Anda di halaman 1dari 71

LUKA

KONSEP DASAR LUKA


• Luka yaitu suatu keadaan terputusnya
kontinuitas jaringan tubuh, yang dengan
menyebabkan terganggunya fungsi tubuh shg
dengan mengganggu aktivitas sehari-hari
• Luka adalah rusaknya struktur & fungsi anatomis
normal akibat proses patologis yang berasal dari
internal maupun eksternal & mengenai organ
tertentu
• Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian
jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma
benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat
kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan
hewan (R.Sjamsu Hidayat, 1997)
• Luka adalah tergggunya (disruption) integritas
normal dari kulit & jaringan dibawahnya yang
terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, tertutup
atau terbuka, bersih atau terkontaminasi,
superfisial atau dalam (Koyner & Taylan)
LUKA
• Luka adalah keadaan hilang atau
terputusnya kontinuitas jaringan yang
disebabkan banyak hal atau berbagai
faktor.
JENIS-JENIS LUKA
• Beredasarkan tingkat kontaminasi
- Clean Wounds (Luka bersih)
luka bedah tak terinfeksi yang mana tidak
terjadi proses peradangan (inflamasi) dan tidak
terjadi infeksi pada sistem pernafasan,
pencernaan, genital dan urinari, Luka bersih
biasanya menghasilkan luka yang tertutup.
Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% -
5%
- Clean-contamined Wounds (Luka bersih
terkontaminasi), merupakan luka
pembedahan dimana saluran respirasi,
pencernaan, genital atau perkemihan dalam
kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu
terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka
adalah 3% - 11%.
- Contamined Wounds (Luka terkontaminasi),
termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat
kecelakaan dan operasi dengan kerusakan
besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi
dari saluran cerna; pada kategori ini juga
termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen.
Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.
- Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau
infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme
pada luka
• Berdasarkan sifatnya :
- Luka akut
Adalah luka yang sembuh sesuai dengan periode waktu
yang diharapkan atau dengan kata lain sesuai dengan konsep
penyembuhan luka akut dengan dikatagorikan sebgaI :
 Luka akut pembedahan , contoh insisi, skin graft
 Luka bukan pembedahan, contoh luka bakar
 Luka akut faktor lain , contoh abrasi, laserasi, atau injuri pada
lapisan kulit superfisial
- Luka kronis
Adalah luka yang proses penyembuhannya
mengalami keterlambatan atau bahkan
kegagalan. Contoh luka dekubitus, luka
diabetes dan leg ulcer.
• Berdasarkan kehilangan jaringan.
 Superficial : luka hanya terbatas pada
lapisan epidermis
 Parsial (partial thickness) luka meliputi
epidermi dan dermis
 Penuh (full thickness) luka meliputi
epidermis, dermis dan jaringan sub kutan
bahkan dengan juga melibatkan otot, tendon,
dan tulang
• Berdasarakan stadium
Stage 1
Luka lebam biasa, Lapisan epidermis utuh,
namun terdapat eritema atau perubahan
warna
Stage 2
Kehilangan kulit superficial dengan
kerusakan lapisan epidermis dan dermis,
eritema di jaringan yang nyeri panas, dan
edema.
Stage 3
Kehilangan jaringan sampai dengan jaringan
subkutan, dengan terbentuknya rongga
(cavity), eksudat sedang sampai banyak
Stage 4
Hilangnya jaringan sub kutan dengan
terbentuknya rongga yang melibatkan otot,
tendon, dan atau tulang. Eksudat sedang
sampai banyak.
• Berdasarkan mekanisme terjadinya

Luka Insisi (incised wounds/Vulnus Scisum),


terjadi karena teriris oleh instrument yang
tajam. Misalnya yang terjadi akibat
pembedahan atau terkena pisau dapur.
Luka memar (contusion Wound), terjadi
akibat benturan oleh suatu tekanan dan
dikarakteristikan oleh cedar pada jaringan
lunak, perdarahan dan bengkak
 Luka tusuk (Vulnus Punctum), terjadi
akibat adanya benda seperti peluru
atau pisau yang masuk kedalam kulit
dengan diameter yang kecil.
 Luka gores (lacerated wound), terjadi
akibat benda yang tajam seperti oleh
kaca / kawat.
 Luka lecet (Vulnus Escoriasi), terjadi
akibat kulit bergesekan dengan benda
lain yang biasanya dengan benda yang
tidak tajam.
 Luka tembus (penetrating wound),
luka yang menembus organ tubuh
biasanya pada bagian awal luka masuk
diameternya kecil tetapi pada bagian
ujung biasanya lukanya akan melebar.
 Luka bakar (Vulnus Combutsio), luka
yang disebabkan oleh trauma panas,
listrik, kimiawi, radiasi
 Luka gigitan (Vulnus Morsum), berupa
luka tusuk kecil atau luka tidak
beraturan yang luas dan berat
• Berdasarkan penampilan

