Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Kenaikan Pangkat Jabatan Fungsional
Khusus Perawat Ahli Muda di RSUD. Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo
Oleh :
GREGORIUS PRIMANILEDA
NIP.1976 0728 2009 04 1 001
1
PENGESAHAN
Makalah ini telah disahkan sebagai syarat dalam penilaian angka kredit dari
unsur pengembangan profesi
Sukoharjo,………………….......
Mengetahui
Ketua Tim PAK Direktur RSUD Ir.Soekarno Sukoharjo
Drg. Budi Darmojo Supandji ,Sp. Prost. Drg . Gani Suharto, Sp.KG
NIP. 1961 04301987 11 1 001 NIP. 1961 06061989 01 1003
2
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala karunia yang telah di limpahakan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah sebagai pengembangan profesi, sebagai salah satu
syarat kenaikan pangkat jabatan fungsional khusus perawat ahli di Rumah Sakit
Umum Daerah Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo dengan judul: Kepatuhan
Petugas Kesehatan Dalam Kelengkapan Pengisian Informed Consent Rumah
Sakit Umum Daerah Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo.
3
memberikan bimbingan dan arahan dalam terselesainya karya
ilmiah ini.
7. Rekan-rekan kamar operasi RSUD Ir. Soekarno Kab. Sukoharjo
yang telah membantu dalam pengumpulan data yang diperlukan
dalam penelitian.
8. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang
telah banyak membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Penulis
4
DAFTAR ISI
Judul
Lembar pengesahan
Kata pengantar
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Pelaksanaan
B. Kepatuhan
C. Kepatuhan petugas
D. Kerangka Konseptual
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
Bab V Penutup
5
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar pustaka
Lampiran
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keakuratan informasi medis harus dilengkapi di samping
kepercayaan dan kejelasan untuk melindungi pasien, dokter, dan rumah
sakit yang menerima masalah golongan rendah. Salah satu bagian dari
informasi medis adalah rekam medis yang berkaitan dengan persetujuan
berdasarkan informasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi
kepatuhan petugas kesehatan terhadap kelengkapan informed consent di
kamar operasi RSUD Ir. Soekarno Kab. Sukoharjo.
Informed consent tersebut diberikan kepada tidakan bedah, non
bedah dan exam, namun tidakan bedah adalah tindakan yang lebih penting
kelengkapannya, karena memiliki risiko yang paling besar, dikarenakan
tindakan tersebut dapat menimbulkan efek yang paling berbahaya.
Tujuan dari dilakukannya penelitian adalah menganalisa faktor
kepatuhan dalam penyelesaian kelengkapan informed consent tindakan
operasi dikamar operasi RSUD Ir. Soekarno Kab. Sukoharjo. Sedangkan
manfaat penelitiannya adalah menjadi bahan masukan dan evaluasi untuk
pihak rumah sakit mengenai penyebab ketidak lengkapan pengisian
informed consent dari segi kepatuhan agar bisa dilaksanakan tindak lanjut
yang tepat dalam rangka peningkatan kualitas kelengkapan pengisian
informed consent di RSUD Ir. Soekarno Kab. Sukoharjo.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah yang
akan diteliti adalah “Kepatuhan Petugas Kesehatan Dalam Kelengkapan
Pengisian Informed Consent Rumah Sakit Umum Daerah Ir. Soekarno
Kabupaten Sukoharjo.”
7
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Menganalisa faktor kepatuhan dalam penyelesaian kelengkapan
informed consent tindakan operasi dikamar operasi RSUD Ir.
Soekarno Kab. Sukoharjo.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pelayanan keselamatan pasien dalam pelaksanaan
tindakan pembedahan di kamar operasi RSUD. Ir. Soekarno Kab.
Sukoharjo.
b. Sebagai syarat kenaikan pangkat perawat ahli muda dalam bidang
pengembangan profesi.
D. Manfaat Penelitian
1. Menjadi bahan masukan dan evaluasi untuk pihak rumah sakit
mengenai penyebab ketidak lengkapan pengisian informed consent
dari segi kepatuhan agar bisa dilaksanakan tindak lanjut yang tepat
dalam rangka peningkatan kualitas kelengkapan pengisian informed
consent di RSUD Ir. Soekarno Kab. Sukoharjo.
2. Menjadi bahan pertimbangan dan rujukan penelitian sebelumnya guna
untuk mengevaluasi pengisian informed consent di RSUD Ir. Soekarno
Kab. Sukoharjo.
E. Pelaksanaan
Evaluasi pelaksanaan praktik kepatuhan petugas dalam pengisian
informed consent di RSUD Ir. Soekarno Kab. Sukoharjo yang dilakukan
oleh peneliti dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan Juli-Agustusr
2018. Pengambilan data secara random sebanyak 90 dokumen yang di
kamar operasi pada pasien sebelum dilakukan operasi pembedahan.
