Anda di halaman 1dari 5

NILAI TUKAR MATA UANG ASING

erubahan kurs mata uang asing dalam bisnis internasional yang terjadi setiap hari menambah
ketidakpastian terhadap operasi perusahaan internasional. Akuntan manajemen berperan dalam
pengelolaan eksposur terhadap risiko mata uang.

• Manajemen risiko mata uang (currency risk management) adalah pengelolaan perusahaan
terhadap transaksi, ekonomi, dan translasi eksposurnya karena fluktuasi kurs tukar.
• Risiko transaksi (transaction risk) adalah kemungkinana bahwa transaksi kas di masa depan
akan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs tukar.

• Risiko translasi atau akuntansi (Translation or Accounting Risk) adalah tingkat di mana
laporan keuangan perusahaan terpengaruh oleh fluktuasi kurs tukar.

1. Mengelola Risiko Transaksi

Perusahaan multinasional sekarang ini berurusan dengan banyak jenis mata uang. Mata uang
tersebut dapat saling diperdagangkan, tergantung pada kurs tukar yang berlaku pada saat
berlakunya perdagangan. Kurs spot (spot rate) adalah kurs tukar dari satu jenis mata uang
terhadap mata uang lain untuk transaksi tunai (pada hari yang sama).

Macam-macam risiko transaksi :

a. Apresiasi dan Depresiasi Mata Uang

Ketika mata uang suatu negara menguat secara relatif terhadap mata uang negara lain,
terjadilah apresiasi mata uang (currency appreciation) dan satu unit mata uang negara yang
disebut pertama mampu membeli lebih banyak mata uang negara kedua.
Depresiasi mata uang adalah berarti mata uang negara melemah secara relatif dan membeli
lebih sedikit unit mata uang negara lain.

b. Keuntungan dan Kerugian Kurs Tukar

Kerugian kurs tukar (exchange loss) adalah suatu kerugian kurs tukar dari mata uang terhadap
mata uang lain yang disebabkan oleh depresiasi mata uang dalam negeri.
Keuntungan kurs tukar (exchange gain) adalah keuntungan dari suatu mata uang terhadap mata
uang lain karena apresiasi mata uang dalam negeri.
c. Hedging

Hedging atau pembendungan adalah satu cara untuk mengatsi masalah resiko perubahan kurs
tukar. Hedging bisa dilakukan dengan kontrak forward. Kontrak forward mengharuskan
pembeli menyerahkan sejumlah tertentu mata uang dengan kurs tukar tertentu (kurs tukar
forward) pada tanggal yang telah ditentukan di masa depan.

2. Mengelola Risiko Ekonomi

Risiko ekonomi adalah dampak fluktuasi kurs tukar terhadap nilai sekarang (present value) dari
arus kas perusahaan di masa depan. Risiko demikian dapat mempengaruhi daya saing relatif
perusahaan meskipun perusahaan tersebut tidak pernah berpartisipasi langsung dalam
perdagangan internasional.

Akuntan mengelola eksposur perusahaan terhadap risiko ekonomi dengan memahami posisi
perusahaan dalam ekonomi global. Akuntan menyediakan struktur dan komunikasi keuangan
perusahaan. Hedging dengan kontrak forward juga bisa dilakukan untuk mengelola risiko
ekonomi.

3. Mengelola Risiko Translasi

Perusahaan induk sering mencatat ulang semua pendapatan perusahaan anak dalam mata uang
lokal. Pencatatan kembali ini dapat mengakibatkan keuntungan dan kerugian oportunitas atas
revaluasi mata uang asing dan dapat mempengaruhi laporan keuangan perusahaan anak serta
penghitungan yang berkaitan dengan ROI dan Laba Residu. Laporan internal dengan
denominasi dolar diperlukan untuk mengukur semua angka dengan dasar yang sama. Namun
strategi tersebut bisa menyesatkan para manajer jika pembanding dibuat terhadap waktu.
Akuntan manajemen harus waspada terhadap sumber risiko translasi ini.

D. DESENTRALISASI

1. Keunggulan Desentralisasi MNC

Desentralisasi MNC dipilih karena berbagai keunggulan, yaitu :

• Manajer lokal mampu menghasilkan keputusan dengan mutu yang baik dengan pemanfaatan
informasi lokal yang bermutu.
• Manajer lokal mampu memberikan tanggapan yang lebih tepat waktu untuk mengubah
keadaan

• Melatih dan memotivasi manajer lokal untuk mengembangkan keterampilan manajerial

• Memberi kesempatan manajemen puncak untuk lebih memusatkan perhatian kepada masalah-
masalah jangka panjang seperti perencanaan strategis.

