Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

KEPATUHAN PETUGAS KESEHATAN DALAM


KELENGKAPAN PENGISIAN INFORMED CONSENT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Ir. SOEKARNO KABUPATEN SUKOHARJO

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Kenaikan Pangkat Jabatan Fungsional
Khusus Perawat Ahli Muda di RSUD. Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo

Oleh :
GREGORIUS PRIMANILEDA
NIP.1976 0728 2009 04 1 001

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Ir. SOEKARNO


KABUPATEN SUKOHARJO
2018

1
PENGESAHAN

Makalah ini telah disahkan sebagai syarat dalam penilaian angka kredit dari
unsur pengembangan profesi

Nama : Gregorius Primanileda


NIP : 1976 07282009 04 1 001

Sukoharjo,………………….......
Mengetahui
Ketua Tim PAK Direktur RSUD Ir.Soekarno Sukoharjo

Drg. Budi Darmojo Supandji ,Sp. Prost. Drg . Gani Suharto, Sp.KG
NIP. 1961 04301987 11 1 001 NIP. 1961 06061989 01 1003

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Ir.SOEKARNO SUKOHARJO


2019

2
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala karunia yang telah di limpahakan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah sebagai pengembangan profesi, sebagai salah satu
syarat kenaikan pangkat jabatan fungsional khusus perawat ahli di Rumah Sakit
Umum Daerah Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo dengan judul: Kepatuhan
Petugas Kesehatan Dalam Kelengkapan Pengisian Informed Consent Rumah
Sakit Umum Daerah Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo.

Dengan terselesainya karya ilmiah ini penulis mengucapkan terima kasih


kepada :
1. Drg. Gani Suharto,SpKG selaku direktur RSUD Ir. Soekarno Kab.
Sukoharjo,yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan
penelitian di lingkungan rumah sakit.
2. Drg. Budi Darmojo Supandji, Sp. Prost. Selaku Ketua Tim PAK
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan
makalah pengembangan profesi ini.
3. Bp. Mulyono,Skep, selaku Ka.Bid Perawatan RSUD Ir. Soekarno
Kab. Sukoharjo
4. Bp. Wahyu Widiyantoro, Skep. Ns, selaku kepala ruang kama
roperasi RSUD Ir. Soekarno Kab. Sukoharjo yang telah
memberikan kesempatan penulis dalam melakukan penelitian dan
pengambilan data.
5. Ibu Sri Enawati, SKp,M.Kes selaku kepala sub.bidang
pengembangan sumberdaya keperawatan RSUD Ir. Soekarno
Kab. Sukoharjo yang telah memberikan bimbingan dan arahan
dalam terselesainya karya ilmiah ini.
6. Bp. Agus Suryo Atmojo, SKep. Ns ,selaku ketua komite
keperawatan RSUD Ir. Soekarno Kab. Sukoharjo yang telah

3
memberikan bimbingan dan arahan dalam terselesainya karya
ilmiah ini.
7. Rekan-rekan kamar operasi RSUD Ir. Soekarno Kab. Sukoharjo
yang telah membantu dalam pengumpulan data yang diperlukan
dalam penelitian.
8. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang
telah banyak membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan karya ilmiah ini masih banyak


kekurangan, namun penulis telah berusaha seoptimal mungkin dan berkonsultasi
maupun membaca literatur. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan karya ilmiah ini sebagai syarat
pengembangan profesi perawat ahli.

