GLAUKOMA
DI RUANG MELATI
RSUD DR SOETOMO SURABAYA
Disusun Oleh :
Mahasiswa Semester V DIV Keperawatan Surabaya
Bekerjasama dengan
PKRS Ruang Melati RSUD Dr. Soetomo Surabaya
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1 SEMESTER V
DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT SURABAYA:
1. YUWANA WULANDARI (P27820717001)
2. EKA SULISTANA (P27820717002)
3. DINDA TRI AGUSTIN (P27820717003)
4. NADIYAH HASANAH (P27820717004)
5. DIKKY SYAHRUL W (P27820717007)
Kepala Pembimbing
Ruang Melati RSUD DR Soetomo Ruang Melati RSUD DR Soetomo
Pembimbing institusi
Topik : “Glaukoma”
Hari / Tanggal : Kamis 5 Desember 2019
Waktu : 1 x 35 menit
Tempat : Ruang Melati RSUD Dr.Soetomo Surabaya
Sasaran : Pasien dan keluarga Pasien Ruang Melati RSUD Dr. Soetomo Surabaya
1. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga mengerti tentang
Glaukoma
b. Tujuan khusus
a) Peserta mampu menjelaskan Definisi Glaukoma
b) Peserta mampu menjelaskan Penyebab Glaukoma
c) Peserta mampu menjelaskan Faktor Risiko Glaukoma
d) Peserta mampu menjelaskan Tanda Gejala Glaukoma
e) Peserta mampu menjelaskan Penatalaksanaan Glaukoma
f) Peserta mampu menjelaskan Komplikasi Glaukoma
g) Peserta mampu menjelaskan Pencegahan Glaukoma
2. Materi
Pokok bahasan : Glaukoma
Sub pokok bahasan :
a. Definisi Glaukoma
b. Penyebab Glaukoma
c. Faktor Risiko Glaukoma
d. Tanda Gejala Glaukoma
e. Penatalaksanaan Glaukoma
f. Komplikasi Glaukoma
g. Pencegahan Glaukoma
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi
4. Media
a. Lcd Proyektor
b. Power point
5. Kegiatan penyuluhan
6. Evaluasi
Evaluasi struktural
a. Semua peserta hadir dalam kegiatan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa DIV Keperawatan Gawat Darurat
Kampus Soetomo Surabaya bekerja sama dengan penanggung jawab Ruang Melati RSUD
Dr Soetomo Surabaya
c. Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan.
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum penyuluhan selesai
Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan oleh penyaji.
b. Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung
c. Peserta terliat aktif dalam kegiatan penyuluhan
b. Moderator, penyuluh, fasilitator dan peserta mampu menjalankan fungsinya dan perannya
dengan baik.
Evaluasi hasil
a. Peserta mampu memahami materi yang telah disampaikan dengan dapat menjawab 2
pertanyaan yang di berikan moderator
b. Ada umpan balik positif peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
penyaji.
7. Struktur Penyuluhan
a. Moderator : Eka Sulistiana
b. Penyaji : 1. Yuwana Wulandari
: 2. Nadiyah Hasanah
c. Fasilitator : Moh. Dikky Syahrul W
d. Observer & Dokumentasi : Dinda Tri Agustin
Uraian Tugas
8. Sumber
Arif, mansjoer, dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculpius.
Brunner & Suddarth. 2011. Buku Ajar Medikal Keperawatan Vol.3. Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3. Jakarta : EGC.
Tucker, Susan Martin. 1998. Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosis
MATERI PENYULUHAN
GLAUKOMA
A. Pengertian Glaukoma
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung,
yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin
berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta.
Glaukoma adalah kerusakan saraf pada mata (saraf optikus) kerusakan ini biasanya
akibat dari peningkatan tekanan bola mata. yang ditandai dengan berkurangnya lapang
pandang.
B. Penyebab Glaukoma
1. Primer
a. Sudut Terbuka Kronis : Dapat disebabkan karena trauma.
b. Sudut Tertutup Akut : Dapat disebabkan oleh keturunan dalam keluarga,
seperti : Diabetes Militus, Arterisklerosis, Pemakaian kortikosteroid jangka panjang
2. Sekunder
Disebabkan penyakit mata lain seperti : katarak, perubahan lensa, kelainan uvea,
pembedahan, pemakai obat-obatan steroid secara rutin misalnya : Pemakai obat tetes
mata yang mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk
penderita asma, obat steroid untuk radang sendi dan pemakai obat yang memakai steroid
secara rutin lainnya.
3. Kongenital
Disebabkan oleh kelainan perkembangan struktur bagian mata yang berkaitan
dengan bagian yang mengalirkan aquos humor
4. Absolut
Adalah fase akhir dari glaukoma tidak terkontrol (visus=0, bola mata keras dan
sering sakit kepala).
