Pemutih, pematang tepung, serta pengeras adalah beberapa diantara jenis kelompok
bahan tambahan yang digunakan. Pemutih dan pematang tepung merupakan bahan tambahan
pangan yang sering kali digunakan pada bahan tepug dan produk olahannya. Pemutih dan
pematang tepung dapat mempercepat proses pemutihan dan atau pematangan tepung, sehingga
dapat memperbaiki mutu pemanggangan. Misalnya dalam pembuatan roti. biskuit, dan kue.
Penggunaan bahanbahan tersebut harus sesuai dengan peraturan pemakaian dan dosis
penggunaannya.
Sedangkan bahan pengeras sering digunakan untuk memperkeras atau mencegah
melunaknya pangan. Contoh penggunaan pengeras adalah senyawa kapur dalam upaya
memperkeras produk keripik atau dalam pembuatan pikel atau buah kalengan. Penggunaan
bahan – bahan tersebut harus sesuai dengan pemakaian dan dosis penggunaannya, hal itu
berkaitan dengan efek beberatpa bahan tersebut terhadap kesehata yang yang dapat
membahayakan jika melebihi dosis yang dipebolehkan.
B. PEMUTIH DAN PEMATANG TEPUNG
1. Definisi dan maksud penggunaannya
Tepung terigu yang baru berwarna ke kuningkuningan besifat kurang elastis. Bila
dijadikan adonan roti tidak dapat bekembang degan baik. Penambah bahan dan pematang tepung
diharapkan dapat mempercepat proses pematangan dan untuk mendorong pengembangan
adonan oleh yeast dan untuk mencegah kemunduran roti selama penyimpangan.
Penambahan bahan pemutih dan pematang tepung dapat mempercepat peroses pematangan
dan untuk mendorong pengembangan adonan oleh yeast dan untuk mencegah kemunduran roti
selamaa penyimpangan. Proses pematangan dengan bahan kimia berarti meniadakan pematang
dengan menyimpang dalam jangka lama dan mahal, memerlukan pencegahan kerusakan tepung
oleh hama dan lain – lain.
2. Mekanisme Reaksi dan Peggunaa Bahan Penambah Pemutih dan Pematang Tepung
Proses pemutihan pada tepung dapat terjadi akibat proses oksidasi senyawa karotenoid
yang terdapat dalam tepung. Kelompok pemutih dan pematang tepung ini bersipat oksidator,
meskipunmekanisme keduanya berbeda dalam melakukan fungsi masingmasing.
Zat pemutih dan pematang tepung untuk memperbaiki mutu tepung, mungkin bepungsi
sebagai bahan pemutih atau pemucatsaja atu berfungi meningkatkan daya pengembangan terigu/
pemngembangan adonan atau gabungan keduanya. Salah satu pemutih/pemucat yang umumnya
dipakai adalah aseton peroksida dan benzoil peroksida dan berlaku sebagai pemucat saja atau
penghilang warna dan tidak berpengaruh terhadap sifatsifat pemanggangan roti. Bahan yang
dapat berlaku sebagai pemutih/pemucat maupun pengembang antara lain ozon, klorin, klorin
dioksida, nirosil klorida, dan oksida nitrogen. Senyawasenyawa tersebut aktif dalam bentuk gas
dan melakukan fungsinya berhubungan dengan tepung. Gas nitrogren triklorida juga dapat
berfungsi sebagai pemucat, pengembang dan pernah digunakan di Amerika serikat,meskipun
demikian dilarang oleh FDA karena penyebab gangguan pada anjing dan binatang percobaan lain
bila diberikan cukup banyak.
C. PEGERAS
1. Definisi dan maksud penggunaannya
Jaringan sel tanaman yang keras terutama disebabkan adanya ikatan molekuler antar gugus
karboksila bebas pada kompoen penyusun dinding sel, yaitu pectin. Proses pengolahan pemanas
atau pembekuan dapat melunakan jaringan sel tanaman tersebut sehingga produk yang diperoleh
mempunyai tekstur yang lunak. Untuk memperoleh tekstur yang keras maka dapat digunakan
bahan tambahan panga pengeras. Pegeras merupakan suatu bahan tambahan pangan yang dapat
memperkeras atau mencegah melunaknya pangan.
2. Mekanisme Reaksi dan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengeras
Perlakuan panas terhadap jaringan panas biasanya menyebabkan pelembekan karena struktur
selulosanya mengalami sedikit perubahan.Kemantapan jaringan tersebut tergantung keutuhan sel
dan ikatan molekuler antar penyusunpenyusun dinding sel.SenyawaSenyawa pektin sangat
berkaitan dengan keutuhan struktur ikatanikatan melintang antar gugusgugus karboksilnya
dengan kation polivalen .Kation polivalen biasanya terdapat secara alami dalam bahan,tetapi
sering garamgaram kalsium ditambahkan untuk menaikkan ketegaran.Struktur yang
dimantapkan tetap utuh meskipun jaringan di panaskan.
KOMPOSISI DAN SIFATSIFAT KIMIA
Reaksi yang terjadi antara bahan kimia degan bahan pangan sangat tergantung sifat –
sifat dan komposisi yang terdapat dalam bahan kimia tersebut. Sifat kimia pengeras erat
kaitannnya dengan kemampuan bahan tersebut membentuk jaringan atau ikatan yang kokoh
dengan komponen bahan msialnya dengan paktin dalam jaringan tanaman. Ionion Ca dan Al
dapat berikatan dengan gugus OH dan metoksi yang erdapat pada pectin atau senyawa
karbohidrat membeentuk truktur yang kokoh.
1. Pemutih dan pematang tepung
a. Asam askorbat(vitamin C)
Vitamin C adalah kristal padat,berwarna putih, tidak berbau,mencair pada suhu 190192˚C.
Asam askorbat berbentuk Kristal stabil di udara. Sampai bertahuntahun, tetapi dalam bentuk
larutan mudah teroksidasi dan ketidakstabilannya meningkat dengan kenaikan pH larutan.
b. Aseton peroksida
Senyawa berwujud cairan,bersifat oksidator,larut dalam air dan alkohol,tidak larut dalam
pelarut organik seperti petroleum eter, kloroform dan lainlain
c. Azodikarbonamida
Berbentuk kristal berwarna merah oranye, titik leleh 225 ˚C, mudah terbaakar. Larut dalam air
panas, tak larut dalam air dingin .
d. Kalsium steroil2laktilat, natrium stearil fumarat, dan natrium stroil2laktilat.
Senyawasenyawa tersebut berbentuk kristal atau granul, larut dalam air dan alkohol, serta tidak
larut dalam pelarut organik (seperti petroleum eter, benzen, nhexan), dapat di hidrolisis.
e. Lsistein (uthidroklorida)
Sistein merupakan asam amino nonesensial, bentuk Lsistein disebut gelucysteine, berbentuk
tablet heksagonal dalam pelarut air.
