Definisi limbah atau Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) setiap bahan
sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan
PENGERTIAN berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability,
reactivity, dancorrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan
lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.
Agar tidak mencemari lingkungan dan tidak dapat menjadi sumber
TUJUAN penularan penyakit bagi petugas dan pasien serta dapat meningkatkan
mutu pelayanan rumah sakit
1. Keputusan BAPEDAL No. 1 tahun 1995 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
2. Peraturan pemerintah nomor 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Limbah B3
KEBIJAKAN 3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
4. Peraturan Pemerintah nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan
5. Kep-05/Bapedal/09/1995 tentang symbol dan label untuk limbah
bahan berbahaya dan beracun
1. Penanganan Limbah B3 di TPS apabila terjadi penumpukan yang
berlebihan yang dapat membuat limbah B3 berserakan dan
memungkinkan vector masuk yaitu :
2. Limbah B3 segera dikirim kepengelolah limbah B3.
PROSEDUR 3. Penambahan drum penampung limbah B3 yang tertutup
4. Apabila diketahui ada kemasan yang mengalami kerusakan (karat
atau bocor), maka isi limbah B3 tersebut harus segera dipindahkan
kedalam drum/tong yang baru dan diberi label.
02/KL/2015 1/1
RSIA
CAHAYA
SANGATTA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur RSIA Cahaya Sangatta
STANDAR 20 Januari 2015
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Dina N. Sumarauw
NIK. D – 005
03/KL/2015 1/3
RSIA
CAHAYA
SANGATTA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur RSIA Cahaya Sangatta
20 Januari 2015
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Dina N. Sumarauw
NIK. D – 005
PENGERTIAN
Air bersih yaitu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kwalitasnya memenuhi syarat kesehatan yang dapat diminum apabila
telah dimasak
TUJUAN Untuk mengetahui kwalitas air baik secara kimia maupun bakteriologi
sehingga tidak membahayakan bagi pengguna.
KEBIJAKAN 1. Permenkes RI No.416/menkes/per/IV/1990 tentang syarat-syarat
dan pengawasan kwalitas air
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Pemeriksaan Kimia
a) Alat dan Bahan
Derijen plastic ukuran 5 Liter (sebaiknya berwarna putih)
Botol oksigenvol 250 ml (parameter DO, BOD, COD)
Termos es untuk menstabilkan suhu sampel
Tas lapangan dan alat Tulis
Buku catatan
Alat dan Bahan untuk periksa parameter (yang diperlukan)
b) Prosedur
Prosedur dalam pengambilan sampel air (secara Fisik & Kimia)
ini bisa diuraikan secara singkat sebagai berikut :
Botol yang akan dipergunakan untuk mengambil sampel harus
dalam keadaan bersih dan dihomogenkan terlebih dahulu.
Pengambilan pertama sampel air digunakan untuk
menghomogenkan yaitu membersihkan botol sampling untuk
kemudian dibuang kembali lalu diulang untuk beberapa kali.
Pengambilan kedua merupakan sampel air yang akan
diperiksa kedalam botol sampel untuk kemudian ditutup.
Pengambilan sampel harus dilakukan hati-hati jangan sampai
terjadi aerasi
03/KL/2015 2/3
RSIA
CAHAYA
SANGATTA
PROSEDUR 2. Pemeriksaan Mikrobiologi
a) Persiapan.
Kertaspembungkus
Kapas
Krustang
Korekapi
Apibunsen
Tas/termosuntukwadahalatpengambilansampel
c) Prosedur
Prosedur dalam mengambilan biologi ini bisa diuraikan secara
singkat sebagai berikut :
Krandi buka penuh dan dibiarkan mengalir selama 2-3 menit
Kran dipanaskan/disterilkan terlebih dahulu kemudian isi
botol yang telah disiapkan sampai kurang lebih 2/3 bagian
04/KL/2015 1/3
RSIA
CAHAYA
SANGATTA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur RSIA Cahaya Sangatta
STANDAR 20 Januari 2015
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Dina N. Sumarauw
NIK. D – 005
05/KL/2015 1/1
RSIA
CAHAYA
SANGATTA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur RSIA Cahaya Sangatta
STANDAR 20 Januari 2015
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Dina N. Sumarauw
NIK. D – 005
06/KL/2015 1/4
RSIA
CAHAYA
SANGATTA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
Direktur RSIA Cahaya Sangatta
STANDAR 20 Januari 2015
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Dina N. Sumarauw
NIK. D – 005
06/KL/2015 2/4
RSIA
CAHAYA
SANGATTA
06/KL/2015 3/4
RSIA
CAHAYA
SANGATTA
c) Tikus
1) Melakukan penutupan saluran terbuka, lubang-lubang di
dinding, plafon, pintu, dan jendela.
PROSEDUR
2) Melakukan pengelolaan sampah yang memenuhi syarat
kesehatan.
d) Lalat
06/KL/2015 4/4
RSIA
CAHAYA
SANGATTA
b. Secara kimiawi dengan menggunakan insektisida
dengan pengasapan, bubuk, semprotan, dan umpan.
c) Tikus
Melakukan pengendalian tikus secara fisik dengan pemasangan
perangkap, pemukulan atau sebagai alternatif terakhir dapat
dilakukan secara kimia dengan menggunakan umpan beracun.
d) Lalat
PROSEDUR Bila kepadatan lalat di sekitar tempat sampah (perindukan)
melebihi 2 (dua) ekor per block grill maka dilakukan
pengendalian lalat secara fisik, biologik, dan kimia.
e) Binatang pengganggu lainnya
Bila terdapat kucing dan anjing, maka perlu dilakukan :
1) Penangkapan, kemudian dibuang jauh dari rumah sakit.
