Wabah pandemi Corona Virus (COVID-19) semakin menunjukkan ke arah meluas dan
meningkat. Setiap hari ribuan kasus muncul di berbagai negara di dunia. Hal ini dapat dilihat
pada informasi yang disebarkan pada situs World Health Organization (WHO) yang khusus
menampilkan data global pandemi COVID-19. Pada data Nasional tanggal 29 Juli 2020
didapatkan pada proporsi pasien COVID-19 yang meninggal berdasarkan kelompok umur
didapatkan bahwa kasus COVID-19 tertinggi terjadi pada usia diatas 60 tahun di mana
54.1000 kasus terkonfirmasi, sekitar 23.000 kasus sudah sembuh, dan yang dinyatakan
meninggal 2.700 kasus di mana proporsi tertinggi terjadi pada kelompok usia diatas 60 tahun.
Dasar pemikiran mengapa lansia memiliki kondisi yang mudah terpapar oleh COVID-
19 adalah karena lansia sering memiliki penyakit penyerta (komorbid). Lansia sering
memiliki beberapa penyakit yang menjadi penyakit penyerta yang menyertai COVID-19.
Penyakit - penyakit yang sering menyebabkan seseorang terpapar terhadap COVID-19 adalah
hipertensi, diabetes, penyakit jantung, penyakit paru menahun, penyakit autoimun dan
penyakit - penyakit lain yang menurunkan imunitas tubuh manusia pada umumnya. Penulis
fokus terhadap lansia karena lansia memiliki tingkat kesakitan yang parah dan kematian
akibat COVID-19 yang lebih tinggi daripada usia yang lain, harus memakai masker kemana –
mana, harus mencuci tangan sesering mungkin, wajib menjaga kebersihan padahal beberapa
penderita lansia perlu mendapatkan bantuan dari keluarga atau pengasuh yang selalu bertugas
membantu lansia.
Beberapa rekomendasi WHO pada masa pandemi ini dicoba untuk disosialisasikan oleh
Petugas Geriatri yang ada di RSUD Sidoarjo. Beberapa rekomendasi WHO yang perlu kita
cermati yaitu
1. Memberitahu lansia dan keluarga tentang tindakan - tindakan pencegahan dan
pentingnya mempromosikan kesehatan fisik dan mental yang berhubungan dengan
COVID-19.
2. Melibatkan orang tua secara proaktif dalam mengadaptasikan rencana perawatan
mereka.
3. Menerangkan prinsip - prinsip dalam merawat orang tua dengan penyakit COVID-
19.
1
4. Mempertahankan layanan kesehatan untuk lansia selama COVID-19.
Hal ini dituangkan pada sub pedoman dibawah ini :
A. Promosi Kesehatan Fisik dan Mental Untuk Lansia Sehat
1. Modifikasi layanan Rumah Sakit yang diberikan kepada lansia dalam kondisi aman
yaitu
a. Menerangkan langkah langkah preventif kepada lansia dan keluarga serta
pengasuhnya seperti bagaimana cara menjaga kebersihan yang baik,
meminimalisasi jumlah pengunjung atau penjenguk lansia, dan mengenalkan
gejala - gejala COVID-19 kepada lansia sendiri, keluarga, dan pengasuhnya.
b. Menerangkan kepada lansia, keluarga, dan pengasuh bagaimana melakukan
kegiatan fisik yang aman dan cara menjaga kesehatan jiwa lansia selama
pandemi.
c. Menerangkan bagaimana cara memantau dampak negatif isolasi sosial dimana
lansia pada saat ini dilarang untuk pergi jauh - jauh tanpa menggunakan masker
dan tidak boleh terlalu banyak berinteraksi dengan dunia luar.
d. Menerangkan bagaimana cara mendapatkan bantuan dan menerangkan bahwa
bila mendapat perlakuan buruk dapat melaporkan diri akan keadaan yang terjadi
pada lansia.
e. Menerangkan kapan dan bagaimana cara mencari pertolongan untuk mencegah
gangguan kesehatan yang serius pada lansia.
2. Transisi para lansia untuk dapat melaksanakan kegiatan semula perlu direncanakan
dan dievaluasi dengan harapan para lansia tetap dapat melakukan kegiatannya sesuai
dengan protokol kesehatan, tidak boleh berkerumun, harus menggunakan masker, dan
selalu menjaga kebersihan.