2. Bahan Pengerasan
a. Aluminium amonium sulfat
Bentuk dodekahidrat, tingkat kemurniannya dapat mencapai 99,5˚C, kristal tak berwarna, yang
berbentuk granul powder (bubuk tepung) berwarna putih.
b. Aluminium kalium sulfat
Bersifat anhydrous dengan tingkat kemrnian sekitar 9798%, warna putihpowder berwarna putih,
mudah menarik air dari udara. 1 gram larut dalam 20 ml air dingin atau 1 ml air panas
umumnya tak larut dalam alkohol. Bentuk dodekahidrat, senyawa senyawa ini disebut juga
kalnite, alumunium flour, alumunium meal, cubi alumunium dengan kemurnian sekitar 99,5%.
c. Aluminium natrium sulfat
Bentuk dekahidrat berupa kristal tak berwarna, bentuk granul atau powder (bubuk tepung)
berwaran putih.
d. Aluminium sulfat (anhidrat)
Berbenuk kristal, potongan granul atau powder berwarna putih. Titik leleh = 250 ˚C. Larutan
dalam air pada suhu 250˚C dan terkomposisi pada suhu yang lebih tinggi. Larutan dalam 1
bagian air, dan tak larut dalam alkkohol.
e. Kalsium glukonat
Tidak berbau dan berasa, berbentuk kristal, granul atau powder,
Tidak menguap atau hilang dan terdekomposisi dalam air saat dikeringkan.
f. Kalsium karbonat
Kalsium karbonat larut dalam air, dalam larutan bersifat asam, dan dapat bergabung dengan
asam, garam aluminium, dan garam amonium.
g. Kalsium klorida
Berbentuk kristal kubik atau granul, sangat higroskopis, titik leleh 772 ˚C. Sangat larut dalam
air (meskipun tanpa pemanasan), Larut dalam alkohol.
h. Kalsium laktat
Bentuk pentahidrat tak berbau dan mengkilap, berbentuk kristal atau powder.
i. Kalsium sitrat
Bentuk tetrahidrat berbentuk powder , menguap dalam suhu 100 ˚C, larut dalam 10 : 50 bagian
air dingin, larut dalam air panas, dan tidak larut dalam alkohol.
j. Kalsium sulfat
Bersifat anhidrous disebut pula kartenit, muriacit, beentuk anhidrous sulfat seperi kapur, dengan
warna bervariasi, putih, biru, abuabu, merah.
k. Monokalsium sulfat
Monokalsium fosfat disebut pula asam Ca fosfat, Cabifosfat,mono Caorthofosfat, mono Ca
fosfat. Berbentuk kristal, powder atau granul.
E. Efek Terhadap Kesehatan
1. Pemutih dan Pematng tepung
a. Asam askorbat
Bahan pangan yang mengandung bahan tambahan asam askorbat vitamin C diketahui bebas dari
pengaruh merugikan bagi tubuh apabila dikonsumsi dalam dosis untuk pencegahan timbulnya
penyakit.
b. Kalsium steroil2laktilat,Natrium Steroil Fumarat,dan Natrium2Laktilat
Toksisitas pemasukan kalsium yang berlebihan dapat menyebabkan hiperkalsemia dalam darah
yang terjadi apabila dalam tubuh terjadi kelainan klinik misal,hiperparatiroidisme,keracunan
vit.D,sarkoides,dan kanker.
c. Lsistein
Defesiensi dari Lsistein bagi tubuh dapat menyebabkan penyakit seborrhea, kerapuhan kuku
atau jaringan tanduk (kreatin), dan alopecial.
2. Bahan Pengeras
a. Garam aluminium (aluminium aminium sulfat, aluminium kalium sulfat, aluminium natrium
sulfat, aluminium sulfat/anhidrat).
Toksisitas dari aluminium adalah bila kelebihan konsumsi logam aluminium dapat menimbulkan
efek toksit pada saraf.
b. Garam kalsium(kalsium glukonat,kalsium karbonat,kalsium klorida,kalsium laktat,kalsium
sitrat,kalsium sulfat,monokalsium fosfat). Defesiensi kalsium termasuk tetani dengan gangguan
saraf dan otot,hipoparatiroidisme atau insufisiensi ginjal.pemasukan kalsium yang berlebihan
mengakibatkan kadar kalsium darah tinggi.
BAHAN TAMBAHAN KIMIA YANG DI LARANG
Masyarakat da idustri seharusnya perlu memerhatikan bahan tambaha pangan dalam
hubungannya dengan kemungkinan pemalsuan terhadap komponen yang berkualitas rendah dan
kemungkinan bahaya yang ditimbulkan oleh komponen beracun dalam pangan. Problem aditif
pangan hendaknya dilihat hanya sebagai satu asfek saja dari problem yang lebih umum terhadap
bahan kimia toksis dan keamanan pangan.
Pada banyak negara,terutama negara
negara maju mng bahan mempunyai hukum atau peraturan tentang bahan tambahan pangan .
Adapun bahan tambahan kimia yang di larang digunakan menurut peraturan menteri kesehatan
RI adalah Asam borat atau Boraks,asam salisilat,dietylpyrocarbonate,dulcin,pottasium
chlorat,chlorampenicol,minyak sayur terbrominasi,nitrofurazon,dan formaldehid. Namun
demikian, untuk bahan tambahan kimia yang dilarang tidak disertai dengan batas maksimum
penggunaan karena secara umum digolongkan ke dalam senyawa yang berrbahaya bagi
kesehatan tubuh.
A. SIFAT KIMIA DAN FISIK SERTA EFEK TERHADAP KESEHATAN
1. Asam borat
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan diperoleh data bahwa senyawa asam borat
ini dipakai pada lontong agar teksturnya menjadi bagus dan kebanyakan pada bakso. Senyawa
asam borat ini mempunyai sifatsifat kimia sebagai berikut: jarak lebur sekitar 171 derajat
celcius. Larut dalam 18 bagian air dingin 4 bagian air mendidih,5 bagian gliserol 85%,dan tak
larut dalam eter. Kelarutan dalam air bertambah dengan penambahan asam klorida,asam
sitrat,atau asam tartrat.
Efek farmokologi dan soksitititas senyawa boron atau asam borat merupakan bakterisida
lemah. Pemakaian berulang atau absorpsi berlebihan dapat mengakibatkan toksok atau
keracunan.
Gejala dapat berupa mual,suhu tubuh menurun ,muntah,sakit kepala,diare,rash erythematous,
bahkan dapat menimbulkan shock.
2. Dulsin
Konsumsi dulsin yang berlebihan akan menimbulkan dampak yang
membahayakan terhadap kesehatan, karena ternyata dosis kematian(LETHALDOSE) pada
anjing sebesar 1,0 gl/2 kg berat badan. Permenkes no.722 th 1988 tidak mngizinkan untuk
mengkonsumsi dulsin. Kaitan dengan sifatnya yang beracun inilah dulsin tidak diizinkan oleh
FDA (food and drug administration) untuk di pakai sebagai pemanis bahan pangan di Amerika
Serikat.
3. Formalin (Formaldaehida)
Senyawa ini di kenal nama formalin. Formaldehid merupakan bahan tambahan kimia
yang efisien tetapi di larang ditambahkan pada bahan pangan(makanan), tapi ada kemungkinan
formaldehid digunakan dalam pengawetan susu, tahu, mie, ikan asin, ikan basah, dan produk
pangan lainnya.
Kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh menyebabkan iritasi lambung, alergi,
bersifat karsinogenik, (menyebabkan kanker) dan bersifat mutagen( menyebabkan perubahan
fungsi sel / jaringan, serta orang yang mengkonsumsinya akan muntah, diare beranpur darah dan
kematian yang disebabkan adannya kegagalan peredaran darah.
4. Nitrofurazon
Nitrofurazom digunakan dalam pakan ternak, pada pangan digunakan sebagai senyawa
antimikroba. Efek farmakologi nitrofurazon dari hasil penelitian terhadap tikus dapat
mengakibatkan skin lession pada kulit serta infeksi pada kandung kemih.
5. Asam Salisilat.
Sifat kimia asam salisilat memiliki berat molekul 138,1. larut dalam 550 bagian air. 55 bagian air
mendidih. 4 bagian etanol.95%, 3 bagian eter mudah larut dalam klorofom,larut dalam larutan di
natrium hidrogen fosfat pekat, dalam kalium sitrat, dan natrium pekat.
Efek terhadap kesehatan dalam asam salisilat bersifat iritatif sekali, sehingga dapat digunakan
sebagai obat luar. Asam salisilat untuk pemakaian luar biasanya 15% bentuk serbuk dan lotion.
6. Pottasium Clohlorat
Sifatsifat kimia pottasium chlorat adalah mempunyai berat molekul 122,55 dengan komposisi
Cl= 28,93%, K=31,91%; O= 39,17%.
Efek terhadap kesehatan diketahui bahwa penggunaan zat tersebut dalam jumlah besar akan
mengakibatkan iritasi terhadap saluran pernafasan, gangguan pada fungsi ginjal, dapat
mengakibatkan haemolisis dari sel darah merah dan methemoglobinemia.
7. Chloramphenicol(Kloramfenikol)
Penggunaan chloramphenicol sebagai bahan tambahan pangan sebagai anti mikrobial, terutama
ditambahkan pada air susu, untuk tujuan mematikan mikroba pengurai pada susu. Efek terhadap
kesehatan yang diberikan sebanyak 50 mg berat badan pada neonatus, terutama yang prematur
dapat mengalami gray sickness.
8. Diethylpyrocarbonate( DEPC)
Sifatsifat kimia DEPC tak bewarna. DEPC sangat larut dalam air tetapi larut dalam pelarut
organik mempunyai aroma seperti buah buahan. Efek DEPC terhadap kesehatan dari literatur
hasil penelitian terhadap tikus mengakibatkan penyusutan berat badan dalam waktu empat
minggu.
9. Potasium Bromat
Potasium Bromat(KBrO3) merupakan bahan kimia yang dalam dosis berlebih dalam tubuh dapat
menyebabkan gejala muntahmuntah, diare, metemoglobinemia dan luka.
B. ANALISIS KIMIA
1. Asam borat (SNI,19921994 dan AOAC,1995)
Asam borat dalam pangan dapat ditentukan dengan cara berikut:
a. Uji Kualitas
Terdiri dari sebagai berikut :
1.Uji pendahuluan
2.Uji konfirmas
b. Metode Titrimetri
c. Metode Spekroskopi Emisi
2. Dulsin(SNI,19921994 dan AOAC,1995)
a. Uji kualitatif dengan metode DenigesTourrou
b. Prosedur uji kualitatif dengan modifikasi metode LaParolaMariani
3. Formal dehid(SNI,19921994 dan AOAC.1995)
a.Uji kualitatif
1).Metode asam kromatropat
2).Uji HehnerFulton
3).Uji dengan Ferri Klorida(untuk contoh susu dan olahanya)
b.Uji kuantitatif dengan metode sepekrofotometri.
4. Nitrofurazon(SNI,1992;Farmakope indonesia,1995;AOAC,1995
a.Metode kolorimetri
5. Asam salisilat(SNI,1992;farmakopie indonesia,1995;AOAC,1995)
a.Uji kualitatif
b.Uji kuantitatif
6.Pottasium Chlorate(AOAC,1995)
7.Chloramphenicol(SNI,1992;Farmakope indonesia,1995;AOAC,1995)
8.Diethylpyrocarbonate(DEPC),(AOAC,1995)
BAB 10
PEMUTIH, PEMATANG TEPUNG, DAN PENGERAS
A. PENDAHULUAN
Pemutih, pematang tepung, serta pengeras adalah beberapa diantara jenis kelompok
bahan tambahan yang digunakan. Pemutih dan pematang tepung merupakan bahan tambahan
pangan yang sering kali digunakan pada bahan tepug dan produk olahannya. Pemutih dan
pematang tepung dapat mempercepat proses pemutihan dan atau pematangan tepung, sehingga
dapat memperbaiki mutu pemanggangan. Misalnya dalam pembuatan roti. biskuit, dan kue.
Penggunaan bahanbahan tersebut harus sesuai dengan peraturan pemakaian dan dosis
penggunaannya.
Sedangkan bahan pengeras sering digunakan untuk memperkeras atau mencegah
melunaknya pangan. Contoh penggunaan pengeras adalah senyawa kapur dalam upaya
memperkeras produk keripik atau dalam pembuatan pikel atau buah kalengan. Penggunaan
bahan – bahan tersebut harus sesuai dengan pemakaian dan dosis penggunaannya, hal itu
berkaitan dengan efek beberatpa bahan tersebut terhadap kesehata yang yang dapat
membahayakan jika melebihi dosis yang dipebolehkan.
B. PEMUTIH DAN PEMATANG TEPUNG
1. Definisi dan maksud penggunaannya
Tepung terigu yang baru berwarna ke kuningkuningan besifat kurang elastis. Bila
dijadikan adonan roti tidak dapat bekembang degan baik. Penambah bahan dan pematang tepung
diharapkan dapat mempercepat proses pematangan dan untuk mendorong pengembangan
adonan oleh yeast dan untuk mencegah kemunduran roti selama penyimpangan.
Penambahan bahan pemutih dan pematang tepung dapat mempercepat peroses pematangan
dan untuk mendorong pengembangan adonan oleh yeast dan untuk mencegah kemunduran roti
selamaa penyimpangan. Proses pematangan dengan bahan kimia berarti meniadakan pematang
dengan menyimpang dalam jangka lama dan mahal, memerlukan pencegahan kerusakan tepung
oleh hama dan lain – lain.
2. Mekanisme Reaksi dan Peggunaa Bahan Penambah Pemutih dan Pematang Tepung
Proses pemutihan pada tepung dapat terjadi akibat proses oksidasi senyawa karotenoid
yang terdapat dalam tepung. Kelompok pemutih dan pematang tepung ini bersipat oksidator,
meskipunmekanisme keduanya berbeda dalam melakukan fungsi masingmasing.