Penulis

4
DAFTAR ISI

Judul

Lembar pengesahan

Kata pengantar

Bab I Pendahuluan

A. Latar belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Pelaksanaan

Bab II Tinjauan Teori

A. Sasaran keselamatan pasien

B. Kepatuhan

C. Kepatuhan petugas

D. Kerangka Konseptual

Bab III Metode Penelitian

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

B. Tempat dan waktu Penelitian

C. Populasi dan sampel Penelitian

D. Metode Pengumpulan Data

Bab IV Penelitian dan Pembahasan

A. Hasil Pengamatan

B. Pembahasan

Bab V Penutup

5
A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar pustaka

Lampiran

6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keakuratan informasi medis harus dilengkapi di samping
kepercayaan dan kejelasan untuk melindungi pasien, dokter, dan rumah
sakit yang menerima masalah golongan rendah. Salah satu bagian dari
informasi medis adalah rekam medis yang berkaitan dengan persetujuan
berdasarkan informasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi
kepatuhan petugas kesehatan terhadap kelengkapan informed consent di
kamar operasi RSUD Ir. Soekarno Kab. Sukoharjo.
Informed consent tersebut diberikan kepada tidakan bedah, non
bedah dan exam, namun tidakan bedah adalah tindakan yang lebih penting
kelengkapannya, karena memiliki risiko yang paling besar, dikarenakan
tindakan tersebut dapat menimbulkan efek yang paling berbahaya.
Tujuan dari dilakukannya penelitian adalah menganalisa faktor
kepatuhan dalam penyelesaian kelengkapan informed consent tindakan
operasi dikamar operasi RSUD Ir. Soekarno Kab. Sukoharjo. Sedangkan
manfaat penelitiannya adalah menjadi bahan masukan dan evaluasi untuk
pihak rumah sakit mengenai penyebab ketidak lengkapan pengisian
informed consent dari segi kepatuhan agar bisa dilaksanakan tindak lanjut
yang tepat dalam rangka peningkatan kualitas kelengkapan pengisian
informed consent di RSUD Ir. Soekarno Kab. Sukoharjo.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah yang
akan diteliti adalah “Kepatuhan Petugas Kesehatan Dalam Kelengkapan
Pengisian Informed Consent Rumah Sakit Umum Daerah Ir. Soekarno
Kabupaten Sukoharjo.”

7
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Menganalisa faktor kepatuhan dalam penyelesaian kelengkapan
informed consent tindakan operasi dikamar operasi RSUD Ir.
Soekarno Kab. Sukoharjo.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pelayanan keselamatan pasien dalam pelaksanaan
tindakan pembedahan di kamar operasi RSUD. Ir. Soekarno Kab.
Sukoharjo.
b. Sebagai syarat kenaikan pangkat perawat ahli muda dalam bidang
pengembangan profesi.

D. Manfaat Penelitian
1. Menjadi bahan masukan dan evaluasi untuk pihak rumah sakit
mengenai penyebab ketidak lengkapan pengisian informed consent
dari segi kepatuhan agar bisa dilaksanakan tindak lanjut yang tepat
dalam rangka peningkatan kualitas kelengkapan pengisian informed
consent di RSUD Ir. Soekarno Kab. Sukoharjo.
2. Menjadi bahan pertimbangan dan rujukan penelitian sebelumnya guna
untuk mengevaluasi pengisian informed consent di RSUD Ir. Soekarno
Kab. Sukoharjo.

E. Pelaksanaan
Evaluasi pelaksanaan praktik kepatuhan petugas dalam pengisian
informed consent di RSUD Ir. Soekarno Kab. Sukoharjo yang dilakukan
oleh peneliti dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan Juli-Agustusr
2018. Pengambilan data secara random sebanyak 90 dokumen yang di
kamar operasi pada pasien sebelum dilakukan operasi pembedahan.

8
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Informed Consent
Berdasarkan penjelasan Peraturan Mentri Kesehatan Republik
Indonesia No. 290/ MENKES/PER/ III/ 2008 disebutkan bahwa
Informed consent adalah pernyataan sepihak pasien atau yang sah
mewakilinya yang isinya berupa persetujuan atas rencana tindakan
kedokteran atau kedokteran gigi yang diajukan oleh dokter atau dokter
gigi, setelah menerima informasi yang cukup untuk dapat membuat
persetujuan atau penolakan.
Seperti yang disampaikan oleh Guwandi (2006) bahwaInformed
consentmemiliki beberapa fungsi, antara lain: promosi hak otonomi
perorangan; proteksi dari pasien dan subyek; mencegah terjadinya
penipuan atau paksaan; menimbulkan rangsangan kepada profesi
medis untuk mengadakan intropeksi terhadap diri sendiri (self
security); promosi dari keputusan- keputusan yang rasional;
keterlibatan masyarakat dalam memajukan prinsip otonomi sebagai
suatu nilai sosial dan mengadakan pengawasan dalam penyelidikan
bio-medik.

