Anda di halaman 1dari 16

INSTRUMENTASI

PENGENALAN ALAT MIKROSKOPIS DAN MIKROTOM

OLEH :

MADE WITARI NUGRAHA PUTRI (05)


NI LUH AYU DESY WARDANI (09)
LUH PRAPTI PRATIWI DEWI (12)
NI NYOMAN SEKAR ALIT (29)
NI PUTU DIA WELA KUSUMA (30)
I NYOMAN WIMA PRADANA PUTRA (50)

KEMENTRIA KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
TAHUN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah mengenai Mikroskop dan Mikrotom
Putar dan Mirkrotom Sorong sesuai dengan yang diharapkan dan tepat pada waktunya.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pilihan Instrumentasi
dan sebagai syarat memperoleh nilai tugas pada mata kuliah ini.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menyadari bahwa sepenuhnya masih
banyak kekurangan, akan tetapi atas bantuan semua pihak akhirnya kesulitan-kesulitan
tersebut dapat diatasi. Semoga makalah yang penulis buat ini dapat berguna untuk kita
semua dan tak lupa pula kritik dan saran yang membangun yang penulis harapkan demi
sempurnanya makalah berikutnya. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan
kata.

Denpasar, 12 September 2019

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

I. Cover ………………………………………………………………………………1
II. Kata Pengantar ………………………………………………………………........2
III. Daftar Isi ……………………………………………………………………........3
IV. Bab 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………...........4
1.2 Rumusan Masalah …………’……………………………………….............4
1.3 Tujuan …………. …………………………………………………...............4
1.4 Manfaat ……………………..……………………………………….............4
V. Bab II. Landasan Teori
2.1 Berbagai Metoda dalam Mikrotom ………………………………..................
2.2 Definisi Mikrotom ............................................................................................
2.3 Macam-macam Mikrotom.................................................................................
A. Mikrotom Putar...........................................................................................
B. Mikrotom Sorong........................................................................................
VI. Bab III. Penutup
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................
3.2 Saran.................................................................................................................
VII. Daftar Pustaka.....................................................................................................

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikrotom adalah Instrumen Ilmiah yang memotong iris tipis sesuatu untuk pemeriksaan
mikroskopis. Alat untuk membuat bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan
mikroskopis. Alat mekanis yang digunakan untuk memotong spesimen biologi menjadi
bagian tipis transparan untuk pemeriksaan mikroskopis. Mikrotom menggunakan baja,
kaca atau berlian pisau tergantung pada spesimen yang sedang diiris dan ketebalan yang
diinginkan dari bagian yang dipotong.

1.2 Rumusan masalah

2. Apa yang dimaksud dengan mikrotom?


3. Apa saja macam mikrotom?
4. Bagaimana cara kerja mikrotom putar dan mikrotom sorong?

1.3 Tujuan
2. untuk mengetahui lebih lanjut tentang mikrotom
3. untuk mengetahui macam-macam mikrotom
4. untuk mengetahui fungsi dan cara kerjanya mikrotom

1.4 Manfaat
2. Pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan mikrotom
3. Pembaca dapat mengetahui macam-macam mikrotom
4. Pembaca dapat mengetahui fungsi dari masing-masing komponen mikrotom dan
bagaimana cara kerja mikrotom.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Berbagai Metoda dalam mikroteknik


