Anda di halaman 1dari 2

I.

PATOFISIOLOGI

Perdarahan terjadi di antara dura mater dan araknoidea. Perdarahan dapat


terjadi akibat robeknya vena jambatan (bridging veins) yang menghubungkan vena
di permukaan otak dan sinus venosus di dalam duramater atau karena robeknya
araknoidea. Perdarahan yang besar akan menimbulkan gejala-gejala akut
menyerupai hematoma epidural. Perdarahan yang tidak terlalu besar akan
membeku dan di sekitarnya akan tumbuh jaringan ikat yang membentuk kapsula.
Gumpalan darah lambat laun mencair dan menarik cairan dari sekitarnya dan
mengembung, memberikan gejala-gejala seperti tumor serebri karena tekanan
intracranial yang beransur meningkat. Gejala-gejala ini ialah nyeri kepala
progresif, tajam penglihatan mundur akibat edema papil yang terjadi, tanda-tanda
deficit neurologik daerah otak yang tertekan. Gejala-gejala ini timbul
berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah terjadinya trauma kepala.2

Subdural akut dan ekstradural hematoma paling sering terjadi pada


post-traumatik. Sangat jarang ditemukan subdural hematoma akibat rupture
serebral aneurisme dari arteri communicating posterior. Subdural hematoma juga
bisa terjadi apabila rupture fistula arteriovenous dural. Kronik subdural hematoma
sering ditemukan bilateral dan orang tua yang alkoholic disertai artrofi otak, pasien
dengan pengobatan antikoagulan atau hidrosefalus shunt. Mekanisma terjadinya
subdural hematom apabila terjadinya trauma minor berulang-ulang di antara vena
kortikal sehingga bocor.8

Trauma pertama merobek salah satu vena yang melewati ruangan subdural.
Dalam 7 sampai 10 hari setelah perdarahan terjadi, darah dikelilingi oleh
membrane fibrosa. Dengan adanya selisih tekanan osmotic yang mampu menarik
cairan ke dalam hematoma, terjadi kerusakan sel-sel darah dalam hematoma.
Penambahan ukuran hematoma ini yang menyebabkan perdarahan lebih lanjut
dengan merobek membrane atau pembuluh darah di sekelilingnya, menambah
ukuran dan tekanan hematoma.4

Hematom subdural akut secara klinis dibagi menjadi tiga kelompok, dua
kelompok pertama berhubungan dengan kontusi dan laserasi, baik akibat dari
beban benturan atau beban akselerasi yang kadang juga disebut sebagai hematom
subdural komplikata. Kelompok ketiga merupakan cedera primer akibat disrupsi
pembuluh-pembuluh darah di permukaan khususnya vena-vena jembatan yang
disebabkan oleh guncangan semata dan bukan beban bentura. Hematom subdural
juga kadang-kadang bisa dikaitkan dengan kerusakan hemisterik atau bihemisterik
seperti cedera aksonal difusa, kerna mempunyai mekanisme yang sama.3

Anda mungkin juga menyukai