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Informed Consent
Berdasarkan penjelasan Peraturan Mentri Kesehatan Republik
Indonesia No. 290/ MENKES/PER/ III/ 2008 disebutkan bahwa
Informed consent adalah pernyataan sepihak pasien atau yang sah
mewakilinya yang isinya berupa persetujuan atas rencana tindakan
kedokteran atau kedokteran gigi yang diajukan oleh dokter atau dokter
gigi, setelah menerima informasi yang cukup untuk dapat membuat
persetujuan atau penolakan.
Seperti yang disampaikan oleh Guwandi (2006) bahwaInformed
consentmemiliki beberapa fungsi, antara lain: promosi hak otonomi
perorangan; proteksi dari pasien dan subyek; mencegah terjadinya
penipuan atau paksaan; menimbulkan rangsangan kepada profesi
medis untuk mengadakan intropeksi terhadap diri sendiri (self
security); promosi dari keputusan- keputusan yang rasional;
keterlibatan masyarakat dalam memajukan prinsip otonomi sebagai
suatu nilai sosial dan mengadakan pengawasan dalam penyelidikan
bio-medik.
B. Rekam Medis
Menurut Sanjoyo (2007) Rekam medis yang bermutu
adalahrekam medis yangmenggambarkan proses keseluruhan
pelayanan secara benar, lengkap, terpercaya,valid, tepat waktu, dapat
digunakan untuk kajian analis dan pengambilan
keputusan,seragam,batasan sebutan tentang elemen yang
dibakukankonsisten dalam penggunaannya,terjamin
kerahasiaannya,serta mudah diperoleh melalui system komunikasi
antar yang berwenang.
9
10
C. Kepatuhan
Menurut Shaw (1979) kepatuhanberhubungan dengan prestige
seseorang di mata orang lain, demikian juga dengan lokasi.Eksperimen
milgram dilakukan di lokasi yang penting dan dihormati yakni di
Universitas Yale (Encina, 2004). Di Universitas Yale kepatuhan
terhadap eksperimen milgram mendapat kepatuhan sebesar 68%,
sedangkan ketika dilakukan di luar universitas, tingkat kepatuhan
menurun menjadi 20%. Hal ini menunjukkan bahwa prestise terhadap
organisasi dapat meningkatkan kepatuhan. Jadi seseorang patuh atau
tidak terhadap suatu lokasi, dapat tergambarkan dengan kepedulian
orang tersebut terhadap lokasi yang bersangkutan dengan dirinya
sendiri ataupun orang lain yang terkait dengannya.
11
Tanggung jawab personal dalam pengisian sebuah form dapat
terlihat dari seberapa lengkap seseorang penerima tanggung jawab
melengkapi halhal yang berhubungan dengan tanggung jawab yang
diembannya.
12
Keberadaan legitimacy dalam Informed consent dapat terlihat
dari ada atau tidaknya aturan yang berhubungan dengan kelengkapan
pengisian Informed consent.
13
F. Status Figur Otoritas
Status adalah sebuah tingkatan akan pengakuan dari suatu
kelompok. Seseorang yang memiliki status dan kekuasaan tinggi akan
lebih dipatuhi daripada seseorang yang memiliki status serta kekuasaan
yang sama. Percobaan Milgram menemukan bahwa seseorang akan
lebih patuh jika yang memberikan perintah adalah orang yang lebih
terlihat professional dalam bidangnya.
Simbol status adalah penggunaan simbol atau lambang untuk
menunjukkan seseorang dalam masyarakat yang diwujudkan dalam
bentuk tingkah laku sesuai dengan status yang dimilikinya. Hal ini
dapat dilihat dari cara hidup kesehariannya, seperti cara berpakaian,
cara berbicara, gaya hidup dan sebagainya.
Teori Milgram membuktikan bahwa saat seseorang diberikan
perintah oleh orang biasa, kepatuhan mereka menurun 20%. Hal ini
menggambarkan bahwa peran seseorang yang memiliki kewenangan
yang cukup prestise untuk mengamankan ketaatan, terlepas dari
konteks social memberikan dampak yang cukup tinggi terhad ketaatan
dari seseorang yang dikenai ketaatan tersebut. Seseorang yang
memiliki status figur otoritas juga memiliki arti sebagai seseorang
yang berhak untuk melaksanakan segala sesuatu dalam lingkup
otoritasnya tersebut.