 Nekrotik, (hitam), Eschar yang mengeras


dan nekrotik, mungkin kering atau lembab
 Sloughy (kuning), jaringan mati yang fibrous
 Terinfeksi (kehijauan), terdengan tanda-
tanda klinis adanya infeksi seperti nyeri,
panas, bengkak, kemerahan dan
peningkatan eksudat.
 Granulasi (merah), jaringan granulasi yang
sehat
 Epitalisasi (pink), terjadi epitelisasi.
PROSES PENYEMBUHAN LUKA
• Penyembuhan luka merupakan suatu proses
penggantian jaringan yang mati/rusak dengan
jaringan baru & sehat oleh tubuh dengan jalan
regenerasi
• Penyembuhan luka meliputi 2 kategori yaitu :
 Pemulihan jaringan → Regenerasi jaringan
pulih seperti semula baik struktur maupun
fungsinya
 Repair → Pemulihan atau penggantian oleh
jaringan Ikat ( Mawardi Hasan, 2002)
FASE PENYEMBUHAN LUKA
• Fase koagulasi dan inflamasi (0-3 hari)
Koagulasi merupakan respon yang
pertama terjadi sesaat setelah luka terjadi dan
melibatkan platelet. Pengeluaran platelet
menyebabkan vasokontriksi. Proses ini
bertujuan untuk hemostasis sehingga mencegah
perdarahan lebih lanjut.
• Fase proliferasi / rekonstruksi (2-24hari)
Secara klinis akan tampak kemerahan pada
luka. Angiogenesis terjadi bersamaan dengan
fibrioplasia. Tanpa proses angiogenesis sel-sel
penyembuhan tidak dengan bermigrasi,
replikasi, melawan infeksi dan pembentukkan
atau deposit komponen matriks baru.
Tujuan utama fase ini adalah :
Proses granulasi (untuk mengisi ruang yang
kosong pada luka)
Angiogenesis (pertumbuhan kapiler baru)
• Fase Remodilling atau Maturasi (24 hari – 3 tahun)
Fase ini merupakan fase terakhir dan terpanjang
pada proses penyembuhan luka. . Fibroblast terus
mensintesis kolagen. Kolagen menjalin dirinya, menyatukan
dalam struktur yang lebih kuat. Bekas luka menjadi kecil,
kehilangan elastisitas dan meninggalkan garis putih.
PROSES PENYEMBUHAN LUKA
• Primery Intention Healing
Jaringan yang hilang minimal, tepi luka bisa menyatu
kembali atau dirapatkan kembali melalui jahitan,
klip atau plester.
• Secondary Healing
Jaringan hilang sebagian, Proses penyembuhan
melalui proses granulasi. Secondary healing
menghasilkan scar.
• Delayed Primery Intention Healing
Penyembuhan luka lambat, Terjadi ketika luka
terinfeksi atau terkena benda asing
yang menghambat penyembuhan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYEMBUHAN LUKA
1. Vaskularisasi
2. Usia
3. Anemia
4. Penyakit
5. Nutrisi
6. Obesitas, obat-obatan, merokok
FAKTOR PENYULIT
1. Faktor petugas
- Tekhnik perawatan luka
- Steril
2. Faktor pasien
- Malnutrisi
- Defisiensi vitamin
- Penyakit penyerta
MASALAH YANG TERJADI PADA LUKA
 Infeksi, terjadi bila terdapat tanda2 seperti
kulit kemerahan, demam atau panas, rasa
nyeri & timbul bengkak, jaringan di sekitar
luka mengeras, serta adanya kenaikan leukosit
 Dehiscene, merupakan pecahnya luka
sebagian atau seluruhnya yang dpt
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
kegemukan, kekurangan nutrisi, terjadinya
trauma dll. Sering ditandai dengan kenaikan
suhu tubuh (demam), takikardia & rasa nyeri
pada daerah luka
 Eviceration, yaitu menonjolnya organ tubuh
bagian dalam kearah luar melalui luka. Hal ini
dpt terjadi jika luka tidak segera menyatu
dengan baik akibat proses penyembuhan yang
lambat.
 Perdarahan, ditandai dengan adanya
perdarahan disertai perubahan tanda vital
seperti kenaikan denyut nadi, kenaikan
pernapasan, penurunan tekanan darah,
melemahnya kondisi tubuh, kehausan, serta
keadaan kulit yang dingin & lembab
PERDARAHAN PADA LUKA
 Pengertian
 Keluarnya darah dari suatu kerusakan integritas
jaringan baik dari dalam / luar tubuh
 Peristiwa keluarnya darah dari pembuluh darah
karena pembuluh darah tsb mengalami kerusakan
(benturan fisik, sayatan)
 Klasifikasi sumber perdarahan
 Perdarahan rambut (kapiler)
Sebagai akibat dari luka superfisial, darah yang keluar
merembes perlahan & berwarna merah terang. secara
normal perdarahan dpt dikontrol dengan mekanisme
pembekuan tubuh itu sendiri.
 Perdarahan Vena
Dpt dikenali dengan merah berwarna gelap mengalir dari
luka, jika terkena vena besar maka kehilangan darah akan
cepat menyebabkan kematian
 Perdarahan nadi (arteri)
Darah yang berasal dari pembuluh nadi keluar memancar
sesuai dengan denyutan nadi & berwarna merah terang
 Jenis-jenis Perdarahan
 Perdarahan Luar
Perdarahan yang tampak/terlihat jelas keluar dari
luka t’buka

