Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 1

PRINSIP-PRINSIP DAN KEBIJAKAN EKONOMI SYARIAH


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah : Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam
Dosen Pengampu : Sofyan Hakim, S.E., M.M., M.AP

Disusun oleh:

SURYA ABDI
NIM 1804120773
PAHLI AKBAR
NIM 1804120754
MUHAMMAD ALDY
NIM 1804120775

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALANGKA RAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
1441 H / 2019 M
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr.Wb

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, pada akhirnya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini, yang berjudul “Perilaku
Produsen”. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad
SAW. yang telah membawa manusia dari alam kebodohan kepada alam yang
terang benderang’.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dari segi bahasa maupun dari segi pembahasannya
oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar
kedepannya kami mampu lebih baik lagi.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Palangka Raya, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 1

D. Metode Penulisan ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. Prinsip-prinsip Ekonomi Syari’ah ........................................................ 3

B. Ciri-ciri dalam Ekonomi Syari’ah ........................................................ 4

C. Unsur-unsur kebijakan Ekonomi ......................................................... 6

D. Operasional Kebijakan Ekonomi Syari’ah ........................................... 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11

A. Kesimpulan .......................................................................................... 11

B. Saran ..................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi islam adalah aktivitas ekonomi yang diatur sesuai dengan dasar-
dasar dan prinsip-prinsip ekonomi Islam. Dalam rumusan ini ekonomi iSlam
di bagi menjadi dua yaitu: Pertama, bagian yang tetap (tsabit) yang
berhubungan dengan prinsip-pronsip dan dasar-dasar ekonomi Islam yang
dibawa nash-nash Al-Qur'an dan Sunnah yang harus dipedomanis oleh setiap
kaum muslimin disetiap zaman dan tempat. Kedua, bagian yang berubah (al-
mutaghaiyar), bagian ini berkaitan dengan penerapan dasar-dasar dan prinsip
ekonomi Islam dalam memecahkan probmatika masyarakat yang selalu
berubah. Artinya, bagian ini merupakan metode dan langkah-langkah praktis
yang disingkapkan oleh para ulama dari sumber pokok dan prinsip ekonomi
Islam yang ada di Al-Qur'an dan Sunnah.

B. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang digunakan untuk pembahasan makalah
adalah sebagai berikut:
1. Apa saja prinsip-prinsip dalam ekonomi syari’ah?
2. Apa saja ciri-ciri ekonomi syari’ah?
3. Apa saja Unsur-unsur kebijakan ekonomi?
4. Bagaimana operasional kebijakan ekonomi syari’ah?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip ekonomi syari’ah.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri ekonomi syari’ah.
3. Untuk mengetahui unsur-unsur kebijakan ekonomi.
4. Untuk mengetahui operasional kebijakan ekonomi syari’ah.

1
D. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode literatur kajian pustaka
terhadap buku-buku yang berhubungan dengan tema makalah yang dibuat.
Makalah ini juga menggunakan metode pertukaran pendapat para penulis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip-prinsip Ekonomi Syari’ah

Prinsip-prinsip dasar dalam ekonomi Islam merupakan implikasi dari


nilai filosofis ekonomi Islam yang dijadikan sebagai konstruksi sosial dan
perilaku ekonomi. Untuk itu, sebelum menjelaskan prinsip ekonomi Islam itu
terlebih dahulu akan diuraikan nilai-nilai filosofis ekonomi islam yang menjadi
acuan dalam prinsip-prinsip ekonomi Islam, yaitu:

a. Alam raya ini adalah milik Allah

b. Allah pencipta alam semesta ini Esa dan semua yang diciptakan-Nya
tunduk kepada-Nya.

c. Beriman pada hari perhitungan (Yaum al-Hisab).

