Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY "Y" GESTASI 12 MINGGU

2 HARI DENGAN ABORTUS IMMINENS

DI PUSKESMAS WASUPONDA

TANGGAL 29 JANUARI 2019

OLEH :

SRI WARDANI

NIM B.18.03.159

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

MEGA BUANA PALOPO MAHASISWA

1
BAB I

PENDAHUALUAN

A. Latar Belakang Masalah

Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum umur kehamilan 20

minggu dan janin belum dapat hidup di luar kandungan dengan berat badan

kurang dari 1000 gram. Abortus biasanya terjadinya perdarahan pada wanita

yang sedang hamil dengan adanya peralatan USG, sekarang dapat diketahui

bahwa abortus dapat dibedakan menjadi dua jenis, yang pertama adalah

abortus karena kegagalan perkembangan janin dimana gambaran USG

menunjukan kantong kehamilan yang kosong. Yang kedua yaitu abortus

karena kematian janin dimana janin tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan

seperti denyut jantung atau pergerakan yang sesuai dengan usia kehamilan.

(Obstetric patologi FK UNPAD)

Abortus imminens adalah keguguran membakat dan akan terjadi jika

ditemukan perdarahan pada kehamilan muda, namun pada tes kehamilan masih

menunjukkan hasil yang positif. (Meratu Megasari 2015)

Angka kematian dan kesakitan pada wanita hamil dan bersalin sampai

sekarang masih merupakan masalah penting, sebab derajat kesehatan dinilai

dengan menggunakan indikator mortalitas dan morbiditas. Visi Indonesia

2
Sehat 2010 adalah kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman

serta bayi yang dilahirkan hidup sehat dengan misi menurunkan kesakitan dan

kematian maternal dan neonatal melalui pemantapan sistem kesehatan untuk

akses terhadap intervensi yang cost effective berdasarkan bukti ilmiah yang

berkualitas, memberdayakan wanita, keluarga dan masyarakat melalui

kegiatan yang mempromosikan kesehatan ibu dan bayi baru lahir serta

menjamin agar kesehatan maternal dan neonatal dipromosikan dan

dilestarikan sebagai prioritas pembangunan nasional. (Meratu Megasari 2015).

Berdasarkan Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

Tahun 2007, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi dengan

jumlah yaitu 228/100.000 (0,228%) kelahiran hidup. Angka kematian ini

masih sangat jauh dari target pemerintah menurunkan angka kematian ibu

menjadi 125/100.000 (0,125%) kelahiran hidup pada akhir tahun 2010.

(Indra, 2015).

B. Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup pembahasan penulis dalam karya tulis ini

adalah asuhan kebidanan pada Ny.” Y ” gestasi 12 minggu 2 hari dengan

abortus imminens di Puskesmas Wasuponda tanggal 29 Januari 2019.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi dan menerapkan secara nyata dalam

pendidikan kebidanan dan dalam pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan

3
pada Ny.” Y ” gestasi 12 minggu 2 hari dengan abortus imminens di

Puskesmas Wasuponda tanggal 29 Januari 2019.

2. Tujuan Khusus

Dapat melaksanakan pengkajian dan analisa data dasar pada Ny.”

Y ” gestasi 12 minggu 2 hari dengan abortus imminens di Puskesmas

Wasuponda tanggal 29 Januari 2019.

a. Dapat merumuskan diagnosa/masalah aktual pada Ny.” Y ” gestasi

12 minggu 2 hari dengan abortus imminens di Puskesmas

Wasuponda tanggal 29 Januari 2019.

b. Dapat merumuskan diagnosa/masalah potensial pada Ny.” Y ”

gestasi 12 minggu 2 hari dengan abortus imminens di Puskesmas

Wasuponda tanggal 29 Januari 2019.

c. Dapat melaksanakan tindakan segera/ kolaborasi/ rujukan pada Ny.”

Y ” gestasi 12 minggu 2 hari dengan abortus imminens di

Puskesmas Wasuponda tanggal 29 Januari 2019.

d. Dapat merumuskan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny.”

Y ” gestasi 12 minggu 2 hari dengan abortus imminens di

Puskesmas Wasuponda tanggal 29 Januari 2019.

e. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.” Y ” gestasi 12

minggu 2 hari dengan abortus imminens di Puskesmas Wasuponda

tanggal 29 Januari 2019.

f. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pada Ny.” Y ” gestasi 12

4
minggu 2 hari dengan abortus imminens di Puskesmas Wasuponda

tanggal 29 Januari 2019.

g. Dapat mendokumentasikan semua hasil temuan dan tindakan

asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada Ny.” Y ”

gestasi 12 minggu 2 hari dengan abortus imminens di Puskesmas

Wasuponda tanggal 29 Januari 2019.

D. Manfaat Penulisan

1. Merupakan pengalaman berharga bagi penulis untuk memperluas

wawasan dan menambah pengetahuan mengenai Asuhan Kebidanan

dengan abortus imminens.

2. Diharapkan dapat menambah informasi untuk memperkuat strategi Asuhan

Kebidanan dengan abortus imminens

3. Sebagai bahan masukan bagi pihak lain yang ingin menulis tentang

Asuhan Kebidanan dengan abortus imminens.

