Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindroma klinis kelainan metabolik,


ditandai oleh adanya hiperglikemik yang disebabkan oleh defek sekresi insulin,
defek kerja insulin atau keduanya. Beberapa jenis yang berbeda dari DM
disebabkan oleh interaksi yang kompleks dari faktor genetika dan lingkungan.
Tergantung pada etiologi DM, faktor yang berperan pada hiperglikemia termasuk
kurangnya sekresi insulin, penurunan penggunaan glukosa, dan peningkatan
produksi glukosa. Diregulasi metabolik yang berhubungan dengan DM
menyebabkan perubahan patofisiologis sekunder beberapa sistem organ yang
memaksakan beban yang luar biasa pada individu dengan diabetes dan pada
sistem perawatan kesehatan. Di Amerika Serikat, DM adalah penyebab utama dari
penyakit ginjal tahap akhir (ESRD), nontraumatic amputasi ekstremitas bawah,
dan kebutaan dewasa. Hal ini juga merupakan predisposisi penyakit
kardiovaskular. Dengan meningkatnya insiden infeksi di seluruh dunia, DM akan
kemungkinan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di masa depan.1
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang disebabkan oleh
gangguan metabolisme yang terjadi pada organ pankreas yang ditandai dengan
peningkatan gula darah atau sering disebut dengan kondisi hiperglikemia yang
disebabkan karena menurunnya jumlah insulin dari pankreas (ADA, 2012).
Kejadian penyakit DM yang paling sering terjadi di masyarakat adalah DM tipe
dua. Kasus pada tahun 2013, prevalensi DM di dunia adalah sebesar 8,4% dari
populasi penduduk dunia. Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang
tersembunyi sebelum muncul gejala yang tampak seperti mudah lapar, haus dan
sering buang air kecil. Gejala tersebut seringkali disadari ketika pasien sudah
merasakan keluhan, sehingga disebut dengan the silent killer.
World Health Organization (WHO) memperkirakan, prevalensi global
diabetes melitus tipe 2 akan meningkat dari 171 juta orang menjadi 366 juta tahun
2030. WHO memperkirakan Indonesia menduduki ranking ke-4 di dunia dalam
hal jumlah penderita diabetes setelah China, India dan Amerika Serikat. Pada

1
tahun 2000, jumlah penderita diabetes mencapai 8,4 juta dan diperkirakan pada
tahun 2030 jumlah penderita diabetes di Indonesia akan berjumlah 21,3 juta.
Tetapi, hanya 50% dari penderita diabetes di Indonesia menyadari bahwa mereka
menderita diabetes, dan hanya 30% dari penderita melakukan pemeriksaan secara
teratur.2
Diabetes Melitus tipe 2, disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja
dengan baik, kadar insulin dapat normal, rendah atau bahkan meningkat tetapi
fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada atau kurang. Peningkatan
insidensi diabetes melitus di Indonesia tentu akan diikuti oleh meningkatnya
kemungkinan terjadinya komplikasi kronik diabetes melitus.
Penyakit Diabetes Melitus dapat menimbulkan berbagai komplikasi baik
makrovaskuler maupun mikrovaskuler. Dampak dari Diabetes Melitus terhadap
kualitas sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan cukup besar,
sehingga sangat diperlukan program pengendalian DM tipe dua. Penyakit
Diabetes Melitus tipe dua bisa dilakukan pencegahan dengan mengetahui faktor
risiko. Faktor risiko penyakit DM terbagi menjadi faktor yang berisiko tetapi
dapat dirubah oleh manusia, dalam hal ini dapat berupa pola makan, pola
kebiasaan sehari-hari seperti makan, pola istirahat, pola aktifitas dan pengelolaan
stres. Faktor yang kedua adalah faktor yang berisiko tetapi tidak dapat dirubah
seperti usia, jenis kelamin serta faktor pasien dengan latar belakang keluarga
dengan penyakit Diabetes. Dengan demikian, pengetahuan mengenai diabetes dan
komplikasinya menjadi penting untuk diketahui dan dimengerti.3

Anda mungkin juga menyukai