PENDAHULUAN
Latar belakang
Pada hakikatnya manusia bisa dilihat sebagai makhluk pribadi, sedangkan disisi lain
dipandang sebagai makhluk sosial. Paham individualisme memandang bahwa manusia semata-
mata sebagai makhluk pribadi dengan mengesampingkan kodratnya sebagai makhluk sosial.
Sebaliknya, pandangan sosialisme, menyatakan manusia adalah makhluk sosial. Pandangan kita
bangsa Indonesia menyatakan bahwa manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.
Sebagai makhluk sosial, manusia akan berinteraksi dengan manusia lain dalam wujud interaksi
sosial. Sebagai makhluk pribadi dan sosial manusia akan menghadapi dilema dalam kerangka
pemenuhan kebutuhan antara kepentingan diri dan kepentingan masyarakat.
Dalam perkembangannya, manusia sebagai makhluk individu tidak hanya bermakna
kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan corak kepribadiannya,
termasuk kemampuan kecakapannya. Dengan demikian, manusia sebagai individu merupakan
pribadi yang terpisah, berbeda dari pribadi lain. Manusia sebagai makhluk individu adalah
manusia sebagai perseorangan yang memiliki sifat sendiri-sendiri. Manusia sebagai individu
adalah bersifat nyata, berbeda dengan manusia lain dan sebagai pribadi dengan ciri khas
tertentuyang berupaya merealisasikan potensi dirinya.
Manusia dalam menjalani kehidupannya akan senantiasa bersama dan bergantung pada
manusia lainnya. Manusia saling membutuhkan dan harus bersosialisasi dengan manusia lain.
Hal ini disebabkan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri. Ia akan bergabung dengan manusia lainmembentuk kelompok-kelompok
dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan tujuan hidup. Dalam hal ini, manusia sebagai individu
memasuki kehidupan bersama dengan individu lainnya.
Rumusan masalah
1. Bagaimana hakikat manusia sebagai individu dan makhluk sosial?
2. Apa saja peran manusia sebagai individu dan makhluk sosial?
3. Apa saja teori manusia sebagai makhluk sosial dan individu?
4. Apa saja interaksi sosial dan sosialisasi manusia sebagai makhluk individu dan sosial?
5. Apa saja dinamika interaksi sosial?
6. Apa saja dilema antara kepentingan individu dan kepentingan sosial?
7. Bagaimana pengembangan manusia sebagai makhluk individu dan sosial?
Tujuan penulisan
1. Mengetahui hakikat manusia sebagai individu dan makhluk sosial.
2. Mengetahui fungsi dan peran manusia sebagai individu dan makhluk sosial.
3. Mengetahui macam-macam dinamika interaksi sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada hakikatnya manusia berperan ganda, yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial.Dalam berinteraksi dengan sekitar, ada hubungan secara vertical dan hubungan secara
horizontal.Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia tidak bisa hidup sendirian.
Ada tiga teori yang dapat membantu menerangkan moden dan kualitas hubungan antar manusia:
1) Teori transaksional ( model pertukaran sosial)
Menurut teori ini, hubungan antarmanusia berlangsung mengikuti kaidah transaksional, yaitu
apakah masing-masing merasa memperoleh keuntungan dalam transaksinya atau malah merugi.
2) Teori Peran
Menurut teori ini, sebenarnya dalam pergaulan sosial itu sudah ada scenario yang disusun
oleh masyarakat, yang mengatur apa dan bagaimana peran setiap orang dalam pergaulannya.
3) Teori Permainan
Menurut teori ini, klasifikasi manusia itu hanya terbagi tiga, yaitu anak-anak, orang dewasa,
dan orang tua.
Manusia memang tidak akan lepas dari berhubungan dengan orang lain.Dalam hubungan itu
kita harus bisa memahami peranan dan kedudukan masing-masing.Jangan sampai terjadi
kesalahan,Karena itu, bisa membuat tidak harmonisnya hubungan kita dengan sesame manusia.
Untuk menjaga hubungan yang harmonis sebagai individu dan makhluk sosial, umumnya
setiap suku bangsa memiliki nilai-nilai dan tradisi yang dapat dikembangkan menjadi model
kedamaian yang kondusif bagi eeratan antar-suku bangsa, agama, ras, dan perbedaan lainnya.
Dalam praktiknya hubungan transaksional ini bermacam-macam sifatnya.Adakalanya
bersifat barter atau pertukaran langsung seperti jual beli.Dapat pula transaksional ini bersifat
kekeluargaan atau kekerabatan.
4. Interaksi sosial dan sosialisasi manusia sebagai makhluk individu dan sosial
Manusia sebagai mahkluk sosial dalam kehidupan sehari-harinya pasti membutuhkan
orang lain. Proses interaksi dan sosialisasi selalu terjadi kapan dan dimanapun manusia itu
berada. Dalam hal ini bentuk interaksi sosial sangat bermacam-macam.Pola sosialisasi pun ada
bermacam-macam.Untuk lebih jelasnya uraian mengenai interaksi sosial dan sosialisasi adalah
sebagai berikut.
1) Interaksi Sosial
Manusia dikenal sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Dikatakan makhluk
sosial karena manusia sebagai individu saling membutuhkan dan saling berinteraksi dengan
manusia atau individu lainnya. Oleh sebab itu manusia sebagai makhluk sosial sangat
membutuhkan orang lain pada hidupnya untuk saling memberi, menolong, dan melengkapi satu
sama lain.
Adapun pengertian interaksi sosial menurut Effendi (2010:46) adalah kata interaksi
berasaldari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling
mempengaruhi antar individu, kelompok social, dan masyarakat. Dalam hal ini berarti bahwa
manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak lepas dari hubungan dengan manusia
lainnya.Interaksi juga berarti bahwa setiap manusia saling berkomunikasi dan mempengaruhi
bisa dalam pikiran maupun tindakan.
Menurut GillindanGillin (Effendi, 2010:46) menyatakan bahwa interaksi sosia adalah
hubungan-hubungan antara orang-orang secara individu, antar kelompok, orang, dan orang
perorangan dengan kelompok. Dalam hal ini interaksisosial bisa dilakukan oleh orang
perorangan, bisa oleh kelompok, juga bisa perorangan dengan kelompok.
Interaksisosial dimulai dari hal yang terkecil yaitu saling menegur, menyapa,
berjabatangan, saling berbicara dan lain-lain. Bahkan dalam pertengkaran atau perkelahianpun
termasu kinteraksisosial.
Faktor faktor dari inetraksi sosial:
a. Imitasi.
Imitasi merupakan proses peniruan. Kita sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan orang lain
termasuk dalam hal meniru perilaku orang lain yang positif bagi kita. Peniruan sudah dilakukan
pada rentan anak usia dini. Anak usia dini merupakan peniru yang ulung, maka dari itu sikap dan
perilaku setiap orang dewasa perlu dijaga dan diperhatikan agar peniruan yang dilakukan anak
usia dini bersifat positif. Pada proses peniruan ini mudah berubah-ubah karena perkembangan
teknologi didunia ini berlangsung secara global dan sangat cepat.
b. Sugesti
Sugesti adalah suatu proses dimana seorang individu menerima pendapat atau pandangan dari
orang lain tanpa adanya kritik terlebih dahulu. Sugesti merupakan pengaruh psikis yang datang
dari dirinya sendiri maupun orang lain. Orang akan mudah menerima sugesti dari orang lain
ketika seseorang sedang ada pada kondisi yang dilematis. Dalam hubungan interaksi sosial, arti
Imitasi dan sugesti hampir sama perbedaannya adalah dalm imitasi seseorang mengikuti atau
meniru orang lain, sedangkan pada sugesti seseorang memberikan pandangan atau pendapat
menurut dirinya dan diterima oleh orang lain.
c. Identifikasi
Dalam psikologis identifikasi berarti dorongan untuk menjadi identik atau dorongan untuk
menjadi sama dengan orang lain, baik secara lahir maupun batin.
d. Simpati
Simpati yaitu perasaaan yang timbul pada orang lain atas dasar penilaian menurut perasaan
didalam dirinya.
Inovasi (pembaruan)
Inovasi mempunyai arti lebih luas daripada penemuan-penemuan. Menurut KBBI,
inovasi adalah pemasukan atau pengenalan hal-hal baru, pembaharuan, penemuan baru yang
berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. Dari pengertian inovasi
tersebut dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah proses kreatif dalam melakukan penemuan
baru yang berbeda dari yang sudah ada. Proses pembaruan dapat digolongkan dalam bentuk:
Discovery, atau penemuan unsur-unsur kebudayaan yang baru berupa gagasan
individu atau kelompok.
Invention, atau tindak lanjut inovasi berupa pengakuan, penerimaan, dan penerapan
proses discovery oleh masyarakat.
2) Pandangan Sosialisme
Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi Blanc, dan
Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan.
Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak
individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu
komunitas atau kelompok.
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras,
bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi.
Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama yang
tersisih oleh system liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih
hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka
kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme yang radikal/ekstem
(marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak pemilikan
dan penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan. Paham marxisme/komunisme dipelopori
oleh Karl Marx (1818-1883).
Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang
hakikat manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika Serikat 1776, orientasinya lebih
ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk individu yang bebas merdeka, manusia adalah
pribadi yang memiliki harkat dan martabat yang luhur. Sedangkan dalam Manifesto Komunisme
Karl Marx dan Engels, orientasinya sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk
sosial semata. Menurut paham ini manusia sebagai makhluk pribadi yang tidak dihargai. Pribadi
dikorbankan untuk kepentingan negara.
Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahannya masing-masing. Individualisme liberal
dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi, imperialisme, dan
kolonialisme, liberalisme mungkin membawa manfaat bagi kehidupan politik, tetapi tidak dalam
lapangan ekonomi dan sosial. Sosialisme dalam bentuk yang ekstrem, tidak menghargai manusia
sebagai pribadi sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam negara komunis mungkin
terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin.
Negara indonesia yang berfilsafahkan pancasila, hakikat manusia dipandang memiliki sifat
pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Menurut filsafat pancasila, manusia adalah makhluk
individu sekaligus makhluk sosial, yang secara hakikat bahwa kedudukan manusia sebagai
makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Bangsa indonesia memiliki prinsip penempatan
kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan. Demi kepentingan bersama tidak
dengan mengorbankan hak-hak dasar setiap warga negara