 Saran