Ketiga nilai filosofis ekonomi Islam di atas pada dasarnya mengacu


kepada asas tauhid, keyakinan dan ketundukan terhadap pencipta alam semesta
yakni Allah swt. Nilai-nilai filosofis yang ada dalam ekonomi Islam
merupakan pondasi dari munculnya prinsip-prinsip ekonomi Islam yang
menjadi acuan dalam prinsip ekonomi Islam, yaitu:

1) Tauhid

Akidah mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Prinsip


tauhid dikembangkan dari adanya keyakinan, bahwa seluruh sumber daya yang
ada dimuka bumi adalah ciptaan dan milik Allah swt., sedangkan manusia
hanya diberi amanah untuk mengelola atau memanfaatkannya sementara saja. 1

2) Akhlak

Prinsip ini merupakan bentuk dari pengalaman sifat-sifat utama yang


dimiliki oleh nabi dan rasul-Nya dalam seluruh kegiatan ekonomi, antara lain:

1
Rozalinda, EKONOMI ISLAM Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persad.la, 2014), hal. 16-18.

3
Shiddiq (benar), Tabligh (menyampaikan kebenaran), Amanah (dapat
dipercaya) dan Fathanah (intelek).

3) Keseimbangan

Allah menyediakan apa yang ada dilangit dan di bumi untuk kebahagiaan
hidup manusia dengan batas-batas tertentu, seperti tidak boleh melakukan
perbuatan yang membahayakan keselamatan lahir dan batin ataupun orang lain
dilingkungan sekitarannya.

4) Kebebasan Individu

Kebebasan ekonomi menjadi tiang utama dalam struktur ekonomi Islam,


karena kebebasan ekonomi bagi setiap individu akan menciptakan mekanisme
pasar dalam perekonomian yang bersandarkan keadilan.

5) Keadilan

Kata-kata keadilan sering diulang dalam Al-Qur’an setelah kata Allah


dan al-ma’rifah (ilmu pengetahuan) lebih kurang seribu kali. Kenyataan ini
memberitahukan bahwa keadilan mempunyai makna yang dalam dan urgen
dalam Islam serta menyangkut seluruh aspek kehidupan.2

B. Ciri-ciri Ekonomi Syari’ah

Prinsip-prinsip ekonomi islam dalam pelaksanaannya, prinsip-prinsip


tersebut menimbulkan hal-hal sebagai berikut yang kemudian menjadi ciri
ekonomi Islam:

1. Kepemilikan.

Manusia itu berfungsi sebagai khalifah yang berkewajiban untuk


mengelola alam ini guna kepentingan umat manusia maka ia berkewajiban
mempertanggung jawabkan pengelolaan sumber daya alam. Dalam
menjalankan tugasnya, cepat atau lambat ia dapat membentuk kekayaan yang

2
Ibid, hal. 18-20.

4
menjadi miliknya. Meskipun ia memilikinya, namun ia tidak diperkenankan
untuk merusak ataupun menelantarkannya, mengingat bahwa kepemilikan ini
adalah relatif dan juga merupakan titipan dari Allah SWT.

2. Produk barang dan jasa harus halal. Baik cara memperoleh input,
pengolahannya dan outputnya harus dapat dibuktikan halal.

3. Keseimbangan.

4. Upah tenaga kerja. Upah tenaga kerja diupayakan agar sesuai dengan
prestasi dan kebutuhan hidupnya.

5. Bekerja baik adalah ibadah. Bekerja untuk diri sendiri dan keluarga, serta
dapat memberi kesempatan kerja untuk orang lain dan dapat bermanfaat
untuk sesama.

6. Kejujuran dan tepat janji. Segala perbuatan seseorang harus mengandung


kejujuran, baik berbicara ataupun bisa menakar atau menimbang tata bicara,
serta mutu, dan selalu menepati janjinya.3

Adapun menurut sumber yang lain ciri-ciri sistem ekonomi Islam adalah
sebagai berikut:

1. Adanya pengakuan terhadap hak individu, namun dibatasi agar tidak terjadi
monopoli yang merugikan masyarakat umum.

2. Adanya pengakuan akan hak umat atau umum dimana hak umat lebih
diutamakan dibanding hak lainnya.

3. Adanya keyakinan bahwa manusia hanya memegang amanah dari yang


Maha Kuasa. Segala kelimpahan harta yang dimiliki manusia adalah berasal
dari Allah sang maha segalanya.

