Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GLAUKOMA
DI RUANG MELATI
RSUD DR SOETOMO SURABAYA

Disusun Oleh :
Mahasiswa Semester V DIV Keperawatan Surabaya
Bekerjasama dengan
PKRS Ruang Melati RSUD Dr. Soetomo Surabaya
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1 SEMESTER V
DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT SURABAYA:
1. YUWANA WULANDARI (P27820717001)
2. EKA SULISTANA (P27820717002)
3. DINDA TRI AGUSTIN (P27820717003)
4. NADIYAH HASANAH (P27820717004)
5. DIKKY SYAHRUL W (P27820717007)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
PRODI DIV KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO SURABAYA
TAHUN AJARAN 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
” GLAUKOMA”

Tingkat/ semester : III / V


Nama : Kelompok 1
Fakultas / Jurusan : DIV Keperawatan Kampus Soetomo Surabaya
Judul : Glaukoma

Surabaya, 2 Desember 2019


Mengetahui / Menyetujui

Kepala Pembimbing
Ruang Melati RSUD DR Soetomo Ruang Melati RSUD DR Soetomo

Ari Oktiweni S.Kep, Ns Dwi Endah Mahargyani S.Kep, Ns


NIP. 19741005 199403 2 003 NIP.19670412 199703 2 003

Pembimbing institusi

Adin Mu’afiro, SST,M.Kes


NIP. 19701217 199403 2 002
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“Glaukoma”

Topik : “Glaukoma”
Hari / Tanggal : Kamis 5 Desember 2019
Waktu : 1 x 35 menit
Tempat : Ruang Melati RSUD Dr.Soetomo Surabaya
Sasaran : Pasien dan keluarga Pasien Ruang Melati RSUD Dr. Soetomo Surabaya
1. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga mengerti tentang
Glaukoma
b. Tujuan khusus
a) Peserta mampu menjelaskan Definisi Glaukoma
b) Peserta mampu menjelaskan Penyebab Glaukoma
c) Peserta mampu menjelaskan Faktor Risiko Glaukoma
d) Peserta mampu menjelaskan Tanda Gejala Glaukoma
e) Peserta mampu menjelaskan Penatalaksanaan Glaukoma
f) Peserta mampu menjelaskan Komplikasi Glaukoma
g) Peserta mampu menjelaskan Pencegahan Glaukoma
2. Materi
Pokok bahasan : Glaukoma
Sub pokok bahasan :
a. Definisi Glaukoma
b. Penyebab Glaukoma
c. Faktor Risiko Glaukoma
d. Tanda Gejala Glaukoma
e. Penatalaksanaan Glaukoma
f. Komplikasi Glaukoma
g. Pencegahan Glaukoma
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi
4. Media
a. Lcd Proyektor
b. Power point
5. Kegiatan penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan peyuluhan Kegiatan peserta

Pendahuluan 5 Desember 2019 Mempersiapkan alat, peserta Peserta menyiapkan diri


09.00-09.05 dan penyaji ditempat penyuluhan

Pelaksanaan 5 Desember 2019 Pembukaan acara oleh Mendengarkan pembukaan


09.05-09.10 moderator yang disampaikan oleh
moderator

5 Desember 2019 a) Penjelasan Definisi Mendengarkan dan


09.10-09.20 Glaukoma memberi umpan balik
b) Penjelasan Penyebab terhadap materi yang
Glaukoma disampaikan
c) Penjelasan Faktor Risiko
Glaukoma
d) Penjelasan Tanda Gejala
Glaukoma
e) Penjelasan Penatalaksanaan
Glaukoma
f) Penjelasan Komplikasi
Glaukoma
g) Penjelasan Pencegahan
Glaukoma
5 Desember 2019 Sesi tanya jawab dan evaluasi 1. Mengajukan pertanyaan
09.20-09.30 hasil yang dipandu oleh mengenai materi yang
moderator belum dipahami
2. Menjawab pertanyaan
yang telah diajukan.

Penutup 5 Desember 2019 Penutup oleh moderator.


