BAB I
ATRIBUT
Pasal 1
Lambang, Lencana dan Bendera
Pasal 2
Lagu, Mars dan Himne
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 3
Syarat Anggota Biasa, Luar Biasa dan Anggota Kehormatan
1. Anggota Biasa :
1.1. Berstatus sebagai pendidik anak usia dini Indonesia baik yang aktif maupun tidak aktif Indonesia yang
dibuktikan dengan Surat Keputusan / Keterangan Pengangkatan dari lembaga penyelenggara PAUD
1.3. Berstatus sebagiai Tenaga kependidikan lembaga PAUD yang menyelenggarakan pendidikan anak usia
dini dengan Surat Keputusan / Keterangan dari lembaga yang bersangkutan meliputi: Kepala PAUD,
Tenaga Administrasi, dan tenaga pendukung lainnya di lembaga PAUD
2. Anggota Luar Biasa :
2.1. Memiliki keahlian di bidang pendidikan anak usia dini
2.2. Memiliki loyalitas dalam pengembangan dan pendidikan anak usia dini
2.3. Guru dan dosen yang peduli dan komitmen pada pendidikan anak usia dini
3. Anggota Kehormatan :
3.1. Memiliki kepedulian dan perhatian khusus terhadap pendidikan anak usia dini Indonesia
3.2. Memiliki jasa dan pengabdian kepada pendidikan anak usia dini Indonesia
Pasal 4
Tata Cara Penerimaan Anggota Biasa, Luar Biasa Dan Kehormatan
1. Anggota Biasa
1.1 Mengisi formulir
1.2 Calon anggota yang memenuhi persyaratan diberi kartu anggota yang dikeluarkan oleh Pengurus
Pusat
2 Anggota Luar Biasa
2.1 Diusulkan dan diangkat oleh Pengurus Pusat/Wilayah/Daerah/Cabang
2.2 Disahkan oleh Munas/Muswil/Musda/Muscab
2.3 Anggota Luar Biasa setelah diangkat oleh Pimpinan Pusat/Wilayah/Daerah/Cabang, mendapat kartu
anggota yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat
3 Anggota Kehormatan
3.1 Diusulkan dan diangkat oleh Pengurus Pusat/Wilayah/Daerah/Cabang
3.2 Disahkan oleh Munas/Muswil/Musda/Muscab
3.3 Anggota Kehormatan setelah diangkat oleh Pimpinan Pusat /Wilayah/Daerah/Cabang, mendapat kartu
anggota yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat
Pasal 5
Kewajiban Anggota
1. Setiap anggota wajib melaksanakan dan mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
2. Setiap anggota wajib memenuhi kewajiban sebagai anggota antara lain membayar iuran anggota.
3. Setiap anggota wajib mentaati peraturan yang dikeluarkan oleh pengurus sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 6
Hak Anggota
Pasal 7
Pemberhentian Anggota
3. Pengurus berwenang menerbitkan surat keputusan pemberhentian dan pencabutan tanda anggota dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan setelah ketentuan pemberhentian.
BAB III
STRUKTUR HIMPAUDI DAN KEPENGURUSAN
Pasal 8
Struktur HIMPAUDI
Pasal 9
Persyaratan Pengurus Pusat
Pasal 10
Persyaratan Pengurus Wilayah
Pasal 11
Persyaratan Pengurus Daerah
Pasal 12
Persyaratan Pengurus Cabang
Pasal 13
Masa Bakti Pengurus
1. Masa bakti kepengurusan adalah 4 (empat) tahun, terhitung mulai disahkan dengan Surat Keputusan (SK)
2. Muswil/musda/muscab dilaksanakan paling lambat 6 (enam) bulan setelah musyawarah setingkat di
atasnya.
3. Setelah menjalankan 1 (satu) periode, seorang Ketua Umum, Ketua Wilayah, Ketua Daerah dan Ketua
Cabang dapat dicalonkan dan dipilih kembali untuk 1 (satu) periode berikutnya.
BAB IV
PERMUSYAWARATAN HIMPAUDI
Pasal 14
Musyawarah Nasional (Munas)
1. Munas adalah musyawarah tertinggi yang dihadiri oleh pengurus wilayah dari seluruh provinsi
2. Munas diselenggarakan 4 (empat) tahun sekali
3. Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya. Selanjutnya harus segera diadakan Musyawarah
Nasional Luar Biasa (Munaslub) atas usul dari 2/3 dari wilayah se-Indonesia
4. Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan munas merupakan tugas dan tanggungjawab pengurus pusat
5. Munas berwenang dan berkewajiban :
5.1 Meminta dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban Pengurus Pusat selama masa baktinya
5.2 Menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
5.3 Merumuskan dan menetapkan program kerja HIMPAUDI untuk periode yang akan datang
5.4 Merumuskan rekomendasi baik internal maupun eksternal
5.5 Memilih dan menetapkan Ketua Umum melalui pemilihan langsung oleh delegasi munas
5.6 Formatur terdiri atas 5 (tiga) orang yang diketuai oleh Ketua Terpilih dan 4 (dua) orang sebagai anggota
formatur.