B. Rekam Medis
Menurut Sanjoyo (2007) Rekam medis yang bermutu
adalahrekam medis yangmenggambarkan proses keseluruhan
pelayanan secara benar, lengkap, terpercaya,valid, tepat waktu, dapat
digunakan untuk kajian analis dan pengambilan
keputusan,seragam,batasan sebutan tentang elemen yang
dibakukankonsisten dalam penggunaannya,terjamin
kerahasiaannya,serta mudah diperoleh melalui system komunikasi
antar yang berwenang.

9
10
C. Kepatuhan
Menurut Shaw (1979) kepatuhanberhubungan dengan prestige
seseorang di mata orang lain, demikian juga dengan lokasi.Eksperimen
milgram dilakukan di lokasi yang penting dan dihormati yakni di
Universitas Yale (Encina, 2004). Di Universitas Yale kepatuhan
terhadap eksperimen milgram mendapat kepatuhan sebesar 68%,
sedangkan ketika dilakukan di luar universitas, tingkat kepatuhan
menurun menjadi 20%. Hal ini menunjukkan bahwa prestise terhadap
organisasi dapat meningkatkan kepatuhan. Jadi seseorang patuh atau
tidak terhadap suatu lokasi, dapat tergambarkan dengan kepedulian
orang tersebut terhadap lokasi yang bersangkutan dengan dirinya
sendiri ataupun orang lain yang terkait dengannya.

D. Tanggung Jawab Personal


Bertanggung jawab menurut kamus bahasa Indonesia adalah
berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung akibatnya.
Seseorang yang memiliki tanggung jawab adalah seseorang yang bisa
menerima dampaknya ketika mereka melakukan sesuatu. Tanggung
jawab adalah suatu tindakan yang dilakukan manusia atas perlakuan
yang disengaja ataupun tidak disengaja dalam menjalani hidupnya.
Milgram menyatakan bahwa ketika tanggungjawab personal
berkurang, maka ketaatan meningkat. Hal ini berhubungan dengan
teori agency Milgram yang menyatakan bahwa kepatuhan dapat
diciptakan melalui seseorang yang berstatus sebagai agen, dimana
seseorang tersebut tidak melihat dirinya bertindak sebagai dirinya
secara mandiri, tetapi sebagai peraturan dari sebuah otoritas.
Keutamaan dari seorang agen ini adalah pengalihan tanggung jawab
dari seseorang agen yang dilepaskan dan diberikan kepada figur
otoritas selaku pemberi perintah.

11
Tanggung jawab personal dalam pengisian sebuah form dapat
terlihat dari seberapa lengkap seseorang penerima tanggung jawab
melengkapi halhal yang berhubungan dengan tanggung jawab yang
diembannya.

E. Legitimasi Figur Otoritas


Legitimasi adalah seberapa jauh masyarakat dapat menerima
dan mengakui kewenangan, keputusan ataupun kebijakan yang diambil
oleh seorang pemimpin. Kekuasaan bisa menjadi sah (legitimate)
apabila diterima oleh anggota masyarakat. Menurut Anderson (2008),
kekuasaan bisa menjadi legitimate (sah) apabila diterima oleh anggota
dari masyarakat.
Otoritas adalah kekuasaan yang diterima orang lain sebagai
keabsahan atau sesuatu yang sah yang muncul dari pelaksanaan
kekuasaan dan kepercayaan secara konsisten jika kekuasaan tersebut
sah.
Otoritas yang sah berhubungan erat dengan kekuasaan. Pada
dasarnya kekuasaan adalah kapasitas untuk mempengaruhi perilaku
dari suatu masyarakat. Namun otoritas tidak hanya mencakup
kekuasaan saja, karena tergantung kepada pengakuan (recognition) dari
anggota masyarakat itu sendiri. Sehingga masyarakatlah yang
menentukan tentang pola perilaku yang harus diikuti oleh individu di
dalam masyarakat tersebut.
Seseorang cenderung mematuhi orang lain apabila orang lain
tersebut memiliki otoritas yang sah atau legal (MCLeod, 2007).
Adanya otoritas yang sah yang dimiliki atasan akan membuat bawahan
taat kepada atasan dan perintahnya. Jika bawahan menyadari akan
otoritas sah pemimpinnya maka hal itu akan membuat anggota taat
pada perintah dan aturan yang ada.

12
Keberadaan legitimacy dalam Informed consent dapat terlihat
dari ada atau tidaknya aturan yang berhubungan dengan kelengkapan
pengisian Informed consent.