09.30-09.35

6. Evaluasi
Evaluasi struktural
a. Semua peserta hadir dalam kegiatan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa DIV Keperawatan Gawat Darurat
Kampus Soetomo Surabaya bekerja sama dengan penanggung jawab Ruang Melati RSUD
Dr Soetomo Surabaya
c. Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan.
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum penyuluhan selesai
Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan oleh penyaji.
b. Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung
c. Peserta terliat aktif dalam kegiatan penyuluhan
b. Moderator, penyuluh, fasilitator dan peserta mampu menjalankan fungsinya dan perannya
dengan baik.
Evaluasi hasil
a. Peserta mampu memahami materi yang telah disampaikan dengan dapat menjawab 2
pertanyaan yang di berikan moderator
b. Ada umpan balik positif peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
penyaji.
7. Struktur Penyuluhan
a. Moderator : Eka Sulistiana
b. Penyaji : 1. Yuwana Wulandari
: 2. Nadiyah Hasanah
c. Fasilitator : Moh. Dikky Syahrul W
d. Observer & Dokumentasi : Dinda Tri Agustin

Uraian Tugas

1. Moderator : Memimpin jalannya penyuluhan, memperkenal diri, menjelaskan tujuan


dari penyuluhan Glaukoma, Menjelaskan Topik penyuluhan, waktu dan tempat terlaksana
penyuluhan, menjelaskan sasaran pada penyuluhan tersebut dan menyimpulkan hasil
penyuluhan.

2. Penyaji : Menyampaikan materi tentang Glaukoma dan prioritas menjawab


pertanyaan

3. Fasilitator : Memberikan fasilitas dalam menunjang penyuluhan.


4. Observer : Memantau dan mengawasi jalannya penyuluhan.
5. Dokumentasi : Mendokumentasikan jalannya acara penyuluhan dari awal hingga akhir.

8. Sumber
Arif, mansjoer, dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculpius.

Brooker, Christine. 2000. Kamus Saku Keperawatan. E/31. Jakarta : EGC.

Brunner & Suddarth. 2011. Buku Ajar Medikal Keperawatan Vol.3. Jakarta : EGC.

Smeltzer, Suzanne C. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3. Jakarta : EGC.

Tucker, Susan Martin. 1998. Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosis

dan Evaluasi. Ed 5 Vol3. Jakarta : EGC.

MATERI PENYULUHAN
GLAUKOMA
A. Pengertian Glaukoma
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung,
yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin
berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta.
Glaukoma adalah kerusakan saraf pada mata (saraf optikus) kerusakan ini biasanya
akibat dari peningkatan tekanan bola mata. yang ditandai dengan berkurangnya lapang
pandang.

B. Penyebab Glaukoma
1. Primer
a. Sudut Terbuka Kronis : Dapat disebabkan karena trauma.
b. Sudut Tertutup Akut : Dapat disebabkan oleh keturunan dalam keluarga,
seperti : Diabetes Militus, Arterisklerosis, Pemakaian kortikosteroid jangka panjang
2. Sekunder
Disebabkan penyakit mata lain seperti : katarak, perubahan lensa, kelainan uvea,
pembedahan, pemakai obat-obatan steroid secara rutin misalnya : Pemakai obat tetes
mata yang mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk
penderita asma, obat steroid untuk radang sendi dan pemakai obat yang memakai steroid
secara rutin lainnya.
3. Kongenital
Disebabkan oleh kelainan perkembangan struktur bagian mata yang berkaitan
dengan bagian yang mengalirkan aquos humor
4. Absolut

Adalah fase akhir dari glaukoma tidak terkontrol (visus=0, bola mata keras dan
sering sakit kepala).

