TUJUAN
“Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyaan
III. Selain itu, makalah ini disusun untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
pemahaman diri bagi penulis maupun pembaca”
DISUSUN OLEH :
1. Syahril Muhaji (201610410311076)
2. Fahrozal (201610410311088)
DISAHKAN OLEH :
Dosen Pembimbing
Puji syukur saya panjatkan pada Allah SWT karena atas berkat dan rahmatnya saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Saya ucapkan terima kasih kepada
pihak pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Saya juga ucapkan
banyak terimakasih kepada bapak dosen yang telah memberi saya dan teman-teman
tugas untuk membuat makalah ini sehingga kami dapat mengetahui dan memahami
tentang spiritualitas Islam pada pandangan Kemuhammadiyaan.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca untuk melengkapi
sumber yang ada. Dan saya menyadari bahwa makalah ini jauhh dari kata sempurna,
maka dari itu saya memohon kritik dan sarannya dari pembaca agar kedepannya
kami bisa membuat makalah yang lebih baik.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Masjid atau mesjid adalah rumah tempat ibadah umat Islam atau Muslim. Masjid
artinya tempat sujud, dan sebutan lain bagi masjid di Indonesia adalah musholla,
langgar atau surau. Istilah tersebut diperuntukkan bagi masjid yang tidak digunakan
untuk Sholat Jum'at, dan umumnya berukuran kecil. Selain digunakan sebagai tempat
ibadah, masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan
perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering
dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan
dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.
IMM merupakan organisasi otonom di bawah Muhammadiyah yang bergerak di ranah
mahasiswa dengan konsep triloginya yaitu Religiusitas, Intelektualitas, dan Humanitas
yang bertujuan “Mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia
dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah”. Ada dua faktor yang mendasari
kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
internal yaitu faktor yang terdapat dalam diri Muhammdiyah itu sendiri, sedangkan
faktor ekstrenal yaitu faktor yang datang dari luar Muhamadiyah, khususnya umat
Islam dan umumnya apa yang terjadi di Indonesia.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian masjid sebagai tempat ibadah umat muslim
2. Pengertian komersariat IMM
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. MASJID AL-BUKHARI
Masjid yang beralamat di Jl. Gajayana ini dibangun tahun 2000 dan memiliki
luas 125 m2. Masjid ini merupakan masjid jami yang artinya berdiri di tanah waqaf dan
dipakai bersama untuk umat muslim beribadah setiap harinya. Tak seperti masjid pada
umumnya posisi masjid ini terletak di samping jalan Raya dan berada tepat di belakang
gedung pimpinan pusat Muhammadiyah menjadikan masjid ini sering diramaikan oleh
umat muslim di kota malang yang sedang berpergian ke suatu tempat dan juga pengurus
Muhammadiyah yang berada di gedung pimpinan pusat Muhammadiyah. Jamaah yang
berada di masjid ini cukuplah banyak bisa mencapai 4-5 shaf untuk sholat fardu dan 7-
8 shaf untuk sholat Jumat menurut imam masjid ini. Imam dan jamaah masjid ini juga
tidak ada yang tetap, dapat berganti sewaktu waktu dari muda maupun tua lanjut kata
imam masjid setempat. Tempatnya yang kelilingi oleh tanaman membuat Masjid ini
tampak hidup dan terlihat asri menurut para jamaah masjid. Imam masjid yang tak ingin
disebutkan namanya ini berpesan agar kami sebagai generasi muda untuk selalu
meramaikan setiap masjid yang ada dan juga kami sebagai kaum adam untuk
membiasakan shalat dan berdoa di masjid di setiap waktunya karna kami sebagai
pemimpin di masa depan, beliau juga berharap makin banyaknya masjid yang dibangun
di kota Malang untuk menambah pula semangat umat muslim untuk beribadah kepasa
Allah SWT.
5
2. KOMERSARIAT IMM
6
Sebliknya justru yang benar dan rasional, yang berlandaskan fakta dan data
sejarah, adalah bahwa kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhamdiyah salah satu faktor
historisnya yaitu, untuk membantu eksistensi HMI supaya tidak mempan dengan
usaha-usaha PKI yang akan membubarkannya. Sekali lagi, bahwa kelahiran IMM
salah satu maksudnya adalah untuk membantu dan atau turut serta mempertahankan
HMI dari usaha-usaha komunis yang berniat jahat mau membubarkan HMI. Dan ini,
sesui denga sifat IMM itu sendiri yang akan senantiasa bekerjasama dengan organisasi
mahasiswa Islam lainnya dalam upaya beramar ma’ruf Nahi Mungkar yang jadi
prinsip dasar perjuangannya.
Itulah sejarah kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhamdiyah (IMM) yang dapat kita
lacak dari segi intern maupun segi ekstern. Hasil lacakan ini jelas memberi ilmu
kepada segenap peminat sejarah IMM untuk meyakinkan diri bahwa IMM lahir
memang merupakan kebutuhan bangsa dan negara guna turut berpartisipasi aktif
dalam rangka mengisi dan memberi bobot kemerdekaan republik Indoensia di bawah
naungan Pancasila dan UUD 1945.
Karena IMM merupakan kebutuhan intern dan ekstern itu pulalah, maka tokoh-
tokoh Pemuda Muhamadiyah yang sebelumnya bergabung dengan HMI mereka
kembali sekaligus membina dan mengembangkan Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah.
Dari sini, ada klaim bahwa IMM dilahirkan oleh HMI. Jelas, klaim inipun keliru
mereka yang dulu turut mengembangkan HMI, disebabkan karena IMM belum
dilahirkan. Dan keterlibatan mereka dengan HMI, hanyalah sekedar
mengembangkan ideologi Muhamadiyah. Bukti nyata niat mereka ini yaitu bahwa
untuk dan setelah sekian lama mereka bergabung dengan HMI ternyata HMI yang
suah dimasuki oleh kalangan mahasiswa dari berbagai unsur ormas ke-Islaman itu
pada akhirnya berbeda bahkan berbeda dengan orientasi Muhammdiyah.Karennya,
satu hal yang wajar kalau kemudian mereka berbalik atau kembali ke Muhamadiyah
sekaligus turut mengembangkan IMM. Walaupun tidak semuanya begitu tetapi ini
satu hal yang susah untuk dihindari, hampir disetiap daerah, termasuk DKI Djakarta,
DIY, Riau, Unjung Pandang (Sulsel), Sumbar, dll, di sana ada yang telah bergabung
dengan HMI kemudian hijrah ke IMM yang lahir kemudian.
7
Yang perlu dicatat untuk mengikut klaim tersebut yaitu para aktifis-aktifis PP
Pemuda Muhamadiyah dan NA yang ikut mengusahakan berdiri atau lahirnya Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah, adalah mereka yang betul-betul tidak pernah terlibat
dalam aktifitas HMI, atau tidak pernah masuk HMI atau tidak pernah bergabung
dengan HMI. Ikatan Mahasiswa Muhammdiyah murni didirikan oleh PP
Muhamadiyah yang pada saat itu diketuai oleh H. A. Badawi.
8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Setelah dilakukan kunjungan ke Masjid dan Komersariat IMM dapat di ketahui
bahwa kedua tempat dibawah naungan Muhammadiyah ini sama-sama di didirakan
atau di adakan untuk satu tujuan yaitu untuk sesuatu yang berguna dan bermanfaat di
muka bumi dan juga untuk Amar ma'ruf nahi munkar (al`amru bil-ma'ruf
wannahyu'anil-mun'kar) yang dalam bahasa Arab maksudnya sebuah perintah untuk
mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi
masyarakat.