Pada awal kemunculan mikroskop cahaya, bagian dari tanaman dan hewan yang
secara manual disayat dengan menggunakan pisau cukur. Timbul suatu masalah dimana
hasil sayatan yang dihasilkan sering mendapatkan sayatan yang beragam ketebalannya
sehingga mengganggu penglihatan di bawah mikroskop. Maka hasil yang didapat juga
kurang akurat. Selanjutnya masalah ini dapat dipecahkan dengan kehadirannya mikrotom
sebagai alat berpresisi tinggi yang dapat menyayat jaringan dengan ketebalan yang diatur
sesuai dengan keinginan.
Perkembangan terbaru selanjutnya adalah mikrotom laser, yang memotong dengan
Laser femtosecond disamping pisau mekanis. Metode ini adalah kontak-bebas dan tidak
memerlukan teknik persiapan sampel teknik. Mikrotom laser memiliki kemampuan untuk
mengiris hampir setiap jaringan di tubuh hewan aslinya. Tergantung pada materi yang
sedang diproses, ketebalan irisan dari 10 sampai 100 μm.
Mikrotom adalah mesin untuk mengiris spesimen biologi menjadi bagian yang sangat
tipis untuk pemeriksaan mikroskop. Beberapa mikrotom menggunakan pisau baja dan
digunakan untuk mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histologi.
Komponen mikrotom yang paling berperan dalam produksi sayatan yang sempurna
adalah pisau yang digunakan untuk menyayat.
Oleh karena itu untuk dapat berkerja optimal maka terdapat tipe dan struktur pisau
mikrotom pabrikan yang sama dengan pabrikan mikrotom. Tiga tipe pisau mikrotom,
yaitu :
1. Pisau Plane-adge (siple wedge razor), biasanya digunakan untuk senyatan beku
dan blok paraffin.
2. Pisau bikonkaf (flat –or half-groud razor), digunakan untuk senyatan blok
celoidin dan plastik.
3. Pisau bikonkaf (hollow-groud razor), digunakan untuk menyayat blok paraffin.

Pemanfaatan mikroteknik dalam bidang penelitian tidaklah asing lagi bagi para ahli-
ahli yang ingin melakukan suatu percobaan mengenai suatu sel dan jaringan tertentu

5
sesuai tujuan dan keperluan yang diharapkan. Bahkan bisa dikatakan menjadi hal yang
penting untuk memudahkan pengamatan mengenai fungsi fisiologis sel seperti siklus sel,
pembelahan sel, dan lain- lain.Untuk itu perlu pengetahuan dan keterampilan yang
memadai tentang pembuatan sediaan histologi.
Untuk mempelajari sifat-sifat sel dan membedakan sel-sel yang mengalami perlakuan
atau tidak mengalami perlakuan dalam percobaan tertentu maka sangat diperlukan
penelitian yang lebih spesifik untuk tujuan diagnose, pewarnaan biologis, dan prosedur
pewarnaan di dalam hubungannya dengan cahaya mikroskopis yang telah menjadi alat
utama dalam pengamatan kondisi histologis organ yang diamati yang tentunya telah
diambil dan dibuat dalam bentuk preparat histologi.