Zat pemutih dan pematang tepung untuk memperbaiki mutu tepung, mungkin bepungsi
sebagai bahan pemutih atau pemucatsaja atu berfungi meningkatkan daya pengembangan terigu/
pemngembangan adonan atau gabungan keduanya. Salah satu pemutih/pemucat yang umumnya
dipakai adalah aseton peroksida dan benzoil peroksida dan berlaku sebagai pemucat saja atau
penghilang warna dan tidak berpengaruh terhadap sifatsifat pemanggangan roti. Bahan yang
dapat berlaku sebagai pemutih/pemucat maupun pengembang antara lain ozon, klorin, klorin
dioksida, nirosil klorida, dan oksida nitrogen. Senyawasenyawa tersebut aktif dalam bentuk gas
dan melakukan fungsinya berhubungan dengan tepung. Gas nitrogren triklorida juga dapat
berfungsi sebagai pemucat, pengembang dan pernah digunakan di Amerika serikat,meskipun
demikian dilarang oleh FDA karena penyebab gangguan pada anjing dan binatang percobaan lain
bila diberikan cukup banyak.
Pemutih, atau pematang tepung yang diijinkan menurut menteri Kesehatan No.
722/Menkes/RI/Per/IX/88 adalah sebagai berikut:
C. PEGERAS
1. Definisi dan maksud penggunaannya
Jaringan sel tanaman yang keras terutama disebabkan adanya ikatan molekuler antar gugus
karboksila bebas pada kompoen penyusun dinding sel, yaitu pectin. Proses pengolahan pemanas
atau pembekuan dapat melunakan jaringan sel tanaman tersebut sehingga produk yang diperoleh
mempunyai tekstur yang lunak. Untuk memperoleh tekstur yang keras maka dapat digunakan
bahan tambahan panga pengeras. Pegeras merupakan suatu bahan tambahan pangan yang dapat
memperkeras atau mencegah melunaknya pangan.
2. Mekanisme Reaksi dan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengeras
Perlakuan panas terhadap jaringan panas biasanya menyebabkan pelembekan karena struktur
selulosanya mengalami sedikit perubahan.Kemantapan jaringan tersebut tergantung keutuhan sel
dan ikatan molekuler antar penyusunpenyusun dinding sel.SenyawaSenyawa pektin sangat
berkaitan dengan keutuhan struktur ikatanikatan melintang antar gugusgugus karboksilnya
dengan kation polivalen .Kation polivalen biasanya terdapat secara alami dalam bahan,tetapi
sering garamgaram kalsium ditambahkan untuk menaikkan ketegaran.Struktur yang
dimantapkan tetap utuh meskipun jaringan di panaskan.
Pengeras
Nama Bahan Ukuran Maksimum Yang
No Penggunaan Dalam Pangan
Pengeras Diijinkan
Untuk mengeraskan buahbuahan dan
800 mg/kg
1 Kalsium Glukonat sayuran dalam kaleng
Jam dan Jelly 250 mg/kg
2 Kalsium Klorida Sama dengan Kalsium Glukonat
3 Kalsium Sulfat Apel dan Sayuran kaleng 260 mg/kg
KOMPOSISI DAN SIFATSIFAT KIMIA
Reaksi yang terjadi antara bahan kimia degan bahan pangan sangat tergantung sifat –
sifat dan komposisi yang terdapat dalam bahan kimia tersebut. Sifat kimia pengeras erat
kaitannnya dengan kemampuan bahan tersebut membentuk jaringan atau ikatan yang kokoh
dengan komponen bahan msialnya dengan paktin dalam jaringan tanaman. Ionion Ca dan Al
dapat berikatan dengan gugus OH dan metoksi yang erdapat pada pectin atau senyawa
karbohidrat membeentuk truktur yang kokoh.
1. Pemutih dan pematang tepung
a. Asam askorbat(vitamin C)
Vitamin C adalah kristal padat,berwarna putih, tidak berbau,mencair pada suhu 190192˚C.
Asam askorbat berbentuk Kristal stabil di udara. Sampai bertahuntahun, tetapi dalam bentuk
larutan mudah teroksidasi dan ketidakstabilannya meningkat dengan kenaikan pH larutan.
b. Aseton peroksida
Senyawa berwujud cairan,bersifat oksidator,larut dalam air dan alkohol,tidak larut dalam
pelarut organik seperti petroleum eter, kloroform dan lainlain
c. Azodikarbonamida
Berbentuk kristal berwarna merah oranye, titik leleh 225 ˚C, mudah terbaakar. Larut dalam air
panas, tak larut dalam air dingin .
d. Kalsium steroil2laktilat, natrium stearil fumarat, dan natrium stroil2laktilat.
Senyawasenyawa tersebut berbentuk kristal atau granul, larut dalam air dan alkohol, serta tidak
larut dalam pelarut organik (seperti petroleum eter, benzen, nhexan), dapat di hidrolisis.
e. Lsistein (uthidroklorida)
Sistein merupakan asam amino nonesensial, bentuk Lsistein disebut gelucysteine, berbentuk
tablet heksagonal dalam pelarut air.
2. Bahan Pengerasan
a. Aluminium amonium sulfat
Bentuk dodekahidrat, tingkat kemurniannya dapat mencapai 99,5˚C, kristal tak berwarna, yang
berbentuk granul powder (bubuk tepung) berwarna putih.
b. Aluminium kalium sulfat
Bersifat anhydrous dengan tingkat kemrnian sekitar 9798%, warna putihpowder berwarna putih,
mudah menarik air dari udara. 1 gram larut dalam 20 ml air dingin atau 1 ml air panas
umumnya tak larut dalam alkohol. Bentuk dodekahidrat, senyawa senyawa ini disebut juga
kalnite, alumunium flour, alumunium meal, cubi alumunium dengan kemurnian sekitar 99,5%.
c. Aluminium natrium sulfat
Bentuk dekahidrat berupa kristal tak berwarna, bentuk granul atau powder (bubuk tepung)
berwaran putih.
d. Aluminium sulfat (anhidrat)
Berbenuk kristal, potongan granul atau powder berwarna putih. Titik leleh = 250 ˚C. Larutan
dalam air pada suhu 250˚C dan terkomposisi pada suhu yang lebih tinggi. Larutan dalam 1
bagian air, dan tak larut dalam alkkohol.
e. Kalsium glukonat
Tidak berbau dan berasa, berbentuk kristal, granul atau powder,
Tidak menguap atau hilang dan terdekomposisi dalam air saat dikeringkan.
f. Kalsium karbonat
Kalsium karbonat larut dalam air, dalam larutan bersifat asam, dan dapat bergabung dengan
asam, garam aluminium, dan garam amonium.
g. Kalsium klorida
Berbentuk kristal kubik atau granul, sangat higroskopis, titik leleh 772 ˚C. Sangat larut dalam
air (meskipun tanpa pemanasan), Larut dalam alkohol.
h. Kalsium laktat
Bentuk pentahidrat tak berbau dan mengkilap, berbentuk kristal atau powder.
i. Kalsium sitrat
Bentuk tetrahidrat berbentuk powder , menguap dalam suhu 100 ˚C, larut dalam 10 : 50 bagian
air dingin, larut dalam air panas, dan tidak larut dalam alkohol.
j. Kalsium sulfat
Bersifat anhidrous disebut pula kartenit, muriacit, beentuk anhidrous sulfat seperi kapur, dengan
warna bervariasi, putih, biru, abuabu, merah.
k. Monokalsium sulfat
Monokalsium fosfat disebut pula asam Ca fosfat, Cabifosfat,mono Caorthofosfat, mono Ca
fosfat. Berbentuk kristal, powder atau granul.
