Anda di halaman 1dari 5

Di dalam ruangan yang menjurus ke arah bawah tanah, dengan pencahayaan minim, suara penyanyi

yang merdu dan juga segala jenis minuman berakohol tertata rapih di rak besar di sudut ruangan. Luhan
dengan jas kulit coklat muda duduk santai di meja bar sambil menikmati tiga botol wine yang ia minum
sedikit demi sedikit.

Ia melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 02.46 am dan mengeluarkan helaian nafas pelan. "Kau
ingin pulang?" Seorang pelayan ㅡ Xiumin, menghampiri Luhan yang mengeluarkan sejumlah uang dan
hendak ingin pergi. Luhan hanya terdiam melambaikan tangan ke arah Xiumin yang menatapnya dengan
tatapan khawatir.

Selang tak beberapa lama kemudian, pria dengan jaket hitam dan rambut abu abu yang sangat mencolok
datang. Sehun, pria itu tidak datang sendirian melainkan bersama wanita berbaju coklat yang sangat
menempel di tubuh wanita itu sehingga bisa terlihat lekukan tubuhnya yang indah.

Xiumin kenal dengan Sehun. Ia berteman dengannya saat Luhan dengan bangganya memperkenalkan
kekasihnya ㅡ Sehun, 6 tahun yang lalu saat mereka masih tertawa dan membagi kisah bersama.
Awalnya, dia pikir hubungan di antara mereka berdua tidak akan berakhir sangat memilukan. Ia juga
mendukung hubungan mereka. Tapi, sayangnya hubungan mereka berakhir.

"Sehun.. di sini terlalu ramai, aku tidak begitu menyukainya. Aku akan kembali ke kamar dan
menunggumu di sana." Wanita itu meraba raba dada bidang Sehun dengan tangan lentiknya serta
memberikan ciuman panas sebelum dia berjalan pergi.

Xiumin hanya melihat datar wanita itu dan melirik Sehun yang tertawa pelan, entah apa yang sedang
dipikirkannya sekarang. "Apakah wanita itu yang kau bicarakan, tiga hari yang lalu?" Tanya Xiumin
menuangkan minuman akohol ke dalam gelas kaca yang berada di tangan Sehun.

"Bagaimana kau bisa tahu?"

"Apa yang sebenarnya kau cari dari wanita itu? Kau seorang Alpha, mempunyai wajah tampan dan
banyak investor yang ingin bekerja sama dengamu. Tidak bisakah kau berhenti bersikap kekanak
kanakan?"
"Apa maksudmu?"

"Luhan kemari beberapa menit yang lalu."

Mendengar nama seseorang yang sudah lama sekali tidak terdengar membuat darah dalam dirinya
berdesir. Sehun terdiam lalu melihat Xiumin dengan ekspresi wajah tidak suka. "Jangan berani beraninya,
kau sebut nama 'itu' lagi."

"Sehun.. aku tahu perasaanmu. Kau tidak harus meluapkan rasa kekesalanmu ini dengan melakukan hal
gila kepada wanita yang kau temui setiap hari ㅡ.."

"CUKUP!" Sehun membanting gelas yang dipegangnya sampai terdengar cukup keras untuk menarik
perhatian orang orang di sekitarnya.

"Dia sudah kulupakan. Jangan libatkan aku lagi. Hubungan kami sudah lama berakhir. Kau tidak
seharusnya berkata seperti itu dan mencampuri urusanku, Xiumin." Seusai memberi peringatan
kepadanya, Sehun berjalan pergi dengan ekspresi wajah yang sangat menakutkan bagi siapa saja yang
melihatinya.

"Malam itu adalah masa 'heat'ku."

"Gugurkan bayi itu."

"Jika kau tidak mau mengugurkan bayi itu. Hubungan kita berakhir di sini. Jangan libatkan aku dengan
bayimu. Sampai mati, aku tidak akan mengakuinya."
Sehun membuka mata terbangun dari mimpi buruknya dengan keadaan keringat di sekujur tubuh. Dia
mengacak rambutnya kesal sembari mengambil segelas air ada di meja nakas di samping tempat tidur.

Cahaya matahari yang bersinar mencoba masuk dari celah celah tirai kamar yang masih menutupi
jendela. Sehun melihat ke arah samping tempat tidurnya ketika samar samar mendengar suara nafas
pelan dari seseorang. Hampir saja melupakan bahwa semalam dia bersama wanita itu melakukan hal
'itu' sepanjang malam.

Sudah tidak bisa dihitung lagi, berapa kali ia menggunakan kondom setiap melakukan putaran sebagai
alat pengamannya. "Hey. Bangunlah. Bawa ini dan pulanglah." Sehun mengeluarkan sejumlah uang
kemudian melemparkannya ke arah wanita itu.