C. Faktor Resiko Glaukoma


a. Umur diatas 45 tahun
b. Riwayat glaukoma keluarga
c. Keturunan ras hitam
d. Diabetes Mellitus
e. Riwayat peningkatan tekanan dalam mata
f. Nearsightedness (derajat tinggi dari myopia), adalah ketidakmampuan untuk melihat jelas
benda-benda yang jauh
g. Riwayat luka mata
h. Pemakaian cortisone (steroids), di mata atau secara sistimatis (melalui mulut atau
disuntik)
i. Farsightedness (hyperopia), adalah melihat benda-benda jauh lebih jelas dari yang dekat
(orang dengan penglihatan jauh mungkin mempunyai filtering angles yang sempit, yang
memberikan mereka kecenderungan mendapat serangan akut (tiba-tiba) dari closed-angle
glaucoma).

D. Tanda dan Gejala


Manifestasi klinis yang umum biasanya :

a. Tekanan bola mata meningkat


b. Defek lapang pandang yang khas
c. Penggaungan pada mata mengakibatkan susah dalam berfokus.

Manifestasi klinis galukoma berdasarkan klasifikasi :


1. Glaukoma primer
a. Glaukoma sudut terbuka
1) Kerusakan visus yang serius
2) Lapang pandang mengecil
3) Perjalanan penyakit progresif lambat

b. Glaukoma sudut tertutup


1) Nyeri hebat didalam dan sekitar mata
2) Timbulnya halo disekitar cahaya
3) Pandangan kabur
4) Sakit kepala
5) Mual, muntah
6) Kedinginan

1. Glaukoma Sekunder
1) Pembesaran bola mata
2) Gangguan lapang pandang
3) Nyeri didalam mata

1. Glaukoma Kongenital
Gangguan penglihatan

1. Glaukoma Absolut
1) Mata keras seperti batu
2) Sering terasa sakit sekali
3) Injeksi siliar
4) Kornea jernih atau keruh dan ada edema
5) Bilik mata depan dangkal
6) Pupil lebar
7) Iris kelabu
8) Lensa keruh
9) TIO meninggi

E. Penatalaksanaan Glaukoma
a. Farmakologi
Pemilihan pengobatan glaukoma dapat dibagi berdasarkan jenis glaukomanya
sebagai berikut :

1. Glaukoma Primer
a) Glaukoma Sudut Terbuka
Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka.
Obat yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol,
carteolol, levobunolol atau metipranolol), yang kemungkinan akan mengurangi
pembentukan cairan di dalam mata.
Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil pupil dan meningkatkan
pengaliran cairan dari bilik anterior.Obat lainnya yang juga diberikan adalah
epinephrine, dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan
atau mengurangi pembentukan cairan).
Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek
sampingnya tidak dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan
untuk meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.
Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan
pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi).

b) Glaukoma Sudut Tertutup


Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan
menghentikan serangan glaukoma.Bisa juga diberikan inhibitor karbonik
anhidrase (misalnya acetazolamide/ diamox).Tetes mata pilocarpine menyebabkan
pupil mengecil sehingga iris tertarik dan membuka saluran yang tersumbat.
Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta
blocker.Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta
inhibitor karbonik anhidrase biasanya terus dilanjutkan.Pada kasus yang berat,
untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan manitol intravena (melalui
pembuluh darah).
Terapi laser untuk membuat lubang pada iris akan membantu mencegah
serangan berikutnya dan seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara
permanen. Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser, dilakukan
pembedahan untuk membuat lubang pada iris.Jika kedua mata memiliki saluran
yang sempit, maka kedua mata diobati meskipun serangan hanya terjadi pada
salah satu mata.