2.2 Berbagai Metoda dalam mikroteknik, yaitu :

A. Metoda Sediaan Utuh ( Whole Mounts )


Dengan metoda ini dipersiapkan sediaan yang terdiri atas keseluruhan
organisme (baik hewan maupun tumhuhan) secara utuh. spesimen kultur, organ,
maupun bagian organ, embrio, sel telur, spermatozoa, potongan syaraf, pembuluh
darah, jenis-jenis selaput tipis dan sebagainya. Melalui metoda ini diusahakan agar
kita mendapat kesan bentuk aslinya dengan mempertahankan format-format taga
dimensinya. Yang menjadi pembatas adalah faktor ukuran, ketabalan, serta tingkat
transparansi sediaan yang kita buat tersebut yang berkaitan dengan faktor pembesaran
pengamatan melalui mikroskop nantinya. Sediaan dengan ketebalan 2 mm dan
transparan akan memungkinkan untuk diamati sampai tingkat perbasaran tidak lebih
dari 30 kali. Sediaan dengan ketebalan 0,5 mm mungkin hanya akan mencapai tingkat
perbesaran 100 kali. Sediaan permanen dengan ketebalan 0,2 mm atau lebih yang
telah di dehidrasidan diberi media pelekap memerluka adanya suatu penunjang gelas
penutup agar spesimen tidak menjadi rusak dan gelas penutupnya sendiri tidak pecah
karena proses pengeringan serta pengkerutan media tersebuut. Belakangan ini umum
pula digunakan tabung plastik yang dipotong-potong secara melintang hingga
dihasilkan cincin-cincin penunjang dengan ketebalan yang sesuai dengan tinggi serta
ketebalan speimen. Tepi tempat pemotongan sebaiknya dihaluskan dengan
mengunakan kerrtas amplas (Gunarso, 1989).
Menurut (Joyner, 2008 dalam zaifbio 2010) Whole mounth merupakan
metode pembuatan preparat yang nantinya akan diamati dengan mikroskop tanpa
6
didahului adanya proses pemotongan. Jadi pada metode ini, preparat yang diamati
adalah preparat yang utuh baik itu berupa sel, jaringan, organ maupun individu.
Gambar yang dihasilkan oleh preparat whole mounth ini terlihat dalam wujud utuhnya
seperti ketika organisme tersebut masih hidup sehingga pengamatan yang dapat
dilakukan hanya terbatas terhadap morfologi secara umum saja. Metode pembuatan
preparat yang digunakan untuk pengamatan secara menyeluruh, artinya mempelajari
struktur vegetatif dan reproduktifnya tanpa melakukan penyayatan terhadap tanaman
tersebut karena metode ini menggunakan semua bagian tanaman sebagai preparatnya.
Tentu saja tanaman yang diamati haruslah berukuran kecil sehingga dapat termuat
pada objek glass. Sedangkan pada tanaman yang agak besar bisa dilakukan
pemangkasan agar menjadi lebih rapi dan kecil.
Metode whole mounth mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Kelebihan metode ini adalah dapat mengamati seluruh bagian tanaman dengan jelas
tiap bagian- bagiannya. Sedangkan kelemahannya adalah metode ini hanya bisa
dilakukan pada tanaman dengan ukuran yang kecil saja tidak bisa tanaman yang besar
sehingga metode ini perlu terus dikembangkan dengan melakukan bebagai percobaan.

B. Metoda Sediaan Irisan ( Sectioning)


Cara pengerjaan melalui irisan atau sayatan ini dianggap sebagai teknik rutin
ataupun teknik bagi penyiapan spesimen histologi amaupun patologi. Tebal tipisnya
sayatan bergantung pada pengalaman serta tujuan penyiapan spesimen. Tebal sayatan
yang umum berkisar antara 6-15 mikron (1 mikron = 0,001 mm). Ukura sayatan juga
sangat bervariasi, mulai dari saytaan pembuluh darah yang sangat kecil hingga
sayatan otak. Ukuran sayatan biasanya terbatas pada ukuran panjang lebar 2x3 cm
karena ukuran yang demikian paling sesuai untuk direkapkan pada kaca preparat yang
umum digunakan. Tentu saja ukuran spesimen yang cukup kecil akan menghasilkan
sayatan juga juga jauh lebih kecil dari ukuran sayatan tersebut. Pengirisan atau
penyayatan umumnya dilakukan dengan bantuan mikrotom, walau seringkali
dilakukan penyayatan dengan tangan saja untuk jenis spesimen seperti tulang, gigi
ataupun benda-benda fosil seringkali diperlukan gergaji untuk memotongnya.
Mikrotom adalah jenis mesin khusus dirancang dan dipasarkan untuk tujuan
mikroteknik. Mesin tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga mampu untuk
melakukan penyayatan sesuatu spesimen dengan ketebalan yang sama atau paling
kurang mendekati sama.
7
C. Metoda Sediaan Uraian ( Teasing Preparations )
Pengertian teasing adalah menguaraikan. Untuk dapat memisahkan komponen
suatu jenis jaringan maupun organ tisu atau jaringan diuraikan dengan menggunakan
jarum penguraian. Dengan demikian pengertian teasing ini berarti juga pembedahan
dalam skala kecil. Tingkatnya pada pembedahan biasa dan pembedahan mikro yang
dilakukan dengan menggunakan jarum pengurai. Teasing ini dilakukan pada jenis
sediaan segar yang telah difiksasi dan mengalami pewarnaan.Secara umum jenis tisu
yang bisa ditelaah melalui metode ulas ini adalah darah, limfa, cairan sum-sum tulang
belakang, semen janan, sediaan air seni, serta beberapa lainnya. Masing-masing
biasanya memerlukan teknik perlakuan tersendiri dalam melakukan pengulasa atau
penyebaran pada kaca preparat. Untuk jenis cairan yang mengandung suspensi yang
tinggi densitasnya umumnya dicairkan dengan air atau serum darah dengan
perbandingan 1 : 5 atau 1 : 10.

