Anda di halaman 1dari 17

MACAM LUKA DAN PENANGANANNYA

1. Pengertian Luka
Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara
spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel

2. Jenis Luka
1. Berdasarkan Tingkat Kontaminasi Luka.
a. Luka Bersih (Clean Wounds).
Yang dimaksud dengan luka bersih adalah luka bedah tak
terinfeksi yang mana luka tersebut tidak terjadi proses peradangan
(inflamasi) dan juga infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan,
genital dan urinari tidak terjadi
b. Luka bersih terkontaminasi (Clean-contamined Wounds).
Jenis luka ini adalah luka pembedahan dimana saluran respirasi,
pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol,
kontaminasi tidak selalu terjadi.
c. Luka terkontaminasi (Contamined Wounds)
Adalah luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi
dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi
dari saluran cerna.
d. Luka kotor atau infeksi (Dirty or Infected Wounds)
Adalah terdapatnya mikroorganisme pada luka. Dan tentunya
kemungkinan terjadinya infeksi pada luka jenis ini akan semakin
besar dengan adanya mikroorganisme tersebut.
2. Berdasarkan Kedalaman Dan Luasnya Luka.
a. Stadium I
Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema). Luka jenis ini adalah
luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
b. Stadium II
Luka "Partial Thickness". Luka jenis ini adalah hilangnya lapisan
kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis.
Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti halnya
abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
c. Stadium III
Luka "Full Thickness". Luka jenis ini adalah hilangnya kulit
keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan
yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan
yang mendasarinya. Luka ini timbul secara klinis sebagai suatu
lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan di
sekitarnya.
d. Stadium IV
Luka "Full Thickness". Luka jenis ini adalah luka yang telah
mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi /
kerusakan yang luas.

3. Berdasarkan Waktu Penyembuhan Luka.


a. Luka Akut.
Luka akut adalah jenis luka dengan masa penyembuhan sesuai
dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.
b. Luka Kronis.
Luka kronis adalah jenis luka yang yang mengalami kegagalan
dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan
endogen.

3. Dasar Pertolongan Pada Luka


1. Menghentikan perdarahan
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Mencegah kerusakan jaringan lebih parah
4. Mempergunakan cara – cara pertolongan agar penyembuhan lebih
cepat

4. Macam Luka Dan Penanganannya


1) Vulnus Excoriasi (Luka Lecet)
a. Pengertian
Jenis luka yang satu ini derajat nyerinya biasanya lebih tinggi
dibanding luka robek, mengingat luka jenis ini biasanya terletak di
ujung-ujung syaraf nyeri di kulit.
b. Cara penanganan
Pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan luka terlebih
dahulu menggunakan NaCl 0,9%, dan bersiaplah mendengar
teriakan pasien, karena jenis luka ini tidak memungkinkan kita
melakukan anastesi, namun analgetik boleh diberikan. Setelah
bersih, berikan desinfektan. Perawatan jenis luka ini adalah
perawatan luka terbuka, namun harus tetap bersih, hindari
penggunaan IODINE salep pada luka jenis ini, karena hanya akan
menjadi sarang kuman, dan pemberian IODINE juga tidak perlu
dilakukan tiap hari, karena akan melukai jaringan yang baru
terbentuk.
2) Vulnus Punctum (Luka Tusuk)
a. Pengertian
Luka tusuk biasanya adalah luka akibat logam, nah yang harus
diingat maka kita harus curiga adalanya bakteri clostridium tetani
dalam logam tersebut.
b. Tanda
 Mulut luka lebih sempit daripada dalamnya
 Tepi luka ikut terdorong kedalam luka
c. Cara penanganan
Bahaya infeksi dan tetanus lebih besar. Letak luka harus
diperhatikan, misalnya : di daerah jantung akan menimbulkan
kematian lebih cepat.
Hal pertama ketika melihat pasien luka tusuk adalah jangan asal
menarik benda yang menusuk, karena bisa mengakibatkan
perlukaan tempat lain ataupun mengenai pembuluh darah. Bila
benda yang menusuk sudah dicabut, maka yang harus kita lakukan
adalah membersihkan luka dengan cara menggunakan H2O2,
kemudian didesinfktan. Lubang luka ditutup menggunakan kasa,
namun dimodifikasi sehingga ada aliran udara yang terjadi.
d. Macam Luka Tusuk
1. Luka Tusuk di Dada
Bila tidak mengenai jantung dapat menembus hingga paru –
paru sehingga menimbulkan perdarahan dalam rongga paru –
paru dan udara masuk ke dalam rongga paru – paru sehingga
paru – paru pada sisi yang sakit akan mengempis.
a. Tanda
Kesakitan waktu bernafas
Mendadak sesak
Gerakan iga di sisi yang luka berkurang
b. Tindakan
Tutup luka dengan kasa steril yang dibasahi cairan steril
Balut luka dengan plester (kedap udara)
Bersihkan saluran pernafasan
Beri obat pengurang rasa sakit
Bawa ke RS terdekat