 Perdarahan Dalam
- Biasanya tak terlihat & kulit tidak tampak rusak
- Kadang2 t’lihat berada dibawah p’mukaan kulit tampak memar
- Bentuk lain dari perdarahan dalam adalah perdarahan tertutup
 Penanganan
 Perlindungan terhadap infeksi pada penangan
perdarahan :
- Pakai APD agar tidak terkena darah atau cairan
tubuh korban
- Jangan menyentuh mulut, hidung, mata,
makanan sewaktu memberi perawatan
- Cucilah tangan segera setelah selesai merawat
- Dekontaminasi atau buang bahan yang sudah
ternoda dengan darah atau cairan tubuh
korban
 Metode Pengontrolan Perdarahan
(mengendalikan perdarahan luar)
 Penekanan Langsung
- Penekanan yang keras & digunakan secara langsung
diatas luka
- Dilakukan secara terus menerus sampai balutan
penekanannya mantap dipasang
- Umumnya perdarah akan berhenti setelah 5-15 menit
 Elevasi (Tinggikan posisi luka & lakukan
bersamaan dgn tekanan langsung )
 Penekanan pada titik tekan (Arteri)
PERAWATAN LUKA
• Pengertian
Suatu penanganan luka yang terdiri atas
membersihkan luka, menutup dan membalut
luka sehingga dpt membantu proses
penyembuhan luka
• Tujuan
Mempercepat proses pertumbuhan dan
penyembuhan luka
Mengurangi jumlah bakteri &resiko infeksi
Nekrotomi jaringan nekrosis
Mengurangi bau pada luka
Alat dan Bahan
• Alat
o Sarung tangan steril 1 (satu) pasang
o Pinset anatomi 1 (satu) buah
o Pinset chirurgi 1 (satu) buah
o Gunting lurus 1 (satu) buah
o Gunting necrotomi 1 (satu) buah
o Gunting AJ (angkat jahitan) 1 (satu) buah
o Cucing (mangkok kecil) sesuai dengan kebutuhan
o Korentang dan tempatnya 1 (satu) buah
• Bahan
• Kasa penekan (depress) sesuai dengan kebutuhan
• Kasa steril sesuai dengan kebutuhan
• Lidi kapas steril sesuai dengan kebutuhan
• Larutan antiseptik sesuai dengan jenis luka
• Obat luka dalam tempatnya sesuai dengan jenis luka
• Sarung tangan steril 1 (satu) pasang
• Sarung tangan bersih 1 (satu) pasang
• Cairan normal saline (PZ)
• Plester sesuai kebutuhan
• Verband sesuai kebutuhan
PROSEDUR TINDAKAN
1. Jelaskan prosedur pada pasien dengan menggambarkan
langkah – langkah perawatan luka, manfaat perawatan luka
serta serta kemungkinanan timbulnya nyeri akibat
penggantian balutan
2. Bawa semua peralatan yang sudah disiapkan ke dekat pasien
3. Ambil kemudian letakkan kantong plastik dan / atau bengkok
dalam jangkauan area kerja anda sedemikian rupa sehingga
sewaktu membuang kotoran atau balutan kotor tangan anda
tidak menyebrangi area steril. Note : jika menggunakan
kantong plastik buat lipatan diatasnya.
4. Tutup ruangan atau pasang tirai/sampiran disekitar tempat
tidur pasien. Tutup semua jendela terbuka yang berada
disekitar pasien.
5. Atur posisi pasien dalam posisi nyaman kemudian ganti
selimut pasien dengan selimut mandi; buka hanya pada area
luka; pasang pengalas atau bantalan tahan air di bawah luka
pasien. Note : untuk pengalas bisa disesuaikan dengan luas
luka dan dibut sedemikian rupa sehingga menyerupai talang
air
6. Instruksikan pada pasien untuk tidak menyentuh area luka
maupun peralatan steril.
7. Cuci tangan secara menyeluruh.
8. Gunakan sarung tangan bersih, kemudian lepaskan plester,
ikanan atau balutan. Note : untuk mempermudah pelepasan
plester atau balutan bisa menggunakan pinset on steril
khusus untuk membuka balutan.
9. Untuk melepas plester bisa menggunakan wash bensin atau
aseton yang diletakkan pada wadah khusus.
10. Lepaskan plester dengan melepaskan masing – masing
ujungnya serta menariknya dengan perlahan sejajar dengan
kulit dan mengarah ke balutan (jika masih terdapat sisa
perekat plester dikulit bisa dibersihkan dengan wash bensisn
atau asetan , bila tidak ada kontroindikasi misal : alergi)