3
Eko Suprayitno, Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), hal. 4.

5
4. Adanya pengakuan terhadap hak individu, namun dibatasi agar tidak terjadi
monopoli yang merugikan masyarakat umum.

5. Adanya pengakuan akan hak umat atau umum dimana hak umat lebih
diutamakan dibanding hak lainnya.

6. Adanya konsep halal dan haram dimana semua produk (barang dan jasa)
harus bebas dari unsur haram yang dilarang dalam Islam.Adanya sistem
sedekah, yaitu distribusi kekayaan secara merata dari yang kaya kepada
yang kurang mampu.

7. Tidak memperbolehkan adanya bunga atau tambahan dari suatu pinjaman


sehingga hutang-piutang hanya memperbolehkan konsep bagi hasil.4

C. Unsur-unsur Kebijakan Ekonomi

Sejumlah unsur dapat memberi sumbangan bagi penyususnan rancangan


struktural . Unsur-unsur itu adalah sebagai berikut:
1. Semenjak awal, Islam mengakui posisi pemerintah dalam pengelolaan
ekonomi. Pada setiap masyarakat yang terorganisasi terdapat penguasa/
otoritas untuk mengawasi, mengkoordinasikan perekonomian, dan memberi
arah baginya untuk bergerak.
2. Sektor Swasta, dipandang sangat penting dalam kegiatan-kegiatan ekonomi
masyarakat. Kreatifitas dan inisiatif individu sangat dihargai dalam skema
organisasi ekonomi menurut Islam, individu sepenuhnya diakui untuk
memiliki dan memutuskan kegiatan-kegiatan ekonomi menurut pilihan
mereka, dalam kerangka aturan-aturan syariah.
3. Islam mengakui pentingnya perdagangan internasional. Segala macam
hambatan (trade-barries) tidak dianjurkan menurut Islam dan haruslah
demikian dan seterusnya, kalaupun terdapat trade-barries hanya boleh
dilakukan dalam bentuk ketentuan timbal balik. Islam menggaris bawahi
pandangan bahwa praktik-praktik perdangangan internasional secara

4
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/sistem-ekonomi-islam.html

6
langsung dapat menjadi cerminan dari praktik-praktik ekonomi Islam bagi
umat lain.
D. Operasional Kebijakan Ekonomi Syari’ah
Pengertian Operasional menurut para ahli secara umum, pengertian
operasional adalah konsep yang bersifat abstarak untuk memudahkan
pengukuran suatu variable. Atau operasional dapat diartikan sebagai pedoman
dalam melakukan suatu kegiatan ataupun perkerjaan penelitian.
Sedangkan kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi
pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu perkerjaan,
kepemimpinan dan cara bertindak. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan
hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku, maka
kebijakan hanya mampu menajdi sebuah pedoman tindakan yang paling
mungkin memperoleh hasil yang diinginkan.
Sedangkan Ekonomi Syariah/Islam merupakan ilmu pengetahuan social
yang mana memepelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang di ilhami oleh
nilai-nilai Islam. Ekonomi dalam kaca mata Islam merupakan tuntutan
kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah yang teraplikasikan
dalam etika dan moral. Jadi Operasional kebijakan Ekonomi Syariah adalah
suatu konsep yang mana akan menjadi dasar pedoman dan dasar rencana dalam
mengatasi masalah-msalah ekonomi rakyat sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Kebijakan-kebijakan yang digariskan pemerintah dapat berpengaruh pada
laju perekonomian. kebijakan-kebijakan yang diterapkan harus mengikut
sertakan semangat tauhid didalam sistem tersebut.5
1. Kebijakan Fiskal dalam Islam
Dalam ekonomi konvensional, kebijakan fiskal dapat diartikan sebagai
langkah pemerintah untuk membuat perubahan dalam sistem pajak atau
pembelanjaan (dalam konsep makro disebut dengan government expenditure).
Dalam negara Islam, kebijakan fiskal merupakan salah satu perangkat untuk
mencapai tujuan syariah (maqashidus syari'ah), sebagaimana dijelaskan oleh