E. Efek Terhadap Kesehatan
1. Pemutih dan Pematng tepung
a. Asam askorbat
Bahan pangan yang mengandung bahan tambahan asam askorbat vitamin C diketahui bebas dari
pengaruh merugikan bagi tubuh apabila dikonsumsi dalam dosis untuk pencegahan timbulnya
penyakit.
b. Kalsium steroil2laktilat,Natrium Steroil Fumarat,dan Natrium2Laktilat
Toksisitas pemasukan kalsium yang berlebihan dapat menyebabkan hiperkalsemia dalam darah
yang terjadi apabila dalam tubuh terjadi kelainan klinik misal,hiperparatiroidisme,keracunan
vit.D,sarkoides,dan kanker.
c. Lsistein
Defesiensi dari Lsistein bagi tubuh dapat menyebabkan penyakit seborrhea, kerapuhan kuku
atau jaringan tanduk (kreatin), dan alopecial.
2. Bahan Pengeras
a. Garam aluminium (aluminium aminium sulfat, aluminium kalium sulfat, aluminium natrium
sulfat, aluminium sulfat/anhidrat).
Toksisitas dari aluminium adalah bila kelebihan konsumsi logam aluminium dapat menimbulkan
efek toksit pada saraf.
b. Garam kalsium(kalsium glukonat,kalsium karbonat,kalsium klorida,kalsium laktat,kalsium
sitrat,kalsium sulfat,monokalsium fosfat). Defesiensi kalsium termasuk tetani dengan gangguan
saraf dan otot,hipoparatiroidisme atau insufisiensi ginjal.pemasukan kalsium yang berlebihan
mengakibatkan kadar kalsium darah tinggi.
BAB 11
BAHAN TAMBAHAN KIMIA YANG DI LARANG
Masyarakat da idustri seharusnya perlu memerhatikan bahan tambaha pangan dalam
hubungannya dengan kemungkinan pemalsuan terhadap komponen yang berkualitas rendah dan
kemungkinan bahaya yang ditimbulkan oleh komponen beracun dalam pangan. Problem aditif
pangan hendaknya dilihat hanya sebagai satu asfek saja dari problem yang lebih umum terhadap
bahan kimia toksis dan keamanan pangan.
Pada banyak negara,terutama
negaranegara maju mng bahan mempunyai hukum atau peraturan tentang bahan tambahan
pangan . Adapun bahan tambahan kimia yang di larang digunakan menurut peraturan menteri
kesehatan RI adalah Asam borat atau Boraks,asam salisilat,dietylpyrocarbonate,dulcin,pottasium
chlorat,chlorampenicol,minyak sayur terbrominasi,nitrofurazon,dan formaldehid. Namun
demikian, untuk bahan tambahan kimia yang dilarang tidak disertai dengan batas maksimum
penggunaan karena secara umum digolongkan ke dalam senyawa yang berrbahaya bagi
kesehatan tubuh.
A. SIFAT KIMIA DAN FISIK SERTA EFEK TERHADAP KESEHATAN
1. Asam borat
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan diperoleh data bahwa senyawa asam borat
ini dipakai pada lontong agar teksturnya menjadi bagus dan kebanyakan pada bakso. Senyawa
asam borat ini mempunyai sifatsifat kimia sebagai berikut: jarak lebur sekitar 171 derajat
celcius. Larut dalam 18 bagian air dingin 4 bagian air mendidih,5 bagian gliserol 85%,dan tak
larut dalam eter. Kelarutan dalam air bertambah dengan penambahan asam klorida,asam
sitrat,atau asam tartrat.
Efek farmokologi dan soksitititas senyawa boron atau asam borat merupakan bakterisida
lemah. Pemakaian berulang atau absorpsi berlebihan dapat mengakibatkan toksok atau
keracunan.
Gejala dapat berupa mual,suhu tubuh menurun ,muntah,sakit kepala,diare,rash erythematous,
bahkan dapat menimbulkan shock.
2. Dulsin
Konsumsi dulsin yang berlebihan akan menimbulkan dampak yang
membahayakan terhadap kesehatan, karena ternyata dosis kematian(LETHALDOSE) pada
anjing sebesar 1,0 gl/2 kg berat badan. Permenkes no.722 th 1988 tidak mngizinkan untuk
mengkonsumsi dulsin. Kaitan dengan sifatnya yang beracun inilah dulsin tidak diizinkan oleh
FDA (food and drug administration) untuk di pakai sebagai pemanis bahan pangan di Amerika
Serikat.
3. Formalin (Formaldaehida)
Senyawa ini di kenal nama formalin. Formaldehid merupakan bahan tambahan kimia
yang efisien tetapi di larang ditambahkan pada bahan pangan(makanan), tapi ada kemungkinan
formaldehid digunakan dalam pengawetan susu, tahu, mie, ikan asin, ikan basah, dan produk
pangan lainnya.
Kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh menyebabkan iritasi lambung, alergi,
bersifat karsinogenik, (menyebabkan kanker) dan bersifat mutagen( menyebabkan perubahan
fungsi sel / jaringan, serta orang yang mengkonsumsinya akan muntah, diare beranpur darah dan
kematian yang disebabkan adannya kegagalan peredaran darah.
4. Nitrofurazon
Nitrofurazom digunakan dalam pakan ternak, pada pangan digunakan sebagai senyawa
antimikroba. Efek farmakologi nitrofurazon dari hasil penelitian terhadap tikus dapat
mengakibatkan skin lession pada kulit serta infeksi pada kandung kemih.
5. Asam Salisilat.
Sifat kimia asam salisilat memiliki berat molekul 138,1. larut dalam 550 bagian air. 55 bagian air
mendidih. 4 bagian etanol.95%, 3 bagian eter mudah larut dalam klorofom,larut dalam larutan di
natrium hidrogen fosfat pekat, dalam kalium sitrat, dan natrium pekat.
Efek terhadap kesehatan dalam asam salisilat bersifat iritatif sekali, sehingga dapat digunakan
sebagai obat luar. Asam salisilat untuk pemakaian luar biasanya 15% bentuk serbuk dan lotion.
6. Pottasium Clohlorat
Sifatsifat kimia pottasium chlorat adalah mempunyai berat molekul 122,55 dengan komposisi
Cl= 28,93%, K=31,91%; O= 39,17%.
Efek terhadap kesehatan diketahui bahwa penggunaan zat tersebut dalam jumlah besar akan
mengakibatkan iritasi terhadap saluran pernafasan, gangguan pada fungsi ginjal, dapat
mengakibatkan haemolisis dari sel darah merah dan methemoglobinemia.
7. Chloramphenicol(Kloramfenikol)
Penggunaan chloramphenicol sebagai bahan tambahan pangan sebagai anti mikrobial, terutama
ditambahkan pada air susu, untuk tujuan mematikan mikroba pengurai pada susu. Efek terhadap
kesehatan yang diberikan sebanyak 50 mg berat badan pada neonatus, terutama yang prematur
dapat mengalami gray sickness.