11. Dengan menggunakan sarung tangan atau pinset, angkat
balutan kotor dengan hati- hati. Jauhkan balutan tersebut
dari pandangan pasien. Note : jika terdapat drain angkat
balutan satu persatu secara cermat dan hati - hati
12. Bila balutan lengket pada luka dan masuk kedalam jaringan,
jangan dibasahi, bebaskan jaringan terserbut dari eksudat
yang mengering dengan perlahan.
13.Observasi karakteristik dan jumlah drainage pada
balutan
14.Buang balutan kotor langsung pada kantong
sampah, hindari kontaminasi permukaan luar
kantong. Lepaskan sarung tangan dengan menarik
bagian dalam ke luar, letakkan di tempat yang tepat.
15.Buka seperangkat alat steril yang telah disiapkan,
letakkan di samping pasien
16.Buka botol atau wadah larutan yang akan digunakan
untuk merawat agar tidak tumpah / menetes pada
peralatan steril lain. Note : sebelum menuangkan
cairan antiseptic dari wadahnya, buang sedikit
larutan untuk mensterilkan ujung botol.
17. Bila cairan menetes atau tumpah pada duk
pengalas alat steril atau pada kasa, ulangi
persiapan dari awal.
18. Gunankan sarung tangan steril.
19.Inspeksi luka, perhatikan kondisinya, letak drain
dan karakteristik drainasenya, integritas jahitan
atau penutupan kulit. Note : jika perlu palpasi
luka dengan menggunakan tangan yang tidak
menyentuh bahan steril.
20.Bersihkan luka dengan menggunakan cairan
normal saline atau sesuai dengan larutan
antiseptic yang diresepkan.
21. Pegang kasa / depress yang telah dibasahi dengan larutan
antiseptic dengan pinset.
22. Note : pinset yang digunakan untuk mengambil kasa /
depress dari wadah steril berbeda dengan pinset yang
digunakan untu merawat luka, kasa/depress yang telah
dibasahi dengan larutan antiseptik diambil menggunakan
pinset untuk alat dari wadah steril kemudian dipindahkan ke
pinset untuk merawat luka , jangan sampai kedua pinset
bersentuhan. Pinset untuk merwat luka (yang menyentuh)
pasien tidak boleh digunakan untuk mengambil alat dari
wadah steril secara langsung.
23. Gunakan depress terpisah untuk tiap kali usapan. Bersihkan
luka dari area yang kontaminasinya minimal ke area yang
terkontaminasinya maksimal, dengan gerakan dalam tekanan
progesif menjauh dari insisis atau tepi luka. Ulangi langkah
diatas sampai luka bersih. Note jika pada area luka terdapat
drain, bersihkan bagian tersebut paling akhir
24. Berikan kasa basah langsung diatas permukaan luka (bisa
dibasahi/ dikompres menggunakan cairan normal saline). Jika
luka tersebut dalam dengan perlahan lipat kasa sampai
berbentuk seperti kemasan dengan bantuan pinset, secara
perlahanmasukkan kasa kedalam luka sehingga semua
permukaan luka kontok dengan kasa basah
25. Pasang balutan / kasa steril kering diatas kasa basah
(secukupnya)
26. Tutup dengan surgipad yang lebih tebal atau bantalan ABD :
garis biru ditengah bantalan menandai permukaan luar, jika
tidak ada, bisa menggunakan kapas secukupnya.
27.Amankan balutan dengan menggunakan
plester (bisa yang biasa atau hipoallergik)
atau menggunakan pembalut sesuai dengan
kebutuhan.
28.Rapikan peralatan, letakkan / rendam
instrumen yang telah dipakai pada bengkok
berisi larutan desinfektan.
29.Lapaskan sarung tangan, letakkan pada
tempat semestinya
30.Ganti selimut mandi dengan selimut pasien,
rapikan pasien , atur pada posisi nyaman.
31. Observasi dan tanyakan respon pasien
setelah luakanya dirawat.
32.Rapikan peralatan, kembalikan ke tempat
semula, letakkan instrumen kotor pada
tempat pencucian.
33.Cuci tangan
34.Dokumentasikan hasil observasi terhadap
karakteristik luka, drainase dan proses
penyembuhan, proses perawatan luka dan
respon klien terhadap proses tersebut pada
catatan perawatan pasien
MENJAHIT LUKA