2. Luka Tusuk di Perut


Tindakan
a. Bersihkan sekitar luka dengan antiseptik
b. Tutup luka dengan kasa steril yang agak tebal dan sudah
dibasahi cairan steril
c. Balut yang menekan
d. Bila usus terlihat keluar jangan dimasukkan
e. Bila pisau belum tercabut biarkan saja segera bawa ke RS

3. Luka Tusuk di Anggota Badan


Tindakan
a. Bersihkan luka dengan antiseptik
b. Bila luka dalam bersihkan dengan H2O2
c. Tutup luka dengan kasa steril
d. Balut yang menekan
e. Beri antibiotik, ATS (Dokter/Rumah Sakit)

3) Vulnus Contussum (Luka Kontusiopin)


a. Pengertian
Luka kontusiopin adalah luka memar, tentunya jangan diurut
ataupun ditekan-tekan, karena hanya aka mengakibatkan robek
pembuluh darah semakin lebar saja.
b. Tanda
Membiru dan membengkak
c. Cara penanganan
Yang perlu dilakukan adalah kompres dengan air dingin, karena
akan mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah, sehingga
memampatkan pembuluh-pembuluh darah yang robek.
4) Vulnus Insivum (Luka Sayat)
a. Pengertian
Luka sayat adalah jenis luka yang disababkan karena sayatan dari
benda tajam, bisa logam maupun kayu dan lain sebgainya. Jenis
luka ini biasanya tipis.
b. Cara penanganan
Yang perlu dilakukan adalah membersihkan dan memberikan
desinfektan.
5) Vulnus Schlopetorum
a. Pengertian
Jenis luka ini disebabkan karena peluru tembakan, maka harus
segera dikeluarkan tembakanya. Bentuknya antara luka tusuk
dengan luka robek. Pada luka tembak ini harus dicari tempat
keluarnya peluru. Bila tidak ditemukan kemungkinan peluru
tertinggal di dalam tubuh.
b. Tindakan
Pada pinggir luka tempat peluru masuk sering terdapat jeluga biru
panasnya peluru.Tindakannya:
 Bersihkan sekitar luka
 Tutup luka
 Kirim RS
Pada setiap luka yang sudah terinfeksi akan timbul peradangan
yang disusul pernanahan.Tindakan pada luka infeksi yaitu:
 Bersihkan luka dan sekitarnya dengan antiseptik
 Keluarkan kotoran/ pus dalam luka dengan cara menekan
dari pinggir luka kearah tengah.
 Setelah kotoran terkumpul dibagian tengah luka bersihkan
daerah luka dengan antiseptik dan H202
 Berikan kompres Revanol 5x sehari
 Bila luka sudah agak mengering berikan zalf antibiotik
 Sebaiknya diberikan obat : anti biotik dan pengurang rasa
sakit
Indikasi suntikan ATS (Anti Tetanus Serum)
 Luka – luka yang luas
 Luka di leher dan muka
 Luka tusuk dan gigitan binatang yang cukup dalam
 Ada gejala – gejala terkena tetanus
o
 Luka yang terlambat mendapat perawatan
 Luka tembak yang sudah disertai jaringan mati.
c. Cara penanganan
Jangan langsung mengeluarkan pelurunya, namun yang harus
dilakukan adalah membersihkan luka dengan H2O2, berikan
desinfektan dan tutup luka. Biarkan luka selama setidaknya
seminggu baru pasien dibawa ke ruang operasi untuk dikeluarkan
pelurunya. Diharapkan dalam waktu seminggu posisi peluru sudah
mantap dan tak bergeser karena setidaknya sudah terbentuk
jaringan disekitar peluru.
6) Vulnus Combustion (Luka Bakar)
a. Pengertian
Adalah luka yang disebabkan akibat kontaksi antara kulit dengan
zat panas seperti air panas(air memdidih), api, dll.
b. Cara penanganan
Penanganan paling awal luka ini adalah alirkan dibawah air
mengalir, bukan menggunakan odol apalagi minyak tanah. Alirkan
dibawah air mengalir untuk perpindahan kalornya. Bila terbentuk
bula boleh dipecahkan, perawatan luka jenis ini adalah perawatan
luka terbuka dengan tetap menjaga sterilitas mengingat luka jenis
ini sangat mudah terinfeksi. Dan ingat kebutuhan cairan pada
pasien luka bakar.
7) Luka Gigitan
a. Pengertian
Luka jenis ini disebabkan dari luka gigitan binatang, seperti
