A. Pengertian
Seni Gambang Kromong adalah seni tradisi Betawi yang berakar dari seni tradisional
Cina dengan menggunakan instrumen berbentuk gambang yang terbuat dari bilah-bilah
kayu berjumlah 18 bilah, serta kromong merupakan instrumen pukul yang bentuknya mirip
alat musik bonang Jawa. Seni ini dahulu berfungsi untuk menjamu serta menghormati tamu
Cina yang datang ke Jakarta dan juga dimainkan saat menyambut tahun baru serta hari
besar masyarakat Cina yang ada di Batavia. Seni ini pun berkembang pada masyarakat
Betawi. Sekarang menjadi musik hiburan yang dimainkan pada acara pernikahan serta
perayaan lain. Selain bisa dimainkan sebagai musik yang mandiri atau biasa disebut Phobin,
gambang kromong digunakan pula untuk mengiringi tari Cokek dan Teater Lenong kesenian
Betawi lainnya.
Hal yang menarik dari gambang kromong adalah lagu-lagu yang dibawakan biasanya lagu-
lagu bersifat humor, penuh gembira, dan kadangkala bersifat ejekan atau
sindiran. Pembawaan (Performance) lagu dinyanyikan secara bergilir antara laki-laki dan
perempuan sebagai lawannya.
B. Sejarah
Berdasarkan sumber-sumber Belanda, sejak abad 17 penduduk Batavia sudah sangat
majemuk, dalam buku Dagh Register 1673 penduduk Batavia berjumlah 32.0.68 orang dan
2.747 orang diantaranya adalah keturunan Cina, mereka berkembang terus dan pada tahun
1893 sudah mencapai 26.569 orang dari jumlah penduduk seluruhnya 110.669 orang.
Sebagai penduduk yang relatif besar, pada tahun 1880 mereka pun membawa budaya tanah
leluhur yaitu diantaranya musik Cina.
Musik yang bernama gambang kromong itu berasal dari warga Cina bernama Bek Teng Tjoe
yang ingin menjamu tamu. Pada awal perkembangan, lagu yang dibawakan masih lagu Cina,
kemudian mulai diisi oleh lagu-lagu Betawi.
Sejalan dengan perkembangan penduduk Cina dan masyarakat lainnya, perkembangan
demografis berubah, daerah pinggiran Jakarta, termasuk Tangerang yang sekarang masuk
wilayah propinsi Banten menyimpan seni Gambang Kromong ini sebagai musik khas
daerahnya. Sekarang gambang kromong bukan lagi monopoli etnis keturunan Cina tapi
hampir merupakan musik khas daerah pinggiran Betawi.
C. Alat Musik
Alat musik yang digunakan dalam seni gambang kromong ini terdiri atas : Gambang,
Kromong, Ning Nong, Kecrek, Gong, Gendang, Kongahyan, yang berukuran sedang disebut
Tehyan, Sukong serta bangsing atau Suling.
Gambang, yaitu instrumen pukul dengan bilah-bilah kayu berjumlah 18 buah, dengan skala
tangga nada khas Cina.
Kromong, yaitu instrumen pukul dari logam, bentuknya mirip dengan bonang Jawa.
Kecrek, berupa dua buah piringan dari logam yang dikaitkan pada kerangka. Pemukul yang
digunakan terbuat dari kayu.
Gong dan Kempul, sebagai instrumen kolomotik mirip sekali penggunaannya dengan alat
musik gamelan Sunda atau Jawa.
Instrumen gesek tiga buah, bentuknya mirip satu sama lainnya. Yang paling kecil disebut
Kongahyan, yang berukuran sedang disebut Tehyan, dan berukuran paling besar disebut
Sukong.
Kongahyan :
Gbr. Kongahyan
Gbr. Tehyan
Gbr. Sukong
Gendang yang mirip sekali dengan alat musik gendang Sunda lengkap dengan gendang
kecilnya.
Bangsing atau Suling yang memiliki enam lubang yang dimainkan dalam posisi horisontal.
Kodehel
Poa Si Li Tan
Sayang di sayang
Hati si nona
Sirih lama di laksamana
Ai ketok karang ada kolong jembatan
Sayang hati si nona
Ya sudah lama nona pergi di mana
Ya sudah lama memang pergi di mana
Hati si jiwa
Ya baru sekarang sayang saya lah
kelihatan
Sayang-sayang, ayun diayun
Gula Ganting ini lagunya
Ai gludug ada saya ujan lah pagi
Sayang hati si nona
Kampung Norbek ada ya kebanjiran
Ya saya hidup si nona sama yang tinggi
Sayang hati si gunung
Ya kalau yang pendek saya ada buat
pikiran
Ya saya hidup sama yang tinggi
Ayun diayun
Mas Nona ada pulang kondangan
Mas Nona
Balo-balo
Stambul Bila
Onde-onde