13
F. Status Figur Otoritas
Status adalah sebuah tingkatan akan pengakuan dari suatu
kelompok. Seseorang yang memiliki status dan kekuasaan tinggi akan
lebih dipatuhi daripada seseorang yang memiliki status serta kekuasaan
yang sama. Percobaan Milgram menemukan bahwa seseorang akan
lebih patuh jika yang memberikan perintah adalah orang yang lebih
terlihat professional dalam bidangnya.
Simbol status adalah penggunaan simbol atau lambang untuk
menunjukkan seseorang dalam masyarakat yang diwujudkan dalam
bentuk tingkah laku sesuai dengan status yang dimilikinya. Hal ini
dapat dilihat dari cara hidup kesehariannya, seperti cara berpakaian,
cara berbicara, gaya hidup dan sebagainya.
Teori Milgram membuktikan bahwa saat seseorang diberikan
perintah oleh orang biasa, kepatuhan mereka menurun 20%. Hal ini
menggambarkan bahwa peran seseorang yang memiliki kewenangan
yang cukup prestise untuk mengamankan ketaatan, terlepas dari
konteks social memberikan dampak yang cukup tinggi terhad ketaatan
dari seseorang yang dikenai ketaatan tersebut. Seseorang yang
memiliki status figur otoritas juga memiliki arti sebagai seseorang
yang berhak untuk melaksanakan segala sesuatu dalam lingkup
otoritasnya tersebut.

G. Dukungan Sesama Rekan


Salah satu faktor ketidakpatuhan adalah kehadiran atau
keberadaan rekan yang menolak untuk patuh (rebellious peers)
(Encina, 2004). Jika seseorang memiliki dukungan sosial dari teman
mereka yang tidak patuh maka kepatuhan juga cenderung rendah.
Kepatuhan seorang rekan dapat dilihat dari andil seorang rekan dalam
penyelesaian tugas yang dimiliki oleh sesama rekannya, selain itu juga
terlihat dari terlaksanakannya kewajiban rekan yang seharusnya
dilaksanakan pada tugas rekan lainnya.

14
H. Kedekatan Figur Otoritas
Kehadiran pengawas secara langsung sangat mempengaruhi
hasil dari percobaan Milgram. Saat figur otoritas keluar dari ruangan
dan memberikan instruksinya lewat telpon, kepatuhan akan menurun,
karena lebih mudah untuk menolak perintah dari figure otoritas yang
jauh dari pada yang berada dekat dengan kita. Hal lain yang dapat
terlihat dengan kedekatan figur otoritas adalah adanya dukungan dari
figur saat pihak pelaksana melaksanakan kegiatannya. Kedekatan
dengan figur otoritas sangat mempengaruhi kinerja seseorang. Jika
seseorang tersebut dapat menciptakan kedekatan dengan figure yang
memiliki otoritas, maka kemungkinan besar tugas yang dimiliki orang
tersebut bisa lebih baik, dikarenakan dia tidak memiliki rasa canggung
jika membutuhkan arahan serta bantuan dari figur yang memiliki
otoritas tersebut, begitu pula sebaliknya.

15
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
deskiptif tentang suatu keadaan secara obyektif (Murti, 2003).
Berdasarkan waktunya, maka penelitian ini merupakan penelitian
cross sectional.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Unit analisis dari penelitian ini adalah Instalasi Bedah Sentral
dengan sumber informasi berupa berkas informed consent dan
kuesioner yang diberikan kepada kepala Unit Rekam Medis serta
tenaga kesehatan di Instalasi Bedah Sentral. Penelitian ini diaksanakan
selama 3 bulan mulai bulan Juni sampai dengan Agustus 2018 di
Ruang Operasi RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan satuan analisis yang hendak
diteliti, dalam hal ini adalah individu-individu responden (pasien).
(Murti, 2003).
Populasi dari penelitian ini adalah dokumen rekam medis pasien
kamar operasi RSUD. Ir. Soekarno Kab. Sukoharjo bulan Maret
2014 sampai Mei 2014 yaitu 440 berkas Informed consent.
2. Sampel dan teknik sampling
Sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan
perwakilan dari populasi (Notoatmodjo, 2010). Besarnya sampel
dalam penelitian ini pasien yang dilakukan pembedahan dengan

