Anda di halaman 1dari 4

BAB II

ISI
3. Implementasi Pemberdayaan Masyarakat
a. Peningkatan Peran Stakeholder
Pada pembentukan program Grebek AKI dilakukan juga
pembentukan organisasi untuk program tersebut. Sebelumnya dilakukan
pendekatan kepada stakeholder di Desa Krakahan tersebut, yaitu kepala
desa, ketua RT, ketua RW, ibu-ibu PKK dan kader kesehatan.
Pendekatan tersebut dilakukan untuk memberikan sosialisasi tentang
program Grebek AKI yang akan diterapkan di Desa Krakahan,
Kecamatan Tanjung yang diharapkan para stakeholder dapat
memobilisasi Pasangan Usia Subur (PUS) untuk ikut serta dalam
program Grebek AKI.
b. Kontrol lokal
Kontrol lokal bertujuan untuk mengajak, membimbing dan
memaksa sasaran Pasangan Usia Subur (PUS) agar mematuhi nilai-nilai
yang berlaku di desa tersebut. Dalam program Grebek AKI, kontrol lokal
dapat dilakukan oleh tokoh masyarakat yang ada di Desa Krakahan
tersebut. Nantinya diharapkan bisa membimbing dan mengajak seluruh
masyarakat yang ada di Desa Krakahan agar mau berpartisipasi dalam
program Grebek AKI guna mengatasi masalah AKI yang ada di
masyarakat Desa Krakahan melalui partisipasi dan mobilisasi.
c. Partisipasi dan mobilisasi
1) Partisipasi
Partisipasi adalah peran serta aktif anggota masyarakat dalam
berbagai jenjang kegiatan. Dilihat dari konteks pembangunan
kesehatan, partisipasi adalah keterlibatan masyarakat yang
diwujudkan dalam bentuk menjalin kemitraan diantara berbagai
aktivitas program kesehatan, mulai dari pendidikan kesehatan,
kemandirian dalam kesehatan, sampai dengan mengontrol perilaku
masyarakat dalam menanggapi teknologi dan infrastrusktur
kesehatan (Notoatmodjo, 2005).
Dalam hal ini, partisipasi masyarakat pada program Grebek
AKI melibatkan partisipasi dari masyarakat, stakeholder serta kader
kesehatan di Desa Krakahan. Partisipasi masyarakat dalam program
Grebek AKI dengan melakukan sosialisasi kepada stakeholder,
pelatihan kader dan pembentukan kelompok disetiap RT.
Dalam program Grebek AKI di Desa Krakahan harus
melibatkan partisipasi masyarakat dan pemerintah. Partisipasi
masyarakat dalam program tersebut berupa keikutsertaan masyarakat
khususnya Pasangan Usia Subur (PUS) dalam kelompok Grebek
AKI untuk saling berbagi permasalahan kesehatan yang dialami oleh
setiap Pasangan Usia Subur (PUS) yang kemudian melakukan
identifikasi bersama dengan anggota yang lain dalam kelompok
tersebut, dan selanjutnya menentukan alternatif pemecahan masalah
kesehatan yang dapat menyelesaikan masalah tersebut.
Selain partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS), juga
diperlukan partisipasi kader yang ada diwilayah RT. Partisipasi
tersebut dapat berupa keikutsertaan kader dalam kelompok Grebek
AKI kader memiliki dua fungsi yaitu:
a) Sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, kader bertugas untuk memberikan
bimbingan teknis dan memberdayakan Pasangan Usia Subur
(PUS) yang ada dalam kelompok Grebek AKI.
b) Sebagai Pendamping
Sebagai pendamping kelompok Grebek AKI, kader
bertugas untuk mendampingi jalannya diskusi pada setiap
pertemuan, serta mengarahkan proses pemecahan masalah yang
sesuai dengan permasalah yang dihadapi.

Partisipasi Pemerintah dalam mendukung program Grebek


AKI dituangkan dengan menerbitkan Peraturan Bupati nomor 026
tahun 2015 tertanggal 25 Mei 2015 tentang pemberdayaan
masyarakat dalam penurunan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi. Tujuan penerapan peraturan tersebut adalah
perlindungan kepada ibu dan bayi untuk mendapatkan pelayanan
persalinan yang aman sebagai penyelamatan ibu dan bayi baru
lahir.
2) Mobilisasi
Mobilisasi masyarakat merupakan strategi yang
dikembangkan untuk membantu individu di masyarakat untuk
mengidentifikasi dan memilih saluran untuk menekan permasalahan
yang ada di lingkungannya. Dalam program Grebek AKI, mobilisasi
masyarakat merupakan proses membangun kapasitas (capacity
building) dimana individu, kelompok atau organisasi secara
partisipasif dan berkelanjutan membangun rencana, menjalankan dan
mengevaluasi guna meningkatkan derajat kesehatan mereka
(Notoatmodjo, 2005). Prinsip ini baik secara mandiri atau didorong
oleh pihak lain secara berkelanjutan menjadi kegiatan yang akan
berjalan di masyarakat guna mencapai tujuan yang terpenting bagi
anggota masyarakat.
Mobilisasi masyarakat dilakukan melalui pendekatan yang
terencana, secara bersama, dan adanya usaha peningkatan
kepercayaan diri serta meminimalisir kondisi ketergantungan kepada
pihak lain, dari pemahaman itu dapat diidentifikasi tugas kunci
dalam upaya mobilisasi masyarakat:
a) Mengembangkan dialog yang berkelanjutan antara elemen di
masyarakat mengenai masalah kesehatan yang ada di
lingkungan mereka. Seperti mengidentifikasi masalah yang
melatarbelakangi tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di
daerah tersebut.
b) Membangun atau memperkuat kelompok masyarakat untuk
meningkatkan kesehatan di masyarakat, contohnya dengan
menciptakan kelompok Grebek AKI di setiap RT.
c) Membantu menciptakan lingkungan di mana individu dapat
memberdayakan diri mereka sendiri dalam mengatasi
permasalahan kesehatan baik untuk diri sendiri maupun
masyarakat, contohnya dalam kelompok Grebek AKI dimana
Pasangan Usia Subur (PUS) dapat memberdayakan diri mereka
dalam mengatasi permasalahan terkait kesehatan ibu dan anak.
d) Mendorong keterlibatan aktif anggota masyarakat dalam
masalah kesehatan dengan cara mengenalkan keragaman dan
keadilan, terutama dari orang yang terdampak pada masalah
kesehatan. Pasangan Usia Subur (PUS) diharapkan dapat
mendorong keterlibatan aktif anggota masyarakat dalam
masalah kesehatan ibu dan anak.
e) Berjaringan dalam semua tahap kegiatan untuk menumbuhkan
kepedulian elemen masyarakat terhadap kesehatan
f) Mendorong masyarakat mengembangkan ide kreatif untuk
mengembangkan berbagai strategi dan pendekatan untuk
meningkatkan status kesehatan; bahkan intervensi yang tidak
disupport oleh penyandang dana atau ekternal lainnya

Anda mungkin juga menyukai