Wanita itu tersenyum miring mengambil beberapa uang yang berserakan. Diciumnya bibir tipis Sehun
sebelum beranjak pergi. Selang tak beberapa lama, handphone dari milik Sehun berdering dan tertera
nama Park Sekretaris di sana.

"Wae?"

"Kau ada dimana Sehun?! Jangan bilang kau menghabiskan malam-mu itu untuk pergi bersama wanita
lagi."

"Memang itu yang kulakukan."

"YAK! Apa kau melupakan hari ini adalah hari kau akan bekerja sama dengan bisnis Kim Corp?! Cepat
bergegaslah kemari atau mau tidak mau kubatalkan perjanjian dan saham perusahaanmu akan turun!!!"

Sambungan telepon itu langsung tertutup dengan sendirinya membuat Sehun teringat akan pentingnya
hari ini. Helaian nafas berat terdengar dari arahnya. Walaupun begitu, ia cepat cepat membersihkan diri
dan bergegas pergi keluar dengan pakaian jas rapihnya.
Sebuah mobil lamborghini berwarna putih melintas di depan sebuah bangunan yang menjulang ke awan
dengan sebuah logo 'Ocean Corp.' terpajang di sana. Chanyeol menghampiri mobil itu dengan tergesa
gesa, "Cepatlah Sehun!"

Sehun yang baru saja keluar dari mobil itu langsung ditarik oleh Chanyeol masuk ke dalam perusahaan.
Mereka berjalan sangat cepat sampai membuat beberapa karyawan yang melihatnya kebingungan.
"Sehun, ada yang ingin kusampaikan kepadamu terlebih dahulu. Kau harus fokus di dalam sana."

Chanyeol menepuk pundak Sehun sesaat mereka berdua sampai di depan ruangan yang akan menjadi
rapat penting hari ini. "Kau meremehkanku?"

"Tidak. Kali ini aku serius Sehun." Chanyeol melihat wajahnya dengan ekspresi wajah yang begitu sangat
serius. Namun Sehun tertawa pelan sembari menepuk nepuk pundak teman sekaligus sekretarisnya itu,
"Aku mengerti."

Sehun membuka pintu besar coklat yang ada di hadapannya kemudian berjalan ke podium yang berada
di sudut depan. Mata tajamnya melihat beberapa kamera dan juga investor kecil maupun besar ikut
serta dalam rapat ini. "Baiklah. Bisa kita mulai sekarang?"

Selama prosesnya rapat berjalan, semua mata yang ada di dalam ruangan terpaku melihat seorang CEO
berusia muda yang kini sedang menjelaskan keuntungan jika mereka bekerja sama dengan perusahanya.

Termasuk juga Luhan.

Ya, siapa sangka di antara kerumunan orang orang penting itu terdapat Luhan berada di dalamnya. "I
want you to be in Korea to completing a task when I have signed a contract with his company later, you
understand?"

"All right sir." Luhan menganggukan kepala ke arah pria berwajah barat di sampingnya yang beredintitas
sebagai bossnya itu. Tidak lama pria itu beranjak berdiri dan berjalan ke arah Sehun untuk mendatangai
kontrak. Sementara Luhan, mengekor di belakang pria itu.
Senyum Sehun yang terlukis selama proses rapat ini tiba tiba menghilang saat melihat wajah orang yang
sangat dikenalnya sedang berjalan di belakang orang yang nantinya akan bekerja sama dengannya. "Jadi,
ini yang kau bicarakan padaku tadi, Chanyeol."

Sehun sekilas tertawa pelan melihat takdir yang mempertemukannya dengan orang itu, namun ia tetap
melanjutkan proses rapat ini sampai selesai. Satu persatu, orang yang menghadiri rapat pergi keluar
seusai mereka menyasikkan kerja sama Sehun dengan Kim Corp.

Sehun, Chanyeol, pria itu dan juga Luhan berjalan ke arah lift secara bersamaan. Di dalam lift Sehun dan
pria itu terus bercakap cakap, sedangkan Chanyeol melirik Luhan yang berdiri terdiam sejajar dengannya.
Meski sudah 6 tahun lamanya, Luhan tidak berubah sedikitpun hanya jas biru yang membuatnya sangat
tampan kali ini.

Mereka bertiga mengantarkan pria itu pergi karena dia harus terbang kembali ke Amerika, untuk kembali
ke perusahaanya di sana. Luhan menatap mobil hitam itu yang semakin menjauh. Sepeninggalnya pria
itu, Sehun langsung menarik tangan Luhan dan menseretnya ke dalam kamar mandi pria yang kosong.

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu."

Anda mungkin juga menyukai