16
bius umum dan bius spinal. Pengambilan sampel dengan
menggunakan rumus Notoatmodjo, 2010 sebagai berikut :

N
n= 2
N . d +1

Keterangan:
n: besar sampel
N: besar populasi
d2: tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan 10 %.
Sehingga dapat dihitung sebagai berikut
Teknik sampling adalah cara tertentu (yang secara metodologis
dibenarkan) yang digunakan untuk menarik (mengambil memilih)
anggota sampel dari anggota populasi sehingga penelitimemperoleh
kerangka sampel dalam ukuran yang telah ditentukan
(Notoatmodjo, 2010).

D. Metode Pengumpulan Data


Data primer adalah data yang secara langsung, dengan pengamatan
langsung melalui kelengkapan pengisian status pasien pada lembar DRM-
ADM-00.39. Adapun pengambilan data dilakukan secara acak di semua
kamar operasi. Dari data tindakan operasi pada semester awal tahun 2018,
sekitar 1350 pasien.
Data yang telah dikumpulkan diambil dari pengisian status pasian
pada lembar chek list sasaran keselamatan pasien yang telah disediakan.
Data dianggap sah bilamana seluruh chek list terisi lenngkap. Dalam
tabulasi data jika terisi lengkap kami beri tanda (+), jika tidak terisi kami
beri tanda (-) untuk memudahkan penghitungan.

17
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam pengamatan ini data diambil secara acak dari pasien yang
dilakukan tindakan operasi di kamar operasi RSUD. Ir. Soekarno. Kab.
Sukoharjo. Pengamatan dilakukan mulai dari bulan Juni sampai Agustus
2018 dengan mengambil sampel 90 pasien sesuai dengan kriteria yaitu
yang dilakukan tindakan operasi dengan bius umum maupun bius
sebagian.

A. Pengamatan Kepatuhan Petugas Kamar Operasi terhadap


keselamatan pasien (Sign In, Time Out, Sign Out)
Dalam pengambilan data yang di mulai pada awal bulan juni
sampai akhir bulan agustus 2018 di lakukan di ruang kamar operasi
RSUD. Ir Soekarno.Kab. Sukoharjo sebanyak 90 orang pasien yang
dilakukan operasi di IBS. Adapun IBS terdiri dari 5 kamar operasi
besar di ambil secara acak tentang kepatuhan petugas terhadap
pelaksanaan keselamatan pasien (Sign In, Time Out dan Sign Out).
Berdasarkan populasi dalam penelitian ini jumlah pasien pembedahan
dengan bius umum maupun spinal selama 3 bulan,dari bulan Juni s/d
Agustus 2018 terdapat 710 orang. Pengambilan sampel dan teknik
sampling sesuai dengan rumus dari Notoatmojo,2010 sebagai berikut:

710
n=
( 710 ) .(0,10)2 +1

710
n=
8,1
n=87,65

18
dalam pengambilan data sampling didapatkan 87,65 orang , untuk
penelitian saya bulatkan dalam pengambilan data sampel menjadi 90
orang,dalam 3 bulan pengamatan. Jadi setiap bulan kami ambel
sampel secara acak sebanyak 30 orang. Teknik sampling adalah cara
tertentu (yang secara metodologis dibenarkan) yang digunakan untuk
menarik (mengambil,memilih) anggota sampel dari anggota populasi
sehingga peneliti memperoleh kerangka sampel dalam ukuran yang
telah ditentukan ( Murti,2003 ).

Adapun data yang kami dapatkan selama 3 bulan ,penulis


kelompokan tiap bulan ada 30 orang. Hasil pengamatan sebagai
berikut :

Tabel pengamatan Sign In


No Kategori Juni Juli Agustus Jumlah Proentase
1 Dilakukan 26 22 23 71 78,9 %
2 Tidak dilakukan 4 8 7 19 21,1 %
Jumlah 30 30 30 90 100 %

19
Grafik pengamatan Sign In Bln Juni - Agts 2018
30

25

20

15

10

0
jun
Di l a kukan Si gn In Ti dak di l akukan Si gn In

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut di atas dalam


pelaksanaan Sign In pasien sebelum masuk ke ruang operasi belum di
patuhi petugas kamar operasi secara maksimal sesuai dengan prosedur
operasional yang telah di tetapkan Rumah Sakit. Masih terdapat 21,1
% belum dilakuakan Sign In. Belum tercapainya target yang telah
ditentukan disebabkan kurang menyadari petugas dalam melakukan
Sign In pada pasien yang dilakukan pembedahan .