1. Glaukoma Sekunder
Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya.Jika
penyebabnya adalah peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan
pupil.Kadang dilakukan pembedahan.
Pengobatan dengan obat-obatan ditujukan untuk menurunkan tekanan intra-
okular dengan cepat utuk mencegah kerusakan nervus optikus, menjernihkan korea,
menurunkan inflamasi intra-okular, miosis, serta mencegah terbentuknya sinekia
anterior perifer dan posterior. Kegagalan hasil pengobatan dapat disebabkan oleh
kesalahan dalam teknik pemaaian obat walaupun pasien memakai semua obat sesuai
resep. Masalah yang nyata adalah waktu pemberian obat yang bermacam-macam
disertai dengan menutup saluran keluar yang mengalirkan obat ke rongga hidung
(kanal nasolakrimalis).
Penutup saluran nasolacrimal berguna karena bila obat diteteskan pada mata,
obat akan masuk ke rongga hidung dan masuk ke dalam peredaran darah dan bagian
tubuh yang lain sehingga akan memberikan efek samping. Untuk mencegah hal ini
maka pada saat meneteskan obat ke mata maka tempat pengaliran obat masuk ke
hidung (punctumlakrimal) ditutup dengan jari selama 1-2 menit. Biasanya 50% dari
obat akan masuk ke dalam mata yang efeknya akan sangat baik dan waktu kerjanya
akan lebih lama.Aturan pemakaian obat diperlukan pada pemakaian berbagai macam
obat tetes yang diberikan. Sebaiknya antara pemakaian 2 jenis obat dalam batas 10-15
menit. Obat yang diteteskan dalam waktu dekat tidak efisien karena obat yang
pertama diteteskan dibilas oleh obat tetes yan berikutnya.
b. Non-Farmakologi
Glaukoma bukan merupakan penyakit yang dapat diobati dengan operasi saja.
Keputusan untuk melakukan operasi glaukoma biasanya langsung pada keadaan yang
memang memiliki indikasi untuk dilakukannya operasi, yaitu:
1) Target penurunan tekanan intra-okular tidak tercapai
2) Kerusakan jaringan saraf dan penurunan fungsi penglihatan yang progresif meski
telah diberi dosis maksimal obat yang bisa ditoleransi ataupun telah dilakukan laser
terapi ataupun tindakan pembedahan lainnya.
3) Adanya variasi tekanan diurnal yang signifkan pada pasien dengan kerusakan diskus
yang berat.
Operasi biasanya merupakan pendekatan primer baik untuk glaukoma kongenital
maupun glaukoma blok papil. Pengawasan terhadap pasien sangat penting mengingat
efek yang kurang baik dari operasi, seperti masalah yang berkaitan dengan bleb, resiko
katarak di kemudian hari dan infeksi.Operasi glaukoma dapat dilakukan dengan laser
maupun teknik bedah insisi dengan banyak prosedur yang bertujuan menurunkan TIO,
diantaranya trabekulektomi dengan berbagai variasinya, prosedur non-penetrasi TIO,
implantasi jalan pintas akuos, operasi sudut untuk glaukoma kongenital dan glaukoma
sudut tertutup dan ablasi badan silar. Prosedur lain seperti iridektomi dan gonioplasti
diperuntukkan untuk gangguan sudut dan drainase cairan.

a. Operasi untuk glaukoma sudut terbuka


1. Laser trabekuloplasti
Laser trabekuloplasti (LTP) adalah teknik yang menggunakan energi laser
yang dijatuhkan pada anyaman trabekula pada titik yang berbeda. Biasanya salah
satu dari pinggir anyaman trabekula (1800). Ada berbagai cara yang tersedia
diantaranya, argon laser trabekuloplasti (ALT), diodor laser trabekuloplasty dan
selektif laser trabekuloplasty (SLT).LTP diindikasikan pada pasien glaukoma yang
telah mendapat dosis maksimalobat yang bisa ditoleransi dimana dengan
gonioskopi merupakan glaukoma sudut terbuka dan menuntun penurunan TIO.
Selain efektif pada pasien dengan glaukoma sudut terbuka, LTP juga efektif pada
pasien dengan pigmentasi glaukoma dan pasien dengan sindrom pengelupasan
kulit. Namun, pasien pada afakia atau pseudoafakia tidak terlalu memberikan
respon yang baik. LTP juga tidak efektif untuk mengobati glaukoma tekanan
rendah dan glaukoma sekunder seperti uveitis glaukoma. LTP dapat menurunkan
sekitar 20-25% TIO awal pasien. Kontraindikasi ITP adalah pada pasien dengan
inflamasi glaukoma, iridokornal endothelial (ICE), glaukoma neovaskularisasi
atau sinekia sudut tertutup pada pasien dengan glaukoma yang progresif.

