Anda di halaman 1dari 2

NAMA : GREESYA LATERSIA BR PURBA

NIM : 142170011

1. Jelaskan deskripsi UU acara pidana.

JAWAB :

Undang-undang acara pidana adalah hukum pidana formal yang berfungsi menjalankan
hukum pidana substansif. Hukum acara pidana berhubungan erat dengan adanya hukum pidana,
maka dari itu merupakan suatu rangkaian peraturan yang memuat cara bagaimana badan-badan
pemerintah yang berkuasa, yaitu kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan harus bertindak guna
mencapai tujuan negara dengan mengadakan hukum pidana.

2. Jelaskan deskripsi UU acara perdata.

Hukum acara perdata Indonesia adalah serangkaian kaidah, prosedur, dan peraturan
hukum yang mengatur pelaksanaan hukum perdata pada tata hukum positif yang berlaku di
Indonesia. Sama seperti hukum pidana, hukum perdata juga memiliki asas-asas. Beberapa di
antara asas ini sama dengan asas-asas dalam Hukum Acara Pidana, yaitu :

a. Sederhana, cepat, dan murah.


b. Praduga tidak bersalah.
c. Pemeriksaan pengadilan terbuka untuk umum.
d. Semua orang diperlakukan sama di depan hakim.
e. Hakim bersifat pasif.
f. Hakim dilarang menjatuhkan putusan atas perkara yang tidak dituntut atau penyelesaian
sengketa.
g. Hakim mencari kebenaran formeel

3. Jelaskan UU bidang keuangan negara.


Undang-undang keuangan negara adalah penjabaran dari hak budget yang dipunyai
lembaga-lembaga perwakilan seperti DPR dan DPRD. pemerintah akan melaksanakan keuangan
negara tersebut karena Undang-undang keuangan negara bagi cara tentang kewenangan
kewenangan yang dipunyai pemerintah dan hubungan antar lembaga. pemerintah akan menerima
amanah dari DPR dan DPRD yang berkaitan dengan bidang keuangan negara inilah yang
merupakan isi dari Undang-undang keuangan negara.

4. Jelaskan keterkaitan UU diatas dalam penanganan kasus fraud

Salah satu kasus fraud di Indonesia yaitu kasus korupsi E-KTP. kasus ini merupakan
kasus yang melanggar Undang-undang bidang keuangan negara yang berkaitan dengan
pelaksanaan pemerintah atas pengelolaan keuangan negara dengan proyek pembuatan KTP
elektronik. Kasus ini merugikan negara sebesar Rp 2, 314 triliun. Dalam kasus ini KPK
menemukan oknum-oknum pelaku fraud yaitu para petinggi DPR dan pejabat kementerian dalam
negeri. dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya mereka sudah melanggar Undang-undang
bidang keuangan negara dengan memasukkan dan mengkorupsi kan an APBN/APBD negara.
Dalam penanganan kasusnya oknum-oknum yang menjadi yang melakukan perbuatan tersebut
dikenai sanksi berupa apa hukum acara pidana dan hukum acara perdata. Contohnya Sugiharto
yang menerima hukuman 5 tahun penjara dan denda rp400 juta selain itu dia juga harus
mengganti uang sebesar USD 50 ribu. sedangkan salah satunya lagi yaitu Setya Novanto yang
kena hukuman 16 tahun penjara dan menerima denda setara dengan Rp.101 miliar dan juga
kehilangan hak politiknya selama 5 tahun.

2 oknum di atas membuktikan bahwa kasus fraud di Indonesia salah satunya e-ktp yang
melanggar Undang-undang bidang keuangan negara mendapat hukuman pidana maupun perdata
sebagai sanksi dan efek jera bagi pelakunya dan sebagai peringatan kepada masyarakat
khususnya pemerintah yang menjabat.

Anda mungkin juga menyukai