Anda di halaman 1dari 32

S E M I N A R K A S U S PA DA I B U N I FA S

DENGAN DIAGNOSA MEDIS


P R E E K L A M S I A B E R AT ( P E B ) P O S T
PA R T U M
D I R UA N G M E R PAT I R S U D D R .
S O E T O M O S U R A B AYA

D I V K E P E R A W ATA N G A DA R
S E M E S T E R V T I N G K AT I I I
P O L T E K K E S K E M E N K E S S U R A B AYA
DEFINISI PREEKLAMSIA BERAT

• Pre-eklamsia adalah suatu hipertensi atau tekanan darah tinggi yang


timbul setelah 20 minggu kehamilan dan disertai dengan proteinuria
(Walyani, 2015, P. 3).
• Pre-eklamsia Berat adalah tekanan darah yang tinggi (hipertensi)
160/110 mmHg atau lebih (Maryunani, 2016, P. 127).
ETIOLOGI

• Bathamley (2011, H.194) mengemukakan bahwa faktor risiko preeklamsia adalah sebagai berikut :
• Primigravida atau > 10 tahun sejak kelahiran terakhir
• Kehamilan pertama dengan pasangan baru
• Riwayat preeklamsia sebelumnya
• Kehamilan kembar
• Kondisi medis tertentu seperti ipertensi esensial, penyakit ginjal, diabetes melitus
• Adanya proteinuria saat mendaftar untuk pemeriksaan ( > 1+ pada lebih dari satu pemeriksaan atau > 0,3 g/24 jam)
• Umur ≥ 40 tahun
• Obesitas ( IMT > 35 )
• IVF ( In Virto Fertilisation)
• Hipertensi kronik
• Molahidatidosa.
KL ASIFIK ASI
Menurut (Nurafi & Kusuma, 2006 P. 186) klasifikasi pre-eklamsia dibagi menjadi dua yaitu :

Pre-eklamsia Ringan
• Terdapat tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih.
• Terdapat edema yang umum yang bisa terjadi pada muka, jari tangan, kaki atau kenaikan berat
badan 1 kg atau lebih perminggu.
• Proteinuria + 1 sampai + 2
Pre-eklamsia Berat
• Terdapat tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
• Terdapat proteinuria lebih dari + 3 hingga + 5
• Terjadi oliguria < 400 cc / 24 jam
• Gangguan cerebral, penglihatan, nyeri kepala, nyeri epigastrium
• Edema paru disertai dengan sianosis
• Enzim hati meningkat dan terjadi ikterus
• Perdarahan retina
• Trombosit < 100. 000 / mm
TANDA DAN GEJALA
Menurut Bothmley ( 2011, H. 199) :
• Sakit kepala
• Nyeri epigastrik
• Muntah
• Penurunan gerakan janin
• Ukuran janin kecil tidak sesuai usia kehamilan

Menurut Dutton ( 2011, h. 349) :


• Hipertensi (sistolik > 160 dan atau diastolik > 110) dan proteinuria (> 5 g/dl)
• Nyeri di kuadran kiri atas
• Perubahan penglihatan
PATOFISIOLOGI

• Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam
dan air. Jadi jika arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah
akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi
jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edem yang
disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruang interstisial mungkin
disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus.
PERUBAHAN PADA ORGAN IBU HAMIL DENGAN PREEKL AMSI BERAT
(PEB) ADAL AH SEBAGAI BERIKUT :

Otak
• Aliran darah dan pemakaian oksigen tetap dalam batas normal.