Tabel pengamatan Time Out


No Kategori Juni Juli Agustus Jumlah Proentase

20
1 Dilakukan 19 11 12 42 46,7 %
2 Tidak dilakukan 11 19 18 48 53,3 %
Jumlah 30 30 30 90 100 %

Grafik pengamatan time out bln juni - agts 2018


20

18

16

14

12

10

0
juni juli agustus
Di l a kukan Ti me Out Ti dak di l akukan Ti me Out

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut di atas dalam


pelaksanaan Time Out pasien sebelum dilakukan tindakan operasi
pasien dalam keadaan ter anaestesi general maupun regional di dalam
ruang operasi belum di patuhi petugas kamar operasi secara maksimal
sesuai dengan prosedur operasional yang telah di tetapkan Rumah
Sakit. Masih terdapat 53,3 % belum dilakukan Sign In. Belum
tercapainya target yang telah ditentukan di karenakan kelalaian /
belum terciptanya budaya dalam pelakseanaan Time Out pada pasien
yang dilakukan pembedahan.

21
Tabel pengamatan Sign Out
No Kategori Juni Juli Agustus Jumlah Proentase
1 Dilakukan 18 11 12 41 45,6 %
2 Tidak dilakukan 12 19 18 49 54,4 %
Jumlah 30 30 30 90 100 %

Grafik pengamatan Sign Out bln Juni - Agts 2018


20

18

16

14

12

10

0
juni juli agustus
Di la kuka n Si gn Out Ti dak di l akukan Si gn Out

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut di atas dalam


pelaksanaan Sign Out pasien setelah dilakukan tindakan operasi
pasien dalam keadaan ter anaestesi general maupun regional , sebelum
dilakukan penutupan (peritonium ,mukosa dan vacia ) di dalam ruang

22
operasi belum di patuhi petugas kamar operasi secara maksimal sesuai
dengan prosedur operasional yang telah di tetapkan Rumah Sakit.
Masih terdapat 54,4 % belum dilakukan Sign Out. Belum tercapainya
target yang telah ditentukan disebabkan belum terbiasanya petugas
melakukan pengecekan kembali tentang tindakan pembedahan yang
telah dilakukan.

Grafik yang dilakukan Sign IN, Time Out dan Sign Out 2018
30

25

20

15

10

0
juni juli a gustus
Si gn IN Ti me Out Si gn Out

23
Grafik yang tidak dilakukan Sign In, Time Out, Sign Out 2018
25

20

15

10

0
juni juli a gustus
Si g In Ti me Out Si gn Out

Dari data tersebut diatas bahwa kepatuhan petugas kamar


operasi terhadap keselamatan pasien (Sign In, Time Out dan Sign Out)
belum sesuai dengan harapan yang hendak dicapai Rumah Sakit.
Adapun dari pengamatan dapat diperoleh sebagai berikut:
1. Yang tidak dilakukan Sign In dari 90 orang responden diambil
sesaat secara acak selama 3 bulan dari bulan Juni, Juli dan Agustus
2018 ada 19 orang jika dalam presentasi 19/90 x 100 % = 21,1
%.
2. Yang tidak dilakukan Time Out dari 90 orang responden yang
diambil sesaat secara acak selama 3 bulan dari bulan Juni,Juli dan
Agustus 2018 ada 48 orang jika dalam presentase 48/90 x 100% =
53,3 %
3. Yang tidak dilakukan Sign Out dari 90 orang responden yang
diambil sesaat secara acak selama 3 bulan dari bulan Juni, Juli dan
Aguatus 2018 ada 49 orang jika didalam prosentase 49/90 x 100%
= 54,4 %

24
Melihat dari data diatas bahwa kepatuhan petugas kamar
operasi RSUD Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo terhadap
keselamatan pasien (Sign In, Time Out dan Sign Out) belum dapat
memenuhi target yang di tentukan Rumah Sakit.

