Disusun Oleh :
Mahasiswa Semester IV DIV Keperawatan Gawat Darurat Surabaya
Bekerjasama dengan
PKRS Ruang Seruni A RSUD Dr. Soetomo Surabaya
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1 SEMESTER IV
DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT SURABAYA:
1. YUWANA WULANDARI (P27820717001)
2. EKA SULISTANA (P27820717002)
3. DINDA TRI AGUSTIN (P27820717003)
4. NADIYAH HASANAH (P27820717004)
5. DIKKY SYAHRUL W (P27820717007)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
PRODI DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT KAMPUS SOETOMO
SURABAYA
TAHUN AJARAN 2018
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
” PENCEGAHAN DEKUBITUS DI RUANG SERUNI A”
Tingkat/ semester : II / IV
Nama : Kelompok 1
Fakultas / Jurusan : DIV Keperawatan Gawat Darurat Kampus Soetomo Surabaya
Judul : Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Dekubitus di Ruang Seruni
A
Kepala Pembimbing
Ruang Seruni A RSUD DR Soetomo Ruang Seruni A RSUD DR Soetomo
Pembimbing institusi
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga mengerti dan
mampu melakukan pencegahan dekubitus pada pasien di ruang Seruni A.
b. Tujuan khusus
a) Peserta mampu menjelaskan pengertian dekubitus
b) Peserta mampu menyebutkan penyebab dekubitus
c) Peserta mampu menyebutkan faktor risiko dekubitus
d) Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala dekubitus
e) Peserta mampu menyebutkan klasifikasi dekubitus
f) Peserta mampu menjelaskan cara perawatan dekubitus
g) Peserta mampu menjelaskan cara pencegahan dekubitus
3. Materi
Pokok bahasan : penggunaan masker di Ruang Isolasi
Sub pokok bahasan :
a. Pengertian dekubitus
b. Penyebab dekubitus
c. Faktor risiko dekubitus
d. Tanda dan gejala dekubitus
e. Klasifikasi dekubitus
f. Cara perawatan dekubitus
g. Cara pencegahan dekubitus
4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
5. Media
a. Leaflet
6. Kegiatan penyuluhan
7. Evaluasi
Evaluasi struktural
a. Semua peserta hadir dalam kegiatan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa DIV Keperawatan Gawat Darurat
Kampus Soetomo Surabaya bekerja sama dengan penanggung jawab Ruang Seruni A
RSUD Dr Soetomo Surabaya
c. Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan.
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum penyuluhan selesai
Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan oleh penyaji.
b. Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung
c. Peserta terliat aktif dalam kegiatan penyuluhan
b. Moderator, penyuluh, fasilitator dan peserta mampu menjalankan fungsinya dan perannya
dengan baik.
Evaluasi hasil
a. Peserta mampu memahami materi yang telah disampaikan
b. Ada umpan balik positif peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
penyaji.
8. Struktur Penyuluhan
a. Moderator : Eka Sulistiana
b. Penyaji : Yuwana Wulandari
: Nadiyah Hasanah
c. Fasilitator : Dinda Tri Agustin
d. Observer & Dokumentasi : M. Dikky Syahrul W
Uraian Tugas
9. Sumber
Ari, PN.2008.Perawatan Dekubitus. http://www.slideshare .net/aripurwahyudi/perawatan
dekubitus-3617137,
Putu Budiartha.2010.Ulkus Dekubitus. http;//nursing begin.com/ulkus-dekubitus/, diakses
tanggal 4 oktober 2014
Kadir, Subhan. 2008. Dekubitus.
http://subhankadir.files.wordpress.com/2008/01/dekubitus.doc, diakses tanggal 4 oktober
2014
MATERI PENYULUHAN
2. ETIOLOGI
Penyebab utama dekubitus adalah tekanan terus menerus pada kulit dan jaringan yang
terjadi pada orang dengan tirah baring lama, tidak sadar, penginderaan sensasi nyeri yang
berkurang, imobilisai dalam waktu yang lama, kekurangan nutrisi pada jaringan bawah kulit
serta kurangnya monitoring dan perawatan pada bagian kulit yang tertekan (Ari, PN, 2008)
b. Faktor Ekstrinsik
a. Kebersihan tempat tidur
b. Alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medic yang menyebabkan
penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu juga memudahkan terjadinya dekubitus.
c. Posisi yang tidak tepat
d. perubahan posisi yang jarang dilakukan
3. FAKTOR RESIKO
Menurut Budiartha (2010) resiko tinggi terjadinya ulkus dekubitus ditemukan pada :
4. MANIFESTASI KLINIS
Karakteristik penampilan klinis dari dekubitus menurut Ari, PN (2008) dapat dibagi sebagai
berikut:
1. Derajat 1 : Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, tampat sebagai daerah kemerahan
atau lecet. ini terjadi di superficial setelah minimal dua jam penekanan pada daerah tertentu.
2. Derajat 2 : Reaksi yang lebih dalam sampai mencapai seluruh dermis hingga lapisan lemak sub
kutan, tanpak sebagai ulkus yang dangkal dengan tepi yang jelas dan perubahan pigmen kulit.
3. Derajat 3 : Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak sub kutan dan berbatasan dengan
fascia dari otot-otot. Sudah mulai didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau. Luka
meluas sampai semua lapisan kulit hilang, menembus jaringan dibawahnya dan mulai merusak
jaringan.
4. Derajat 4 : perluasan Ulkus menembus otot hingga tampat tulang di dasar ulkus yang dapat
mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi.
5. KLASIFIKASI
Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk penyembuhan dari suatu ulkus dan perbedaan
temperature dari ulkus dengan kulit sekitarnya, dekubitus di bagi menjadi 3 (Budiartha, Putu
2010):
1. Tipe Normal
Mempunyai beda temperature lebih kurang 2,5°C dabandingkan dengan kulit sekitarnya dan
akan sembuh dalam perawatan 6 minggu. Ulkus ini terjadi karena Iskemia jaringan tempat akibat
tekanan, tetapi aliran darah dan pembuluh-pembuluh darah sebenarnya baik.
2. Tipe Arterioskelerosis
Mempunyai beda temperature kurang dari 1 °C antara aerahy ulkus dan kulit sekitarnya.
Keadaan ini menunjukkan gangguan aliran darah akibat penyakit pada pembuluh darah ikut
berperan untuk terjadinya dekubitus di samping faktor tekanan. Dengan perawatan, Ulkus ini
sembuh dalam 16 minngu.
3. Tipe Terminal
Terjadi pada klien yang akan meninggal dunia dan tidak akan sembuh.
6. PERAWATAN
Pengelolaan dikubitus diawali dengan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya dekubitus
dengan mengenal klien resiko tinggi terjadinya dekubitus , misalnya pada klien yang imobiliasi
dan konfusio. Usaha untuk menentukan resiko terjadinya dekubitus ini antara lain dengan
memakai scor Norton. Skor dibawah 14 menunjukkan adanya resiko tinggi terjadinya dekubitus.
Dengan evaluasi skor ini dapat dilihat perkembangan klien. Tindakan berikutnya adalah menjaga
kebersihan diri klien khususx kulit dengan mandi setiap hari, dikeringkan dengan baik lalu
digosok dengan lotion terutam dibagian kulit yang ada pada tonjolan-tontolan tulang. Sebaiknya
diberikan masase untuk melancarkan sirkulasi darah, semua ekskreta harus dibersihkan dengan
hati-hati agar tidak menyebabkan lecet pada kulit klien (Budiartha, 2010)