D. Metoda Sediaan Rentang


Pada metoda ini preparat belum difiksasi, diperlakukan sedemikian rupa
sehingga disamping jelas juga mendekati keadaan aslinya dengan melalui
perentangan. Jenis bahan siapan yang umum direntang saat difiksasi adalah otot,
syaraf, jenis jaringan tipis (selaput yang membungkus jantung ,hate dan lain-lain).

E. Metoda Sediaan Gosok


Jenis jaringan yang keras sifatnya, seperti tulang, gigi, kuku dan beberapa
lainnya mungkin sekali sangat sukar untuk dibuat sediaan sayatan (kecuali bila
mengalami berbagai perlakuan khusus sebelumnya). Untuk mengatasi hal diatas tadi,
maka umum juga dibuat sediaan dengan metoda gosok. Tulang misalkan tulang paha,
terlebih dahulu dipotong-potong hingga ukuran beberapa mili hingga 1 – 2 cm.
Potongan tersebut kemudian digosok pada batu hingga cukup tipis untuk dapat
diamati pada mikroskop (Gunarso, 1989).

F. Metoda Sediaan Supravital


Selain jenis-jenis metoda yang dimanfaatkan materi yang mengalami matian
dan fiksasi. Untuk pengamatan sel-sel darah yang masih hidup umumnya digunakan
zat warna vital seperti Yanus green atau Neutral red, karena sel darah mempunyai
8
kemampuan untuk menghisap zat warna pada konsentrasi yang sesuai. Bila kedua zat
warna tersebut dipakai secara bersama-sama maka memungkinkan kita untuk
mengamati mitokondria. Hanya saja akan terjadi perubahan yang sangat cepat pada
sel, karena sel dapat mati oleh kedua warna tadi secara bersamaan (Gunarso, 1989).

2.3 Macam-macam mikrotom


Dari beberapa jenis mikrotom yang ada, jenis-jenis mikrotom yang umum dikenal dan
digunakan dalam mikroteknik adalah :
1. Mikrotom putar
Mikrotom putar umumnya sering digunakan pada metoda paraffin. Posisi
kedudukan pisau tetap, sementara jaringan yang dilekatkan pada holder bergerak naik
turun sehingga diperoleh sayatan yang umumnya berbentuk pita.

Mikrotom Putar Bagian-bagian Mikrotom Putar

A. Bagian-bagian mikrotom putar:


1. Pisau mengatur batang untuk mencondongkan sudut dan merupakan
komponen yang bisa menentukan kualitas sayatan
2. Sliding pemegang pisau
3. Pemegang untuk mengatur knob
4. Pemegang penguncian batang
5. Knife memperbaiki tombol
6. Parafin blok knob transversal regulating

9
7. Pengunci blok parafin batang tetap merupakan komponen yang
menghubungkan mikrotom dengan blok jaringan yang hendak disayat
8. Sekrup blok parafin
9. Parafin blok tombol vertikal regulating
10. Roda pemutar
11. Sectioning knob ketebalan mengatur
12. Tangan roda mengunci batang

B. Spesifikasi mikrotom putar:

1. Rentang ketebalan sectioning : 1 - 40 μm


2. Ketebalan Minimum regulasi : 1 μm
3. Sectioning Area : 40 mm X 30 mm
4. Dimensi : 458 mm X 355 mm X 285 mm
5. Berat : 42kg (apprex)