8. Diethylpyrocarbonate( DEPC)
Sifatsifat kimia DEPC tak bewarna. DEPC sangat larut dalam air tetapi larut dalam pelarut
organik mempunyai aroma seperti buah buahan. Efek DEPC terhadap kesehatan dari literatur
hasil penelitian terhadap tikus mengakibatkan penyusutan berat badan dalam waktu empat
minggu.
9. Potasium Bromat
Potasium Bromat(KBrO3) merupakan bahan kimia yang dalam dosis berlebih dalam tubuh dapat
menyebabkan gejala muntahmuntah, diare, metemoglobinemia dan luka.
B. ANALISIS KIMIA
1. Asam borat (SNI,19921994 dan AOAC,1995)
Asam borat dalam pangan dapat ditentukan dengan cara berikut:
a. Uji Kualitas
Terdiri dari sebagai berikut :
1.Uji pendahuluan
2.Uji konfirmas
b. Metode Titrimetri
c. Metode Spekroskopi Emisi
2. Dulsin(SNI,19921994 dan AOAC,1995)
a. Uji kualitatif dengan metode DenigesTourrou
b. Prosedur uji kualitatif dengan modifikasi metode LaParolaMariani
3. Formal dehid(SNI,19921994 dan AOAC.1995)
a.Uji kualitatif
1).Metode asam kromatropat
2).Uji HehnerFulton
3).Uji dengan Ferri Klorida(untuk contoh susu dan olahanya)
b.Uji kuantitatif dengan metode sepekrofotometri.
4. Nitrofurazon(SNI,1992;Farmakope indonesia,1995;AOAC,1995
a.Metode kolorimetri
5. Asam salisilat(SNI,1992;farmakopie indonesia,1995;AOAC,1995)
a.Uji kualitatif
b.Uji kuantitatif
6.Pottasium Chlorate(AOAC,1995)
7.Chloramphenicol(SNI,1992;Farmakope indonesia,1995;AOAC,1995)
8.Diethylpyrocarbonate(DEPC),(AOAC,1995)
ALTERNATIF BAHAN TAMBAHAN PANGAN
DAN MEKANISME PENGENDALIANYA
Penggunaan bahan tambahan makanan (BTP) dalam proses produksi pangan perlu di
waspadai bersama,baik oleh produsen maupun konsumen.dampak penggunaanya dapat
berdampak positif,maupun negatif untuk masyarakat.
Penyimpangan dalam pemakaianya dapat membahayakan konsumen.khususnya bagi generasi
muda penerus bangsa.
Di bidang pangan kita memerlukan sesuatu yang lebih baik untuk masa yang akan datang.,yaitu
pangan yang aman untuk dikonsumsi,lebih bermutu,bergizi,dan lebih mampu bersaing dalm
pasar global.
Tujuan penggunaan bahan tambahan makananuntuk mendapatkan mutu yang
optimal.dalam hal ini penggunaan bahan tambahan makanan,tentunya tidak terlepas dari aspek
pemilihan,penetapan,pembelian,aplikasa,cara mendapatkanya,ketersediaan bahan tambahan
makanan,dan peraturan pemerintah mengenai bahan tambahan makan. Salah satu masalah
keamanan pangan yang masih memerlukan pemecahan
A.MENGAPA PARA PEDAGANG/PRODUSEN MEMBUBUHI BAHAN
TAMBAHAN KIMIA YANG DILARANG PADA DAGANGAN/PRODUKNYA?
Yaitu penggunaan bahan tambahan pangan untuk berbagai keperluan. Penggunaan bahan
tambahan makanan yang tidak memenuhi syarat ysng termasuk bahan tambahan kimia memang
jelasjelas di larang,seperti pewarna,pemanis,dan bahan pengawet.
Sebagai contoh adalah formalin yang bisa digunakan untuk mengawetkan mayat,dapat
diduga para pedagang ingin agar barang daganganya tahan lama.setidaknya,jika barang tidak
laku hari ini,ayam atau tahu yang telah di formalin di jual kembali keesokan harinya agar tetap
terlihat segar.
Selain formalin bahan tambahan kimia yang kerap di bubuhkan dalam makanan,seperti
rhodamin B,(pewarna merah),methanyl yellow (pewarna kuning),boraks,kloramfenikol.
Tingkat pengetahuan yang rendah mengenai bahan pengawet merupakan faktor pertama
penyebab penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet karena daya awet dan mutu
mi yang dihasilkan menjadi lebih bagus,serta murah harganya,tanpa peduli dampak yang di
timbulkan.
Makin rendah pengetahuan masyarakat tentang mutu dan keamanan pangan
menyebabkan maraknya kasus keracunan makanan.hal ini di perparah dengan di tambahkanya
bahan tambah makanan berproduk kumia yang berbahaya.selain itu juga produsen memilih
bahan tmbahan makanan yang murah harganya,tanpa mempedulikan kesehatan para
konsumenya.
B.BEBERAPA CONTOH KASUS PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN KIMIA (BTK)
YANG DI LARANG
Ciriciri serta perbedaan antara bahan pangan segar dan yang mengandung bahan
pengawet.
Contoh:Apabila ayam berformalin,ciri yang paling mencolok adalah tidak ada lalat yang mau
hinggap.jika kadar formalinya banyak ,ayam agak sedikit tegang atau kaku.yang paling jelas
adalah jika daging ayam di masukan ke dalam reage atau di uji di laboratorium akan muncul
gelembung gas,papar anggoa staf seksi kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat feteriner
subbin peternakan dan perikanan jakpus elita bunarwati.
Konsumen juga harus berhatihati jika menemui ayan atau daging yang di jual dengan
harga yang relatif jauh lebih murah dari pada harga pasaran kemungkinan mengandung bahan
pengawet berbahaya apabila membeli dalam jumlah banyak,sebaiknya anda tetap meneliti
ayam/daging yang di beli satu per satu.
Tahu berformalin akan tahan lama,sedangkan tahu tanpa pengawet hanya bertahan 2 hari,tahu
tanpa pengawet dapat lebih lama bertahan jika di simpan dalam kulkas,atau di bubuhi pengawet
yang di anjurkan.
Efek dari bahan makanan berformalin baru terasa bebeapa tahun kemudian.seperti pada
kandungan formalin yang tinggi akan meracuni tubuh menyebabkan iritasi
lambung,alergi,bersifat karsinogenik(menyebabkan kanker)dan bersifat mutagen(menyebabkan
perubahan fungsi sel.)dalam kadar yang sangat tinggi,hal itu dapat menyebabkan kegagalan
peredaran darah yang bermuara pada kematian.
Contoh lainya adalah pewarna makanan yang merupakan bahan tambahan makanan yang
dapat memperbaiki penampakan makanan.
Penambahan bahan pewarna makanan mempunyai beberapa tujuan,di antaranya memberi kesan
menarik bagi konsumen,menyeragamkan dan menstabilkan warna serta menutupi perubahan
akibat proses pengolahan dn penyimpanan.
