BUSTANUL ARIFIN
A. Kompetensi Dasar
3.8 Menerapkan sistem input/output control dari aplikasi mikrokontroler untuk
pengendalian arah dan kecepatan putaran motor DC (daya dibawah 1 ampere) pada
peralatan intrumentasi medik
4.8 Mendesain system input/output control dari aplikasi mikrokontroler untuk
pengendalian arah dan kecepatan putaran motor DC (daya dibawah 1 ampere) pada
peralatan intrumentasi medik
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mencermati video konsep dasar putaran motor DC dan berdiskusi,
peserta didik dapat menjelaskan prinsip kerja putaran motor DC yang dapat
diaplikasikan dalam peralatan Intrumentasi medic dengan tepat
2. Setelah mencermati video konsep dasar dan simulasi pengendali motor DC dan
berdiskusi, peserta didik dapat mendesain peralatan intrumentasi medik
menggunakan motor DC dengan tepat
Motor DC
Sebuah motor listrik mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Kebanyakan motor listrik beroperasi melalui interaksi medan magnet dan
konduktor pembawa arus untuk menghasilkan kekuatan, meskipun motor
elektrostatik menggunakan gaya elektrostatik. Proses sebaliknya, menghasilkan
energi listrik dari energi mekanik, yang dilakukan oleh generator seperti
alternator, atau dinamo. Banyak jenis motor listrik dapat dijalankan sebagai
generator, dan sebaliknya. Misalnya generator / starter untuk turbin gas, atau
motor traksi yang digunakan untuk kendaraan, sering melakukan kedua tugas.
motor listrik dan generator yang sering disebut sebagai mesin-mesin listrik.
Motor listrik DC (arus searah) merupakan salah satu dari motor DC. Mesin
arus searah dapat berupa generator DC atau motor DC. Untuk membedakan
sebagai generator atau motor dari mesin difungsikan sebagai apa. Generator DC
alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik DC. Motor DC alat
yang mengubah energi listrik DC menjadi energi mekanik putaran. Sebuah motor
DC dapat difungsikan sebagai generator atau sebaliknya generator DC dapat
difungsikan sebagai motor DC.
Pada motor DC kumparan medan disebut stator (bagian yang tidak berputar)
dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika tejadi putaran
pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul tegangan
(GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga
merupakan tegangan bolak-balik.
(Sumber : http://www.academia.edu/90912444/makalah_motor_dc diakses pada
tanggal 3 Juli 2019)
Gambar 1 Motor DC
Motor DC memiliki 3 bagian atau komponen utama untuk dapat berputar sebagai
berikut.
Jika diinginkan sebuah motor DC yang dapat diatur kecepatannya tanpa dapat
mengatur arah putarnya, maka kita dapat menggunakan sebuah transistor sebagai
driver. Untuk mengatur kecepatan putar motor DC digunakan PWM yang
dibangkitkan melalui fitur Timer pada mikrokontroler. Sebagian besar power supply
untuk motor DC adalah sebesar 12 V, sedangkan output PWM dari mikrokontroler
maksimal sebesar 5 V. Oleh karena itu digunakan transistor sebagai penguat
tegangan. Dibawah ini adalah gambar driver motor DC menggunakan transistor.
Gambar 3 Transistor driver motor
Sedangkan jika diinginkan sebuah motor DC yang dapat diatur kecepatan atau
arah putarnya maka digunakanlah rangkaian H-brigde yang tersusun dari 4 buah
transistor.
Dan jika diinginkan motor DC berputar searah jarum jam maka harus
mengaktifkan transistor1 dan transistor4 dengan cara memberikan logika high pada
kaki Basis transistor tersebut. Sedangkan untuk berputar berlawanan arah jarum jam
maka harus mengaktifkan transistor2 dan transistor 3 dengan cara memberikan
logika high pada kaki Basis transistor tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar dibawah ini.
Perlu diingat bahwa pada datasheet dari L293D dijelaskan bahwa IC ini hanya
mampu melewatkan arus maksimal sebesar 1A. Jika arus yang dilewatkan lebih dari
arus 1A biasanya IC ini akan mudah panas dan dapat mengakibatkan kerusakan.
Untuk menanggulangi masalah tersebut, beberapa sumber mengatakan bahwa IC ini
dapat di rangkai paralel sehingga dapat melewatkan arus lebih tinggi.