C. Cara penggunaan Mikrotom putar:

Cara Kerja mikrotom pemotongan (mounting) adalah proses pemotongan blok


preparat dengan menggunakan mikrotom. Sebelum melakukan pemotongan
serangkaian persiapan yang harus dilakukan adalah :
1. Persiapan pisau mikrotom. Pisau mikrotom harus diasah sebelum dipakai agar
jaringan dapat dipotong dengan baik dan tidak koyak sehingga didapatkan
jaringan yang baik. Pisau mikrotom kemudian diletakan pada tempatnya di
10
mikrotom dengansudut tertentu. Rekatkan blok parafin pada holder dengan
menggunakan spatula atau scalpel. Letakkan tempat duduk blok parafin
beserta blok preparat pada tempatnya pada mikrotom.
2. Persiapan Kaca Objek. Kaca objek yang akan direkatkan preparat harus telah
dicoated (disalut) dengan zat perekat seperti albumin (putih telur), gelatin atau
tespa
3. Persiapan Waterbath atau wadah berisi air hangat dengan temperatur 37-400 C
4. Persiapan sengkelit atau kuas.

Tehnik pemotongan parafin yang mengandung preparat adalah sebagai berikut:

a. Rekatkan blok parafin yang mengandung preparat pada tempat duduknya di


mikrotom.Tempat duduk blok parafin beserta blok parafinnya kemudian
diletakkan pada pemegangnya (holder) pada mikrotom dan dikunci dengan kuat.
b. Letak pisau mikrotom pada tempatnya dan atur sudut kemiringannya. Biasanya
sudut kemiringan berkisar 20-30 derajat.
c. Atur ketebalan potongan yang diinginkan, biasanya dipakai ketebalan antara 5-7
mikrometer.
d. Gerakkan blok preparat ke arah pisau sedekat mungkin dan potonglah blok
preparat secara teratur dan ritmis dengan memutar gagang pemutar pada
mikrotom putar. Buang pita-pita parafin yang awal tanpa jaringan hingga kita
mendapatkan potongan yang mengandung preparat jaringan.
e. Pita parafin yang mengandung jaringan lalu dipindahkan secara hati-hati
menggunakan sengkelit atau kuas kedalam waterbath yang temperaturnya diatur
37-40 C dan biarkan beberapa saat hingga poita parafin tersebut mengembang.
f. Setelah pita parafin terkembang dengan baik, tempelkan pita parafin tersebut
pada kaca objek yang telah dicoated dengan cara memasukkan kaca objek itu
kedalam waterbath dan menggerakkannya ke arah pita parafin.
g. Letakkan kaca objek yang berisi pita parafin di atas hotplate dengan temperatur
40-45C, biarkan selama beberapa jam. Cara lainnya adalah dengan melewatkan
kaca objek di atas api sehingga pita parafin melekat erat di atas kaca objek.
h. Setelah air kering dan pita parafin telah melekat dengan kuat, simpan kaca objek
berisi potongan parafin dan jaringan sampai saatnya untuk diwarnai.

11
2. Mikrotom Sorong
Sliding microtome atau mikrotom sorong, dimana jaringan tetap posisinya dan
pisau yang bergerak maju dan mundur. Mikrotom ini sering digunakan pada
mikroteknik metode paraffin, walau umumnya digunakan pada penyayatan
jaringan yang di tanam dalam celloidin. Biasanya digunakan pada objek-objek
yang keras.

Mikrotom Sorong Pisau Pada Mikrotom Sorong

A. Spesifikasi mikrotom sorong:


Mikrotom sorong adalah instrumen standar yang didesain khusus untuk
Laboratorium Penelitian untuk memotong bagian dari parafin serta spesimen
celloiden tertanam. Mikrotom sorong memiliki keuntungan pakan objek vertikal
dengan sekrup mikrometer dan silinder sehingga kaku menyatakan bahwa sempurna
dalam mobilitas di bawah pisau dipastikan bahkan ketika memotong spesimen yang
relatif besar, keras dan homogen. Blok pisau yang berat dipasang pada cara slide
dapat digerakkan sepenuhnya oleh tangan
Fitur menonjol: kokoh dibangun dengan tubuh ramping. Panjang geser track 27
cm. Memotong Bagian 1-50 mikron dalam langkah satu mikron. Dilengkapi dengan
pemegang pisau kokoh disesuaikan dengan rentang yang berbeda dari sudut
sectioning. Jumlah kunjungan dari 25mm pakan. Maksimum pembukaan tahap
objek: 31x26mm. Disediakan dalam kasus kayu lengkap dengan aksesori berikut -
Razor A, Satu Kaca Piring untuk mengasah dan tiga pemegang objek.