C.BEBERAPA CONTOH ALTERNATIF BAHAN TAMBAHAN PANGAN
1.”Chitosan”Bahan Alami Pengganti Formalin
Proses utama pembuatan chitosan meliputi penghilangan protein dan kandungan mineral
melalui proses kimiawi yang di sebut deproteinasi dan deminerelisasiyang masingmasing di
lakukan dengan menggunakan larutan asam dan basa.
Karakteristik fisikokimia chitosan bewarna putih dan berbentuk kristal,dapat larut dalam larutan
asam organik,tetapi tidak larut dalam pelarut organik lainya.pelarut chitosan yang baik adalah
asam aseta.
Dalam uji reset yang di lakukan chitosan dalam berbagai konsentrasi di larutkan dalam
asam asetat,kemudian ikan sin yang akan di awetkn di elupkan beberapa saat dan di tiriskan.
Beberapa indikator parameter daya awethasil pengujian antara lain
1. Keefektifan dalam mengurangi jumlah lalat yang hinggap,pada konsentrasi chitosan
1,5%,dapat mengurangi jumlah lalat secara signifikan.
2. Dalam keunggulan pada uji moto hedonik penampakan dan rasa,
3. Adalah pada keefektifandalam penghambatan pertumbuhan bakteri
4. Pada kadar air ,perlakuan perilaku chitosan sampai delapan minggu menunjukan kemampuan
chitosan dalam mengikat air.
2.Biji Hapesong
Biji hapesong merupakan nama daerah taman di daerah sumatra Utara(toba).tanaman itu
berasal dari tumbuhan Pangium redule Reinw,dengan klasifikasi sbb:
Kingdom plantae
Divisio spermathopyta
Kelas Dicotyledonea
Bangsa Citales
Suku Flacourtiaceae
Genus Pangium
Spesies pangiuim edule
Biji Hapesong untuk mengawetkan ikan dengan cara mencincang halus dan di jemur selama 23
hari.
Selain sebaga pengawet ikan kayunya dapat di pakai sebagai batang korek api. Daunya dapat
digunakan sebagai obat cacing dan bijinya sebagai anti septik.
3.Pewarna Alami
Banyak warna cemerlang yang dimiliki oleh tumbuhan dan hewan dapat digunakan
sebagai pewarna makanan.beberapa pewarna alami ikut
Menyumbangkan atau pemberi rasa kepada bahan olahanya.
Beberapa pewarna alami yang berasal dari tanaman dan hewan,di antaranya
klorofil,flavonoid tanin,betalain,quinon dan xanton ,serta karotenoid.
4.Kunyit dan Bawang putih
Rimpang Kunyit di ketahui mengandung zat khurkumin dan khamir.sementarabawang
putih mempunyai senyawa allisin.
5.Bakteri Asam Laktat (BAL)
Bakterijenis ini lazim di gunakan untuk proses pembuatan yogurthdan makanan
fermentasi lainya.BAL lazim di gunakan untuk membuat berbagai produk makanan.itu
menjadikan aman buat kesehatan. BAL mampu menghasilkan senyawa antimikroba,seperti asam
laktat,bakteriosin,hidrogen peroksida,atauasm asetat.
6.Limbah Hayati
Limbahlimbah Hayati sjeperti bonggol jagung,sekam padi,ampas tebu,kayu jati,dan
pinus,dapat dijadikan pengawet..yaitu dengan cara memanaskan pada suhu 400 derajat
celcius,lalu di ambil uapnya.
7.Bgaimana Memilih Bakso?
Bakso yang baik,tentu harus dari daging yang berkualitas.daging yang tidak
berlemak,merupakan bahan yang baik untuk membuat bakso.”Daging yang berkadar lemak
tinggi mengakibatkan tekstur bakso kita menjadi kasar,” Selain menggunakan daging yang
berkualitas tinggi,juga digunakan bahan pengenyal. Pengenyal yang aman di gunakan adalah
Sodium Trifoli Fosfat (STF).bahan tersebut berfungsi sebagai pengemulsi sehingga di hasilkan
adonan yang lebih rata.
Ciri dari bakso yang menggunakan boraks adalah warnanya tampak lebih putih,hal itu
berbeda dengan bakso yang baik,yang biasanya bewarna abu segar di seluruh
permukaanya,baik di pinggir maupun di tengah.
8.Kunyit dan Air Abu Merang dapat Menjadi Alternatif Formalin
Beberapa Alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti formalin adalah misalnya
penggunaan kunyit pada tahu,sehingga dapat memberikan warna dan sebagai anti
Biotik,sekaligus mampu mengawetkan tahu agr tidak cepat asam.
Kalau mau warna putih siapkan saja air bawang putih untuk merendam tahu agar tidak cepat
masam.begitu juga dengan air abu merang yang dapat mengawetkan mi dengan aman,karena itu
di peroleh dari proses pngendapan air dan abu merang.
Sementara untuk mengawetkan ikan,ikan basah maupun kering atau asin dapat menggunakan
engan asam sitrat.”membuatnya juga mudah,air kelapa lalu di beri mikroba,maka jadilah asm
sitrat.
9.Penggunaan BTP yang Diizinkan Sesuai dengan Persyaratan
Menggunakan BTP yang diizinkan (Permenkes RI No.722/Menkes/per/Lx/88) dengan
takaran atau dosis tertentu yang sudah di tetapkan,jangan melebihi batas penggunaan
maksimum.hal tu sudah banyak di lakukan oleh mereka,tetapi belum semua pelaku bisnis
melakukan dengan benar dan tepat.
a.Karagenan
Karagenan adalah bahan alami pembentuk Gel yang dapat digunakan untuk mengenyalkan bakso
dan mie basah sebagai bahan alternatif yang aman,pengganti Boraks.Karagenan dihasilkan dari
rumput laut Euchema sp yang telah di budidayakan di berbagai perairan indonesia.
b.Bahan Pengawet yang di Izinkan
Bahan pengawet yang di izinkan Asam sorbat 0,5% yang di simpan pada suhu kamar
menunjukan bakso sapi bertahan 45 hari,karena di atas 5 hari terbentuk lendir dan tumbuh
kapang,serta memiliki rasa kenyal dan manis.sedangkan yang menggunakan asam sorbat 0,5%
dan asm sitrat 0,5% terbentuk lendir pada hari ke 4 dan tumbuh kapang pada hari ke 6.
10.Penggunaan Teknologi Pengolahan Pangan (Teknologi Pengawetan)
Masalh utama yang dihadapi oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan yang sehat berupa
pangan bernilai gizi tinggi dan cukup.
Maksud dan tujuan pengolahan bahan pangan antara lain:
1. Memperpanjang umur simpan produk pangan dan penganekaragaman produk.
2. Memperbaii mutu/kualitas produk
3. meningkatkakan nilai gizi produk pangan
4. Meningkatkan nilai ekonomi dan mempermudah dalam proses pemasaran
5. Meningkatkan nilai tambah dan daya guna bagi kesehatan.
11.Cara Penggunaan Pangan yang Baik
a). Derajat kematangan
b). Bebas dari cemaran pada tiap tahap produksi /proses penggunssn selsnjutnya
c). Bebas dari perubahan kimiawi dan fisik,yang di akibatkan oleh kerja enzim,aktivitas
mikroorganisme, serangan hewan pengerat(rodensia),parasit,bebas dari kerusakan
mekanik,pean,pemanasan,pengeringan,dan pembekuan.
d). Bebas dari parasit an penyakit.