BAB II

TUNJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Abortus

1. Pengertian

Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum umur kehamilan 20

minggu dan janin belum dapat hidup di luar kandungan dengan berat

badan kurang dari 1000 gram. Abortus biasanya terjadinya perdarahan

5
pada wanita yang sedang hamil dengan adanya peralatan USG, sekarang

dapat diketahui bahwa abortus dapat dibedakan menjadi dua jenis, yang

pertama adalah abortus karena kegagalan perkembangan janin dimana

gambaran USG menunjukan kantong kehamilan yang kosong. Yang kedua

yaitu abortus karena kematian janin dimana janin tidak menunjukkan

tanda-tanda kehidupan seperti denyut jantung atau pergerakan yang sesuai

dengan usia kehamilan. (Obstetric patologi FK UNPAD 2013)

2. Macam-macam Abortus (Meratu Megasari 2015)

Secara klinik abortus dapat dibedakan dan diklasifikasikan antara

lain :

a. Abortus komplitus adalah hasil konsepsi lahir dengan lengkap. Pada

keadaan ini kuretase tidak diperlukan. Perdarahan segera berkurang

setelah isi rahim dikeluarkan dan selambat-lambatnya dalam 10 hari

perdarahan akan berhenti sama sekali karena dalam masa ini luka

rahim telah sembuh dan epitelisasi telah selesai

b. Abortus inkomplit adalah keluarnya sebagian hasil konsepsi pada

kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam

uterus.

c. Abortus imminens adalah keguguran membakat dan akan terjadi jika

ditemukan perdarahan pada kehamilan muda, namun pada tes

kehamilan masih menunjukkan hasil yang positif.

d. Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan

6
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang

meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.

e. Missed abortion adalah kematian janin sebelum berumur 20 minggu,

tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.

Etiologi tidak diketahui tapi diduga karena pengaruh hormone

progesterone Pemakaian hormon progesteron pada abortus imminens

mungkin juga dapat menyebabkan missed abortus.

f. Abortus habitualis ialah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih

berturur-turut. Etilogi abortus ini adalah kelainan genetik, kelainan

hormonal dan kelainan anatomis. Penanganan abortus habitualis untuk

sebagian besar tidak diketahui

g. Abortus infeksiosus ialah abortus yang disertai infeksi pada genitalia,

sedangkan abortus infeksiosus berat disertai penyebaran kuman atau

toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum.

h. Abortus provokatus (induced abortion) atau abortus yang disengaja

baik dengan memakai obat maupun alai-alai abortus provokatus

terbagi atas :

1) Abortus provokatus medisialis (Abortus theuropeutica)

Abortus karena tindakan kits sendiri, berhubung kalau kehamilan

dilanjutkan terns, dapat membahayakan jiwa ibu (indikasi medis),

biasanya perlu mendapat persetujuan 2-3 dokter.

2) Abortus provokatus kriminalis

7
Abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang

tidak berdasarkan medis atau legal.

3. Etiologi terjadinya abortus

Pada kehamilan muda terjadinya abortus tidak jarang di dahului oleh

kematian mudigah. Sebaliknya, pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin

dikeluarkan dalam keadaan masih hidup. Hal-hal yang menyebabkan

abortus dapat dibagi sebagai berikut:

a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi

Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan

kematian janin atau cacat. Kelainan berat biasanya menyebabkan

kematian mudigah pada hamil muda. Faktor-faktor yang menyebabkan

kelainan dalam pertumbuhan adalah:

1) Kelainan kromosom. Kelainan yang paling sering ditemukan pada

abortus spontan adalah trisomi, poliploidi, dan kemungkinan pula

kelainan kromosom seks.

2) Lingkungan kurang sempurna. Bila lingkungan di endometrium di

sekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian

zat-zat makanan pada konsepsi terganggu

3) Pengaruh dari luar. Radiasi, virus, obat-obatan dapat

mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya

8
dalam uterus. Pengaruh ini umunya dinamakan pengaruh teratogen.

(Lia Yulianti 2013)

b. Penyakit pada plasenta

Endarteritis dapat terjadi dalam villi korialis dan menyebabkan

oksigenasi plasenta terganggu sehingga menyebabkan gangguan

pertumbuhan dan kematian janin. Kejadian ini bisa terjadi sejak

kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun. (Lia Yulianti

2013)

c. Penyakit ibu

Penyakit mendadak, seperti pneumonia, tifus abdominalis,

pielonefritis, malaria dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin,

bakteri, virus, atau plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke

janin, sehingga menyebabkan kematian janin, dan kemudian

terjadilah abortus. anemia berat, keracunan, laparatomi, peritonitis

umum, dan penyakit menahun seperti brusellosis, mononokleosis

infeksiosa, toksoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus walaupun

lebih jarang. (Lia Yulianti 2013).

d. Kelainan traktus genitalis

Retroversion uteri, moima uteri atau kelainan bawaan uterus dapat

menyebabkan abortus. Tetapi, harus diingat bahwa hanya retroversion

uteri gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang memegang

peranan penting. (Lia Yulianti 2013).