Plasenta dan rahim


• Aliran darah menurun menyebabkan gangguan plasenta sehingga
terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan
oksigen terjadi gangguan janin sering terjadi peningkatan tonus
rahim dan kepekaannya terhadap rangsang sehingga terjadi
partus prematurus.
Ginjal
• Filtrasi glomerulus berkurang oleh karena aliran keginjal
menurun. Hal ini menyebabkan filtrasi natrium melalui
glomerulus menurun, akibatnya terjadi retensi garam dan air.
Penurunan filtrasi gomerulus hingga 50 % dapat terjadi oliguria &
anuria.
Paru-paru
• Kematian ibu dalam preeklamsia – eklamsia biasanya disebabkan
karena edema paru
Mata
• Gejala preeklamsia berat yang mengarah pada eklamsia adalah
adanya skotoma, diplopia, ambliopia. Hal ini disebabkan adanya
perubahan darah dalam pusaT penglihatan korteks serebri atau
retina
Keseimbangan air dan elektrolit
• Pada PEB dan eklampsia, kadar gula darah naik sementara. Asam
laktat dan asam organik lainnya naik sehingga cadangan alkali
turun.
PATHWAY
PENATALAKSANAAN
Penanganan preeklamsia berat pada kehamilan ≤ 37 minggu. Jika janin
belum menunjukkan tanda-tanda maturitas paru-paru :
• Berikan suntikan sulfas magnesikus dengan dosis 8 gr IM kemudian
disusul dengan injeksi tambahan 4 gr IM selama tidak ada kontraindikasi
• Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas magnesikus dapat
diteruskan lagi selama 24 jam sampai dicapai PE ringan.
• Ibu dirawat, diperiksa, monitor janin, timbang BB. Awasi timbulnya gejala
• Jika tidak ada perbaikan lakukan terminasi kehamilan dengan indikasi
partus arau tindakan lain tergantung keadaan
Preeklamsia berat pada kehamilan ≥ 37 minggu :
Penderita di rawat inap.
• Diet rendah garam dan tinggi protein
• Infus dekstrose 5 % dan RL
• Berikan obat antihipertensif : injeksi katapres 1 ampul IM
selanjutnya berikan tablet katapres 3 x ½ tablet perhari
• Diuretik diberikan bila ada edema. Dapat disuntikkan lasix 1 ampul
• Segera setelah pemberian sulfas magnesikus kedua dilakukan
induksi partus dengan atau sintosinon 10 satuan dalam infus tetes
• Pemberian sulfas magnesikus kalau tidak ada kontraindikasi dosis
sama 4 gr setiap 4 jam dalam 24 jam post partum.
KOMPLIKASI
• Komplikasi menurut Robson (2011, h. 32) dalam bukunya disebutkan bahwa
dapat Beragam komplikasi :
• Abrusio plasenta
• Keterbatasan pertumbuhan intrauteri
• Sindrom HELLP (Haemolysis, Elevated Liver Enzymes, low Platelet
Count)
• Gagal ginjal
• Janin lahir prematur
• Kegagalan multi organ
• Eklampsia
• Kematian
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PADA NY. M DENGAN DIAGNOSA MEDIS
POST SECTIO CAESAREA INDIKASI PRE-
EKLAMSIA BERAT POST PARTUM HARI
KE 3
DI RUANG MERPATI RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA
PENGKAJIAN
Tanggal MRS merpati : 27-10-2019
Tanggal Pengkajian : 28-10-2019 (10.00)
No. Register : 12.76.4X.XX
Diagnosa Medis : P1102 Post SC + Sterilisasi hari ke 3 a/i PEB + Hellp Syndrome + AKI d.d ACKD
Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Tanggal Lahir : 10-07-1980
Usia : 39 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / Bangsa : Madura/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia
Alamat : Sampang
Status Perkawinan : Kawin
Riwayat Kesehatan
• Keluhan Utama :
Klien mengatakan nyeri di area bekas operasi, klien meringis dan mendesis seperti kesakitan jika
merasa cenat cenut
P : Paliatif (Saat Istirahat) Provokatif saat berjalan
Q : Perih (Cenat-cenut)
R : Area bekas operasi SC
S :3
T : hilang timbul
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Klien mengatakan saat dirinya memeriksakan kehamilan di BPM
diketahui tekanan darahnya tinggi kemudian Klien dirujuk oleh BPM di
RSUD Bangkalan di rawat selama 2 hari dari RSUD Bangkalan, dan
dirujuk ke IRD RSUD Dr. Soetomo pada tanggal 24/10/19 dengan
alasan rujukan pasien harus dilakukan operasi Sectio Caesarea, karena
tekanan darah tinggi yaitu 160/110 mmHg. ketika di VK IRD Lt 2 klien
mengeluh pusing dan terasa nyeri ulu hati, Pada tanggal 25/10/2019