serangga, ular, dan binatang buas lainya. Kali ini luka gigitan yang
dibahas adalah jenis luka gigitan dari ular berbisa yang berbahaya.
b. Cara penanganan
Mengeluarkan racun yang sempat masuk ke dalam tubuh korban
dengan menekan sekitar luka sehingga darah yang sudah tercemar
sebagian besar dapat dikeluarkan dari luka tersebut. Tidak
dianjurkan mengisap tempat gigitan, hal ini dapat membahayakan
bagi pengisapnya, apalagi yang memiliki luka walaupun kecil di
bagian mukosa mulutnya. Sambil menekan agar racunnya keluar
juga dapat dilakukan pembebatan( ikat) pada bagian proksimal dari
gigitan, ini bertujuan untuk mencegah semakin tersebarnya racun
ke dalam tubuh yang lain. Selanjutnya segera mungkin dibawa ke
pusat kesehatan yang lebih maju untuk perawatan lanjut.
8) Laserasi atau Luka Parut
a. Pengertian
Luka parut disebabkan karena benda keras yang merusak
permukaan kulit, misalnya karena jatuh saat berlari.
b. Cara penanganan
Cara mengatasi luka parut, bila ada perdarahan dihentikan terlebih
dahulu dengan cara menekan bagian yang mengeluarkan darah
dengan kasa steril atau saputangan/kain bersih. Kemudian cuci dan
bersihkan sekitar luka dengan air dan sabun. Luka dibersihkan
dengan kasa steril atau benda lain yang cukup bersih. Perhatikan
pada luka, bila dijumpai benda asing ( kerikil, kayu, atau benda
lain ) keluarkan. Bila ternyata luka terlalu dalam, rujuk ke rumah
sakit. Setelah bersih dapat diberikan anti-infeksi lokal seperti
povidon iodine atau kasa anti-infeksi.
9) Terpotong atau Teriris
a. Pengertian
Terpotong adalah bentuk lain dari perlukaan yang disebabkan oleh
benda tajam, bentuk lukanya teratur dan dalam, perdarahan cukup
banyak, apalagi kalau ada pembuluh darah arteri yang putus
terpotong.
b. Tanda
 Bentuk luka memanjang
 Tepi luka merupakan garis lurus
 Jaringan sekitar luka tidak rusak
c. Cara penanganan
Menangani perdarahan terlebih dahulu yakni dilakukan dengan
menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan menggunakan
kasa steril atau kain yang bersih. Bila ada pembuluh nadi yang ikut
terpotong, dan cukup besar, dilakukan pembalutan torniquet.
Pembalutan dilakukan dengan menempatkan tali/ikat
pinggang/saputangan pada bagian antara luka dan jantung secara
melingkar, kemudian dengan menggunakan sepotong
kayu/ballpoint tali/ikat pinggang/saputangan tadi diputar sampai
lilitannya benar-benar kencang. Tujuan cara ini untuk
menghentikan aliran darah yang keluar dari luka. Setelah itu, luka
ditutup dan rujuk ke rumah sakit. Pembebatan torniquet dilakukan
pada lengan atas atau paha. Pembebatan di tempat lain tidak akan
efektif. Pada luka yang teriris dioles anti infeksi kemudian ditutup
kasa steril.
10) Luka Robek
a. Pengertian
Luka yang ditimbulkan oleh goresan benda yang tidak terlalu tajam
b. Tanda
 Tepi luka tidak teratur
 Jaringan sekitar luka rusak
 Tindakan pada umumnya memerlukan jahitan
(Dokter/Rumah Sakit)
c. Pertolongan
 Bersihkan sekitar luka dengan cairan anti septik
 Bersihkan bagian dalam luka dengan H2O2
 Tutup luka dengan sufratule dan kasa steril, bila tidak ada
cukup tutup dengan kain yang bersih
 Balut yang agak menekan
 Berikan antibiotik, ATS (Dokter/Rumah Sakit)
11) Penanganan Luka Secara Umum
Dalam penanganan luka, sudah umum diketahui bahwa salah satu yang
harus dilakukan adalah tindakan debridement. Debridement bertujuan
untuk membuat luka menjadi bersih sehingga mengurangi kontaminasi
pada luka dan mencegah terjadinya infeksi. Debridement bisa
dilakukan dengan beberapa cara, dari yang kurang invasif hingga
invasif, yaitu debridement secara biologik, mekanik, otolitik,
enzimatik, dan surgical.

