Statistika
A. Data Tunggal
Data tunggal merupakan data berkuantitas kecil dan suatu statistik disebut
sebagai data tunggal jika data tersebut hanya memuat satu variabel data yang
ingin kita ketahui dari objek populasi. Beberapa contohnya adalah: data nilai
ulangan siswa, data tinggi badan siswa dan tingkat keuntungan suatu usaha.
Penyajian data yang akan dibahas pada bab ini berbentuk tabel dan diagram/plot.
Untuk lebih memahami penyajian data dalam statistik perhatikan masalah dan
kegiatan berikut.
1. Penyajian data dalam bentuk tabel
Hanna ditugaskan guru untuk melakukan survei data terhadap keuntungan
penjualan barang/jasa selama satu tahun melalui buku kas koperasi sekolah. Data
yang diperoleh sebagai berikut (dalam satuan ribu rupiah).
Keuntungan penjualan buku tulis, pensil, ballpoint, keping cd, tinta printer,
makanan ringan, kertas HVS, kerta folio, minuman ringan dan air mineral,
seragam sekolah, sergam olahraga, buku bacaan, majalah komik, dan foto copy
secara berturut-turut adalah 400, 300, 550, 200, 325, 540, 350, 450, 750, 900, 500,
600, 300, dan 525. Sajikan data tersebut dan tentukan lima jenis barang dengan
keuntungan tertinggi!
Alternatif Penyelesaian:
Jika data tersebut kita daftarkan tanpa menggunakan label barang maka kita dapat
menggunakan tabulasi kolom diperoleh tabel yang disajikan sebagai berikut :
Tabel 2.3 Data Keuntungan Barang/Jasa Koperasi Sekolah
Jenis Barang/Jasa Jumlah keuntungan
(satuan ribu rupiah)
Buku tulis 400
pensil 300
ballpoint 550
Keping CD 200
Tinta printer 325
Makanan ringan 710
Kertas HVS 350
E-modul Matematika
Statistika
Dari penyajian tabel di atas diperoleh 5 jenis barang dengan keuntungan tertinggi,
yakni:
Tabel 2.5 Data Barang/Jasa dengan Keuntungan tertinggi
No Jenis barang/jasa Jumlah keuntungan
E-modul Matematika
Statistika
a. Diagram Garis
Bapak Sihombing bekerja di Amerika dan telah pulang ke Indonesia. Ia ingin
menukarkan uang hasil tabungan selama bekerja agar dapat dipakai di tanah air
untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ia pun mengamati harga jual dan harga beli
mata uang dolar Amerika selama beberapa hari. Berikut hasil pencatatan nilai
tukar rupiah terhadap dolar yang diamati.
Ubahlah tabel dalam bentuk diagram dan tentukan pada tanggal berapakah nilai
tukar rupiah tertinggi dan terendah! Hitung juga selisih rata-rata nilai kurs jual
terhadap kurs beli.
Alternatif Penyelesaian :
Pilihan untuk mengubah data di atas dalam bentuk diagram cukup banyak
antara lain diagram garis, batang, lingkaran dan lain-lain. Pada pembahasan ini
akan dipilih diagram garis, silahkan kamu mencoba menyajikan dalam bentuk
E-modul Matematika
Statistika
9200
9150
9100
Nilai tukar
9050
9000 nilai
8950 tukar
8900 kurs jual
8850
tanggal
b. Diagram Lingkaran
Sebuah toko handphone mencatat penjualan produk smartphone yang dijual
dalam kurun waktu sebulan. Gambarkan data penjualan smartphone dari tabel
berikut ke dalam bentuk diagram lingkaran.
Tabel 2.7. Tabel Penjualan Smartphone
Tipe Banyak
Smartphone Penjualan
Tipe I 35
Tipe II 25
Tipe III 20
Tipe IV 40
Tipe V 10
Tipe VI 50
Alternatif Penyelesaian :
Dari data di atas diperoleh total penjualan smartphone adalah 180 unit.
Untuk menggambarkan diagram lingkaran biasanya digunakan dalam dua bentuk
yakni bentuk derajat dan bentuk persentase. Dalam bentuk persentase kita
menghitung terlebih dahulu besar persentase tiap bagian data penjualan
smartphone terhadap seluruh penjualan yakni 100%.