5.7 Anggota Formatur dipilih dari peserta munas
5.8 Formatur menetapkan susunan pengurus selambat-lambatnya 2 (dua) minggu
5.9 Tata tertib Munas diatur dan disahkan dalam Munas
6. Peserta Munas terdiri atas :
6.1. Utusan :
6.1.1. Delegasi Pengurus Pusat
6.1.2. Delegasi Pengurus Wilayah terdiri dari: Ketua dan Sekretaris Wilayah di seluruh provinsi dan Ketua
Daerah yang ditunjuk oleh Wilayah bersangkutan
6.2. Peninjauan
6.2.1. Pengurus Daerah dan Cabang
6.2.2. Anggota Luar Biasa
6.2.3. Anggota Kehormatan
7. Hak Peserta :
7.1 Utusan : Mempunyai hak bicara, hak suara dan hak dipilih.
7.2 Peninjau (Pengurus Wilayah, Daerah, Cabang) : Mempunyai hak bicara
8. Hak Suara menganut prinsip “One Vote One Delegation”(Satu Suara untuk Satu Delegasi)
9. 9.1 Musyawarah dianggap sah bila memenuhi kuorum (kuorum dua per tiga dari jumlah wilayah se-
Indonesia)
9.2. Jika tidak tercapai kuorum, maka upacara pembukaan musyawarah tetap dapat berlangsung, tetapi
persidangan ditunda selama 1 (satu) jam. Apabila sampai waktu penundaan jumlah kuorum tidak
tercapai, maka munas dapat berlangsung dan dianggap sah.
Pasal 15
Musyawarah Wilayah (Muswil)
1. Muswil adalah musyawarah tertinggi di tingkat wilayah yang dihadiri oleh Pengurus Daerah
(Kabupaten/Kota).
2. Muswil diselenggarakan 4 (empat) tahun sekali.
3. Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya dan harus segera diadakan Muswil Luar Biasa atas
usulan dari 2/3 Pengurus Daerah.
4. Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan muswil merupakan tugas dan tanggungjawab pengurus
wilayah.
5. Muswil berwenang dan berkewajiban :
5.1 Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kinerja selama masa baktinya
5.2 Merumuskan dan menetapkan rincian program kerja untuk periode yang akan datang
5.3 Merumuskan rekomendasi, baik internal maupun eksternal
5.4 Memilih dan menetapkan Ketua melalui pemilihan langsung oleh peserta muswil
5.5 Formatur terdiri atas 3 (tiga) orang yang diketuai oleh Ketua Terpilih dan 2 (dua) orang sebagai anggota
formatur.
5.6 Anggota Formatur dipilih dari peserta muswil
5.7 Formatur menetapkan susunan pengurus selambat-lambatnya 2 (dua) minggu
5.8 Tata tertib Muswil diatur dan disahkan dalam Muswil
5.9 Pengurus wilayah wajib melaporkan hasil muswil dan susunan pengurus terpilih kepada pengurus pusat
selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah Muswil
6.2 Peninjau :
- Pengurus Daerah
- Pengurus Cabang
- Anggota Luar Biasa
- Anggota Kehormatan
7. Hak Peserta :
7.1 Utusan : Mempunyai hak bicara, hak suara dan hak dipilih.
7.2 Peninjau (Pengurus Wilayah, Daerah, Cabang) : Mempunyai hak bicara
8. Hak Suara menganut prinsip “One Vote One Delegation”(Satu Suara untuk Satu Delegasi)
8.1 Musyawarah dianggap sah bila memenuhi kuorum (kuorum dua per tiga dari jumlah daerah di
wilayahnya)
8.2 Jika tidak tercapai kuorum, maka upacara pembukaan musyawarah tetap dapat berlangsung, tetapi
persidangan ditunda selama 1 (satu) jam. Apabila sampai waktu penundaan jumlah kuorum tidak
tercapai, maka muswil dapat berlangsung dan dianggap sah.
Pasal 16
Musyawarah Daerah (Musda)
7. Hak Peserta :
7.1 Utusan : Mempunyai hak bicara, hak suara dan hak dipilih.
7.2 Peninjau (Pengurus Wilayah, Daerah, Cabang) : Mempunyai hak bicara
8. Hak Suara menganut prinsip “One Vote One Delegation (Satu Suara Satu Delegasi)
8.1 Musyawarah dianggap sah bila memenuhi kuorum (kuorum dua per tiga dari jumlah cabang di
daerahnya)
8.2 Jika tidak tercapai kuorum, maka upacara pembukaan musyawarah tetap dapat berlangsung, tetapi
persidangan ditunda selama 1 (satu) jam. Apabila sampai waktu penundaan jumlah kuorum tidak
tercapai, maka musda dapat berlangsung dan dianggap sah.
