Disusun Oleh :
Kelompok II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah ulang tahun pertamanya, kebanyakan anak sudah mulai
mengarah kepada kemandirian pertama mereka - kemampuan berjalan.
Tahun-tahun sebelum mereka masuk sekolah adalah waktu untuk menambah
tekanan pada pengetahuan diri sendiri, dan waktunya untuk mulai perlahan-
lahan memahami konsep interaksi sosial dan perbedaan antara kelakuan
pribadi dan di muka umum.
Bahkan lebih banyak dari pada tahun pertama, seorang anak kecil harus
dimengerti sesuai tahap-tahap perkembangan tertentu. Usia kalender aktual
mungkin tidak begitu penting, dan kategori usia di bawah ini harus dianggap
sebagai panduan kasar. Yang lebih penting adalah kategori subyek, yang
mewakili masalah spesifik dalam kemajuan kearah kedewasaan.
Pertumbuhan(growth), berkaita dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun indiviu, yang bisa
diukur dengan ukuran berat (gram, pund, kilogram), ukuran panjang (cm,
meter), umur tulang dan keseimbangan metablik (retensi kalsium dan nitroge
tubuh) (Soetjiningsih,2005). Pertumbuhan anak secara universal digunakan
untuk menilai gizi, kesehatan dan pengembangan masing-masing anak dan
untuk memperkirakan secara keseluruhan status gizi dan kesehatan
masyarakat (Mandal, Gopal Chandra. 2008). Perkembangan (development)
menurut Caplin (2002) (dalam Desmita, 2010) mengartikan perkembangan
sebagai perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme
dari lahir sampai mati, serta perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari
bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional.
Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai
maturisasi/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum
terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak,
yaitu: faktor genetik, faktor lingkungan( faktor lngkungan pranatal dan faktor
lingkungan post-natal). Pertumbuhan pada anak usia 2-3 tahun Kebutuhan
dasar anak untuk tumbuh kembang meliputi kebutuhan fisik-biomedis (asuh),
kebutuhan emosi/kasih sayang (asah), kebutuhan akan stimulasi mental
(asah).
Milestone perkembangan anak usia 2-3 tahun, meliputi:
1. Keterampilan motorik
a. Motorik kasar
b. Motorik halus
2. Keterampilan kognitif
3. Keterampilan berbahasa
4. Keteramilan mengurus diri seendiri.
Berat badan (BB) adalah parameter pertumbuhan yang paling sederhana,
mudah diukur, dan diulang. BB merupakan ukuran yang terpenting yang
dipakai pada setiap pemeriksaan penilaian pertumbuhan fisik anak pada
semua kelompok umur karena BB merupakan indikator yang tepat untuk
mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak Alasannya adalah BB
sangat sensitif terhadap perubahan sedikit saja seperti sakit dan pola makan.
Selain itu dari sisi pelaksanaan, pengukuran BB tergolong obyektif dan dapat
diulangi dengan timbangan apa saja, relatif murah dan mudah, serta tidak
memerlukan waktu lama.
Tinggi badan (TB) merupakan ukuran antropometrik kedua yang
terpenting. Pengukuran TB sederhana dan mudah dilakukan. Apalabila
dikaitkan dengan hasil pengukuran BB akan memberikan informasi penting
tentang status nutrisi dan pertumbuhan fisik anak. Ukuran tinggi badan pada
masa pertumbuhan dapat terus meningkat sampai tinggi maksimal dicapai.
TB merupakan indikator yang menggambarkan proses pertumbuhan yang
berlangsung dalam kurun waktu relatif lama (kronis), dan berguna untuk
mendeteksi gangguan pertumbuhan fisik di masa lampau. Keuntungan
pengukuran TB adalah pengukurannya obyektif, dapat diulang, alat dapat
dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa. Kerugiannya perubahan tinggi
badan relatif lambat dan sukar untuk mengukur tinggi badan secara tepat.
Pengukuran TB pada anak umur kurang dari 2 tahun dengan posisi tidur dan
pada anak umur lebih dari 2 tahun dengan berdiri.
Secara lebih rinci Mubin dan Cahyadi (2006) menyatakan anak pada
usia 2-3 tahun memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan masa
sebelumnya, yaitu:
1. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat serta
mempelajari keterampilan motorik.
2. Perkembangan kognitif yang meliputi tahapan sensorimotor, tahapan
praoperasional, tahapan konkret operasional dan formal operasional.
Tahapan-tahapan tersebut berkaitan dengan pertumbuhan kematangan
dan pengalaman anak.
