id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d. Terpapar bising
e. Terpapar radiasi
f. Pencahayaan dan ventilasi yang kurang atau berlebihan
g. Sistem peringatan yang berlebihan
h. Sifat pekerjaan yang mengandung potensi bahaya
II-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
f. Luka-luka lain
g. Luka dipermukaan
h. Gegar dan remuk
i. Luka bakar
j. Keracunan-keracunan mendadak (akut)
k. Akibat cuaca, dan lain-lain
l. Mati lemas
m. Pengaruh arus listrik
n. Pengaruh radiasi
o. Luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya
p. Lain-lain
4. Klasifikasi menurut lokasi tubuh yang terluka
a. Kepala
b. Leher
c. Badan
d. Anggota atas
e. Anggota bawah
f. Banyak tempat
g. Kelainan umum
h. Letak lain yang tidak dapat dimasukkan klasifikasi tersebut
II-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Azas rumit (kompleks) yaitu adanya beberapa sebab yang mandiri atau
tidak berhubungan satu dengan yang lain yang bila digabungkan akan
menyebabkan suatu kecelakaan.
b. Azas arti (penting) yaitu faktor penyebab utama (paling penting) dalam
terjadinya suatu kecelakaan.
c. Azas urutan yaitu rangkaian dari berbagai sebab yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan.
5. Perencanaan dan pelaksanaan. Upaya pencegahan kecelakaan kerja harus
segera dilakukan setelah melalui tahapan-tahapan identifikasi masalah,
penentuan model dan metode analisa kecelakaan serta pemahaman asas
manfaat pencegahan kecelakaan.
Upaya pencegahan yang baik menurut Tarwaka (2014) adalah yang
memperhatikan aspek-aspek seperti berikut:
1. Desain pabrik, yang memperhatikan:
a. Pengaturan dan pembagian area pabrik yang cukup aman dan
memberikan keleluasaan bila terjadi kecelakaan.
b. Dinding pemisah antara ruangan atau bangunan yang dapat menjamin
dan menghambat menjalarnya suatu kondisi yang berbahaya.
c. Penyediaan alat pengaman yang sesuai dan cukup pada setiap peralatan,
serta pada lokasi yang tepat, misalnya pemasangan hydrant untuk
penanggulangan kebakaran, dan sebagainya.
2. Desain komponen dan peralatan pabrik yang sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan. Komponen dan peralatan pabrik yang perlu mendapat
perhatian antara lain adanya:
a. Beban statik
b. Beban dinamik
c. Tekanan internal dan eksternal
d. Ekspektasi masa hidup peralatan pabrik
e. Beban berhubungan dengan perubahan suhu dan pengaruh dari luar
industri, dan sebagainya.
Peralatan yang mengandung potensi bahaya perlu dibuatkan pengaman
commit
peralatan yang harus memenuhi to user antara lain:
persyaratan,
II-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
aluminium, Cu, Zn, timbal, magnesium, serta senyawa lain seperti iron
oxide, silikat dan lain-lain. Bahan – bahan kimia tersebut bersifat
karsinogen, sehingga dapat menimbulkan:
a. Iritasi dan gangguan kulit lainnya dalam bentuk gatal – gatal , kulit
kering dan pecah – pecah, kemerah – merahan, koreng yang tidak
sembuh – sembuh.
b. Iritasi dan peradangan pada saluran pernapasan dengan gejala batuk,
pilek, sesak napas, demam.
c. Iritasi mata dengan gejala mata kemerah – merahan, pedih, berair.
2. Bahaya Faktor Fisik
International Labour Organization (2013) memaparkan bahwa faktor fisik
adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat fisika antara lain
kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja (suhu), gelombang mikro, dan
sinar ultra violet. Berikut adalah penjelasan dari faktor-faktor fisik tersebut.
a. Kebisingan yaitu semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber
dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Suara keras,
berlebihan atau berkepanjangan dapat merusak jaringan saraf sensitif di
telinga, sehingga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran
sementara atau permanen. Hal tersebut sering diabaikan sebagai
masalah kesehatan, namun hal itu adalah salah satu bahaya fisik utama.
Batas pajanan terhadap kebisingan adalah 85 dB selama 8 jam sehari.
b. Penerangan di tempat kerja harus memenuhi syarat untuk melakukan
pekerjaan. Penerangan yang sesuai sangat penting untuk peningkatan
kualitas dan produktivitas. Jika penerangan kurang sesuai, pekerja
terpaksa membungkuk dan mencoba untuk memfokuskan penglihatan
mereka sehingga tidak nyaman dan dapat menyebabkan masalah pada
punggung dan mata pada jangka panjang, serta memperlambat
pekerjaan mereka.
c. Getaran adalah gerakan bolak-balik yang cepat (reciprocating),
memantul ke atas dan ke bawah atau ke belakang dan ke depan.
commit
Gerakan tersebut terjadi secaratoteratur
user dari benda atau media dengan
II-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Faktor peralatan : peralatan jika tidak terjaga dengan baik, rentan terhadap
kegagalan yang dapat menyebabkan kecelakaan.
4. Faktor lingkungan : lingkungan mengacu pada keadaan tempat kerja, seperti
suhu, kelembaban, kebisingan, udara, dan kualitas pencahayaan.