14
H. Kedekatan Figur Otoritas
Kehadiran pengawas secara langsung sangat mempengaruhi
hasil dari percobaan Milgram. Saat figur otoritas keluar dari ruangan
dan memberikan instruksinya lewat telpon, kepatuhan akan menurun,
karena lebih mudah untuk menolak perintah dari figure otoritas yang
jauh dari pada yang berada dekat dengan kita. Hal lain yang dapat
terlihat dengan kedekatan figur otoritas adalah adanya dukungan dari
figur saat pihak pelaksana melaksanakan kegiatannya. Kedekatan
dengan figur otoritas sangat mempengaruhi kinerja seseorang. Jika
seseorang tersebut dapat menciptakan kedekatan dengan figure yang
memiliki otoritas, maka kemungkinan besar tugas yang dimiliki orang
tersebut bisa lebih baik, dikarenakan dia tidak memiliki rasa canggung
jika membutuhkan arahan serta bantuan dari figur yang memiliki
otoritas tersebut, begitu pula sebaliknya.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
16
bius umum dan bius spinal. Pengambilan sampel dengan
menggunakan rumus Notoatmodjo, 2010 sebagai berikut :
N
n= 2
N . d +1
Keterangan:
n: besar sampel
N: besar populasi
d2: tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan 10 %.
Sehingga dapat dihitung sebagai berikut
Teknik sampling adalah cara tertentu (yang secara metodologis
dibenarkan) yang digunakan untuk menarik (mengambil memilih)
anggota sampel dari anggota populasi sehingga penelitimemperoleh
kerangka sampel dalam ukuran yang telah ditentukan
(Notoatmodjo, 2010).
17
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam pengamatan ini data diambil secara acak dari pasien yang
dilakukan tindakan operasi di kamar operasi RSUD. Ir. Soekarno. Kab.
Sukoharjo. Pengamatan dilakukan mulai dari bulan Juni sampai Agustus
2018 dengan mengambil sampel 90 pasien sesuai dengan kriteria yaitu
yang dilakukan tindakan operasi dengan bius umum maupun bius
sebagian.
710
n=
( 710 ) .(0,10)2 +1
710
n=
8,1
n=87,65
18
dalam pengambilan data sampling didapatkan 87,65 orang , untuk
penelitian saya bulatkan dalam pengambilan data sampel menjadi 90
orang,dalam 3 bulan pengamatan. Jadi setiap bulan kami ambel
sampel secara acak sebanyak 30 orang. Teknik sampling adalah cara
tertentu (yang secara metodologis dibenarkan) yang digunakan untuk
menarik (mengambil,memilih) anggota sampel dari anggota populasi
sehingga peneliti memperoleh kerangka sampel dalam ukuran yang
telah ditentukan ( Murti,2003 ).
19
Grafik pengamatan Sign In Bln Juni - Agts 2018
30
25
20
15
10
0
jun
Di l a kukan Si gn In Ti dak di l akukan Si gn In
20
1 Dilakukan 19 11 12 42 46,7 %
2 Tidak dilakukan 11 19 18 48 53,3 %
Jumlah 30 30 30 90 100 %
18
16
14
12
10
0
juni juli agustus
Di l a kukan Ti me Out Ti dak di l akukan Ti me Out
21
Tabel pengamatan Sign Out
No Kategori Juni Juli Agustus Jumlah Proentase
1 Dilakukan 18 11 12 41 45,6 %
2 Tidak dilakukan 12 19 18 49 54,4 %
Jumlah 30 30 30 90 100 %
18
16
14
12
10
0
juni juli agustus
Di la kuka n Si gn Out Ti dak di l akukan Si gn Out
22
operasi belum di patuhi petugas kamar operasi secara maksimal sesuai
dengan prosedur operasional yang telah di tetapkan Rumah Sakit.
Masih terdapat 54,4 % belum dilakukan Sign Out. Belum tercapainya
target yang telah ditentukan disebabkan belum terbiasanya petugas
melakukan pengecekan kembali tentang tindakan pembedahan yang
telah dilakukan.
Grafik yang dilakukan Sign IN, Time Out dan Sign Out 2018
30
25
20
15
10
0
juni juli a gustus
Si gn IN Ti me Out Si gn Out
23
Grafik yang tidak dilakukan Sign In, Time Out, Sign Out 2018
25
20
15
10
0
juni juli a gustus
Si g In Ti me Out Si gn Out
24
Melihat dari data diatas bahwa kepatuhan petugas kamar
operasi RSUD Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo terhadap
keselamatan pasien (Sign In, Time Out dan Sign Out) belum dapat
memenuhi target yang di tentukan Rumah Sakit.