3. mengembangkan keterampilan bicara melalui percakapan yang dapat
memikat orang lain.
4. Perkembangan emosi berhubungan dengan seluruh aspek
perkembangan anak. Masing-masing anak menunjukkan ekspresi yang
berbeda sesuai dengan suasana hati dan dipengaruhi oleh pengalaman
yang diperoleh sepanjang perkembangannya.
Hurlock (1999) mengatakan bahwa usia pra sekolah disebut sebagai
masa keemasan (the golden age) di mana proses perkembangan anak
harus mendapatkan perhatian secara maksimal. Pada usia ini anak sudah
memasuki sekolah di Pendidikan Usia Dini (2-3 tahun) dan di TK (4-
5tahun). Sehingga banyak orang tua berlomba-lomba untuk memilihkan
sekolah PAUD yang terbaik untuk anak-anaknya. Tumbuh kembang anak
usia 2-3 tahun merupakan suatu hal yang menyenangkan apabila
diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Kita akan menemukan seorang
anak mampu berceloteh dan mulai tumbuh besar seperti anak lainnya.
Pada tahap ini, tentu saja segala hal mulai dari kesehatan hingga
psikis anak harus dijaga dengan baik agar mereka tetap mendapatkan
suatu pertumbuhan yang optimal di masa mendatang. berdasarkan definisi
anak usia dini menurut National Association for Education of Young
Children (NAEYC). Hurlock (1999) menyebut usia dini sebagai masa
kanak-kanak awal yang mengacu pada usia prasekolah untuk membedakan
dengan masa ketika anak harus mengahadapi tugas-tugas pada saat mulai
mengikuti pendidikan formal. Selain usia prasekolah, masa kanak-kanak
awal disebut pula sebagai usia bermain karena anak dini menghabiskan
sebagian besar waktunya untuk bermain dengan mainan.
B. Rumusan Masalah
a. Mengetahui pengertian pertumbuhan dan perkembangan anak usia 2-3
tahun
b. Mengetahui milestone pertumbuhan anak usia 2-3 tahun
c. Mengetahui milistone perkembangan anak usia 2-3 tahun
d. Mengetahui alat deteksi dini tumbuh kembang anak usia 2-3 tahun
e. Mengetahui kelainan tumbuh kembang anak usia 2-3 tahun
f. Mengetaahui pencapaian tahap pertumbuhan dan perkembangan anak usia
2-3 tahun yang diamati.
C. Tujuan
a. Menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan usia 1-2 tahun
b. Mengidentifikasi pertumbuhan usia 1-2 tahun
c. Mengidentifikasi perkembangan usia 1-2 tahun
d. Mengetahui gangguan tumbu kembang usia 1-2 tahun
e. menjelaskan upaya deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang usia 1-2
tahun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Ciri-ciri Perkembangan
a. Perkembangan melibatkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan disertai dengan
perubahan fungsi. Misalnya perkembangan sistem reproduksi disertai
dengan perubahan pada organ kelamin, perkembangan kecerdasan
menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf. Perubahan-perubahan
ini meliputi perubahan ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi
tubuh, berubahnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciriciri baru sebagai
tanda kematangan suatu organ tubuh tertentu (Narendra, et al., 2002).
b. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya
Perkembangan awal merupakan masa kritis, karena hal tersebut akan
menentukan perkembangan selanjutnya. Seseorang tidak akan bisa
melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan
sebelumnya (Narendra, et al., 2002).
c. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan, tahap-tahap tersebut tidak dapat terbalik, misalnya anak
dapat berdiri terlebih dahulu sebelum berjalan (Narendra, et al., 2002).
d. Perkembangan mempengaruhi pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun
demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, dan juga daya nalar
(Narendra, et al., 2002).
C. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Usia 2-3 Tahun
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan sedini
mungkin sejak anak dilahirkan. Deteksi dini merupakan upaya penjaringan
yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan
tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor resiko pada balita,
yang disebut juga anak usia dini. Melalui deteksi dini dapat diketahui
penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga upaya
pencegahan, stimulasi, penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan
indikasi yang jelas pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang. Upaya-
upaya tersebut diberikan sesuai dengan umur perkembangan anak, dengan
demikian dapat tercapai kondisi tumbuh kembang yang optimal (Tim Dirjen
Pembinaan Kesmas, 1997). Penilaian pertumbuhan dan perkembangan
meliputi dua hal pokok, yaitu penilaian pertumbuhan fisik dan penilaian
perkembangan. Masing-masing penilaian tersebut mempunyai parameter dan
alat ukur tersendiri.
