Anda di halaman 1dari 12

KETUBAN

PECAH
PREMATUR
PENGERTIAN
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput
ketuban sebelum adanya tanda-tanda persalinan.
Sebagian besar ketuban pecah dini terjadi diatas
37 minggu kehamilan, sedangkan dibawah 36
minggu tidak terlalu banyak. (Manuaba, 2010)
ETIOLOGI
Adapun yang menjadi faktor resiko terjadinya ketuban
pecah dini adalah : (Prawirohardjo, 2010)
 Infeksi (amnionitis atau korioamnionitis)
 Serviks yang inkompeten
 Trauma
 Ketegangan intra uterin
 Kelainan letak
 Paritas
 Usia kehamilan
 Riwayat ketuban pecah dini sebelumnya
PATOFISIOLOGI
Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini menurut Manuaba (2010) adalah:
Terjadinya pembukaan premature serviks

Membran terkait dengan pembukaan terjadi devaskularisasi serta nekrosis dan dapat diikuti pecah
spontan

Jaringan ikat yang menyangga membran ketuban makin berkurang

Melemahnya daya tahan ketuban dipercepat dengan infeksi yang mengeluarkan enzim proteolotik
dan enzim kolagenase
PEMERIKSAAN
FISIK
Pemeriksaan fisik kepala dan leher
mata perlu diperiksa dibagian sklera dan konjungtivanya, hidung ada atau tidaknya pembengkakan konka nasalis
dan ada atau tidaknya hipersekresi mukosa, pada mulut apakah gigi karies atau tidak dan mukosa mulut kering
serta warna mukosa gigi, pada leher berupa pemeriksaan JVP, KGB dan tiroid.

Pemeriksaan fisik dada


Inspeksi kesimetrisan dada, jenis pernapasan toraka abdominal dan tidak ada retraksi dinding dada. Frekuensi
pernapasan normal. Palpasi payudara tidak ada pembengkakan. Bunyi napas normal vesikuler.

Keadaan Mental
Eliminasi
Meliputi adaptasi psikologis dan penerimaan terhadap
Meliputi kebiasaan BAK dan BAB.
kehamilan.
Istirahat dan Kenyamanan Abdomen
Klien dengan KPP biasanya mengalami nyeri pada Ada atau tidak bekas operasi ,striae dan linea. TFU,
bagian pinggang sehingga pola tidur menjadi kontraksi ada atau tidak, posisi kandung kemih penuh atau
terganggu. tidak. DJJ ada atau tidak.
Mobilisasi dan Latihan Perineum dan Genital
Meilputi tingkat mobilisasi. Meliputi kebersihan, ada atau tidaknya tanda-tanda
Nutrisi dan Cairan REEDA(Red,Edema, discharge, approxiamately),
Pada umumnya klien dengan KPP mengalami pengeluaran air ketuban (jumlah,warna, bau dan lendir
penurunan nafsu makan dan penurunan frekuensi merah muda kecoklatan.
minum. Ekstrimitas
Meliputi edema, varises dan reflek patella.
ASUHAN
KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan ketegangan otot rahim


2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan bedrest total
3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondisi
persalinan
4. Resiko infeksi berhubungan dengan jaringan yang terbuka
INTERVENSI

1. Nyeri berhubungan dengan ketegangan otot Rahim


• Intervensi:
• Tujuan: Setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam
diharapkan nyeri berkurang. 1. Berikan posisi nyaman
• Kriteria Hasil: -Klien tampak tenang dan nyaman Rasional: Posisi nyaman dapat memberikan rasa
-TTV normal nyaman pada pasien
-Skala nyeri 0-2 2. Ajarkan teknik relaksasi
Rasional: Teknik relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri
3. Tingkatkan istirahat
Rasional: Istirahat dapat mengurangi rasa nyeri
4. Monitoring tanda-tanda vital
Rasional: Untuk mengetahui kondisi pasien
4. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Rasional: Analgetik dapat mengurangi nyeri
2. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondisi persalinan
• Tujuan: Setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam diharapkan cemas teratasi
• Kriteria Hasil: -Klien paham dengan proses persalinan
- Klien berpartisipasi aktif dalam proses melahirkan
• Intervensi:
1. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
Rasional: Penjelasan tentang prosedur dapat meningkatkan pengetahuan klien
2. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
Rasional: Teknik relaksasi dapat mengurangi kecemasan
3. Ciptakan lingkungan yang tenang
Rasional: Lingkungan yang tenang dapat mengurangi kecemasan
4. Gunakan pendekatan yang menenangkan
Rasional: Pendekatan dapat membantu klien merasa tenang
5. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
Rasional: Mengungkapkan perasaan dapat membantu untuk mengetahui apa yang dirasakan klien
3. Resiko infeksi berhubungan dengan jaringan yang terbuka
• Tujuan: Setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam diharapkan resiko infeksi dapat dihindari
• Kriteria Hasil: -Tidak ada tanda-tanda infeksi
-Tidak ada demam, cairan amnion jernih, tidak berbau
• Intervensi:
1. Lakukan teknik aseptik dalam pemeriksaan vagina
Rasional: Mencegah pertumbuhan bakteri dan kontaminasi vagina
2. Anjurkan perawatan perineum setiap 4 jam
Rasional: Menurunkan resiko infeksi
3. Pantau dan gambarkan karakteristik cairan amnion
Rasional: Pada infeksi, cairan amnion menjadi lebih kental dan kuning pekat
4. Monitoring tanda-tanda vital
Rasional: Untuk mengetahui kondisi pasien
5. Berikan antibiotik sesuai indikasi
Rasional: Untuk mengurangi resiko infeksi

Anda mungkin juga menyukai