2) Bekerjasama dengan Dinas Peternakan setempat untuk
menangkap kucing dan anjing
07/KL/2015 1/1
RSIA
CAHAYA
SANGATTA
TANGGAL DITETAPKAN
TERBIT Direktur RSIA Cahaya Sangatta
STANDAR
PROSEDUR 20 Januari 2015
OPERASIONAL
Dr. Dina N. Sumarauw
NIK. D – 005
08/KL/2015 1/1
RSIA
CAHAYA
SANGATTA
TANGGAL DITETAPKAN
TERBIT Direktur RSIA Cahaya Sangatta
STANDAR
PROSEDUR 20 Januari 2015
OPERASIONAL
Dr. Dina N. Sumarauw
NIK. D – 005
Air bersih yaitu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
PENGERTIAN
kwalitasnya memenuhi syarat kesehatan yang dapat diminum apabila
telah dimasak
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di RS baik secara kwalitas
TUJUAN maupun kwantitas
1. Permenkes RI No.416/menkes/per/IV/1990 tentang syarat-syarat
dan pengawasan kwalitas air
KEBIJAKAN
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
1. Air bersih yang bersumber dari PDAM ditampung di penampungan
bawah tanah
2. Bak penampungan tertutup rapat sehingga tidak mudah untuk
terkontaminasi
3. Air bersih langsung dipompakan kepenampungan/tandon yang yang
berada di lantai 4 bangunan RS
PROSEDUR
4. Selanjutnya air tersebut secara gravitasi turun menuju keruang-
ruangan yang memerlukan air
5. Untuk mengetahui kwalitas air baik bakteriologi maupun kimia air
tersebut secara berkala diperiksakan ke Laboratorium yang
terakreditasi
09/KL/2015 1/1
RSIA
CAHAYA
SANGATTA
TANGGAL DITETAPKAN
TERBIT Direktur RSIA Cahaya Sangatta
STANDAR
PROSEDUR 20 Januari 2015
OPERASIONAL
Dr. Dina N. Sumarauw
NIK. D – 005
10/KL/2015 1/1
RSIA
CAHAYA
SANGATTA
TANGGAL DITETAPKAN
TERBIT Direktur RSIA Cahaya Sangatta
STANDAR
PROSEDUR 20 Januari 2015
OPERASIONAL
Dr. Dina N. Sumarauw
NIK. D – 005
Bahan Sito statika adalah zat/obat yang merusak dan membunuh sel
PENGERTIAN
normal dan sel kanker, serta digunakan untuk menghambat
pertumbuhan tumor malignan
Untuk melindungi petugas dan lingkungan dari keterpaparan obat
TUJUAN kanker, preparasi obat sitostatika secara aseptis
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/SK/X/2004 tentang
KEBIJAKAN Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
1. GunakanAlatPelindungDiri (APD).
2. Tempatkan limbah pada wadah buangan tertutup. Untuk benda
benda tajam seperti spuit, vial, ampul, tempatkan di dalam wadah
yang tidak tembus benda tajam, untuk limbah lain tempatkan dalam
kantong berwarna (standar internasional warna ungu) dan berlogo
PROSEDUR
sitostatika
3. Beri label peringatan (Gambar 2) pada bagian luar wadah.
4. Bawa limbah ketempat penampungan Limbah B3 menggunakan
troli tertutup.
5. Cuci tangan.
11/KL/2015 1/1
RSIA
CAHAYA
SANGATTA
TANGGAL DITETAPKAN
TERBIT Direktur RSIA Cahaya Sangatta
STANDAR
PROSEDUR 20 Januari 2015
OPERASIONAL
Dr. Dina N. Sumarauw
NIK. D – 005
12/KL/2015 1/3
RSIA
CAHAYA
SANGATTA
TANGGAL DITETAPKAN
TERBIT Direktur RSIA Cahaya Sangatta
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 20 Januari 2015
Dr. Dina N. Sumarauw
NIK. D – 005
12/KL/2015 2/2
RSIA
CAHAYA
SANGATTA
12/KL/2015 3/3
RSIA
CAHAYA
SANGATTA
TANGGAL DITETAPKAN
TERBIT Direktur RSIA Cahaya Sangatta
STANDAR
PROSEDUR 20 Januari 2015
OPERASIONAL
Dr. Dina N. Sumarauw
NIK. D – 005
2. Pengumpulan yang dilakukan mengikuti rute yang sudah
ditentukan.
3. Trolly yang digunakan adalah trolly khusus untuk limbah padat B3
(medis).
4. Kontainer yang kotor langsung dicuci kemudian diganti dengan
plastik yang baru.
PROSEDUR
5. Trolly yang berisi limbah padat B3 (medis) langsung menuju
tempat penyimpanan sementara untuk bisa dikirim ke pihak
rekanan dalam mengelola limbah.
6. Gudang penyimpanan limbah padat B3 (medis) yang telah terisi
limbah padat B3 (medis) sebelum dikirim ke pihak rekanan ditutup
rapat dan dikunci oleh petugas yang berwenang.