5
Vinna Sri Yuniarti, Ekonomi Makro Syariah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2016), hal.
180.

7
|mam AI-Ghazali (Adiwarman Karim, 2006), yaitu meningkatkan
kesejahteraan dengan tetap menjaga keimanan, kehidupan, intelektualitas,
kekayaan, dan kepemilikan. Kebijakan fiskal ini, tentang bagaimana bentuk
oprasionalnya, dapat berkaca pada masa nabi Muhammad SAW. Dan masa
Khulafaur Rasyidin.
a. Kebijakan Pendapatan
1) Kebijakan Fiskal pada Masa Nabi Muhammad SAW.
Empat langkah yang dilakukan Rasulullah SAW., yaitu sebagai
berikut.
a. Peningkatan pendapatan rasional dan tingkat partisipasi kerja.
Rasulullah melakukan kebijakan mempersaudarakan kaum
Muhajirin dan Anshar. Yang menyebabkan terjadinya distribusi
pendapatan dari kaum Anshar ke Muhajirin yang berimplikasi pada
peningkatan permintaan total di Madinah.
b. Kebijakan pajak. Penerapan kebijakan pajak yang dilakukan
Rasulullah SAW, seperti kharaj, khums, dan zakat, menyebabkan
terciptanya kestabilan harga dan mengurangi tingkat inflasi.
c. Anggaran. Pengaturan pengeluaran yang dilakukan Rasulullah
SAW. secara cermat, efektif dan efisien, menyebabkan jarang
terjadinya defisit anggaran meskipun sering terjadi peperangan.
d. Kebijakan Fiskal khusus. Rasulullah SAW. menerapkan beberapa
kebijakan Fiskal secara khusus untuk pengeluaran negara, yaitu:
meminta bantuan kaum muslimin secara sukarela untuk memenuhi
kebutuhan pasukan muslimin; meminjam peralatan dari kaum non-
Muslim secara cuma-cuma dengan jaminan pengembalian dan
ganti rugi apabila terjadi kerusakan; meminjam uang dari orang-
orang tertentu untuk diberikan kepada para muallaf, menerapkan
kebijakan insentif untuk menjaga pengeluaran dan meningkatkan
partisipasi kerja dan produksi kaum muslimin.6

6
Ibid. hal. 182.

8
2) Kebijakan Fiskal pada Masa Khulafaur Rasyidin
Seiring dengan perluasan kekuasaan pemerintahan Islam,
pemasukan ghanimah, fai', dan pemasukan lainnya semakin meningkat.
Kemudian, penetapan pos pemasukan "kharaj"terhadap tanah Irak
dengan bersandar pada apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
b. Kebijakan Belanja Pemerintah
Kebijakan belanja umum pemerintah dalam sistem ekonomi syariah
dapat dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut.
1) Belanja kebutuhan operasional pemerintah yang rutin.
2) Belanja umum yang dapat dilakukan pemerintah apabila sumber
dananya tersedia.
3) Belanja umum yang berkaitan dengan proyek yang disepakati oleh
masyarakat berikut sistem pendanaannya.
c. Kebijakan Sumber Penerimaan dan Pengeluaran Negara
1. Sumber Penerimaan Negara
Sumber penerimaan negara, dalam kebijakan fiskal ekonomi Islam,
terdiri atas sebagai berikut.
o Zakat
o Kharaj
o Ghanimah
o Jizyah
o fa'i
o Bea Cukai 7
2. Pengeluaran Negara
Kegiatan yang menambah pengeluaran negara mempunyai
dampak tertentu pada kehidupan sosio-ekonomi masyarakat. Berbeda
dengan kitab-kitab agama lain, Al-Quran telah menetapkan perintah
yang sangat tepat mengenai kebijakan negara tentang pengeluaran
pendapatan negara. Zakat (yaitu pajak yang diberikan kaum Muslim)