Dasar utama dalam menilai pertumbuhan fisik anak adalah penilaian
menggunakan alat baku (standar). Untuk menjamin ketepatan dan keakuratan
penilaian harus dilakukan dengan teliti dan rinci. Pengukuran perlu dilakukan
dalam kurun waktu tertentu untuk menilai kecepatan pertumbuhan.
Parameter ukuran antropometrik yang paling sering digunakan adalah :
1. Pengukuran berat badan
Pengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau pertumbuhan
dan keadaan gizi balita. Balita ditimbang setiap bulan dan dicatat dalam
Kartu Menuju Sehat Balita (KMS Balita) sehingga dapat dilihat grafik
pertumbuhannya dan dilakukan interfensi jika terjadi penyimpangan.
2. Pengukuran tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada anak sampai usia 2 tahun dilakukan dengan
berbaring., sedangkan di atas umur 2 tahun dilakukan dengan berdiri. Hasil
pengukuran setiap bulan dapat dicatat pada dalam KMS yang mempunyai
grafik pertumbuhan tinggi badan.
3. Pengukuran lingkar kepala anak
PLKA adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan otak anak. Biasanya ukuran pertumbuhan tengkorak
mengikuti perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada
pertumbuhan tengkorak maka perkembangan otak anak juga terhambat.
Otak berkembang 0,4- 1,5 mm pertahun, yang paling menonjol di daerah
frontal dan oksipital. (Sowel, Elizabeth R. 2004. Longitudinal Mapping of
Cortical Thickness and Brain Growth in Normal Children. The Journal of
Neuroscience. 24(38):8223– 8231•8223). Pengukuran dilakukan pada
diameter occipitofrontal dengan mengambil rerata 3 kali pengukuran
sebagai standar.
Untuk menilai perkembangan anak dapat menggunakan berbagai jenis
instrument. Salah satu instrumen skrining yang dipakai secara internasional
untuk menilai perkembangan anak adalah DDST II (Denver Development
Screening Test). DDST II merupakan alat untuk menemukan secara dini
masalah penyimpangan perkembangan anak umur 0 s/d < 6 tahun. Instrumen
ini merupakan revisi dari DDST yang pertama kali dipublikasikan tahun 1967
untuk tujuan yang sama.
Pemeriksaan yang dihasilkan DDST II bukan merupakan pengganti
evaluasi diagnostik, namun lebih ke arah membandingkan kemampuan
perkembangan seorang anak dengan anak lain yang seumur. DDST II
digunakan untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai umurnya pada
anak yang mempunyai tanda-tanda keterlambatan perkembangan maupun
anak sehat. DDST II bukan merupakan tes IQ dan bukan merupakan peramal
kemampuan intelektual anak di masa mendatang. Tes ini tidak dibuat untuk
menghasilkan diagnosis, namun lebih ke arah untuk membandingkan
kemampuan perkembangan seorang anak dengan kemampuan anak lain yang
seumur.
6. Lingkar Kepala
Secara normal, ukuran lingkar kepala adalah 34-35 cm. Kemudian akan
bertambah sekitar 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm
dan pada tahuntahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5
cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah
+ 10 cm. pengukuran lingkar kepala dapat diukur dengan menggunakan
pita pengukuran yang disebut meteran (Nursalam, et al., 2005, p.53).
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada Ibu kandung dari RA,
didapatkan hasil perkembangan yang seluruhnya baik yaitu dari 3
kategori motorik kasar seluruhnya sudah bisa dilakuakan oleh RA, 3
kategori motorik halus seluruhnya sudah bisa dilakuakan oleh RA, 3
kategori bahasa seluruhnya sudah bisa dilakuakan oleh RA, dan 5
kategori sosialisasi dan kemandirian seluruhnya sudah bisa dilakuakan
oleh RA.
3. Keterangan Lain
Selain data pertumbuhan dan perkembangan, kami juga mendapatkan
informasi lain yang mendukung pengukuran pertumbuhan dan
perkembangan yaitu:
a. Cara pengasuhan anak
Dari hasil wawancara, ibu kandung dari RA merupakan pengasuh
utama yang memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Cara pemberian ASI
Dari hasil wawancara, ibu kandung RA telah memberikan ASI
ekslusif semasa RA bayi.
c. Cara pemberian makan
Dari hasil wawancara, makanan yang paling disukai oleh RA adalah
bakso dan yang tidak disukai adalah daging.
d. Penyakit yang pernah diderita
Dari hasil wawancara dan menurut buku KMS, penyakit yang pernah
diderita oleh RA adalah diare.