B. Pembahasan
Dalam perkembangan rumah sakit yang sangat komplek ini,
khususnya dalam bidang pelayanan pada masyarakat pemerintah
semakin ketat dalam mengevaluasi seberapa jauh pelayanan kesehatan
yang telah diberikan oleh suatu rumah sakit dengan standarisasi lewat
akreditasi. RSUD. Ir. Soekarno. Kab. Sukoharjo merupakan bagian
dari rumah sakit rujukan wilayah Sukoharjo. Merupakan Rumah Sakit
percontohan di Kab. Sukoharjo, dari hasil pengamatan tentang sasaran
keselamatan pasien kepatuhan petugas kamar operasi dalam (sign in,
time out, dan sign out) dilihat dalam lembar yang telah disediakan
pada status pasien belum dilakukan secara maksimal.

Dari 90 pasien yang penulis amati secara acak hasilnya belum


sesuai dengan target yang di tentukan Rumah Sakit :
1. Seperti pengisian lembar Sign In masih kosong atau di isi sebagian
tidak di tanda tangani masih sekitar 21,1 %.
2. Lembar Time Out masih banyak yang belum di isi apalagi
pelaksanaan time out belum maksimal 53,3 %
3. Lembar Sign Out masih cukup banyak ditemukan kosong tidak di
isi atau sebagian di isi sekitar 53,3%

Dari pengamatan tersebut diatas dalam pelayanan sasaran


keselamatan pasien belum tercapai optimal walaupun belum ada suatu
kejadian yang tidak dapat dinginkan dari pasien dan keluarga atau
masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan rumah sakit ini. Secara

25
sosialisasi tentang sasaran keselamatan pasien dikamar operasi sudah
dilaksanakan oleh tim yang telah di tunjuk dari rumah sakit namun
hasil belum optimal masih ada beberapa faktor kendala yang darus di
benahi yaitu :
1. Perlu adanya saling mengingatkan / menciptakan budaya dalam
melaksanakan sasaran keselamatan pasien ( Sign In, Time Out,
Sign Out ), tim operasi yang dari bedah maupun anaestesi dalam
pemberian layanan di kamar operasi.
2. Saling kerja sama dalam pengisian staus pasien sesuai dengan
peran masing masing.
3. Perlu adanya cek evaluasi ulang status pasien sebelum keluar dari
ruang operasi menuju ruang pulih sadar.
4. Adanya evaluasi pelayanan setiap periodik.

Dari 4 faktor diatas jika tidak dapat dilakukan akan menghambat


pelayanan di kamar operasi khususnya setelah pasien pulang karena
masih banyak administrasi status yang harus di selesaikan, dari rumah
sakit dapat menghambat pelaporan administrasi yang seharusnya
sudah beres harus nunggu administrasi dari kamar operasi.

26
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari perolehan data tersebut diatas penulis dapat menyimpulkan


bahwa dalam praktik kepatuhan petugas kamar operasi terhadap
keselamatan pasien dalam (Sign In, Time Out dan Sign Out) belum
dilakukan secara maksimal. Guna menunjang kegiatan evaluasi akreditasi
rumah sakit dalam pokja sasaran keselamatan pasien diperlukan kesadaran
semua petugas di dalam lingkup kamar operasi.

B. SARAN

1. Perlu adanya kerjasama yang baik antar petugas yang melayani pasien
di kamar operasi baik dari medis maupun paramedis dalam praktik
kepatuhan keselamatan pasien (Sign In, Time Out dan Sign Out).
2. Perlu adanya evaluasi ulang petugas yang berkecimpung di kamar
operasi terhadap sosialisasi tentang keselamatan pasien (Sign In, Time
Out dan Sign Out).
3. Membudayakan pelaksanaan sasaran keselamatan pasien ( Sign In,
Time In dan Sign Out) pada pasien yang di operasi di IBS.

27
DAFTAR PUSTAKA

Bastable,Susan B. (2002) Peran Perawat Sebagai Pendidik, buku


kedokteran EGC, Jakarta.

Haynes AB, Weisher TG, Berry WR, Lipsits SR, Breizat A.Hadi S,
Dellinger EP, Herbosa T, etal. A Surgical Safety Check list to
Reduce Mor-bidity and Mortality in a Global Population. N
Eng l J Med 2009; 360:491-499. DOI:10.1056/NEJM sa
0810119.