5. Proses Penyembuhan Luka


1) Fase Inflamasi
Adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat
perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak
dicapai adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka
dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan
dimulainya proses penyembuhan.
2) Fase Proliferatif
Adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan
proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan
yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur
protein yang akan digunakan selama proses reonstruksi jaringan.
3) Fase Maturasi
Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir
sampai kurang lebih 12 bulan. Tujuan dari fase maturasi adalah ;
menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan
penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah mulai
meninggalkan jaringan granulasi, warna kemerahan dari jaringa mulai
berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen
bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari
jaringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke-10 setelah
perlukaan.
6. Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
1) Usia
Semakin tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan
penyembuhan jaringan
2) Infeksi
Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi
dapat juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang,
sehingga akan menambah ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang
maupun kedalaman luka.
3) Hipovolemia
Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan
menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan
luka.
4) Hematoma
Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka
secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi
jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk
dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan
luka.
5) Benda Asing
Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan
terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini
timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah
merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut
dengan nanah.
6) Iskemia
Iskemi merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai
darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini
dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga
terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh
darah itu sendiri.
7) Diabetes
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan
gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut
juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
8) Pengobatan
a. Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh
terhadap cedera.
b. Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan.
c. Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk
bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah
luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi
intravaskular.
7. Teknik Perawatan Luka
Luka baru yang belum memasuki waktu kontaminasi Frederich (6 – 8 jam
post trauma) dapat dirawat secara primer yaitu dengan melakukan
pembersihan luka dan lapangan sekitarnya, pembuangan debris dan
kotoran serta penjahitan luka secara sempurna, sedangkan yang melebihi
waktu kontaminasi bisa dilakukan pembersihan luka dan daerah sekitar
luka, merapikan luka dan penjahitan sementara atau situasi. Penjahitan
luka membutuhkan pengetahuan tentang penyembuhan luka, serta alat dan
bahan untuk menjahit dan yang terpenting sekali menguasai teknik jahitan
(suture techniques).