9
4. Tanda dan Gejala

Nyeri abdomen bagian bawah, uterus terasa lemas serta perdarahan

berlanjut disertai dengan, keadaan lemah lesu dan demam, sekr et

vagina berbau, abdomen terasa tegang dan keras. (Ai Yeyeh Rukiah

2013).

5. Diagnosis

Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam massrage

mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami terlarnbat

haid. Sering pula terdapat rasa mules. Kecurigaan tersebut diperkuat

dengan ditentukannya kehamilan muds pemeriksaan bimanual dan

dengan tes kehamilan secara biologis atau imunologik bilamana hal itu

dikerjakan. Harus diperhatikan pembukaan cervix dan adanya jaringan

dalam cavum uteri atau vagina.

6. Patofisiologi

Dada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua

basalis kemudian diikuti nekrosis jaringan sekitarnya hal tersebut

menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya

sehingga merupakan benda asing dalam uterus, keadaan ini

menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya pada

kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan

seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua secara

mendalam. Pada kehamilan antara 8-14 minggu villi korialis menembus

10
lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak terlepas sempurna yang

dapat menyebabkan banyak darah. pada kehamilan 14 minggu ke atas

umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul

beberapa waktu kemudian plasenta perdarahan tidak banyak jika plasenta

segera terlepas dengan lengkap.

Hasil konsepsi pada abortus dapat dikerluarkan dalam

berbagai bentuk adakalanya kantong amnion kosong atau tampak

didalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas (missed abortion)

apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat

maka dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah isi uterus dinamakan

mola kuruenta, hal ini terjadi mola karnosa apabila pigmen darah telah

diserap. Sehingga semuanya tampak seperti daging bentuk lain adalah

tuberosa. Dalam hal ini amnion tampak berbenjol-benjol karena terjadi

hematoma antara amnion dan korion.

7. Penanganan

a. Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien,

termasuk tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu)

b. Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan

sisitolik kurang dari 90 mm Hg, nadi lebih dari 112x/menit)

c. Mulailah pemberian anti biotik serta banyak istirahat

d. Bila tetap terjadi perdarahan segera rujuk.

11
B. Tinjauan Umum Tentang Abortus Imminens

1. Pengertian

Abortus imminens adalah keguguran membakat dan akan terjadi jika

ditemukan perdarahan pada kehamilan muda, namun pada tes kehamilan

masih menunjukkan hasil yang positif. (Meratu Megasari 2015)

Gejala yang dapat ditandai pada abortus imminens adalah terjadi

perdarahan melalui ostium uteri ekstemum, disertai mules sedikit atau

tidak sama sekali, uterus membesar sesuai usia kehamilan, servix

belum membuka tes kehamilan positif dan dari pemeriksaan USG tampak

kantong gestasi utuh.

2. Tanda dan gejala

a. Tanda

1) Kram perut bagian bawah

2) Perdarahan sedikit dari jalan lahir

b. Gejala

1) Fluksus ada sedikit

2) Ostium Uteri tertutup

3) Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan

4) Uterus lunak.

3. Penanganan

d. Tidak diperlukan pengobatan medik yang khusus atau tirah baring

secara total.

12
e. Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas fisik secara berlebihan atau

melakukan hubungan seksual.

f. Bila terjadi perdarahan

1) Berhenti : lakukan asuhan antenatal terjadilah dan penilaian ulang

bila terjadi perdarahan lagi.

2) Terus berlangsung : nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG),

lakukan konfirniasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil

ektopik atau molahidatidosa).

3) Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas, pemantauan hanya

dilakukan melalui gejala klinik dan hasil pemeriksaan ginekologi.

13
BAB III

STUDI KASUS

Pada studi kasus akan dibahas tentang asuhan kebidanan abortus

imminens pada Ny “Y” di Puskesmas Wasuponda dengan menggunakan

pendekatan pemecahan masalah yang meliputi identifikasi data sampai

pendokumentasian.

No. Register

Tgl. Masuk RS : 29 Januari 2019 Pukul 10.00 Wita

Tgl. Pengkajian : 29 Januari 2019 Pukul 10.30 Wita

A. Langkah I Identifikasi Data Dasar

1. Identitas Ibu / Suami

a. Nama : N y."Y" / Tn. "A"

14
b. Umur : 43 tahun / 45 tahun

c. Pendidikan : SMA / SMA

d. Pekerjaan : IRT / Swasta

e. Suku : Toraja / Toraja

f. Agama : Kristen / Kristen

g. Nikah : 1x / Lamanya 9 tahun

a. Alamat : Wasuponda

2. Riwayat kehamilan sekarang

a. Ibu hamil yang pertama dan tidak pernah keguguran.

b. HPHT tanggal 14-11-2018

c. lbu mengeluh keluar darah sedikit-sedikit dan jalan lahir sejak dua hari

yang lalu pada tanggal 27 Januari 2019

d. lbu mengeluh agak sakit pada perut bagian bawah.

e. Ibu tidak pernah jatuh dan mengkonsumsi obat-obatan dan jamu.

f. Ibu khawatir dengan keadaannya.

g. Ibu berdoa untuk kesembuhannya.