Sama halnya dengan sudut pusat lingkaran terlebih dahulu menghitung
besar sudut tiap bagian data terhadap total sudut lingkaran yaitu 360°. Dengan
pembulatan desimal maka besar persentase dan besar sudut lingkaran tiap bagian
data penjualan smartphone adalah:
Tabel 2.8. Tabel Penjualan Smartphone
Tipe Banyak Persentase Sudut pusat
Smartphone Penjualan lingkaran
Tipe I 35 35 35
𝑥 100% = 19% 𝑥 3600 = 700
180 180
E-modul Matematika
Statistika
Tipe II 25 25 25
𝑥 100% = 14% 𝑥 3600 = 500
180 180
Tipe III 20 20 20
𝑥 100% = 11% 𝑥 3600 = 400
100 180
Tipe IV 40 40 40
𝑥 100% = 22% 𝑥 3600 = 800
180 180
Tipe V 10 10 10
𝑥 100% = 6% 𝑥 3600 = 200
180 180
Tipe VI 50 50 50
𝑥 100% = 28% 𝑥 3600 = 1000
180 180
Banyak Penjualan
19%
28% Tipe I
Tipe II
Tipe III
14%
Tipe IV
6%
Tipe V
11% Tipe VI
22%
c. Diagram Batang
Perhatikan kembali masalah di atas, dari data tersebut kita juga dapat
menggambarkan diagram batang. Prinsip penyajian diagram batang relatif sama
dengan diagram garis. Setelah menghubungkan variabel pengamatan dengan nilai
E-modul Matematika
Statistika
pengamatan dapat dibentuk grafik batang dengan lebar yang sama dan setinggi
atau sejauh nilai data pengamatan. Dengan data penjualan smartphone di atas
dapat disajikan diagram batang sebagai berikut.
Banyak Penjualan
60
50
40
30
20
10
0
Tipe I Tipe II Tipe III Tipe IV Tipe V Tipe VI
Banyak Penjualan
Tipe VI
Tipe V
Tipe IV
Tipe III
Tipe II
Tipe I
0 10 20 30 40 50 60
Dari kedua diagram batang di atas dapat dinyatakan bahwa diagram batang
merupakan diagram berbentuk persegi panjang yang lebarnya sama namun tinggi
atau panjangnya sebanding dengan frekuensi data pada sumbu horizontal maupun
vertikal.
B. Data Kelompok
Perhatikan kembali setiap data yang ada pada permasalahan di atas. Andaikan
data tersebut bertambah banyaknya tentu dalam penyajian menjadi tidak efektif
dan efesien. Oleh karena itu untuk dapat lebih menyederhanakan penyajian data
E-modul Matematika
Statistika
Alternatif Penyelesaian :
Untuk dapat memudahkan penggunaan data tersebut, susun data berdasarkan
urutan terkecil hingga terbesar.
Setelah data diurutkan, dengan mudah kita temukan bahwa data terbesar adalah 98
dan data terkecil adalah 38. Selisih data terbesar dengan data terkecil disebut
sebagai jangkauan data. Untuk data yang kita kaji, diperoleh:
Jangkauan Data = 98 – 38 = 60
Langkah kita selanjutnya adalah mendistribusikan data-data tersebut ke dalam
kelas-kelas interval. Untuk membagi data menjadi beberapa kelas, kita
menggunakan aturan Sturgess. Aturan tersebut dinyatakan bahwa jika data yang
diamati banyaknya n dan banyak kelas adalah k, maka banyak kelas dirumuskan:
k = 1 + (3,3) × log n
banyak kelas
= 1 + (3,3) × log 80
= 1 + (3,3) × (1,903)
= 7,28 ≈ 7
Jadi 80 data di atas akan dibagi menjadi 7 kelas interval.
Sekarang kita tentukan berapa banyak data yang terdapat pada satu kelas interval.
Banyak data dalam satu interval disebut panjang interval kelas yang dirumuskan:
𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑢𝑎𝑛
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 =
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
Maka diperoleh:
𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑢𝑎𝑛 60
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 = = = 8,57 ≈ 9
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 7
Selanjutnya, dengan adanya banyak kelas = 7 dan panjang kelas = 9 dapat kita
gunakan untuk membentuk kelas interval yang dinyatakan sebagai berikut:
Kelas I : 38 – 46
Kelas II : 47 – 55
Kelas III : 56 – 64
Kelas IV : 65 – 73
Kelas V : 74 – 82
Kelas VI : 83 – 91
Kelas VII : 92 – 100
Hitung frekuensi anggota dari tiap kelas, dari hasil pengolahan data di atas dapat
dibentuk ke dalam tabel sebagai berikut.
65 – 73 12
74 – 82 25
83 – 91 22
92 – 100 8
Jumlah 80
Perlu dicermati bahwa pembentukan interval kelas tersebut harus memuat semua
data. Jika ada satu data yang tidak tercakup pada interval kelas, maka terdapat
kesalahan dalam mendistribusikan data.
15 12
10 7 8
5
5 1
0
38 – 46 47 – 55 56 – 64 65 – 73 74 – 82 83 – 91 92 – 100
Kelas Interval
Dari pembahasan di atas dapat dinyatakan bahwa histogram adalah jenis grafik
batang yang digunakan untuk menampilkan data numerik yang telah disusun
dalam interval yang sama.