Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM BETON

HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
ANNISA KHAIRANI MASNI
M1C118026
BAB VII
ANALISIS BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR
1.1 Tujuan
Menentukan berat jenis semu, berat jenis kering, berat jenis kering permukaan
jenuh (SSD) dan penyerapan dari agregat kasar menurut prosedur ASTM C127.
1.2 Landasan Teori
Menurut SNI 1970-2008, agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri
pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 4,75 mm (No.4) sampai 40 mm
(No. 1½ inci). Berdasarkan ASTM C33 Agregat kasar terdiri dari kerikil atau batu
pecah dengan partikel butir lebih besar dari 5 mm atau antara 9,5 mm dan 37,5
mm.
Berat jenis kering adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat
air suling yang isisnya sama dengan isi agregat adalam keadaan jenuh pada suhu
. Berat jenis kering permukaan jenuh(SSD) adalah perbandingan antara berat
agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi
agregat dalam keadaan jenuh pada suhu . Berat jenis semu adalah
perbandingan antara agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan
isi agregat dalam keadaan kering pada suhu . Penyerapan adalah
perbandingan berat air yang dapat diserap terhadap berat agregat kering, yang
dinyatakan dalam persen ( SNI 03-1969-1990 ). Penyerapan adalah persentase
berat air yang dapat diserap pori sehingga tercapai kondisi SSD.
Penyerapan dari partikel dengan berbagai ukuran pada agregat yang sama
mungkin berubah-ubah, sedemikian sehingga pengujian terhadap benda uji pada
satu ukuran tidak perlu ditafsirkan mewakili agregat pada gradasi selengkapnya.
Penyerapan dari suatu agregat sering merupakan petunjuk yang berguna terharap
kekedapan air dan daya tahan terhadap pembekuan pada musim dingin dari beton
yang menggunakan agregat ini. Bahan yang digunakan adalah butiran agregat
kasar tidak lolos saringan no 4 (agregat berukuran lebih besar dari diameter 5
mm).

1.3 Peralatan
1.3.1 Alat
1. Timbangan digital, untuk menimbang berat dari agregat kasar
2. Wadah/baskom yang cukup besar, untuk mencuci dan merendam
agregat kasar
3. Handuk, untuk mengelap air permukaan agregat kasar
4. Oven, menghilngkan kandungan air pada agregat kasar

CIVIL ENGINEERING - JAMBI UNIVERSITY


LAPORAN PRAKTIKUM BETON
HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
ANNISA KHAIRANI MASNI
M1C118026
5. Keranjang besi
1.3.2 Bahan
1. Agregat kasar yang tertahan oleh saringan no. 4, sebanyak kurang
lebih 6000 g
2. Air bersih, untuk mencuci da merendam agregat
1.4 Prosedur
Urutan pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut:
A. Mempersiapkan alat dan bahan
B. Mencuci agregat yang telah ditimbang menggunakan air bersih, untuk
menghilangkan kotoran yang terdapat pada agregat hingga air pada agregat
jernih
C. Rendam agregat kasar dengan air selama 24 jam
D. Setelah direndam, buang air rendaman agregat, lap agregat kasar dengan
handuk sampai air pada permukaan hilang (dalam kondisi jenuh
permukaan kering)
E. Lalu timbang agregat kering permukaan jenuh(Bj)
F. Memasukkan agregat kedalam keranjang kemudian celupkan kedalam bak
air, goncang agregat untuk mengeluarkan udara yang tersekap
G. Menimbang agregat dan keranjang didalam air(Ba)

H. Agregat kasar dioven dengan suhu selama

I. Kemudian agregat kasar ditimbang(Bk)


1.5 Perhitungan
Perhitungan berat jenis dan agregat kasar adalah sebagai berikut:
A. Berat jenis kering (Bulk Spesific Gravity):

B. Berat jenis kering permukaan jenuh (Saturated Surface Dry/ SSD)

C. Berat jenis semu (Apparevt Spesific Gravity)

CIVIL ENGINEERING - JAMBI UNIVERSITY


LAPORAN PRAKTIKUM BETON
HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
ANNISA KHAIRANI MASNI
M1C118026

D. Penyerapan

Keterangan:
Bk= berat benda uji kering oven (gram)
Bj= berat benda uji permukaan jenuh (gram)
Ba= berat benda uji kering permukaan jenuh dalam air (gram)

CIVIL ENGINEERING - JAMBI UNIVERSITY

Anda mungkin juga menyukai