2. Selective laser trabeculoplasty


Selective laser trabeculoplasty (SLT) adalah prosedur laser yang
menggunakan frekuensi ganda dengan target melanin intraseluler. Prosedur laser
iniaman dan selektif dengan hasil penurunan TIO yang hampir sama dengan ALT.
Komplikasi utama dari LTP ini adalah peningkatan TIO yang temporer yang
terjadi pada sekitar 20% pasien. TIO yang pernah dilaporkan sekitar 50-60 mmHg
dan peningkatan TIO temporer ini bisa menyebabkan kerusakan saraf optik.
Dilaporkan sekitar 80% pasien glaukoma sudut terbuka dengan terapi medis yang
tidak terkontrol menunjukkan penurunan TIO.

3. Trabekulektomi
Trabekulektomi merupakan suatu cara yang konservatif dalam penanganan
glaukoma. Trabekulektomi merupakan teknik bedah untuk mengalirkan cairan
melalui saluran yang ada dan sering dilakukan pada glaukoma sudut terbuka. Pada
trabekulektomi ini cairan mata tetap terbentuk normal akan tetapi, pengaliran
keluarnya dipercepat atau salurannya diperluas. Tujuannya agar cairan mata bisa
melewati anyaman trabekula menuju ruang subkonjungtiva dimana pada saat
bersamaan tekanan intraokuler optimal tetap dipertahankan ( tidak terlalu tinggi
dan tidak terlalu rendah ) sebagaimana mempertahankan bentuk bulat mata
( mencegah pendangkalan bilik mata depan). Teknik ini dimulai dengan
melakukan beberapa tahapan, yaitu: eksposure, robekan konjungtiva, flap sclera,
parasintesis, sklerostomi, iridektomi, pentupan flap sclera, pengaturan aliran dan
penutupan konjungtiva.

b. Operasi untuk glaukoma sudut tertutup


1. Laser iridektomi
Teknik bedah ini pertama kali dipublikasikan oleh seorang ahli
ogtalmologi Jerman bernama Albrecht von Graefe tahun 1857 pada pasien
glaukoma akut. Iridektomi merupakan prosedur operasi yang aman dan memiliki
tingkat keberhasilan yang tinggi sekitar 80% pada penderita glaukoma sudut
tertutup primer. Tujuan yang ingin dicapai adalah terbukanya drainase cairan mata
dari bilik mata belakang ke bilik mata depan dan mengurangi tekanan yan tnggi di
bilik mata belakang akibat blok pupil yang relatif. Dengan demikian
memungkinkan pupil untuk bergerak mundur ke belakang sehingga membuka
sudut glaukoma.
Indikasi iridektomi yaitu adanya blok pupil dan kebutuhan untuk
menentukan adanya blok pupil. Laser iridektomi juga diindikasikan untuk
mencegah blok pupil pada mata yang beresiko tinggi pada pemeriksaan
gonioskopi karena serangan glaukoma sudut tertutup pada mata yang di
sebelahnya. Sementara itu, kontraindikasi laser iridektomi adalah adanya rubeosis
iridis yang aktif dan pemakaian antikoagulan sistemik termasuk aspirin.Pada
glaukoma sudut tertutup akut, sulit untuk dilakukan laser iridektomi karena
kondisi kornea yang keruh, ruang yang dangkal, dan iris yang “tenggelam”.
Dokter harus menangani dulu serangan ini secara medis kemudian baru
dilanjutkan terapi bedah.

2. Laser genioplasti atau iridoplasti perifer


Genioplasti atau iridoplasti adalah teknik untuk memperdalam sudut.
Adakalanya ini berguna pada glaukoma sudut tertutup akibat iris plateau. Stroma
dibakar dengan argon laser pada bagian perifer iris untuk membuat kontraksi dan
membuat datar iris. Kontraindikasi laser genioplasti dan irioplasti sama dengan
laser iridektomi.

3. Pembedahan Insisi
Diantaranya adalah iridektomi perifer, ekstraksi katarak, pendalaman
COA, dan goniosinekialisis. Dilakukan apabila bedah laser tidak memberikan
hasil.