3. Riwayat kesehatan penyakit yang lalu dan sekarang.

a. Ibu pernah ber-KB suntik

b. lbu tidak pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya

c. lbu tidak pernah dioperasi

d. Ibu tidak pernah menderita pnyakit jantung, hipertensi, DM dan

penyakit menular seksual

15
e. Tidak ada riwayat alergi pada makanan, minuman dan obat-obatan Ibu

tidak pernah mengalami nyeri yang hebat

4. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar

a. Pola nutrisi

Sebelurn sakit:

1) Pola makan 3 kali sehari dengan porsi satu piring

2) Ibu minum 7-8 gelas sehari dan kadang minum susu


3) Ibu kadang makan buah

Setelah sakit

1) Pola makan 3 kali sehari dengan porsi setengah pining

2) Ibu minum 5-6 gelas sehari dan kadang minum susu

3) Ibu kadang makan buah

b. Eliminasi

Sebelum sakit

1) BAK Frekuensi : 3-4 x/hari

Warna kuning

2) BAB Frekuensi 1 x/hari

Warna kekuning-kuningan

Setelah sakit : Tidak ada perubahan

c. Istirahat

Sebelum sakit

1) Tidur siang pukul 14.00 – 15.30 wita

16
2) Tidur malam pukul 22.00 – 05.30 wita

Setelah sakit

1) Tidur siang terganggu jam 14.00-14.30 wita

2) Tidur malamnya terganggu

g. Personal hygiene

Sebelum sakit

1) Mandl 2 tali sehari menggunakan sabun mandi

2) Menyikat gigi 2 kali sehari

3) Kebersihan rambut di cuci 3 x/minggu

4) Pakaian diganti setiap hari

Setelah sakit

1) Mandi 1 kali sehari menggunakan sabun mandi

2) Menyikat gigi 2 kali sehari

3) Kebersihan rambut dicuci 3 kali seminggu

4) Pakaian diganti setiap hari terutama pakaian dalam diganti

setiap kali kotor.

h. Rekreasi dan olah raga

Sebelum sakit : lbu kadang jalan-jalan pada pagi hari

Setelah sakit : lbu tidak pemah jalan pada pagi hari

5. Pemeriksaan fisik

a. Pemeriksaan Umum dan TTV

17
1) Penampilan ibu nampak bersih

2) TB : 156 cm

3) BB sebelum hamil 55 kg dan BB selama hamil 60 kg

4) TTV: TD : 100/ 60 m m Hg

N : 80 x/menit

P : 24x/menit

S : 36,4ºC

b. Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi

1) Kepala/wajah

a) Penyebab rambut merata, bersih dan tidak mudah tercabut

b) Tidak ada oedema pada wajah

c) Tidak ada kloasma gravidarum

2) Mata

a) Konjungtiva merah muda

b) Sklera nampak putih

3) Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar gondok dan vena jugularis

4) Payudara

a) Simetris kiri dan kanan

b) Puting belum terbentuk

c) Tidak teraba massa

d) Kolostrum belum ada

18
5) Abdomen

a) Pembesaran perut belum nampak

b) Tidak ada luka bekas operasi

c) Palpasi : Leopold I : 2 jari atas

simpisis

Leopold II : Ballotemen

d) DJJ : belum terdengar jelas

6) Ekstremitas

a) Ekstremitas atas

i. Simetris kiri dan kanan

ii. Edema tidak ada

iii. Tidak ada luka bekas oparasi

b) Ekstremitas bawah

(1) Simetris kiri dan kanan

(2) Tidak ada varices

(3) Tidak ada oedema pada kaki

(4) Refleks patella (+) kiri dan kanan

2. Data Psikologis/Sosiologi

a. Pada interaksi dengan anggota, keluarga balk

b. Ibu merasa senang dengan kehamilannya sekarang

3. Data Spiritual

19
Ibu merasa yakin bahwa Tuhan selalu bersamanya.

4. Pemeriksaan Laboratorium

a. Hb : 9,7 gr %

b. Leukosit : 17,960 gr/mm3

c. Trombosit : 25.311.300

d. Tes kehamilan : Positif

e. Albumin :-

f. Reduksi :-

B. Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual

Diagnosa aktual : Abortus imminens

Masalah aktual : a. Nyeri perut bagian bawah

b.Kecemasan

1. Abortus imminens

a. Data Subjektif

1) HPHT tanggal 14-11-2018

2) Keluar darah dari jalan lahir sedikit-sedikit berwarna merah.

3) Ibu mengeluh agak sakit pada perut bagian bawah.

b. Data Objektif

1) Tampak keluar darah dari jalan lahir bewarna merah

2) Ekspresi wajah tampak cemas

c. Analisa dan interpretasi data

20
1) Dari HPHT tanggal 14-11-2018 sampai pada tanggal pengkajian

29 Januari 2018 dengan menggunakan rumus Naegal umur

kehamilan 12 minggu 2 hari.