dilaksanakan operasi SC lalu dipindah ke ruang ROI dan dirawat
selama 2 hari kemudian klien dipindah ke ruang Merpati pada taggal
27/10/2019
• Riwayat Penyakit Sebelumnya
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, ataupun penyakit yang
lain hanya penyakit influenza dan demam biasa.
• Terapi/Operasi yang Pernah Dilakukan Sebelumnya
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat operasi apapun sebelumnya.
• Riwayat Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi baik terhadap obat, makanan, minuman,
suhu lingkungan ataupun yang lain.
• Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak pernah memiliki kondisi serupa ataupun memiliki riwayat
hipertensi, penyakit jantung, diabetes, maupun penyakit degenerative lainya.
• Riwayat Kesehatan Lingkungan
Klien beserta tinggal di rumah keluarga besar klien, menurut klien keadaan tempat
tinggal dan lingkungan sekitar rumahnya bersih dan cukup ventilasi.
• Riwayat Latar Belakang Budaya
Klien mengatakan tidak memiliki pantangan apapun terkait kesehatannya baik dalam masa
kehamilanya hingga masa nifasnya saat ini..
• Dukungan Keluarga
Klien keluarganya mendukung penuh terhadap kondisinya saat ini dan bersyukur ibu dan bayi
dapat lahir dengan selamat. Akan tetapi sedikit tampak bingung saat ditanya tentang suaminya.
• Riwayat Psikososial
Klien mengatakan cemas pada kondisinya saat ini dan tampak seperti tegang saat ditanya mengenai
kondisinya.
• Data Umum Kesehatan Saat Ini
• Keadaan Umum : Lemah
• Kesadaran : composmentis, GCS; E=4,V=5, M=6
• Tanda Vital
– Tekanan Darah = 130/70 mmHg
– Suhu = 36,7oC
– RR = 20 x/menit
– SPO2 = 97%
– HR = 88 x/menit
– TB = 153 cm
– BB = 52 kg
– IMT = 24 kg/m2
Kepala dan Leher
• Kepala: simetris, tidak ada lesi , warna rambut hitam. Klien mengeluh terkadang
pusing dan mata berkunang-kunang.
• Mata : Tidak tampak adanya pembesaran pada mata, sklera putih, konjungtiva
puucat/ anemis, saat direspon dengan cahaya pupil mengecil dan isokor, terdapat
mata panda.
• Hidung : simetris, tidak terdapat sekret, keadaan septum normal, napas teratur
18x/menit, tidak tampak adanya lesi
• Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada perdarahan pada gusi, pucat, dan tidak
ada lesi di mulut
• Telinga : simetris, lubang telinga bersih, tidak ada nanah, tidak menggunakan alat
bantu dengar
• Leher : tidak tampak pembesaran vena jugularis, tidak teraba pembesaran
kelenjar thyroid maupun limfe
Dada
• Jantung : S1&S2 tunggal, tidak terdengar murmur maupun gallop, CRT <2
detik
• Paru-paru : Suara napas vesikuler, tidak terdengar suara napas tambahan, tidak
tampak adanya retraksi dada
• Payudara : simetris, puting menonjol, payudara teraba keras, puting tampak
kotor, ASI tidak keluar. Bayi berada di ruang kuv (ruang bayi rsud dr sutomo) dan
sementara diberi susu formula.
Eliminasi
• BAK : klien mengatakan BAK diantar keluarga ke kamar mandi dengan konsistensi
kuning jernih, berbau khas dan frekuensinya lebih dari 4 kali/hari.Tidak terpasang
dower kateter. Klien mengatakan tidak ada kesulitan dalam berkemih.
• BAB : klien mengatakan belum BAB sejak setelah operasi tanggal
25/10/19.
Istirahat dan Kenyamanan
• Pola tidur : klien mengatakan tidur sekitar 7 jam dan merasa
bugar setelah tidur
• Pola tidur saat ini : klien mengatakan tidur +/- 5-6 jam/ hari, juga sering
terbangun untuk minum obat dan sering merasa nyeri saat bergerak
tidur
Mobilisasi dan Latihan
• Tingkat mobilisasi : klien mengatakan sering kelelahan setelah operasi
ini, hanya bergerak seperlunya saja misalnya saat makan karena merasa
nyeri di perut saat bergerak
• Latihan senam : klien mengatakan tidak pernah atau melakukan atau
mengikuti latihan senam selama kehamilan
Nutrisi dan Cairan
• Asupan nutrisi : klien makan 3x sehari dengan porsi sedang, klien tidak mengeluh
ada perubahan nafsu makan, dan selalu makan biskuit dan camilan.
• Asupan cairan : klien mengatakan minum kurang lebih 600 ml / 24 jam