2. Pendirian Divisi

Perusahaan multinasional memiliki fleksibilitas dalam pembentukan jenis-jenis divisi. Divisi


dapat didirikan menurut dasar garis geografis, lini produk, dan lini manajemen fungsional.
Adanya divisi di lebih dari satu negara menciptakan kebutuhan perangkat evaluasi kinerja yang
mempertimbangkan berbagai perbedaan pada lingkungan divisi.

E. MENGUKUR KINERJA PADA PERUSAHAAN MULTINASIONAL

Pemisahan evaluasi manajer dari suatu divisi dari evaluasi divisi tersebut penting dilakukan.
Evaluasi manajer sebaiknya tidak menyertakan faktor-faktor di luar kendali perusahaan seperti
fluktuasi mata uang, pajak dan sebagainya, tetapi harus dievaluasi berdasarkan pendapatan dan
biaya, dengan menyesuaikan mata uang perusahaan induk dan perusahaan anak.
Sulit membandingkan kinerja seorang divisi manajer di suatu negara dengan kinerja seorang
manajer suatu divisi di negara lainnya karena terdapat perbedaan kondisi lingkungan. Namun
yang benar-benar mempengaruhi adalah Laba dan ROI.

1. Faktor-Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Evaluasi Kinerja :

a. Faktor faktor ekonomi

• Organisasi dari sistem bank sentral

• Stabilitas ekonomi

• Eksistensi pasar modal

• Pembatasan valuta
b. Faktor-faktor politik dan hukum

• Kualitas, efisiensi, dan keefektifan struktur perundang-undangan

• Pengaruh kebijakan pertahanan

• Dampak kebijakan luar negeri

• Tingkat kerusuhan politik

• Tingkat keterlibatan pemerintah dalam bisnis

c. Faktor-faktor pendidikan

• Tingkat melek huruf

• Cakupan dan jenjang pendidikan formal serta sistem pelatihan

• Cakupan dan jenjang pelatihan teknik

• Keluasan dan mutu program pengembangan manajemen

d. Faktor-faktor sosiologis

• Perilaku sosial terhadap industri dan bisnis

• Perilaku budaya terhadap otoritas dan orang-orang yang menjadi bawahan

• Perilaku budaya terhadap produktifitas dan keberhasilan (etika kerja)

• Perilaku sosial terhadap keuntungan material

• Keragaman budaya dan ras

2. Ukuran Kinerja Lainnya

Selain laba residu dan ROI (pengukuran jangka pendek), diperlukan ukuran kinerja tambahan
yang erat kaitannya dengan kepentingan jangka panjang perusahaan. Ukuran tersebut misalnya
pangsa pasar, keluhan pelanggan, rasio perputaran karyawan, dan pengembangan personal.
F. PENETAPAN HARGA TRANSFER DAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL
1. Evaluasi Kinerja

Divisi-divisi sering dievaluasi berdasarkan laba bersih dan pengembalian atas investasi.
Namun, harga transfer seringkali diatur oleh perusahaan induk, sehingga penggunaan ukuran
ROI dan laba bersih meragukan.

2. Pajak Penghasilan dan Penetapan Harga Transfer

Adanya tarif pajak yang berbeda antar suatu negara dengan negara lain menyebabkan perlunya
pusat reinvoicing untuk memindahkan tagihan dari negara dengan pajak tinggi ke negara yang
pajaknya rendah.

Pengaturan harga transfer sesuai dengan harga yang berlaku apabila transfer dilakukan pihak
lain, yang disesuaikan dengan berbagai selisih yang menimbulkan dampak yang dapat diukur
atas harga tersebut. Ada beberapa metode penetapan harga yang mendekati harga pasar yaitu:

a) Metode harga tak terkendali yang dapat diperbandingkan (comparable uncontrolled price)
yaitu pada dasarnya diakui sebesar harga pasar.

b) Metode harga jual kembali (resale price method) yaitu harga jual yang diterima penjual
dikurangi markup yang wajar.

c) Metode biaya plus (cost-plus method) yaitu harga transfer berdasarkan biaya.

d) Metode penetapan harga di muka (Advance Prising Agreement= APA) adalah perjanjian
mengenai metode penetapan harga yang diaplikasikan dalam suatu transaksi Internasional.

G. ETIKA DALAM LINGKUNGAN INTERNASIONAL

Perusahaan multinasional menghadapi masalah-masalah etika yang tidak dihadapi perusahaan


domestik. Masing-masing negara mempunyai kebiasaan dan peraturan yang berbeda.
Perusahaan multinasional harus menetapkan apakah kebiasaan tertentu benar-benar suatu cara
berbisnis yang berbeda atau apakah merupakan pelanggaran atas kode etik berbisnisnya.

Anda mungkin juga menyukai