Keterangan :
Enable A : berfungsi untuk mengaktifkan bagian output motor A
Enable B : berfungsi untuk mengaktifkan bagian output motor B
Jumper 5vdc : sebagai mode pemilihan sumber tegangan 5Vdc, jika tidak
dijumper maka akan ke mode sumber tegangan 12 Vdc
Control Pin : Sebagai kendali perputaran dan kecepatan motor yang
dihubungkan ke Mikrokontroler
Arduino Uno R3
Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis
chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa
ditulis I/O, dimana 14 pin diantaranya dapat digunakan sebagai output PWM antara
lain pin 0 sampai 13), 6 pin input analog, menggunakan crystal 16 MHz antara lain
pin A0 sampai A5, koneksi USB, jack listrik, header ICSP dan tombol reset. Hal
tersebut adalah semua yang diperlukan untuk mendukung sebuah rangkaian
mikrokontroler.Spesifikasi arduino uno R3 dapat dilihat pada tabel 2.1 dan arduino
uno R3
Gambar 10 Arduino Uno R3
IDE Arduino
IDE (Integrated Development Environment) adalah sebuah perangkat lunak
yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi mikrokontroler mulai dari
menuliskan source program, kompilasi, upload hasil kompilasi dan uji coba secara
terminal serial. IDE arduino dapat dilihat pada gambar 2.2
void setup() {
// put your setup code here, to run once:
pinMode(in1,OUTPUT); //pin in1 sebagai OUTPUT
pinMode(in2,OUTPUT); //pin in2 sebagai OUTPUT
pinMode(in3,OUTPUT); //pin in3 sebagai OUTPUT
pinMode(in4,OUTPUT); //pin in4 sebagai OUTPUT
Serial.begin(9600); //Serial komunikasi arduino
}
void loop() {
// put your main code here, to run repeatedly:
digitalWrite(in1,HIGH); //in1 mendapat tegangan positif
digitalWrite(in2,LOW); //in2 tidak dapat tegangan/negatif
//jika in1 dapat tegangan dan in2 tidak,maka motor bergerak maju
digitalWrite(in3,HIGH); //in3 mendapat tegangan positif
digitalWrite(in4,LOW); //in4 tidak dapat tegangan/negatif
//jika in1 dapat tegangan dan in2 tidak,maka motor bergerak maju
Serial.println("maju"); //menampilkan di serial monitor bahwa motor bergerak maju
delay(5000);
digitalWrite(in1,LOW); //in1 tidak mendapat tegangan
digitalWrite(in2,LOW); //in2 tidak mendapat tegangan
digitalWrite(in3,LOW); //in3 tidak mendapat tegangan
digitalWrite(in4,LOW); //in4 tidak mendapat tegangan
Serial.println("mati"); //menampilkan di serial monitor bahwa motor bergerak mati
delay(5000);
digitalWrite(in1,LOW); //in1 tidak dapat tegangan/negatif
digitalWrite(in2,HIGH); //in2 mendapat tegangan positif
//jika in1 tidak dapat tegangan dan in2 dapat tegangan,maka motor bergerak mundur
digitalWrite(in3,LOW); //in3 tidak dapat tegangan/negatif
digitalWrite(in4,HIGH); //in4 mendapat tegangan positif
//jika in3 tidak dapat tegangan dan in4 dapat tegangan,maka motor bergerak mundur
Serial.println("mundur"); //menampilkan di serial monitor bahwa motor bergerak
mundur
delay(5000);
}
void setup() {
void loop() {
//jika in1 dapat tegangan dan in2 tidak,maka motor bergerak maju
//jika in1 dapat tegangan dan in2 tidak,maka motor bergerak maju
delay(5000);
delay(5000);
//jika in1 tidak dapat tegangan dan in2 dapat tegangan,maka motor bergerak mundur
analogWrite(en2,255); //kecepatan motor en2=255
//jika in3 tidak dapat tegangan dan in4 dapat tegangan,maka motor bergerak mundur
mundur
delay(5000);
}
}
DAFTAR PUSTAKA
1. Jack Purdum, 2012, Beginning C for Arduino, Published by by Springer
Science, ISBN: 978-1-4302-4777-7
2. Michael Margolis, 2011, Arduino Cookbook, Published by O’Reilly Media,
Inc.,ISBN: 978-0-596-80247-9
3. John Boxall, 2013, Arduino Workshop a Hands-on Introduction with 65
Projects, No Starch Press, Inc, ISBN: 978-1-59327-448-1.
4. Internet:
BSE Sensor dan Aktuator SMK kelas XI
www.bukusekolahdigital.com/data/2013/kelas_11smk/ [tanggal akses 12 Juli 2019]