2) Pada umur kehamilan 14-16 minggu (12 minggu 2 hari) villi

korialis mulai menembus kelainan desidua pada saat implantasi

ovum dan hal ini biasanya menyebabkan perdarahan sedikit

bewarna merah.

3) Karena adanya kontraksi uterus sehingga menimbulkan nyeri perut

bagian bawah sehingga terjadi perdarahan berupa bercak-

bercak. Dimana hasil konsepsi masih ada dalam uterus dan

tanpa disertai dengan pembukaan serviks sehingga janin dalam

kandungan masih dapat dipertahankan.

2. Kecemasan

a. Data Subjektif

1) Ibu khawatir dengan janin yang dikandungnya.

2) Ibu selalu berdoa untuk kesembuhannya.

3) Ibu sangat cemas atas apa yang telah di alaminya.

b. Data Objektif

1) Ibu tampak cemas

2) Ibu selalu bertanya-tanya tentang keadaannya.

c. Analisa dan interpretasi data

Kecemasan yang terjadi pada klien merupakan dampak psikologis

21
yang timbul akibat adanya kesenjangan antara sesuatu yang

tidak diharapkan yang dimanifestasikan dalam bentuk ekspresi

wajah tampak cemas dan selalu bertanya tentang janin yang

dikandungnya.

C. Langkah III. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial

1. Antisipasi tejadinya abortus insipienss

a. Data Subjektif

1) Keluar darah sedikit-sedikit dari jalan lahir sejak tanggal27

Januari 2019 sampai tanggal 29 Januari 2019, berwarna merah.

2) Ibu merasakan agak nyeri perut bagian bawah.

b. Data Objektif

1. Tampak keluar darah sedikit-sedikit dari jalan lahir bewarna

merah.

2. Ibu tampak cemas

3. TTV : TD : 100/ 60 m m Hg

N : 80 x/menit

P : 36,5°C

S : 24 x/menit

c. Analisa dan interpretasi data

1) Perdarahan sedikit-sedikit yang terjadi terus menerus di sertai

dengan adanya rasa nyeri akibat kontrakasi uterus dapat

22
menyebabkan dilatasi serviks yang berakibat perdarahan berlanjut

terus dan uterus berusaha mengeluarkan isinya sebagian atau

seluruhnya sehingga kehamilan tidak dapat di pertahankan lagi dan

klien mengalami abortus insipiens.

2) P e rub a ha n t a nd a -t a nd a v i t al ya i t u p en ur un an t ek an an

da r ah a k an mempengaruhi kondisi klien dalam mempertahankan.

kehamilannya.

D. Langkah IV Melaksanakan Tindakan Segera/ Kolaborasi/ Rujukan

Melaksanakan kolaborasi dengan dokter tentang penatalaksanaan

tindakan abortus imminens.

E. Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Diagnosa Abortus imminens dengan masalah nyeri perut bagian

bawah, kecemasan.

1. Abortus Imminens

a. Tujuan : 1) Perdarahan teratasi

2). Nyeri perut dan kecemasan teratasi.

3). Anemia ringan teratasi.

b. Kriteria

1) Tidak terjadi perdarahan, tidak ada nyeri perut

2) Ibu tidak cemas

3) TTV dalam batas normal

4) Hb dalam batas normal

23
c. Rencana Tindakan

1) Observasi Perdarahan

Rasional : Untuk mengetahui jumlah perdarahan karena

perdarahan yang terns menerus dapat

mengakibatkan berkurangnya volume cairan

darah.

2) Observasi tanda-tanda vital

Rasional : Tanda-tanda vital merupakan salah satu

indikator untuk mengetahui keadaan pasien

sebagai indikasi untuk tindakan selanjutnya.

3) Kolaborasi dengan dokter untuk USG

Rasional Untuk menilai keadaan janin dalam kandungan.

4) Kolaborasi dengan tim medis untukpemeriksaan laboratorium.

Rasional : Pemeriksaan laboratorium dapat digunakan

sebagai data tambahan/penunjang untuk

mengetahui kondisi klien sehingga dapat

menegakkan diagnosa dan menentukan tindakan

medis selanjutnya.

5) Kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan.

Rasional : Untuk menjaga kondisi pasien sehingga kehamilan

dapat dipertahankan.

6) Beritahu ibu dan suami untuk tidak bersenggama sampai

24
perdarahan berhenti.

Rasional: Untuk menghindari agar tidak terjadi kontraksi yang

lebih kuat dan untuk mengistirahatkan daerah panggul.

7) Anjurkan ibu untuk istirahat

Rasional : Dengan istirahat total dapat menyebabkan

bertambahnya aliran darah ke uterus dan

mengurangi rangsangan mekanik dan

menghemat pengeluaran energi.

8) Anjurkan teknik relaksasi

Rasional : Meningkatkan fungsi jaringan, melancarkan

peredaran aliran darah dan mengurangi

rangsangan terhadap serabut syaraf sensorik

sehingga nyeri tidak dipersepsikan.