Abdomen
• Terdapat luka bekas SC dengan panjang lebih kurang 10 cm, tidak ada tanda
infeksi.
• Terdapat nyeri abdomen (bekas sc) dengan skala nyeri 3, klien mengatakan
terasa seperti akan robek, nyeri meningkat saat bergerak dan nyeri berkurang
saat beristirahat.
• Involusi uterus : Baik
• Kandung kemih : Kosong
• Diastasis rectus abdominus : Tidak
Perineum dan Genital
• Vagina : tidak nampak bagian abnormal
• Kebersihan : tampak bersih
• Keputihan : terdapat flek dan berwarna merah kecoklatan
• Perineum : Utuh
• Tanda REEDA
• R : Tidak ada
• E :Tidak Ada
• E : Tidak Ada
• D : Tidak Ada
• A : Tidak Ada

• Lochea
• Jumlah : Tidak terkaji
• Jenis / Warna : Merah Segar
• Konsistensi : Cair menggumpal
• Bau : Anyir darah
Ekstremitas otot
• Perineum : Utuh
• Tanda REEDA
• R : Tidak ada
• E :Tidak Ada
• E : Tidak Ada
• D : Tidak Ada
• A : Tidak Ada

• Lochea
• Jumlah : Tidak terkaji
• Jenis / Warna : Merah Segar
• Konsistensi : Cair menggumpal
• Bau : Anyir darah
• Ekstremitas otot
• Ekstremitas atas
• Edema : tidak didapatkan edema pada ekstremitas atas
• Ekstremitas bawah
• Edema : didapatkan edema pada ekstremitas bawah
• Varises : tidak didapatkan varises pada ekstremitas bawah
• Kekuatan otot
• 5 5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Kimia Klinik (29-10-2019)

Parameter Hasil Satuan Nilai


Rujukan

SGOT 263, 0 U/L 0 - 35

SGPT 254, 0 U/L 0 - 35

BUN 51, 0 mg/dL 7 - 18

Kreatinin Serum 2,75 mg/dL 0,6 – 1.3


Patologi Klinik (29-10-2019)
Parameters Hasil Nilai Rujukan
HGB 10, 8 g/dL 11,0 – 147
RBC 4,3 3,69 – 54, 6
HCT 31, 8 % 41,3 – 52,1
MCV 73,6 Fl 86, 7 – 102, 3
MCH 34, 0 g/Dl 27,1 – 32,4
RDW-SD 35,2 Fl 41, 2 – 53, 6
WBC 18,58 3,37 – 10
BASO % 0,2 % 0,3 – 1,4
NEUT % 72,5 % 39,8 – 70, 5
LYMPH % 19,5 % 23, 1 – 49,9
PLT 341 150 – 450
PDW 13,4 fL 9,6 – 15,2
MPV 11,1 Fl 9,2 – 12,0
MCHC 34, 0 g/dL 29,7 – 33,1
Terapi yang diberikan
Tanggal 27/10/19 DPJP dr. M. Ardianta SpOG
1. Asam mefenamat tablet 500 mg
2. Nefedipin 10 mg tablet/8 jam peroral
3. Metyil dopa 500 mg/8 jam peroral
4. Curcuma tablet/8 jam peroral

Anda mungkin juga menyukai