D.SISTEM DAN MEKANISME PENGENDALIAN
Untuk melaksanakan pengawasan kualitas bahan pangan agar di peroleh hasil yang baik,di
perlukan tiga sarana pokok,:
a). Peraturan perundang undangan,
b). Organisai pelaksana
c). Laboratorium pengujian.
1.Langkah yang sudah Dilakukan Oleh Pemerintah (BPOM)
a). Badan POM mewajibkan semua produk pangan olahan,baik produk domestik maupun produk
impor untuk di nilai terlebih dahulu ke amanan panganya dan di berikan nomor pendaftaran
sebelum diedarkan
b). Badan POM telah bekerja sama dengan pemerinta kota/kabupaten untuk melatih tenaga
penyuluhan ke amanan pangan dan tenaga inspektur pangan (DFI,Districk Food Inspector) di
lingkungan pemerintah kota dan kabupaten di seluruh indonesia .
c). Badan POM di seluruh indonesia selalu melakukan pengujian terhadap contohcontoh yang di
ambil di seluruh plosok tanah air.
d). Badan POM juga berupaya meningkatkan kesadaran para produsen dan konsumen akan
pentingnya keamanan untuk kehidupan yang sehat,melalui kegiatan penyuluhan maupun
kampanye ke amanan pangan.
2.Kebijakan Pengawasan Pangan Total
Di tingkat produksi,pengawasan di lakukan oleh lembaga terkait terhadap penerapan
caracara yang baik seperti cara budi daya yang baik,cara produksi pangan ang segar yang
baik,cara produksi pangan olahan yang baik cara riel pangan yang baik,dan cara produksi pangan
yang siap saji yang baik,serta cara penggunaan BTP yang di izinkn secara benar dan terkendali.
3.Terobosan
Tahapan penting dalam investagasikurang lebih mencakup hal sebagai berikut
a). Mengidentifikasi terjadinya penggunaan BTK yang di larang
b). Menentukan formulasi Hipotesis awal
c). Merencanakan investigasi
d). Melaksanakan investigasi dan mengkonfirmasikan hipotesis
e). Menganalisis dan Menginfertasikan data
f). Menentukan faktorfaktor yang berkontibusi terhadap kejadian penyalahgunaan BTK
g). Mengidentifikasi dan melaksanakan pencegaha penggunaan BTK
h). Menghintung dampak BTK
i). Membuat Laporan
j). Melakukan tindakan (sanksi Hukum) bagi mereka yang melanggar penyalahgunaan BTK yang
di larang.
4.Tujuan dan pengawasan
a). Terjaminya pangan yang bebas dari bahaya,baik bahaya biologis,kimia,maupun fisik serta
diterimana pangan oleh konsumen dalam keadaan layak untuk di konsumsi
b). Terlindungnya dari pangan yang dan tidak aman di konsumsi serta yang di palsukan.
c). Meningkatkan daya saing total melalui peningkatan keamanan,mutu,dan gizinya.
5.Dasar Penindakan secara Hukum
a). Undangundang RI No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
b). Undangundang RI No.7 Tahun 1996 tentang Pangan
c). Undangundang RI No.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
d). Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 1999 Tentang rintLabel dan ikan Pangan
e). Peraturan pemerintah tentang keamanan,Mutu,dan Gizi pangan (masih dalam tahap perbaikan.
Posted in:
0 komentar:
Poskan Komen
ZAT ADITIF MAKANAN
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 329/ Menkes/ PER/ XII/76, yang dimaksud
zat adiktif makanan adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan
makanan untuk meningkatkan mutu. Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan
pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu.
Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan
makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang
selama proses pengolahan. (Winarno,1986:214)
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang
selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek
samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang
makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak
mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang memakai zat
aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang kemudian
direaksikan. Zat aditif sintesis yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping
misalnya: gatal-gatal, dan kanker.(http://www.tentangbiologi.co.cc/)
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian
lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Contoh bahan pengawet
dan penggunaannya: Asam benzoat, natrium benzoat dan kalium benzoat, untuk minuman
ringan, kecap, acar ketimun dalam botol dan caos. Natrium nitrat (NaNo3), untuk daging
olahan dan keju. Natrium nitrit (Na No2), untuk daging olahan, daging awetan dan kornet
kalangan. Asam propionate, untuk roti dan sediaan keju olahan. .
( http://www.tentangbiologi.co.cc/)
e) Antioksidan
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat oksidasi. Contoh:
Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan kalium), digunakan pada daging olahan, kaldu, dan
buah kalangan. Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak dan minyak makanan Butil
hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan, margarin dan mentega.
f) Pengemulsi, pemantap, dan pengental
Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan sistem dispersi yang homogen pada
makanan. Contoh: agar-agar, gelatin, dan gom arab, turunan-turunan dari protein dan bahan-bahan
lainnya yang dapat menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampur dengan air
untuk membentuk kekentalan tertentu atau gel. (Winarno, 1984:68)
g) Pemutih(bleaching agent) dan pematang tepung
Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat
memperbaiki mutu pemanggangan. Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat.
Hidrogen peroksida dapat digunakan untuk memutihkan warna susu yang digunakan untuk membuat
keju. Sedangkan pemetang tepung adalah bahan yang dapat mengoksidasi pati menjadi bahan-bahan
yang larut dalam air, misalnya natrium hipokhlorit. (Winarno, 1984:68)
h) Pengatur keasaman
Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan.
Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam
sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat.
i) Anti kempal
Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh: aluminium silikat
(susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja).
j) Pengeras
Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh: aluminium amonium
sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan)
k) Sekuestran
Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada lemak dan
minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA. Proses
pengikatan logam merupakan proses keseimbanngan pembentukan komplek ion logam dengan
sekuestran. Secara umum dapat di tuliskan L + S ↔ LS. (Winarno, 1986:215)
l) Penambah gizi
Zat aditif yang ditambahkan adalah asam amino, mineral, atau vitamin untuk memperbaiki gizi makanan.
Contohnya: Asam askorbat, feri fosfat, vitamin A, dan vitamin D. Asam amino disini digunakan pada
penambahan lysine kedalam tepung gandum.
REFERENSI
Affandi.2007. Zat Aditif. Diakses dari http://m.Abatasa.com pada
tanggal 2 April 2011.
Lutfi, Achmad. 2009. Zat Adiktif pada Makanan. Diakses dari http://w.w.w id blog
network.Zat Aditif pada Makanan _ Chem-Is-Try.Org _ Situs Kimia Indonesia
_.htm pada 2 April 2011.
Tanpa Nama. 2010. Zat Aditif pada Makanan. Diakses dari
http://www.tentangbiologi.co.cc/ pada tanggal 2 April 2011.
Winarno, F.G., Fardiaz, S, dan Fardiaz, D. 1984. Pengantar Teknologi
Pangan. Jakarta: Gramedia.
Winarno, F.G.1986. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia.