Rawat Inap
Indikasi rawat inap pada terutama berdasarkan berat-ringannya
penyakit, apabila pasien tersebut menunjukan tanda-tanda pneumonia berat dan
atau disertai adanya komplikasi, seperti yang sudah dijelaskan, yaitu:
Pneumonia berat
Batuk dan atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah satu hal berikut
ini:
Kepala terangguk-angguk
Pernapasan cuping hidung
Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia (infiltrat luas,
konsolidasi, dll.
Mempertimbangkan umur pasien neonatus dan bayi kecil dengan
kemungkinan klinis pneumonia harus dirawat inap
Adanya penyakit lain yang mendasar
Terdapat juga indikasi pasien dirawat inap dari sumber lain, yaitu:
Untuk bayi :
- Saturasi oksigen < atau sama dengan 92 %
- Frek napas > sama dengan 60 kali permenit
- Distress pernapasan, apnue intermitten atau gruntting
- Tidak mau minum atau menetek
- Keluarga tidak bisa merawat dirumah
Untuk anak
- Saturrasi oksigen < 92 persen
- Frek napas > 50 kali/menit
- Distress pernapasan
- Gruntting
- Terdapat tanda dehidrasi
- Keluarga tidak dapat merawat dirumah
Rawat Jalan
Indikasi rawat jalan pada terutama berdasarkan berat-ringannya penyakit.
Rawat jalan pada pasien dengan Bronkopneumonia adalah didapatkan gejala
pneumonia ringan :
1. Pneumonia ringan: Disamping batuk atau kesulitan napas, hanya terdapat napas
cepat saja, dimana napas cepat adalah:
a. Pada usia 2 bulan – 11 bulan : ≥ 50 kali / menit
b. Pada usia 1 tahun – 5 tahun : ≥ 40 kali / menit
Indikasi Pulang
Indikasi pulang pada pasien rawat inap bronkopneumonia adalah:
- Apabila gejala klinis sudah membaik (tampak perbaikan klinis) seperti
pada pasien bronkopneumonia:
* Bernapas tidak cepat
* Tidak ada retraksi arau penarikan dinding dada
* Batuk sudah berkurang
* Bebas demam
- Asupan oral adekuat
- Pemberian antibiotik dapat diteruskan dirumah (per oral)
- Kondisi dirumah memungkinkan untuk perawatan lanjutan dirumah
Sumber:
Calistania C. Pneumonia. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran Edisi 4.
Jakarta: Media Aesculapius, 2014
WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Jakarta:
World Health Organization; 2009.
2. Apakah perbedaan Bronkopneumonia yang berat dan ringan? Pada pasien ini
termasuk klasifikasi yang mana?
Menurut Pelayanan Kesehatan Medik Rumah Sakit ( WHO ),
pneumonia dapat dibagi menjadi pneumonia ringan dan berat:
1) Pneumonia ringan: Disamping batuk atau kesulitan napas, hanya
terdapat napas cepat saja, dimana napas cepat adalah:
a. Pada usia 2 bulan – 11 bulan : ≥ 50 kali / menit
b. Pada usia 1 tahun – 5 tahun : ≥ 40 kali / menit
Rekomendasi 2
Anak usia 2-59 bulan dengan adanya retraksi dinding dada harus diberikan
amoxicillin oral 40mg/kg/dosis dua kali sehari selama lima hari.
Rekomendasi 3
Anak-anak berusia 2-59 bulan dengan retraksi dada atau pneumonia berat
harus diberikan ampisilin parenteral (atau penisilin) dan gentamisin sebagai
pengobatan lini pertama.
Untuk bayi yang terinfeksi HIV dan untuk anak-anak dengan pneumonia
berat yang tidak merespon pengobatan dengan ampisilin atau penisilin
ditambah gentamisin, ceftriaxone dianjurkan untuk digunakan sebagai
pengobatan lini kedua.
Rekomendasi 5
Pengobatan kotrimoksazol secara empiris untuk Pneumocystis jirovecii
(sebelumnya Pneumocystis carinii) pneumonia (PCP) direkomendasikan
sebagai pengobatan tambahan untuk bayi yang terinfeksi HIV dan berusia 2
bulan hingga 1 tahun dengan retraksi dada atau pneumonia berat. Pengobatan
kotrimoksazol secara empiris untuk Pneumocystis jirovecii pneumonia (PCP)
tidak rekomendasikan untuk anak-anak yang terinfeksi HIV dan usia lebih 1
tahun dengan pneumonia berat.
Sumber :
Dari anamnesis didapatkan keluhan sesak sejak 1 hari SMSR. Sesak dirasakan
hilang timbul dan memberat sejak pagi hari SMRS. Sesak tidak disertai bunyi
“ngik-ngik”. Sesak tidak dipengaruhi cuaca, posisi maupun aktivitas. Ibu pasien
mengatakan 3 hari sebelumnya pasien mengalami demam. Demam tidak terlalu
tinggi, demam turun setelah diberi obat kemudian naik lagi, demam tidak disertai
kejang, menggigil, mimisan, gusi berdarah, muntah darah, dan bab hitam. Menurut
ibunya, pasien juga mengeluh batuk semenjak demam muncul, batuk terus
menerus, berdahak, dengan dahak bening tetapi sulit untuk dikeluarkan.
Berdasarkan literatur, anamnesis pada bronkopneumonia mempunyai gejala
respiratorik yaitu batuk dan sesak, gejala umum demam, kadang ditemukan gejala
umum lain yaitu sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu makan, mual dan
muntah. Pada anamnesis tersebut didapatkan gejala yang mengarah ke
bronkopneumonia dengan ditemukan keluhan sesak, batuk dan demam.
Pada pasien berdasarkan pemeriksaan fisik, didapatkan sesak nafas, kesadaran
compos mentis. Tanda-tanda vital, heart rate 122x/menit, suhu 36,8oC, pernafasan
46x/menit. Tidak didapatkan pernafasan cuping hidung, mukosa bibir tidak
sianosis. Thoraks : Inspeksi simetris, pola pernafasan thorakoabdominal, suara
napas vesikuler normal, rhonki +/+ halus, wheezing -/-, S1S2 tunggal, reguler, tidak
ada murmur, tidak ada gallop. Berdasarkan literatur tentang bronkopneumonia,
pemeriksaan fisik dapat menunjukkan takipneu, pernafasan cuping hidung, retraksi,
dan suara napas tambahan rhonki basah halus. Pada pasien ditemukan adanya
takipneu, pernafasan cuping hidung, retraksi, dan suara napas tambahan rhonki
basah halus yang menunjang penegakan diagnosis bronkopneumonia.
Pada pemeriksaan penunjang yaitu darah lengkap didapatkan leukosit =
12,420/uL yang memberikan kesan leukositosis dan foto thoraks didapatkan
corakan bronkovaskuler bertambah dan tampak bercak infiltrat di kedua perihiler
dan parakardial. Berdasarkan literatur tentang bronkopneumonia, pemeriksaan
penunjang didapatkan pada hasil laboratorium darah didapatkan leukosit > 15.000
mengarahkan pada infeksi bakteri, trombositosis > 500.000 khas untuk pneumonia
bakterial. Trombositopenia lebih mengarah kepada infeksi virus.1pada pasien
ditemukan adanya leukositosis yang mengarahkan pada infeksi bakteri.
Pemeriksaan radiologi dengan foto thoraks pada bronkopneumonia merupakan
penunjang utama penegakkan diagnosis dengan ditemukannya bercak infiltrat
didapatkan pada satu atau beberapa lobus. Pada pasien didapatkan tampak bercak
infiltrate di kedua perihiler dan parakardial.
Sumber : Rahajoe NN, Supriyatno B dan Setyanto DB. Pneumonia Dalam Buku Ajar
Respirologi Anak. Ed Ke-1. Jakarta : IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), 2012 :
350-65.
2. Perbedaan diagnosis banding pada Bronkopneumonia?
Sumber :
3. Apa saja yang ditemukan pada gambaran radiologis pada pasien dengan
Bronkopneumonia?
Sumber :
Said M. Pneumonia. Buku Ajar Respiratori Anak. Edisi II. Ikatan Dokter Anaka
Indonesia. Jakarta: 2008.h.350-64
Betty JT. Viral Pneumonia & Bacterial Pneumonia. Chest Radiography. 2002.
USA: Department of General Surgery College of Medicine University of
Kentucky
Sumber : Kartasasmita, Prof. dr. Sp.A (K) M.Sc., Pneumonia Pembunuh Balita.
Buletin Jendela Epidemioloti. Vol 3(3),2010
Permana dkk. The Disease and Diagnosis & Terapi. Fakultas Kedokteran
Gadjah Mada. Yogyakarta, 2010
WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Jakarta: World
Health Organization; 2009.