2. Kecemasan

a. Tujuan

Kecemasan berkurang atau hilang

b. Kriteria :

1) Pasien tenang dan tidak cemas

2) Pasien dapat mengerti dan menerima tentang penyebab perdarahan

yang dialaminya.

c. Rencana tindakan

1) Anjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi

25
Rasional : Makanan yang mengandung zat besi tinggi dapat

mengganti jumlah darah yang hilang akibat

perdarahan dan menambah cumber tenaga dan zat

pembangun.

2) Anjurkan ibu untuk istirahat.

Rasional : Dengan istirahat dapat menyebabkan

bertambahnya aliran darah ke uterus dan

mengurangi rangsangan mekanik dan .

menghemat pengeluaran energi.

F. Langkah VI. Melaksanakan Tindakan Asuhan Kebidanan

Tanggal 29 Januari 2019 pukul 10.30 wita

1. Diagnosa abortus immenens

a. Mengobservasi perdarahan dengan hasil perdarahan masih berupa

bercak darah berwarna merah.

b. Mengobservasi tanda vital

1) Tekanan Darah : 100/60 mmHg

2) Nadi : 84 x/ menit

3) Suhu : 36, 5°C

4) Pernapasan : 24 x/ menit

c. Berkolaborasi dengan dokter untuk USG dengan hasil janin balk dalam

uterus dan DJJ jelas.

26
d. Berkolaborasi dengan tim medis untuk pemeriksaan laboratorium

Hb : 9,7 gr %

Leukosit : 17,960 gr/mm3

Trombosit : 25.311.300

Tes kehamilan : Positif

Albumin :-

Reduksi :-

e. Berkolaborasi dengan dokter untuk pengobatan.

f. Menganjurkan ibu untuk (Bedres total) dengan frekuensi tidur 8 jam/

hari dan tidur siang 1-2 jam sehari dan ibu mau melaksanakan anjuran

petugas.

g. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan cara menarik napas panjang

dan dalam kemudian menghembuskan secara perlahan-

lahan melalui mulut dan dilakukan selama timbul nyeri, ibu

mengerti dan mau melaksanakan anjuran dokter/ petugas.

2. Kecemasan

a. Memberi penjelasan tentang keadaan ibu dan tindakan yang akan di

lakukan untuk membantu kesembuhan pasien.

b. Memberi kesempatan pada ibu untuk mengungkapkan perasaannya,

ibu sedih dan cemas dengan keadaannya.

c. Memberi dorongan spiritual pada ibu untuk tidak cemas dan sabar

serta banyak berdoa demi kesembuhannya.

27
3. Potensial terjadi abortus insipiens

a . Mengobservasi terjadinya perdarahan dengan hasil perdarahan

berlangsung terus menerus berupa bercak bercak darah berwarna

merah.

b . Mengobservasi kontraksi uterus dengan hasil konstraksi uterus masih

ada yaitu berupa nyeri ringan yang dirasakan pasien.

c . Mengobservasi tanda-tanda vital:

1) Tekanan darah : 100/60 mmHg

2) Nadi : 84 x/ menit

3) Pernapasan : 24 x/ menit

4) Suhu : 36,5°C

d. Memberikan penjelasan pada ibu tentang bahaya apabila perdarahan

masih terns berlangsung yaitu dapat mengakibatkan abortus insipiens

dan pasien memahaminya.

e. Menganjurkan ibu makan makanan yang mengandung zat besi yaitu

sayur-sayuran berwarna hijau serta minum susu 3 kali sehari

dan ibu bersedia melaksanakan anjuran petugas.

f. Memberikan terapi sesuai dengan instruksi dokter

g. Berkolaborasi dengan dokter untuk USG dengan hasil janin baik, DJJ

jelas dan teratur.

h. Berkolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium dengan petugas

laboratorium:

28
1) Leukosit : 17,960/mm³

2) Trombosit : 25. 311. 300/mm³

3) Tes kehamilan : Positif

G. Langkah VII. Evaluasi Asuhan Kebidanan

Tanggal 29 Januari 2019 Pukul 11. 00 Wita

1. Abortus imminens

a. Perdarahan belum teratasi ditandai dengan:

1) Masih adanya perdarahan sedikit demi sedikit dan kadang agak

banyak berwarna merah.

2) Ibu merasa lemas

2. Kecemasan teratasi ditandai dengan:

a . Pasien tampak tenang

b . Pasien mengerti tentang penyebab perdarahan yang dialaminya

3. Tidak terjadi abortus insipiens di tandai dengan:

a. Perdarahan masih belanjut sedikit demi sedikit berupa bercak -

bercak berwarna merah.

b. Pasien masih mengeluh nyeri ringan pada perut.

29
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY” Y

” GESTASI 12 MINGGU 2 HARI DENGAN ABORTUS

IMMINENS DI PUSKESMAS WASUPONDA

TANGGAL 29 JANUARI 2019

A. Data Subjektif (S)

1. Ibu mengatakan ini hamil yang pertama dan tidak pernah

keguguran.

2. HPHT tanggal 14-11-2018

3. Keluar darah sedikit-sedikit dari jalan lahir sejak tanggal 27 Januari 2019

sampai sekarang tanggal 29 Januari 2019, berwarna merah.