8. Macam Teknik Perawatan Luka


1) Desinfeksi (Sin. Antiseptik atau Germisida)
a. Pengertian
Adalah tindakan dalam melakukan pembebasan bakteri dari
lapangan operasi dalam hal ini yaitu luka dan sekitarnya.
b. Macam bahan desinfeksi
 Alkohol 70%
 Betadine 10%
 Perhidrol 3%
 Savlon (Cefrimid +Chlorhexidine)
 Hibiscrub (Chlorhexidine 4%)
c. Teknik
 Desinfeksi sekitar luka dengan kasa yang di basahi bahan
desinfeksan.
 Tutup dengan doek steril atau kasa steril
 Bila perlu anestesi Lido/Xylo 0,5-1%
2) Pembersihan Luka
a. Pengertian
Adalah mencuci bagian luka
b. Bahan yang di gunakan
 Perhidrol
 Savlon
 Boor water
 Normal Saline
 PZ
c. Teknik
Bilas dengan garam faali atau boor water
3) Debridement (Wound Excision)
a. Pengertian
Adalah membuang jaringan yang mati serta merapikan tepi luka
b. Teknik
Memotong dengan menggunakan scalpel atau gunting
Rawat perdarahan dengan meligasi menggunakan cat gut
4) Perawatan Perdarahan
Adalah suatu tindakan untuk menghentikan proses perdarahan.
Yaitu dengan kompresi lokal atau ligasi pembuluh darah atau jaringan
sekitar perdarahan
5) Penjahitan Luka
Penjahitan luka membutuhkan beberapa persiapan baik alat, bahan
serta beberapa peralatan lain. Urutan teknik juga harus dimengerti oleh
operator serta asistennya.
a. Alat yang dibutuhkan :
 Naald Voeder ( Needle Holder ) atau pemegang jarum
biasanya satu buah.
 Pinset Chirrurgis atau pinset Bedah satu buah
 Gunting benang satu buah.
 Jarum jahit, tergantung ukuran cukup dua buah saja.
b. Bahan yang dibutuhkan :
 Benang jahit Seide atau silk
 Benang Jahit Cat gut chromic dan plain.
c. Lain-lain :
 Doek lubang steril
 Kasa steril
 Handscoon steril
d. Operasi teknik
Urutan teknik penjahitan luka ( suture techniques)
1. Persiapan alat dan bahan
2. Persiapan asisten dan operator
3. Desinfeksi lapangan operasi
4. Anestesi lapangan operasi
5. Debridement dan eksisi tepi luka
6. Penjahitan luka
7. Perawatan luka
Macam-Macam Jahitan Luka
1. Jahitan Simpul Tunggal
a. Sinonim
Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted Suture
b. Pengertian
Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai,digunakan juga untuk
jahitan situasi.
c. Teknik
 Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah
sampai 1 cm ditepi luka dan sekaligus mengambil jaringan
subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara tegak
lurus pada atau searah garis luka.
 Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga
jarak antara 1cm.
 Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan
 Benang dipotong kurang lebih 1 cm.
2. Jahitan matras Horizontal
a. Sinonim
Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress
b. Penjelasan
Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum
disimpul dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari
tusukan pertama.Memberikan hasil jahitan yang kuat.
3. Jahitan Matras Vertikal
a. Sinonim
Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to far
b. Penjelasan
Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian
dilanjutkan dengan menjahit tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan
penyembuhan luka yang cepat karena di dekatkannya tepi-tepi luka
oleh jahitan ini.
4. Jahitan Matras Modifikasi
a. Sinonim
Half Burried Mattress Suture
b. Penjelasan
Modifikasi dari matras horizontal tetapi menjahit daerah luka
seberangnya pada daerah subkutannya.
5. Jahitan Jelujur Sederhana
a. Sinonim
Simple running suture, Simple continous, Continous over and over
b. Penjelasan
Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju.
Biasanya menghasilkan hasiel kosmetik yang baik, tidak disarankan
penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar.
6. Jahitan Jelujur Feston
a. Sinonim
Running locked suture, Interlocking suture
b. Penjelasan
Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya,
biasa sering dipakai pada jahitan peritoneum. Merupakan variasi
jahitan jelujur biasa.
7. Jahitan Jelujur horizontal
a. Sinonim
Running Horizontal suture
b. Penjelasan
Jahitan kontinyu yang diselingi dengan jahitan arah horizontal.
8. Jahitan Simpul Intrakutan
a. Sinonim
Subcutaneus Interupted suture, Intradermal burried suture, Interrupted
dermal stitch.
b. Penjelasan
Jahitan simpul pada daerah intrakutan, biasanya dipakai untuk
menjahit area yang dalam kemudian pada bagian luarnya dijahit pula
dengan simpul sederhana.
9. Jahitan Jelujur Intrakutan
a. Sinonim
Running subcuticular suture, Jahitan jelujur subkutikular
b. Penjelasan
Jahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, jahitan ini terkenal
menghasilkan kosmetik yang baik
6) Tutup atau Bebat Luka
Setelah luka di jahit dengan rapi di bersihkan dengan desinfeksan (beri
salep).
Tutup luka dengan kasa steril yang dibasahi dengan betadine
Lekatkan dengan plester atau hipafix ( bila perlu diikat dengan
Verban)
7) Angkat Jahitan
Adalah proses pengambilan benang pada luka.
Berdasarkan lokasi dan hari tindakan:
1. Muka atau leher hari ke 5
2. Perut hari ke7-10
3. Telapak tangan 10
4. Jari tangan hari ke 10
5. Tungkai atas hari ke 10
6. Tungkai bawah 10-14
7. Dada hari ke 7
8. Punggung hari ke 10-14

Anda mungkin juga menyukai