1. Glaukoma Sekunder
1) Pembesaran bola mata
2) Gangguan lapang pandang
3) Nyeri didalam mata
1. Glaukoma Kongenital
Gangguan penglihatan
1. Glaukoma Absolut
1) Mata keras seperti batu
2) Sering terasa sakit sekali
3) Injeksi siliar
4) Kornea jernih atau keruh dan ada edema
5) Bilik mata depan dangkal
6) Pupil lebar
7) Iris kelabu
8) Lensa keruh
9) TIO meninggi
E. Penatalaksanaan Glaukoma
a. Farmakologi
Pemilihan pengobatan glaukoma dapat dibagi berdasarkan jenis glaukomanya
sebagai berikut :
1. Glaukoma Primer
a) Glaukoma Sudut Terbuka
Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka.
Obat yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol,
carteolol, levobunolol atau metipranolol), yang kemungkinan akan mengurangi
pembentukan cairan di dalam mata.
Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil pupil dan meningkatkan
pengaliran cairan dari bilik anterior.Obat lainnya yang juga diberikan adalah
epinephrine, dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan
atau mengurangi pembentukan cairan).
Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek
sampingnya tidak dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan
untuk meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.
Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan
pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi).
1. Glaukoma Sekunder
Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya.Jika
penyebabnya adalah peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan
pupil.Kadang dilakukan pembedahan.
Pengobatan dengan obat-obatan ditujukan untuk menurunkan tekanan intra-
okular dengan cepat utuk mencegah kerusakan nervus optikus, menjernihkan korea,
menurunkan inflamasi intra-okular, miosis, serta mencegah terbentuknya sinekia
anterior perifer dan posterior. Kegagalan hasil pengobatan dapat disebabkan oleh
kesalahan dalam teknik pemaaian obat walaupun pasien memakai semua obat sesuai
resep. Masalah yang nyata adalah waktu pemberian obat yang bermacam-macam
disertai dengan menutup saluran keluar yang mengalirkan obat ke rongga hidung
(kanal nasolakrimalis).
Penutup saluran nasolacrimal berguna karena bila obat diteteskan pada mata,
obat akan masuk ke rongga hidung dan masuk ke dalam peredaran darah dan bagian
tubuh yang lain sehingga akan memberikan efek samping. Untuk mencegah hal ini
maka pada saat meneteskan obat ke mata maka tempat pengaliran obat masuk ke
hidung (punctumlakrimal) ditutup dengan jari selama 1-2 menit. Biasanya 50% dari
obat akan masuk ke dalam mata yang efeknya akan sangat baik dan waktu kerjanya
akan lebih lama.Aturan pemakaian obat diperlukan pada pemakaian berbagai macam
obat tetes yang diberikan. Sebaiknya antara pemakaian 2 jenis obat dalam batas 10-15
menit. Obat yang diteteskan dalam waktu dekat tidak efisien karena obat yang
pertama diteteskan dibilas oleh obat tetes yan berikutnya.
b. Non-Farmakologi
Glaukoma bukan merupakan penyakit yang dapat diobati dengan operasi saja.
Keputusan untuk melakukan operasi glaukoma biasanya langsung pada keadaan yang
memang memiliki indikasi untuk dilakukannya operasi, yaitu:
1) Target penurunan tekanan intra-okular tidak tercapai
2) Kerusakan jaringan saraf dan penurunan fungsi penglihatan yang progresif meski
telah diberi dosis maksimal obat yang bisa ditoleransi ataupun telah dilakukan laser
terapi ataupun tindakan pembedahan lainnya.
3) Adanya variasi tekanan diurnal yang signifkan pada pasien dengan kerusakan diskus
yang berat.
Operasi biasanya merupakan pendekatan primer baik untuk glaukoma kongenital
maupun glaukoma blok papil. Pengawasan terhadap pasien sangat penting mengingat
efek yang kurang baik dari operasi, seperti masalah yang berkaitan dengan bleb, resiko
katarak di kemudian hari dan infeksi.Operasi glaukoma dapat dilakukan dengan laser
maupun teknik bedah insisi dengan banyak prosedur yang bertujuan menurunkan TIO,
diantaranya trabekulektomi dengan berbagai variasinya, prosedur non-penetrasi TIO,
implantasi jalan pintas akuos, operasi sudut untuk glaukoma kongenital dan glaukoma
sudut tertutup dan ablasi badan silar. Prosedur lain seperti iridektomi dan gonioplasti
diperuntukkan untuk gangguan sudut dan drainase cairan.