7
Ibid. hal. 183.

9
dimaksudkan untuk kaum miskin (fukara) Muslim, untuk merebut hati
mereka, membebaskan budak dan tawanan perang, membantu mereka
yang terjerat utang, mereka yang di jalan Allah dan Allah Maha
Mengetahui.
d. Kebijakan dalam konsep ZISWA
Dalam Islam kita kenal adanya konsep zakat,infak, sedekah, akaf dan
lainlain (ZISWA). Zakat merupakan kewajiban untuk mengeluarkan
sebagian pendapatan atau harta seseorang yang telah memenuhi syarat
syariah Islam guna diberikan kepada berbagai unsur masyarakat yang telah
ditetapkan dalam syariah Islam. Sementara Infak, Sedekah Wakaf
merupakan pengeluaran sukarela yang juga sangat dianjurkan dalam Islam.
Dengan demikian ZISWA merupakan unsur-unsur yang terkandung dalam
kebijakan fiskal. Unsur-unsur tersebut ada yang bersifat wajib seperti zakat
dan ada pula yang bersifat sukarela seperti sedekah, infak dan wakaf.
Pembagian dalam kegiatan “wajib” dan “sukarela” ini khas di dalam
sistem ekonomi Islam, yang membedakannya dari sistem ekonomi pasar.
Dalam sistem ekonomi pasar tidak ada 'sektor sukarela.
2. Kebijakan Moneter dalam Islam
Secara prinsip, tujuan kebijakan moneter Islam tidak berbeda dengan
tujuan kebijakan moneter konvensional, yaitu menjaga stabilitas dari mata
uang (baik secara internal maupun eksternal) sehingga pertumbuhan
ekonomi yang merata dapat tercapai. Stabilitas dalam nilai uang tidak
terlepas dari tujuan ketulusan dan keterbukaan dalam berhubungan dengan
manusia.8

8
Ibid. hal. 187.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Prinsip-prinsip dasar dalam ekonomi Islam merupakan implikasi dari


nilai filosofis ekonomi Islam yang dijadikan sebagai konstruksi sosial dan
perilaku ekonomi. Prinsip ekonomi Islam, yaitu: Tauhid, akhlak,
keseimbangan, kebebasan individu, keadilan.

Ciri-Ciri ekonomi Islam antara lain, memiliki kepemilikan, produk


barang dan jasa harus halal, keseimbangan, upah tenaga kerja, bekerja baik
adalah ibadah, kejujuran dan tepat janji.

Sejumlah unsur dapat memberi sumbangan bagi penyususnan rancangan


struktural. Unsur-unsur itu yaitu pemerintahan, sektor swasta, dan perdagangan
internasional.

Operasional kebijakan Ekonomi Syariah adalah suatu konsep yang mana


akan menjadi dasar pedoman dan dasar rencana dalam mengatasi masalah-
msalah ekonomi rakyat sesuai dengan nilai-nilai Islam. Adapun kebijakan-
kebijakan dalam Islam antara lain, kebijakan fiskal Islam dan kebijakan
moneter dalam Islam.

B. Saran

Sebelum mengetahui bagaimana menjalankan ekonomi Islam sebaiknya kita


harus belajar dulu dasar-dasar ekonomi Islam, prinsip-prinsip dan kebijakannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dakhoir, Ahmad dan Itsla Yunisva Aviva. 2017. Ekonomi Islam dan Mekanisme
Pasar: Refleksi Pemikiran Ibnu Taymiyah. Surabaya: LaksBang
PRESSindo.
Huda, Nurul. Ekonomi Islam: Pendekatan Teoritis Edisi Pertama. 2018. Jakarta:
Kencana.
Karim, Adiwarman A. Ekonomi Mikro Islami. 2007. Jakarta: PT RajaGrafindo.
Rozalinda. EKONOMI ISLAM Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi.
2014. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Suprayitno, Eko. Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan
Konvensional. 2005. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yuniarti, Vinna Sri. Ekonomi Makro Syariah. 2016. Bandung: CV Pustaka Setia.

https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/sistem-ekonomi-islam.html

12

Anda mungkin juga menyukai