• Adalah proses menyatukan dua permukaan


atau tepi luka, sehingga menyatu dengan
suatu cara tertentu, menggunakan instrumen
dan benang jahit.
• TUJUAN
• INDIKASI
PERSIAPAN MENJAHIT LUKA
 BAHAN
• Antiseptik
• Cairan steril
• Kasa steril
• Plaster perekat
• Anestesi lokal
• Sarung tangan steril
ALAT
Naald voeder (Needle holder)
Alat untuk memegang jarum untuk menjahit
 Klem
Berfungsi untuk memegang jaringan dan untuk
hemostasis
 pinset
Benang jahit
Dapat diserap
contoh : Catgut, polyglycolic acid,
polyglactin, polydioxanone
Tidak dapat diserap
contoh : Nilon, polypropylene, sutra/silk
 ukuran : 5.0 – 1.0
Jarum jahit
Jarum jahit yang digunakan dalam menjahit kulit
atau jaringan lain umumnya berbentuk
melengkung, ukuran dan penampang
bermacam-macam
o 3 jenis penampang jarum
- Cutting
- Taper
- Reverse cutting
Spuit 3cc &50 cc
Duk steril
 Baskom
 Cuching
TEKNIK MENJAHIT LUKA
• Memberikan antiseptik
Daerah sekitar luka dioleskan cairan
antiseptik menggunakan kasa/kapas,
pengolesan dilakukan dengan pola melingkar
dari bagian luka kearah luar
• Memberikan anestesi lokal
Larutan lidokain diambil ke dalam spuit ,
kemudian jarum ditusukkan pada tepi luka
kemudian cairan didepositkan ke jaringan bawah
kulit sambil jarum ditarik keluar
• Irigasi luka
Untuk mencuci luka disemprotkan cairan
NaCl 0,9 %, tekanan harus cukup untuk
menyapu keluar debris dan benda asing,
dilakukan sampai luka bersih.
• Memakai sarung tangan steril
Sebelum memakai sarung tangan sebaiknya
mencuci tangan terlebih dahulu kemudian
sarung tangan dipakai dg teknik sedemikian
rupa, setelah memakai sarung tangan steril
kemudian diatas luka dipasang duk steril.
• Meratakan tepi luka
Untuk mendapatkan hasil yang baik, tepi luka
perlu dirapikan supaya setelah dijahit tepi luka
dapat dirapatkan menjadi berbentuk garis lurus
• Menjahit luka
Jahitan dermal dalam

Jahitan satu-satu (simple interrupted suture)


Jahitan matras vertikal

Jahitan matras horizontal


Jahitan kontinue

Continuous dermal suture


Jahitan barron
Jahitan khusus yang menggabungkan
keuntungan jahitan matras horizontal dan
jahitan subkutikuler
• Menutup luka dengan kassa
Menjaga luka tidak terbentur benda lain
Menyerap eksudat luka
Menghindari kontaminasi
Menjaga kelembaban sekitar luka
Kenyamanan pasien
MEMBUKA JAHITAN
• Jahitan dan luka diolesi terlebih dahulu
dengan antiseptik
• Hidrogen peroksida untuk membersihkan
darah dan eksudat yang kering
• Salah satu ujung simpul dipegang dengan
pinset dan ditarik keatas sehingga gunting
dapat masuk
• Gunting benang dan seluruh benang ditarik
menggunakan pinset anatomis
• Pengguntingan sebaiknya dilakukan dekat
dengan permukaan kulit

Anda mungkin juga menyukai