3. Trabekulektomi
Trabekulektomi merupakan suatu cara yang konservatif dalam penanganan
glaukoma. Trabekulektomi merupakan teknik bedah untuk mengalirkan cairan
melalui saluran yang ada dan sering dilakukan pada glaukoma sudut terbuka. Pada
trabekulektomi ini cairan mata tetap terbentuk normal akan tetapi, pengaliran
keluarnya dipercepat atau salurannya diperluas. Tujuannya agar cairan mata bisa
melewati anyaman trabekula menuju ruang subkonjungtiva dimana pada saat
bersamaan tekanan intraokuler optimal tetap dipertahankan ( tidak terlalu tinggi
dan tidak terlalu rendah ) sebagaimana mempertahankan bentuk bulat mata
( mencegah pendangkalan bilik mata depan). Teknik ini dimulai dengan
melakukan beberapa tahapan, yaitu: eksposure, robekan konjungtiva, flap sclera,
parasintesis, sklerostomi, iridektomi, pentupan flap sclera, pengaturan aliran dan
penutupan konjungtiva.
3. Pembedahan Insisi
Diantaranya adalah iridektomi perifer, ekstraksi katarak, pendalaman
COA, dan goniosinekialisis. Dilakukan apabila bedah laser tidak memberikan
hasil.
F. Komplikasi Glaukoma
Komplikasi glaukoma pada umumnya adalah kebutaan total akibat tekanan bola mata
memberikan gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutaan yaitu kornea terlihat keruh,
bilik mata dangkal, papil atrofi dengan ekskavasi (penggaungan) glaukomatosa, mata keras
seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan kebutaan mengakibatkan penyumbatan
pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris yang
dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat. Pengobatan kebutaan ini dapat dilakukan dengan
memberikan sinar beta pada badan siliar untuk menekan fungsi badan siliar, alcohol
retrobulbar atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata sudah tidak bisa berfungsi
dan memberikan rasa sakit.
G. Pencegahan Glaukoma
Ada beberapa upaya yang bisa Anda lakukan untuk bisa terhindar dari glaukoma.
Berikut ini adalah langkah alami yang perlu Anda lakukan sejak dini :
1. Mengontrol Kadar Gula Darah
Kadar gula darah sangat penting untuk melindungi mata dari tekanan pada lensa
yang berlebihan. Tekanan lensa inilah yang akan menyebabkan glaukoma dan umumnya
memang jarang disadari. Karena itu hal penting yang harus Anda lakukan adalah
memiliki pola kebiasaan makan makan yang baik.Hindari terlalu sering mengkonsumsi
makanan yang mengandung karbohidrat komplek, gula berlebihan dan biji-
bijian.Beberapa makanan yang harus dikonsumsi dalam jumlah terbatas misalnya seperti
nasi, pasta, sereal, kentang dan roti putih.
2. Olahraga
Melakukan berbagai jenis olahraga akan membantu menurunkan resiko tekanan
pada mata berlebihan. Terlebih bagi yang selalu bekerja di depan layar komputer. Latihan
atau olahraga juga bisa melindungi tubuh dari penyakit glaukoma akibat kondisi
metabolisme yang buruk seperti tekanan darah tinggi dan diabetes.
3. Melindungi Mata
Biasakan untuk melindungi mata apabila sedang melakukan olahraga atau
pekerjaan yang bisa meningkatkan resikocedera mata.Anda bisa menggunakan kacamata
khusus yang memang bisa melindungi area mata agar tidak terkena zat asing maupun
tekanan berlebihan.Pada awalnya mungkin tidak nyaman tapi memang sangat diperlukan.
7. Hindari Stres
Stres ternyata juga bisa berpengaruh terhadap kesehatan mata. Stress akan
membuat tekanan lensa mata jauh lebih kuat dan besar. Akibatnya maka lensa dan retina
mata tidak bisa bekerja dengan baik.Tekanan mata juga membuat tekanan pada lensa
mata mengalami perubahan.Jika kondisi ini terus terjadi maka bisa menyebabkan
glaukoma. Untuk cara mengatasi stres maka bisa mencoba untuk yoga, olahraga atau
rekreasi.
memberikan cairan yang lebih banyak ke dalam mata. Karena mata tidak kekeringan
maka penurunan tekanan lensa menjadi lebih mudah.Tutup mata sesekali selama satu
menit ketika bekerja di depan komputer. Menutup mata selama satu menit akan
membuat oto mata menjadi sangat rileks. Anda bisa melakukan langkah ini ketika
merasa mata sudah lelah
b. Bersihkan mata dengan menggunakan air dingin. Lakukan cara ini setiap pagi setelah
bangun tidur dan malam hari sebelum tidur. Cara ini akan membantu mata agar tetap
nyaman.
c. Jika terus menerus bekerja di depan komputer maka luangkan waktu selama 5 menit
setiap jamnya untuk tidak melihat komputer. Anda bisa berdiri mengambil minuman
atau melihat ke sekitar yang jauh dari komputer.
d. Buat mata menjadi lebih santai dengan menerapkan irisan mentimun dan letakkan
pada mata. Timun memiliki rasa dingin yang menyegarkan sehingga akan membuat
mata Anda menjadi lebih santai.
e. Atur layar komputer Anda dengan jarak sekitar 30 cm dari mata. Cara ini akan tetap