5. Faktor proses : ini termasuk risiko yang timbul dari proses produksi dan
produk samping seperti panas, kebisingan, debu, uap, dan asap.
Potensi bahaya yang mengakibatkan risiko langsung pada keselamatan
meliputi potensi bahaya listrik, kebakaran, dan mekanikal (peralatan/permesinan
produksi) yang akan djelaskan sebagai berikut:
1. Keselamatan Listrik
Listrik adalah energi yang dibangkitkan oleh sumber energi biasanya
generator dan dapat mengalir dari satu titik ke titik lain melalui konduktor
dalam rangkaian tertutup (ILO, 2013). Potensi bahaya karena listrik antara
lain:
a. Bahaya kejut listrik
b. Panas yang ditimbulkan oleh energi listrik
c. Medan listrik
Sedangkan dampak yang terjadi jika arus kejut listrik mengenai tubuh
adalah sebagai berikut:
a. Menghentikan fungsi jantung dan menghambat pernafasan
b. Panas yang ditimbulkan oleh arus dapat menyebabkan kulit atau tubuh
terbakar, khususnya pada titik dimana arus masuk ke tubuh
c. Beberapa kasus dapat menimbulkan pendarahan, atau kesulitan bernafas
dan gangguan saraf
d. Gerakan spontan akibat terkena arus listrik dapat menyebabkan cedera
lain seperti jatuh atau tersandung benda lain
Kecelakaan listrik disebabkan oleh kombinasi tiga faktor, yaitu :
a. Peralatan/instalasi yang tidak aman
b. Tempat kerja berada di lingkungan yang tidak aman
c. Praktik kerja yang tidak aman
commit to user
II-18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Kebakaran
Kebakaran merupakan kejadian yang dapat menimbulkan kerugian pada
jiwa, peralatan produksi, proses produksi dan pencemaran lingkungan kerja.
Khususnya pada kejadian kebakaran yang besar dapat melumpuhkan bahkan
menghentikan proses usaha, sehingga ini memberikan kerugian yang sangat
besar.
3. Keselamatan Kerja pada Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam bekerja dapat berupa mesin-mesin
produksi maupun alat penunjang lain untuk pemeliharaan mesin produksi,
seperti palu, tang, gunting, pahat, kikir, bor tangan, gerinda tangan, dan
sebagainya. Peralatan tersebut dapat menjadi sumber bahaya jika dalam
pemakaiannya tidak sesuai dengan prosedur yang benar. Selain itu, terdapat
juga sumber-sumber bahaya lain, seperti:
a. Bahan yang tidak baik
b. Konstruksi bahan yang tidak tepat
c. Penggunaan alat yang tidak tepat
d. Alat perlengkapan yang telah rusak atau aus
e. Tatacara penggunaan yang salah
f. Tanpa menggunakan alat pelindung diri
g. Pekerja yang tidak terampil atau tidak terlatih
II-19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Toilet dan tempat cuci juga merupakan fasilitas yang penting di tempat
kerja. Fasilitas tersebut sebaiknya ditempatkan di tempat yang mudah
dijangkau oleh para pekerja dan menghindari pekerja berjalan jauh menuju
ke tempat tersebut. Disamping itu, toilet dapat menjadi tempat yang berisiko
karena memungkinkan penyakit menular dari nyamuk seperti Malaria. Oleh
karena itu, toilet sebaiknya diberi penerangan yang baik dan berventilasi.
Selain itu sebaiknya dijauhkan dari area kantin atau tempat makan dan
dibersihkan secara teratur.
3. Fasilitas kantin atau tempat makan disediakan untuk menunjang gizi para
pekerja. Kantin harus terletak jauh dari ruang kerja untuk menghindari
kontak dengan kotoran, debu, atau zat berbahaya yang ada selama proses
produksi.
4. Fasilitas P3K atau Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di tempat kerja
diperlukan untuk memberikan pertolongan jika ada pekerja yang mengalami
kecelakaan di tempat kerja. Adapun kecelakaan yang sering terjadi seperti
luka dan pendarahan, patah tulang, luka bakar, pajanan bahan kimia,
gangguan pernafasan, sengatan listrik, kekurangan oksigen, pajanan suhu
ekstrim, adanya gas beracun, dan sebagainya.
5. Fasilitas transportasi perlu menjadi pertimbangan oleh perusahaan ketika
perusahaan berproduksi sampai malam hari (ada shift malam). Hal tersebut
dikarenakan pekerja mengalami kesulitan dalam melakukan perjalanan baik
menuju maupun dari tempat kerja. Kesulitan yang dihadapi berupa
kurangnya transportasi publik, kondisi yang tidak aman jika bepergian
sendiri di malam hari, dan lain-lain.
commit to user
II-20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pabrik.
c. Dapat digunakan untuk menjalankan pekerjaan di area yang terbatas
dimana alternatif-alternatif lain tidak dapat dilakukan.
II-23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5. Consequence (akibat/konsekuensi)
Akibat dari deviation yang terjadi yang harus diterima oleh sistem.
6. Action (tindakan)
Tindakan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tindakan yang
menghilangkan penyebab dan tindakan yang menghilangkan atau
mengurangi akibat/konsekuensi.
II-27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-28