PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hingga saat ini di Indonesia masih terdapat 4 masalah gizi utama yaitu
Iodium (GAKI) dan kurang besi yang disebut anemia gizi besi. Penyakit yang
prevalensi penderita yang besar ialah anemia gizi besi (Kodyat, 1998).
Asia Tenggara 45,7% dan Indonesia 33,1% (WHO, 2008). Pada remaja, angka
Indonesia, prevalensi anemia sebesar 57,1% pada remaja putri (SKRT, 2001).
Anemia pada remaja putri terjadi jika kadar hemoglobin <12 gr/dl (WHO, 2001).
dikatakan rendah jika prevalensi anemia <15%, sedang jika prevalensi sebesar
kaitannya dengan kesehatan ibu dan anak adalah target penurunan kematian ibu
sebesar 75% atau tiga perempat antara tahun 1990 – 2015. Kematian ibu 15 -
20% secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh anemia dan sebagian
besar anemia pada ibu hamil adalah anemia karena kekurangan zat besi. Data
1
2
kematian ibu adalah pendarahan dan faktor resiko terjadinya pendarahan adalah
menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 51,3%. Ibu hamil
yang menderita anemia dapat diakibatkan karena anemia yang dideritanya sejak
masih remaja.
sampai saat ini belum ada. Namun, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan
Gani (2002) pada siswa SLTP Negeri 3 Kendari menunjukkan prevalensi anemia
sebesar 28,3%, Anasara (2003), pada siswa SLTP Negeri 1 Kota Kendari,
menunjukkan prevalensi anemia 38,3%, dan Delisan (2008) pada siswi SMA
Negeri 2 Kota Kendari menunjukkan 58,9% menderita anemia. Selain itu, survey
yang dilakukan Dolofu (2010) di Unit Rawat Inap di RSUD Provinsi Sulawesi
Tenggara, penderita anemia gizi besi usia 5 – 14 tahun sebanyak 4 orang, usia 15
lain disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: kehilangan darah secara kronis,
asupan zat besi tidak cukup, penyerapan yang tidak adekuat dan peningkatan
kebutuhan akan zat besi (Arisman, 2004). Remaja putri yang mengalami
3
penurunan kadar hemoglobin, hal ini dapat dimaklumi karena masa remaja
adalah masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi lebih tinggi termasuk zat
besi. Di samping itu remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan sehingga
membutuhkan zat besi lebih tinggi, sementara jumlah makanan yang dikonsumsi
lebih rendah daripada pria, karena faktor ingin langsing (Depkes RI, 1998).
Pantang makanan tertentu dan kebiasaan makan yang salah juga merupakan
2000).
pada remaja putri antara lain menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah
pertumbuhan yang sangat cepat, kekurangan zat besi dalam darah pada masa ini
akan mengakibatkan tidak tercapainya tinggi badan optimal (Depkes RI, 1998).
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara adalah SMA Negeri 6 Kendari yang
Kendari merupakan salah satu SMA Negeri di Kota Kendari yang sampai saat ini
belum dijadikan tempat penelitian ilmiah tentang kesehatan. Oleh karena itu
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2011.
Tahun 2011.
D. Manfaat Penelitian
3. Bagi Masyarakat
pentingnya zat besi bagi pertumbuhan, kecerdasan anak dan pemenuhan zat
5. Bagi Peneliti