4. Operasi untuk glaukoma kongenital


Untuk kasus-kasus glaukoma yang terjai selama tahun-tahun pertama
kehidupan terapi pembedahan adalah terapi yang secara umum efektif disbanding
terapi farmakologis. Goniotomi dan trabekulektomi merupakan prsedur pilihan
dalam glaukoma primer kongeital ini. Goniotoromi hanya dapat dilakukan pada
mata dengan kornea yang relatif jernih. Sedangkan trabekulektomi dapat
dilakukan meskipun kornea jernih atau keruh. Apabila dua pilihan terapi diatas
gagal, maka perlu dipikirkan untuk terapi pembedahan gabungan dengan
pembedahan trabekulektomi dan tubes shunt.
Prinsip kerja goniotomi adalah menginsisi anyaman trabekula dari dalam
bola mata. Sementara itu, trabekulekomi adalah mengkanalisasi anal Schlemm
dari permukaan luar bola mata dan memotong anyaman trabekula dari kanal
tersebut menuju balik depan mata.
Keuntungan dari goniotomi adalah:
1. Tingkat efektivitas yang tinggi
2. Sedikit tindakan invasive sehingga jarang menyebabkan trauma
3. Resiko komplikasi yang rendah
4. Meningkatkan aliran cairan mata lebih baik daripada prosedur lain
5. Mencadangkan knjungtiva untuk operasi filtrasi
Keuntungan trabekulektomi adalah:
1. Dapat dilakukan meskipun kornea keruh
2. Teknik pembedahan lebih mudah.
3. Menurunkan resiko trauma intraocular
4. Akses menuju kanal Schlemm lebih tepat

F. Komplikasi Glaukoma
Komplikasi glaukoma pada umumnya adalah kebutaan total akibat tekanan bola mata
memberikan gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutaan yaitu kornea terlihat keruh,
bilik mata dangkal, papil atrofi dengan ekskavasi (penggaungan) glaukomatosa, mata keras
seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan kebutaan mengakibatkan penyumbatan
pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris yang
dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat. Pengobatan kebutaan ini dapat dilakukan dengan
memberikan sinar beta pada badan siliar untuk menekan fungsi badan siliar, alcohol
retrobulbar atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata sudah tidak bisa berfungsi
dan memberikan rasa sakit.

G. Pencegahan Glaukoma
Ada beberapa upaya yang bisa Anda lakukan untuk bisa terhindar dari glaukoma.
Berikut ini adalah langkah alami yang perlu Anda lakukan sejak dini :
1. Mengontrol Kadar Gula Darah
Kadar gula darah sangat penting untuk melindungi mata dari tekanan pada lensa
yang berlebihan. Tekanan lensa inilah yang akan menyebabkan glaukoma dan umumnya
memang jarang disadari. Karena itu hal penting yang harus Anda lakukan adalah
memiliki pola kebiasaan makan makan yang baik.Hindari terlalu sering mengkonsumsi
makanan yang mengandung karbohidrat komplek, gula berlebihan dan biji-
bijian.Beberapa makanan yang harus dikonsumsi dalam jumlah terbatas misalnya seperti
nasi, pasta, sereal, kentang dan roti putih.

2. Olahraga
Melakukan berbagai jenis olahraga akan membantu menurunkan resiko tekanan
pada mata berlebihan. Terlebih bagi yang selalu bekerja di depan layar komputer. Latihan
atau olahraga juga bisa melindungi tubuh dari penyakit glaukoma akibat kondisi
metabolisme yang buruk seperti tekanan darah tinggi dan diabetes.

3. Melindungi Mata
Biasakan untuk melindungi mata apabila sedang melakukan olahraga atau
pekerjaan yang bisa meningkatkan resikocedera mata.Anda bisa menggunakan kacamata
khusus yang memang bisa melindungi area mata agar tidak terkena zat asing maupun
tekanan berlebihan.Pada awalnya mungkin tidak nyaman tapi memang sangat diperlukan.