3. Modifikasi layanan yang akan diberikan lansia dengan tujuan tetap aman untuk lansia.
Cara modifikasi yang perlu adalah memastikan adanya rencana pelayanan personal
atau individu yang disesuaikan dengan konteks pandemi dan mencakup intervensi -
intervensi seperti kebutuhan terhadap obat sesuai resep yang diperlukan dan sesuai
dengan kondisi penyerta, tatalaksana mandiri untuk menjaga kapasitas atau kegiatan
fisik dan jiwa lansia, menentukan perawatan dan pengobatan medis yang tepat
terhadap lansia, dan memprioritaskan dukungan psikososial termasuk saat merasakan
kedukaan atau kehilangan dari sejawat atau sanak saudara dari lansia tersebut yang
mungkin disebabkan oleh pandemi COVID-19.
2
B. Perawatan Bagi Lansia Yang Mempunyai Kondisi Penyerta (Saat Ini Bergantung Pada
Perawatan Medis)
1. Melakukan modifikasi agar layanan yang diberikan kepada lansia tetap aman
a. Melakukan penjangkauan aktif (melalui media online) kepada lansia dengan
kondisi penyerta dan pengasuhnya melalui mekanisme komunikasi kesehatan jarak
jauh dan berusaha melibatkan komunitas dari lansia tersebut.
b. Jika memungkinkan Rumah Sakit memastikan kesediaan obat - obat kritis dan
berusaha menata mekanisme pengirimannya.
c. Menyusun mekanisme pemantauan dan tindak lanjut perawatan lansia secara
teratur dan diusahakan bisa dilakukan secara online atau berdasarkan media sosial
baik lewat Video Call, Zoom Meeting, Instagram atau Whatsapp.
2. Transisi lansia agar dapat melaksanakan kegiatan semula
a. Memperhatikan perubahan cakupan pengobatan untuk kondisi kondisi penyerta
seperti adanya penyakit hipertensi, diabetes, penyakit jantung, penyakit paru
obstruktif kronis, dimensia, katarak. Setelah itu mengambil tindakan lebih lanjut
yang diperlukan seperti mengaktifkan jalur telepon khusus maupun lewat media
sosial dan mengkaji ulang mekanisme penjangkauannya.
b. Melakukan persiapan dan perencanaan terhadap kemungkinan adanya lonjakan dan
mengatasi penumpukan permintaan layanan kesehatan yang tidak mendesak yang
bisa dihentikan sementara (misalnya penundaan operasi elektif).
3. Modifikasi layanan agar layanan yang diberikan tetap aman selama pandemi
a. Menyusun terlebih dahulu rencana alternatif bersama lansia, pengasuh, dan
keluarganya. Jika pengasuh utama tidak dapat mengasuh, Petugas berusaha
mengidentifikasi pengasuh alternatif dan atau fasilitas alternatif yang dapat
membantu lansia untuk dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman.
b. Memberi edukasi kepada pengasuh tentang COVID-19 dan mengidentifikasi
rencana untuk meringankan beban pengasuh seperti memberi dukungan fisik
psikologis dan kalau perlu mencarikan penitipan lansia atau respite care.
Diperlukan perhatian mengenai perubahan ketersediaan dan adanya layanan sosial
di komunitas seperti tempat penitipan lansia, layanan kunjungan rumah, dan
diperlukan perencanaan perawatan alternatif yang bisa dijalankan selama pandemi
COVID-19.
c. Memastikan berbagai informasi dapat diakses oleh lansia yang mengalami
gangguan indra dimana kemungkinan lansia mengalami keterbatasan fungsi
3
penglihatan, penurunan fungsi pendengaran, penurunan fungsi kognitif seperti
dimensia atau pikun. Selanjutnya kita harus memastikan fasilitas rehabilitasi lansia
sesuai kebutuhannya. Contoh program rehabilitasi adalah edukasi informasi
tatalaksana mandiri, program olahraga dirumah, dan alat - alat bantu untuk
mengatasi ketergantungan lansia.
4
gejala depresi, dan kondisi yang berinteraksi pada beberapa tingkat. Semua harus
diatasi untuk lansia juga mencegah hambatan pada saat komunikasi. Perhatian khusus
diperlukan terhadap lansia yang mengalami perawatan di ICU, menggunakan oksigen
yang berlarut – larut, dan tirah baring yang lama. Diperlukan koordinasi yang tepat
agar tercapainya kesembuhan yang maksimal dan penurunan mortalitas.
5. Petugas kesehatan harus memastikan adanya diagnosis infeksi kronis dan
mengkoordinasikan pengobatan yang tepat pada lansia sehingga lansia dapat hidup
berdampingan dengan COVID-19 dengan tidak meningkatkan mortalitas lansia itu
sendiri atau komunitasnya.
5
DAFTAR PUSTAKA
Integrated care for older people (ICOPE): guidance for person-centerd assessment and
pathways in primary care: https://www.who.int/ageing/publications/icope-handbook/en/