4. Ibu merasakan agak nyeri perut bagian bawah.

B. Data Objektif (O)

1. Tampak keluar darah sedikit-sedikit dari jalan lahir bewarna merah.

2. Ibu tampak cemas

3. TTV : TD : 100/ 60 m m Hg

N : 80 x/menit

P : 36,5°C

S : 24 x/menit

C. ASSESMENT (A)

Diagnosa Abortus imminens dengan masalah nyeri perut bagian

30
bawah, kecemasan

D. PLANNING

1. Mengobservasi perdarahan dengan hasil perdarahan masih berupa

bercak darah berwarna merah.

2. Mengobservasi kontraksi uterus dengan hasil konstraksi uterus masih

ada yaitu berupa nyeri ringan yang dirasakan pasien.

3. Mengobservasi tanda-tanda vital:

Tekanan darah : 100/60 mmHg

Nadi : 84 x/ menit

Pernapasan : 24 x/ menit

Suhu : 36,5°C

4. Memberikan penjelasan pada ibu tentang bahaya apabila perdarahan

masih terns berlangsung yaitu dapat mengakibatkan abortus insipiens

dan pasien memahaminya.

5. Menganjurkan ibu makan makanan yang mengandung zat besi yaitu

sayur-sayuran berwarna hijau serta minum susu 3 kali sehari

dan ibu bersedia melaksanakan anjuran petugas.

6. Memberikan terapi sesuai dengan instruksi dokter

7. Berkolaborasi dengan dokter untuk USG dengan hasil janin baik, DJJ

jelas dan teratur.

8. Berkolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium dengan petugas

laboratorium:

31
Leukosit : 17,960/mm³

Trombosit : 25. 311. 300/mm³

Tes kehamilan : Positif

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis membahas kesenjangan antara tinjauan pustaka

dengan studi kasus pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny” Y ” gestasi

12 minggu 2 hari dengan abortus imminens di puskesmas wasuponda

tanggal 29 januari 2019.

Untuk memudahkan pembahasan maka penulis akan membahas

berdasarkan 7 langkah Varney sebagai berikut :

A. Langkah I. Identifikasi Data Dasar

Pada tahap pengkajian ini baik pasien maupun keluarga selalu terbuka

dan kooperatif dalam memberikan informasi yang diperlukan yang

berhubungan dengan keadaan pasien dan perawatannya sehingga

mempermudah dalam proses pangambilan data : ekspresi wajah ibu tampak

32
cemas, tampak keluar darah sedikit dari jalan lahir berupa bercak -bercak

berwarna merah, nyeri tekan pada perut bagian bawah, TFU 2 jari atas

simpisis Umur kehamilan 12 minggu 2 hari (12-14 minggu), pemeriksaan

dalam vulva tidak ada kelainan, ostium uteri tertutup, bentuk uterus antefleksi

dan pelepasan darah. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa tidak

ditemukan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny.”Y”

dengan abortus imminens

B. Langkah II : Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual

Pada tinjauan pustaka, diagnosa, lebih sering dirumuskan oleh bidan

yang difokuskan pada apa yang dialami oleh klien. Sedangkan data yang

diperoleh pada, studi kasus Ny."Y" di lahan praktek, diagnosa yang

dapat ditegakkan oleh bidan yaitu Abortus imminens dengan masalah nyeri

perut bagian bawah, kecemasan dan anemia ringan .

Pada tinjauan pustaka dalam membuat diagnosa /masalah aktual

yaitu diagnosa diidentifikasi berfokus pada apa yang dialami Ny.”Y” dan

masalah. Dirumuskan pada apa yang telah diuraikan Ny.”Y” berdasarkan

keadaan yang dirasakannnya. Hal ini berarti antara tinjauan pustaka dan studi

kasus tidak tampak ada kesenjangan.

C. Langkah III : Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial

Perdarahan dari ostium uteri eksternum disertai dengan rasa mules

sedikit dan kadang tidak ada. Perdarahan yang terjadi karena abortus

imminens dapat mengakibatkan terjadinya abortus insipiens jika tidak segera

33
ditangani dengan baik.

Ny.”Y” mengalami abortus imminens berdasarkan data yang diperoleh

klien mengeluh keluar darah dari jalan lahir sejak dua hari yang lalu yaitu

tanggal 27 Januari 2019 disertai dengan rasa mules dan nyeri perut bagian

bawah. Data ini mendukung potensial terjadi abortus insipiens rasa sakit pada

perut bagian bawah sebagai akibat dari kontraksi uterus sehingga dapat terjadi

dilatasi serviks. Dengan demikian antara tinjauan pustaka, dan studi kasus

dilahan praktek tidak terdapat perbedaan atau kesenjangan.

D. Langkah IV : Melaksanakan Tindakan Segera dan Kolaborasi

T i n d a k a n s e ge r a a d a l a h t i n d a k a n ya n g h a r u s d i b e r i k an

u n t u k menyelamatkan ibu dan bayinya, berdasarkan teori dengan kasus

ditemukan bahwa, tidak ada perbedaan yaitu kolaborasi dengan tim dokter

untuk penatalaksanaan tindakan abortus imminens yang menjadi abortus

insipiens. Dengan demikian secara umum, ada kesamaan antara teori

dengan kasus dilahan praktek dalam upaya melakukan tindakan segera dan

kolaborasi.