Jurnal Managemen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI , Vol 15 no 4


Desember 2012.

Murti, B, (2003 ) Prinsip dan Metode Riset Epidimiologi. Yogyakarta


Gajah Mada University Press.

Merina CH, Dwiprahasto I. Penggunaan Surgical Checklist WHO


pada prosedur pelaksanaan pembedadan. Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta, 2011.

Niven, Neil. (2008) Psikologi Kesehatan : Pengantar Untuk Perawat


Dan Profesional. EGC, Jakarta.

Notoatmodjo, S.(2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :


Rineka Cipta.

Standar Akreditasi Rumah Sakit, ( 2011 ), Dirjend Bina Upaya


Kesehatan Kementerian Kesehatan Dengan Komisi
Akreditasi Rumah Sakit.

28
Suharjo JB,Cahyono B. Membangun Budaya Keselamatan Pasien
dalam Praktik Kedokteran (pp.1-396). Kanisius,Yogyakarta,2008.

World Health Organization. Implementation Manual surgical Safety


Checklist. (First Edition) WHO Pres,2008.

World Health Organization. Forward Programme. (2008 – 2009).


WHO, 2009.

29
LAMPIRAN

No Register Sign Time out Sign out


in
1 00233098 - - -
2 00289664 + + +
3 00366515 + - -
4 00358621 + + +
5 00274125 + + +
6 00296487 + + +
7 00385009 + + +
8 00369474 + + +
9 00378134 + + +
10 00286099 + - -
11 00385417 + + +
12 00385434 + + +
14 00222041 + + +
15 00212912 + + +
16 00289664 + + +
17 00384328 + + +
18 00369507 + + +
19 00384790 + - -
20 00233689 - - -
21 00369146 + + +
22 00390374 - - -
23 00372178 - + -
24 00384848 + - -
25 00368327 + - -
26 00333021 + + +
27 00162124 + + +
28 00308931 + - -
29 00342121 + - -
30 0025370 + - -
31 00367539 + + +
32 00384862 + - -
33 00278476 + + +
34 00384770 + - -
35 00384759 - - -
36 00368715 - - -
37 00384773 + - -
38 00384805 + - -
39 00384791 + + +
40 00384156 + - -

30
41 00368803 + - -
42 00384799 + - -
43 00368589 + - -
44 00391032 + + +
45 00129996 + + +
46 00168834 + + +
47 00368886 + - -
48 00384790 - + +
49 00054784 + + +
50 00280106 - - -
51 00365665 + + +
52 00178335 - - -
53 00333023 + + +
54 00188530 + - -
55 00349630 - - -
56 00368525 - - -
57 00368526 + - -
58 00384813 + + +
59 00233676 + - -
60 00346767 - - -
61 00368485 - - -
62 00384848 + - -
63 00384790 + + +
64 00384884 - - -
65 00368954 + - -
66 00368886 + + +
67 00349826 + - -
68 00308931 + - -
69 00368671 + + +
70 00342121 + - -
71 00140569 + + +
72 00305410 + + +
73 00253701 + + +
74 00384859 - - -
75 00367539 + + +
76 00384862 + - -
77 00384974 + + +
78 00212912 + - -
79 00288646 + - -
80 00368443 + + +
81 00355640 + + +
82 00346274 + + +
83 00790001 - - -
84 00353814 - - -

31
85 00356580 - - -
86 00295774 + - -
87 00368659 + - -
88 00289207 + - -
89 00368854 - - -
90 00290517 + + +
91 00300472 + - -
92 00234538 + + +
93 00384030 + + +
94 00365956 + + +
95 00367539 + + +
96 00213967 + + +
97 00368808 + + +
98 00390374 + + +
99 00390286 + + +
100 00129996 + + +
TOTAL

Keterangan ; ( - ) berarti tidak dilakukan sign in,time out dan sign out
( + ) berarti dilakukan sign in,time out dan sign out

Data Pasien Yang di Operasi Dan Kelengkapan Status Pasien Pada Lembar DRM-ADM -0039
350

300

250

200

150

100

50

0
Januari Februari Maret April Mei Juni
jumlah pasien operasi
pengembalian status pasien ke kamar operasi

32
33

Anda mungkin juga menyukai