B. PEMBAHASAN
1. Pertumbuhan
a. Berat Badan
Berat badan (BB) adalah parameter pertumbuhan yang paling
sederhana, mudah diukur, dan diulang. BB merupakan ukuran yang
terpenting yang dipakai pada setiap pemeriksaan penilaian pertumbuhan
fisik anak pada semua kelompok umur karena BB merupakan indikator
yang tepat untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak
Alasannya adalah BB sangat sensitif terhadap perubahan sedikit saja
seperti sakit dan pola makan. Selain itu dari sisi pelaksanaan,
pengukuran BB tergolong obyektif dan dapat diulangi dengan
timbangan apa saja, relatif murah dan mudah, serta tidak memerlukan
waktu lama.
Pengukuran BB tidak sensitif terhadap proporsi tubuh misalnya
pendek gemuk atau tinggi kurus. Selain itu, beberapa kondisi penyakit
dapat mempengaruhi pengukuran BB seperti adanya bengkak (udem),
pembesaran organ (organomegali), hidrosefalus, dan sebagainya. Dalam
keadaan tersebut, maka ukuran BB tidak dapat digunakan untuk menilai
status nutrisi.
Rata-rata pertambahan berat badan batita adalah 1,8 atau 2,7 kg
pertahun. Rata-rata berat badan batita umur 2 tahun adalah 12,3 kg.
Pada usia 2,5 tahun berat badan batita mencapai 4 kali berat badan
lahir. Selain dari perkiraan tersebut dapat diperkirakan dengan rumus
atau pedoman dari Berhman (1992) untuk balita 1-6 tahun yaitu :
𝑢𝑚𝑢𝑟(𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)𝑥2 + 8 = 2𝑛 + 8
RA berumur sekitar 2 tahun sehingga berat badan normal untuk RA
adalah 2𝑥2 + 8 = 12 𝑘𝑔. Sedangkan menurut hasil wawancara berat
badan RA adalah 11,5 Kg atau kurang 0,5 dari berat badan normal
untuk usia 2 tahun.
Hasil penelitian tentang pertumbuhan anak Indonesia (Sunawang,
2002) menunjukkan bahwa kegagalan pertumbuhan paling gawat terjadi
pada usia 6-18 bulan. Penyebab gagal tumbuh tersebut adalah keadaan
gizi ibu selama hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit
infeksi. Adapun faktor-faktor mempengaruhi berat badan antara lain:
1) Faktor dalam meliputi ras etnik atau bangsa, keluarga, genetik,
keturunan ,umur, jenis kelamin
2) Faktor luar meliputi gizi pada saat ibu hamil, zat kimia dan radiasi,
kekurangan hormon, penyakit infeksi, status ekonomi yang kurang,
pendidikan ibu.
b. Tinggi Badan
Tinggi badan (TB) merupakan ukuran antropometrik kedua yang
terpenting. Pengukuran TB sederhana dan mudah dilakukan. Apalabila
dikaitkan dengan hasil pengukuran BB akan memberikan informasi
penting tentang status nutrisi dan pertumbuhan fisik anak. Ukuran
tinggi badan pada masa pertumbuhan dapat terus meningkat sampai
tinggi maksimal dicapai. TB merupakan indikator yang
menggambarkan proses pertumbuhan yang berlangsung dalam kurun
waktu relatif lama (kronis), dan berguna untuk mendeteksi gangguan
pertumbuhan fisik di masa lampau. Keuntungan pengukuran TB adalah
pengukurannya obyektif, dapat diulang, alat dapat dibuat sendiri, murah
dan mudah dibawa. Kerugiannya perubahan tinggi badan relatif lambat
dan sukar untuk mengukur tinggi badan secara tepat. Pengukuran TB
pada anak umur kurang dari 2 tahun dengan posisi tidur dan pada anak
umur lebih dari 2 tahun dengan berdiri.
Rata-rata tinggi badan batita bertambah tinggi sekitar 7,5 cm
pertahun. Rata-rata tinggi anak usia 2 tahun sekitar 86,6 cm. Tinggi
badan pada usia 2 tahun adalah setengah dari tinggi dewasa yang
diharapkan. Menurut Behrman (2000), menyebutkan bahwa seperti
halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan
rumus, yaitu:
Perkiraan tinggi badan usia 2-12 tahun = (umur x 6) + 77 = 6n + 77.