Penggunaan Mikrotum Sorong

12
1.3 Penggunaan mikrotom pada berbagai penelitian
Dalam berbagai jurnal penelitian yang menyangkut tentang struktur anatomi sel
hewan maupun tumbuhan, penggunaan mikrotom dalam penyayatan spesimen baik
daun, batang, atau organ tubuh sering sekali ditemukan dalam metoda penelitiannya.
Misalnya pada jurnal yang berjudul “Studi Anatomi Jenis-Jenis Daun Averrhoa Di
Indonesia untuk Mempertegas Status Taksonominya” oleh Siti Sunarti, Rugayah dan
Eka Fatmawati Tihurua. Dalam penelitiannya, Siti dan Eka menggunakan metoda
paraffin untuk melihat struktur epidermis dari daun Averhhoa, dan menggunakan
mikrotom sebagai alat untuk menyayat spesimennya. Siti dan Eka melihat struktur
jaringan epidermis daun Averrhoa untuk membedakan jenis yang satu dengan jenis
lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempertegas status taksonomi dari
averrhoa. Status taksonomi tumbuhan tidak hanya dapat dilihat dari struktur
tumbuhan yang tampak saja. Tapi bisa dilihat dari ukuran lapisan epidermis tumbuhan
itu. Ini membuktikan adanya kaitan antara mikroteknik dan cabang ilmu lainnya,
taksonomi misalnya. Keterampilan membuat preparat dapat memudahkan untuk
mengelompokkan hewan atau tumbuhan berdasarkan ciri jaringannya. mempunyai
tekstur yang keras.Mikrotom putar menghasilkan pita paraffin yang berurutan
sehingga memudahkan untuk melakukan pengamatan yang seri.

1.4 Perawatan Mikrotom


Mikrotom sebaiknya ditutup dengan plastik, atau dimasukkan ke kotaknya
jika tidak sedang digunakan. Jangan memindahkan mikrotom dengan cara
memegang bagian yang dapat bergerak, karena dapat menggangu akurasinya.
Sebelum dan sesudah digunakan, sebaiknya mikrotom dibersihkan dari serpihan

13
parafin dengan cara melap dengan kain lap yang telah dibasahi dengan xilol.
Mikrotom harus selalu diminyaki untuk mencegah keausan dan kemacetan.

14
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari apa yang telah kita baca sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan bahwa dalam
pembuatan preparat, sangat dibutuhkan adanya mikrotom. Mikrotom mampu memotong dan
mengiris spesimen menjadi bagian yang tipis hingga berukuran 6-15 mikron untuk dijadikan
preparat sebagai studi histology (melihat jaringan hewan tumbuhan).
Mikrotom yang sering dipakai dalam pembuatan preparat adalah mikrotom putar dan
mikrotom sorong. Kedua mikrotom ini mempunyai fugsi yang sama dan sama-sama sering
dipakai dalam metoda paraffin, namun berbeda teknis pemotongan. Pada mikrotom putar,
pisau hanya diam, yang bergerak naik turun pada pisau adalah paraffin yang ditempel pada
balok.
Sedangkan pada mikrotom sorong, yang bergerak adalah pisaunya yang maju mundur
dengan bantuan tangan untuk memotong paraffin. Namun mikrotom sorong lebih sering
digunakan pada benda atau spesimen yang mempunyai tekstur yang keras. Mikrotom putar
menghasilkan pita paraffin yang berurutan sehingga memudahkan untuk melakukan
pengamatan yang seri.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://kupdf.net/download/mikrotom-makalah_5c7abdace2b6f5ff47dd97c4_pdf

http://masharmoko.blogspot.com/2012/06/laporan-praktikum-teknik-laboratorium.html

https://www.slideshare.net/putritoenktoenk/makalah-mata-kuliah-mikroteknik

16

Anda mungkin juga menyukai