PENDAHULUAN
A. Latar belakang
penyakit menular menjadi penyakit tidak menular, Indonesia saat ini tengah
akan meningkat menjadi 73% dan proporsi kesakitan menjadi 60% didunia,
sedangkan untuk Negara SEARO (South East Asian Regional Office) pada
tahun 2020 diprediksi angka kematian dan angka kesakitan karena penyakit
tidak menular akan meningkat menjadi 50% dan 42%. Dispepsia saat ini
menjadi kasus penyakit yang diprediksi akan meningkat dari tahun ke tahun
angka kejadian tinggi didunia. Dalam praktek sehari – hari dispepsia termasuk
1
2
masalah kesehatan yang sering ditemui. Diperkirakan hampir 30% kasus yang
Menurut profil data kesehatan Indonesia tahun 2010 yang diterbitkan oleh
Depkes RI pada tahun 2011, dispesia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat
inap pada urutan ke – 5 dengan kejadian kasus sebesar 9.594 kasus pada pria
dan 15.122 kasus pada wanita. Sedangkan untuk penyakit rawat jalan tahun
sebesar 34.981 kasus pada pria dan 53.618 kasus pada wanita, jumlah kasus
Adanya perubahan pada gaya hidup dan perubahan pada pola makan
termasuk dispepsia. Pola makan yang tidak teratur dan gaya hidup yang
cenderung mudah terbawa arus umumnya menjadi masalah yang timbul pada
instan, gaya hidup menjadi lebih sedentary, stres, dan polusi telah menjadi
bagian dari kehidupan sehari-hari. Gaya hidup dan kebiasaan makan yang
sebesar 64,4%, hasil penelitian ini juga menjelaskan bahwa besarnya angka
makan yang tidak teratur dapat memicu timbulnya gejala dispepsia. Kebiasaan
sindroma dispepsia pada remaja sesuai dengan pola makannya yang sebagian
besar tidak teratur. Dispepsia dapat disebabkan oleh banyak hal (Harahap,
pasien yang pola makan teratur terdapat 40 orang (78.4%) tidak mengalami
Sedangkan dari 82 pasien yang pola makanan yang tidak teratur terdapat 70
pengetahuan gizinya kurang. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan antara
Pada tahun 2016 penyakit dispepsia tidak masuk dalam 10 besar penyakit
tertinggi yang ada dikabupaten tanah bumbu dengan banyak sekitar 1.000
penyakit tertinggi di kabupaten tanah bumbu dengan banyak 3.667 kasus dan
kasus yang terjadi pada bulan januari sampai juli tahun 2019. (Puskesmas
Pulau Tanjung, 2019). Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti
B. Rumusan Masalah
“Apakah ada Hubungan Pola Makan dan Pengetahuan Gizi dengan Kejadian
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pendidikan ).
remaja.
remaja.
remaja.
6
remaja.
remaja.
D. Manfaat Penelitian
pengetahuan gizi dan status gizi terhadap penderita dispepsia pada remaja.
E. Keaslian Penelitian
Analisis data
menggunakan
uji chi square
sedangkan
yang di teliti
menggunakan
uji rank
spearman
2 Norma Hubungan Perbedaan Metode
Budi pola makan pada variabel yang
Aryati dengan terikat yaitu digunakan
(2007) kekambuhan kejadian cross
pada dispepsia sectional
penderita
sindrom Sasaran remaja
dispepsia dispepsia di
fungsional di wilayah
poliklinik puskesmas
penyakit pulau tanjung
dalam RSUP
Dr. Sardjito Perbedaan
Yogyakarta pada variabel
bebas yaitu
pola konsumsi
3 Rahmat Hubungan Perbedaan Variabel
Hidayat pengetahuan variabel bebas yang
(2019) gizi dan yaitu kebiasaan terikat
kebiasaan makan kejadian
makan dyspepsia
dengan Tempat
8