4. Hindari Makanan Mengandung Lemak Trans


Kebiasaan mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang mengandung lemak trans
akan membuat kesehatan mata Anda beresiko tinggi terkena glaukoma. Lemak akan
membuat sistem lensa mata menjadi lebih buruk terutama jenis lemak yang didapatkan
dengan cara dibakar dan digoreng. Karena itu hindari semua jenis makanan yang
mengandung lemak atau makan dalam jumlah yang sangat terbatas saja.
5. Pemeriksaan Mata
Pemeriksaan mata seharusnya memang sudah dilakukan sejak awal. Meskipun
glaukoma bisa terjadi pada usia lebih dari 42 tahun namun ada beberapa kasus dimana
usia muda terserang glaukoma. Karena itu pemeriksaan secara teratur harus dilakukan
untuk mengetahui gejala sejak awal.Bahkan orang yang memiliki riwayat glaukoma
dalam keluarga harus melakukan pemeriksaan secara teratur.

6. Kurangi Karbohidrat dan Gula


Cara lain yang bisa dilakukan adalah mengurangi semua jenis asupan makanan
yang mengandung karbohidrat dan gula tinggi. Karbohidrat dan gula berperan penting
dalam meningkatkan kadar gula dalam darah sehingga, membuat kebutuhan insulin
sangat tinggi. Jika kondisi ini terus terjadi maka bisa menyebabkan diabetes.Bahaya
diabetesakan membuat kesehatan mata menurun karena meningkatkan penumpukan
kadar gula dalam lensa mata.

7. Hindari Stres
Stres ternyata juga bisa berpengaruh terhadap kesehatan mata. Stress akan
membuat tekanan lensa mata jauh lebih kuat dan besar. Akibatnya maka lensa dan retina
mata tidak bisa bekerja dengan baik.Tekanan mata juga membuat tekanan pada lensa
mata mengalami perubahan.Jika kondisi ini terus terjadi maka bisa menyebabkan
glaukoma. Untuk cara mengatasi stres maka bisa mencoba untuk yoga, olahraga atau
rekreasi.

8. Buat Mata Santai


Melihat komputer, layar gadget, atau menyetir dalam waktu yang panjang
ternyata akan membuat mata menjadi sangat lelah. Ketika mata lelah maka tekanan pada
lensa terus dipaksa agar bisa mendapatkan fokus maksimal.Sekarang Anda harus
mencoba untuk membuat mata menjadi lebih santai dan sesering mungkin. Berikut cara
untuk membuat mata bisa santai dan tetap nyaman :
a. Buat mata berkedip lebih sering. Berkedip akan membantu mata untuk berlatih dan

memberikan cairan yang lebih banyak ke dalam mata. Karena mata tidak kekeringan
maka penurunan tekanan lensa menjadi lebih mudah.Tutup mata sesekali selama satu
menit ketika bekerja di depan komputer. Menutup mata selama satu menit akan
membuat oto mata menjadi sangat rileks. Anda bisa melakukan langkah ini ketika
merasa mata sudah lelah
b. Bersihkan mata dengan menggunakan air dingin. Lakukan cara ini setiap pagi setelah
bangun tidur dan malam hari sebelum tidur. Cara ini akan membantu mata agar tetap
nyaman.
c. Jika terus menerus bekerja di depan komputer maka luangkan waktu selama 5 menit
setiap jamnya untuk tidak melihat komputer. Anda bisa berdiri mengambil minuman
atau melihat ke sekitar yang jauh dari komputer.
d. Buat mata menjadi lebih santai dengan menerapkan irisan mentimun dan letakkan
pada mata. Timun memiliki rasa dingin yang menyegarkan sehingga akan membuat
mata Anda menjadi lebih santai.
e. Atur layar komputer Anda dengan jarak sekitar 30 cm dari mata. Cara ini akan tetap

menjaga kesehatan mata sehingga mata tidak terlalu kering.


f. Gunakan pelindung layar antiradiasi pada layar komputer. Untuk Anda yang harus
bekerja berlama-lama di depan komputer maka pelindung layar akan mencegah agar
mata tidak terlalu lelah.

Anda mungkin juga menyukai