E. Langkah V : Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Perencanaan merupakan suatun rangkaian menyeluruh mengenai asuhan

kebidanan pada Ny. "Y" berdasarkan diagnosa masalah yang ada, untuk

menangani masalah tersebut dengan menetapkan tujuan yang ingin dicapai.

Pada perencanaan dilakukan untuk memantau keadaan janin seperti USG.

Berdasarkan studi kasus pada Ny."Y" dengan abortus imminens

34
dilakukan kolaborasi USG untuk memantau keadaan janin. Dengan demikian

antara tinjauan pustaka dan kasus tidak nampak perbedaan atau kesenjangan

F. Langkah VII : Implementasi Asuhan Kebidanan

Pada tinjauan pustaka implementasi dapat dikerjakan keseluruhan

oleh bidan ataupun dilaksanakan oleh ibu sendiri, bidan bekerja sama dengan

tim kesehatan lain jika bidan tidak melakukan tindakan sendiri maka

menerima tanggung jawab mengurus pelaksanaannya. Bidan melakukan

tindakan kolaborasi dengan dokter dan masih tetap terlibat dalam

penatalaksanaan yang menyeluruh bagi klien.

Pada studi kasus Ny "Y" implementasi yang dilakukan secara mandiri

oleh bidan termasuk kolaborasi oleh dokter untuk USG dan pemberian obat-

obatan. Dengan demikian antara tinjauan pustaka dan studi kasus tidak ada

perbedaan..

G. Langkah VII : Evaluasi Asuhan Kebidanan

Pada tinjauan pustaka evaluasi merupakan langkah akhir dari proses

asuhan kebidanan. Mengevaluasi pencapaian tujuan,

membandingkan data yang dikumpulkan dengan kriteria yang

diidentifikasikan. Pada studi kasus Ny ”Y” dilahan praktek dengan abortus

imminens dimana tujuannya telah dicapai karena tampak ada keberhasilan,

dimana tidak terjadi abortus insipiens. Oleh karena itu bila dibandingkan

antara tinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny ”Y” dilahan praktek

secara garis besar nampak adanya kesamaan.

35
BAB V

PENUTUP

Setelah mempelajari teori-teori dan pengalaman yang langsung dari lahan

praktek melalui studi kasus Ny “ Y “ Umur kehamilan 12 minggu 2 hari dengan

abortus imminens di Puskesmas Wasuponda tanggal 29 januari 2019 maka penulis

menarik suatu kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A . Kesimpulan

1. Abortus imminens adalah keguguran membakat dan akan terjadi jika

ditemukan perdarahan pada kehamilan muda, namun pada tes kehamilan

masih menunjukkan hasil yang positif. (Meratu Megasari 2015)

2. Manajemen kebidanan sebagai suatu metode pendekatan pemecahan

masalah yang digunakan oleh bidan dalam proses terorganisir melalui

tindakan yang logis untuk kepentingan klien dan bidan dengan tahapan :

pengumpulan data dan analisa data, identifikasi diagnosa. / masalah aktual,

identifikasi diagnos /masalah potensial, evaluasi perlunya tindakan

36
emergensi, rencana asuhan dan evaluasi.

3. Pendokumentasian penting untuk dilaksanakan, sesuai tahap dari

manajemen kebidanan karna merupakan pembuktian untuk pertanggung

jawaban bidan terhadap asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien

B. Saran

Berdasarkan keismpulan diatas maka penulis dapat mengemukakan saran

antara lain :

1. Bagi Institusi pendidikan

Bagi institusi pendidikan kesehatan agar menerapkan asuhan

kebidanan dalam pemecahan masalah dapat lebih ditingkatkan dan

dikembangkan, mengingat metode tersebut sangat bermanfaat dalam

membina tenaga petugas kesehatan guna menciptakan manusia yang

berpotensi dan professional.

2. Bagi petugas kesehatan

a. Setiap bidan sebaiknya mengembangkan profesionalisme melalui

peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka

meningkatkan mute pelayanan dalam bentuk asuhan kebidanan yang

berorientasi pada keluarga.

37
b. Setiap bidan harus mampu menerapkan manajemen kebidanan dalam

proses pemecahan masalah yang thalami oleh ibu hamil yang

mengalami komplikasi balk pada seat hamil, melahirkan dan mass

nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi.

c. Setiap bidan harus melakukan pendokumentasian asuhan

kebidanan yang dapat digunakan sebagai bukti pertanggungjawaban

atas tanggung gugat.

3. Bagi ibu hamil

Setiap ibu hamil untuk segera merneriksakan kehamilannya sejak

tidak mendapat haid, agar dapat deteksi secara dini adanya

kelainan yang berhubungan dengan kehamilannya, sehingga bidan/

dokter dapat ,melakukan tindakan yang cepat dan tepat.

38

Anda mungkin juga menyukai