RA berumur sekitar 2 tahun sehingga perkiraan tinggi badan normal
untuk RA adalah (2 x 6) + 77 =89 cm. Sedangkan menurut hasil
wawancara tinggi badan RA adalah 87 cm atau kurang 2 cm dari tinggi
badan normal untuk usia 2 tahun.
c. Lingkar Dada
Lingkar dada merupakan ukuran yang jarang digunakan untuk
mengukur status pertumbuhan normal pada anak, karena lingkar dada
untuk anak usia 2-3 tahun memiliki ukuran yang sama dengan lingkar
kepala anak usia yang sama. menurut sumber dokter Indonesia
menerangkan bahwa ukuran lingkar dada normal untuk anak usia 2
tahun adalah lebih besar dari ukuran lingkar kepala.
RA berumur sekitar 2 tahun sehingga perkiraan lingkar dada normal
untuk RA adalah sama dengan atau lebih dari ukuran lingkar kepala.
Sedangkan menurut hasil wawancara lingkar kepala RA adalah 50cm
dan lingkar dada RA adalah 51 cm. Sehingga dapat kita katakan bahwa
ukuran lingkar dada RA adalah normal karena memiliki ukuran yang
lebih besar dari lingkar kepalanya.
d. Lingkar Kepala
Lingkar kepala (LK) menggambarkan pertumbuhan otak dari
estimasi volume dalam kepala. Lingkar kepala dipengaruhi oleh status
gizi anak sampai usia 36 bulan. Pengukuran rutin dilakukan untuk
menjaring kemungkinan adanya penyebab lain yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan otak walaupun diperlukan pengukuran LK
secara berkala daripada sewaktu waktu saja.
Apabila pertumbuhan otak mengalami gangguan yang dideteksi dari
hasil pengukuran LK yang kecil (dinamakan mikrosefali) maka hal ini
bisa mengarahkan si anak pada kelainan retardasi mental. Sebaiknya
kalau ada gangguan pada sirkulasi cairan otak (liquor cerebrospinal)
maka volume kepala akan membesar (makrosefali), kelainan ini dikenal
dengan hidrosefalus. Lingkaran kepala mencerminkan volume
intrakranial, dipakai untuk menaksir pertumbuhan otak. Untuk rentang
normal menurut nellhaus adalah pada anak usia 2 tahun perempuan
yaitu 45 – 51 cm dan untuk laki-laki yaitu 46 – 51.
RA berumur sekitar 2 tahun dan berjenis kelamin laki-laki sehingga
perkiraan tinggi badan normal untuk RA adalah 46-51cm. Sedangkan
menurut hasil wawancara lingkar kepala RA adalah 50 cm. Sehingga
lingkar kepala RA tergolong normal.
2. Perkembangan
KESIMPULAN
1. Berat badan responden kurang 0,5 dari berat badan normal untuk usia 2 tahun
2. Tinggi badan responden 87 cm atau kurang 2 cm dari tinggi badan normal
untuk usia 2 tahun
3. Lingkar kepala RA adalah 50cm dan lingkar dada RA adalah 51 cm.
Sehingga dapat kita katakan bahwa ukuran lingkar dada RA adalah normal
karena memiliki ukuran yang lebih besar dari lingkar kepalanya.
4. Lingkar kepala RA adalah 50 cm. Sehingga lingkar kepala RA tergolong
normal.
5. Responden RA diketahui mengalami tahap perkembangan yang sesuai
dengan usianya.
6. Responden RA mendapatkan asuhan langsung dari sang ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Bherman, R.E. dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol 1. Jakarta:EGC
Gutama. 2004. Aspek Gizi dan Stimulasi Pendidikan Anak Usia Dini (Nutrition
And Stimulation Aspect Of Early Child Education). Jakarta: Pusat Studi
Kebijakan Pangan dan Gizi- IPB, Direktorat Gizi Masyarakat-Depkes.
Narendra, M.S, dkk. 2002. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja
Edisi Pertama IDAI. Jakarta : Sagung Seto
Riyadi, Sujono & Sukarmin, 2009, Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi
1,Yogyakarta : Graha Ilmu
Supartini, Yupi. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta. EGC.2004
Suryana, A. (2004). Terapi Autisme: Anak Berbakat dan Anak Hiperaktif. Jakarta:
Progres
Sutiari, NK, dan Wulandari, dewa. 2011. Jurnal Ilmu Gizi. Hubungan Status Gizi
Waktu Lahir dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Pra-
sekolah di Desa Peguyangan Kota Denpasar. Volume 2 No 2;109-117
Suyami, lis suryani.2012. Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat perkembangan
Sosial Anak Usia 1-3 Tahun di Desa Buntalan Klaten
Tim Dirjen Pembinaan Kesmas. 1997. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Balita. Jakarta: Depkes.RI