Pasal 17
Musyawarah Cabang (Muscab)
8. 8.1 Musyawarah dianggap sah bila memenuhi kuorum (kuorum dua per tiga dari jumlah utusan di
cabangnya)
8.2. Jika tidak tercapai kuorum, maka upacara pembukaan musyawarah tetap dapat berlangsung, tetapi
persidangan ditunda selama 1 (satu) jam. Apabila sampai waktu penundaan jumlah kuorum tidak
tercapai, maka muscab dapat berlangsung dan dianggap sah.
Pasal 18
Musyawarah Luar Biasa
1. Musyawarah Luar Biasa diselenggarakan bila ada hal-hal yang tidak dapat ditunda penyelesaiannya
sampai waktu musyawarah yang sudah ditentukan
2. Musyawarah Luar Biasa diselenggarakan bila :
2.1 Terjadi penyimpangan dan pelanggaran AD/ART oleh pengurus
2.2 Pengurus tidak menyelenggarakan musyawarah setelah 6 (enam) bulan berakhirnya masa bakti
3 Musyawarah Luar Biasa dapat dilaksanakan atas permintaan setengah ditambah satu dari jumlah
wilayah/daerah/cabang.
4 Ketentuan - ketentuan tentang penyelenggaraan musyawarah dapat diberlakukan untuk penyelenggaraan
Musyawarah Luar Biasa.
5 Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan kepada peserta bersama-sama undangan
menghadiri Musyawarah Luar Biasa paling lambat 15 hari sebelum tanggal penyelenggaraan.
BAB V
RAPAT-RAPAT
Pasal 19
Rapat Kerja
BAB VI
SUMBER PENDAPATAN, KEKAYAAN DAN INVENTARIS
Pasal 20
Sumber Pendapatan
1. Iuran wajib anggota sebesar Rp 1.000 per bulan dengan pembagian sebagai berikut :
a. Cabang 60%
b. Daerah 20%
c. Wilayah 15%
d. Pusat 5%
2. Sumbangan yang halal dan tidak mengikat.
3. Usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 21
Kekayaan dan Inventaris
BAB VII
PERUBAHAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 22
BAB VIII
PEMBUBARAN HIMPAUDI
Pasal 23
1. Pembubaran HIMPAUDI diputuskan oleh musyawarah nasional yang diadakan khusus untuk itu
2. Musyawarah Nasional yang dimaksud pada ayat 1 pasal ini, harus dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah wilayah
3. Pembubaran harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah peserta yang hadir dalam munas
4. Apabila Musyawarah Nasional memutuskan pembubaran, maka dalam keputusan tersebut ditentukan
pedoman dan tata cara pembubaran HIMPAUDI
BAB IX
PENUTUP
Pasal 24
Lain-lain
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga, ditetapkan dalam bentuk peraturan oleh Pengurus
Pusat dan dipertanggungjawabkan pada Musyawarah Nasional.
ATRIBUT HIMPAUDI
2. Seragam HIMPAUDI
1.1 Seragam Perempuan
- Blus dan rok atau blus dan celana panjang (panjang rok minimal dibawah
lutut)
- Warna biru muda
- Bagi yang menggunakan tutup kepala/kerudung, berwarna putih
1.4 Penggunaan
- Seragam digunakan pada acara resmi internal HIMPAUDI
- Menghadiri undangan-undangan resmi
2. Lencana
2.1 Bentuk
- Bentuk dan warna lencana sesuai dengan Pedoman Kerja HIMPAUDI (PK
HIMPAUDI)
- Ukuran dapat dilihat pada lampiran (sesuai ukuran gambar)
2.2 Penggunaan
- Disematkan di dada sebelah kiri atas
3. Bendera
3.1 Bentuk, ukuran dan kata-kata sesuai Pedoman Kerja terlampir
3.2 Penggunaan
- Pada acara resmi HIMPAUDI
- Dipasang dengan menggunakan tiang
- Ditempatkan di samping kiri bendera merah putih
4. Stempel
4.1 Bentuk, ukuran dan kata-kata sesuai Pedoman Kerja
4.2 Menggunakan satu warna, yaitu berwarna biru
5. Mars HIMPAUDI
5.1 Mars HIMPAUDI (terlampir)
Keterangan : syair sesuai dengan yang terdapat pada buku pedoman tahun 2007
dengan pembetulan kesalahan cetak
5.2 Penggunaan
Digunakan pada acara-acara HIMPAUDI (acara resmi dalam pembukaan dan
penutupan)
6. Himne HIMPAUDI
Digunakan dalam seluruh kegiatan HIMPAUDI baik resmi maupun tidak resmi.