B. Pembahasan
Dalam perkembangan rumah sakit yang sangat komplek ini,
khususnya dalam bidang pelayanan pada masyarakat pemerintah
semakin ketat dalam mengevaluasi seberapa jauh pelayanan kesehatan
yang telah diberikan oleh suatu rumah sakit dengan standarisasi lewat
akreditasi. RSUD. Ir. Soekarno. Kab. Sukoharjo merupakan bagian
dari rumah sakit rujukan wilayah Sukoharjo. Merupakan Rumah Sakit
percontohan di Kab. Sukoharjo, dari hasil pengamatan tentang sasaran
keselamatan pasien kepatuhan petugas kamar operasi dalam (sign in,
time out, dan sign out) dilihat dalam lembar yang telah disediakan
pada status pasien belum dilakukan secara maksimal.
25
sosialisasi tentang sasaran keselamatan pasien dikamar operasi sudah
dilaksanakan oleh tim yang telah di tunjuk dari rumah sakit namun
hasil belum optimal masih ada beberapa faktor kendala yang darus di
benahi yaitu :
1. Perlu adanya saling mengingatkan / menciptakan budaya dalam
melaksanakan sasaran keselamatan pasien ( Sign In, Time Out,
Sign Out ), tim operasi yang dari bedah maupun anaestesi dalam
pemberian layanan di kamar operasi.
2. Saling kerja sama dalam pengisian staus pasien sesuai dengan
peran masing masing.
3. Perlu adanya cek evaluasi ulang status pasien sebelum keluar dari
ruang operasi menuju ruang pulih sadar.
4. Adanya evaluasi pelayanan setiap periodik.
26
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Perlu adanya kerjasama yang baik antar petugas yang melayani pasien
di kamar operasi baik dari medis maupun paramedis dalam praktik
kepatuhan keselamatan pasien (Sign In, Time Out dan Sign Out).
2. Perlu adanya evaluasi ulang petugas yang berkecimpung di kamar
operasi terhadap sosialisasi tentang keselamatan pasien (Sign In, Time
Out dan Sign Out).
3. Membudayakan pelaksanaan sasaran keselamatan pasien ( Sign In,
Time In dan Sign Out) pada pasien yang di operasi di IBS.
27
DAFTAR PUSTAKA
Haynes AB, Weisher TG, Berry WR, Lipsits SR, Breizat A.Hadi S,
Dellinger EP, Herbosa T, etal. A Surgical Safety Check list to
Reduce Mor-bidity and Mortality in a Global Population. N
Eng l J Med 2009; 360:491-499. DOI:10.1056/NEJM sa
0810119.
28
Suharjo JB,Cahyono B. Membangun Budaya Keselamatan Pasien
dalam Praktik Kedokteran (pp.1-396). Kanisius,Yogyakarta,2008.
29
LAMPIRAN
30
41 00368803 + - -
42 00384799 + - -
43 00368589 + - -
44 00391032 + + +
45 00129996 + + +
46 00168834 + + +
47 00368886 + - -
48 00384790 - + +
49 00054784 + + +
50 00280106 - - -
51 00365665 + + +
52 00178335 - - -
53 00333023 + + +
54 00188530 + - -
55 00349630 - - -
56 00368525 - - -
57 00368526 + - -
58 00384813 + + +
59 00233676 + - -
60 00346767 - - -
61 00368485 - - -
62 00384848 + - -
63 00384790 + + +
64 00384884 - - -
65 00368954 + - -
66 00368886 + + +
67 00349826 + - -
68 00308931 + - -
69 00368671 + + +
70 00342121 + - -
71 00140569 + + +
72 00305410 + + +
73 00253701 + + +
74 00384859 - - -
75 00367539 + + +
76 00384862 + - -
77 00384974 + + +
78 00212912 + - -
79 00288646 + - -
80 00368443 + + +
81 00355640 + + +
82 00346274 + + +
83 00790001 - - -
84 00353814 - - -
31
85 00356580 - - -
86 00295774 + - -
87 00368659 + - -
88 00289207 + - -
89 00368854 - - -
90 00290517 + + +
91 00300472 + - -
92 00234538 + + +
93 00384030 + + +
94 00365956 + + +
95 00367539 + + +
96 00213967 + + +
97 00368808 + + +
98 00390374 + + +
99 00390286 + + +
100 00129996 + + +
TOTAL
Keterangan ; ( - ) berarti tidak dilakukan sign in,time out dan sign out
( + ) berarti dilakukan sign in,time out dan sign out
Data Pasien Yang di Operasi Dan Kelengkapan Status Pasien Pada Lembar DRM-ADM -0039
350
300
250
200
150
100
50
0
Januari Februari Maret April Mei Juni
jumlah pasien operasi
pengembalian status pasien ke kamar operasi
32
33